...快樂閱讀~~...
...Happy Reading's~~...
...Selamat Membaca~~...
...........
..........
.........
Pagi yang hangat layaknya mendukung Pertarungan babak kedua yang tertunda, Ruangan yang besar dengan atap-atap langit yang menjulang keatas, Sisi ruangan yang berdiri dengan kokoh ditopang dengan tembok yang berartefak naga, pedang kayu yang tertata rapi berdiri di posisinya serta Lukisan kuno yang digantung jelas di tembok kuning yang sedikit kecoklatan.
Dari semua lukisan yang ada, terselimuti salah satu dari banyaknya lukisan yang terlihat seperti fenomena layaknya sekolah qi jing yang berada dibawah gunung.
Aula utama diisi dengan peserta yang semangat jiwanya menggebu-gebu, menelusuri setiap sisi ruangan aula tersebut.
Wei heng yang merasa terganggu dengan adanya Jie Ru yang terus mengikutinya dari belakang dengan langkah yang cepat pula.
“Untuk apa kau mengikutiku?" tanya Wei Heng dengan cuek.
“Hahaha… Siapa yang mengikutimu toh.. Arah ini menuju aula, lagipula jalan ini bukan mengatasnamakan dirimu," ejek Jie Ru menimpal ucapan Wei Heng.
“Dibalik tubuh yang berwibawa siapa sangka otaknya begitu bodoh," Wei Heng bergumam kecil yang masih dapat didengar oleh Jie Ru.
*
Di Aula, Mu Shifu telah menginstruksikan aturan babak kedua sebisa mungkin harus membawa pulang Monster iblis yang ada di Kota Terpencil Tanpa Penghuni dan kapanpun Monster iblis dapat membunuh siapapun yang ada disana.
" Babak kedua ini adalah pertarungan yang rumit jika tidak ada keberanian yang tinggi, silahkan mundur dari sekarang dan yang bertahan segera bentuk kelompok berisikan 3 peserta ,tepat 10 dian peserta sudah harus kembali." ujar Mu Tong yang bersilang tangan, berdiri di atas podium aula.
1 dian\= 24 menit, satuan waktu pada zaman dahulu
Keringat dingin mulai bercucuran menyertai wajah pucat pasi setiap murid yang masih berdiri tegang dibawah podium, Setelah mendengar instruksi Mu Tong yang cukup sadis dan perlahan suara kaki mulai melangkah bebas dari pintu keluar, hinga aula menjadi lebih kosong dengan hanya bersisa kan 15 peserta yang bernyali kuat.
*
"Maaf... Xian sheng saya tidak mendapat bagian kelompok, Apakah saya boleh bergabung denganmu?" ujar seorang wanita berambut kepang menawarkan diri kepada Wei Heng, tetapi tak jauh dari sana, kelompok lain yang dihiraukan oleh wanita tersebut merasa kesal dengan perlakuannya yang tak dianngap.
Xian sheng\= Sebutan panggilan Mr atau tuan untuk orang yang masih belum dikenal
“OH... TIDAKK TIDAK! kelompok ini hanya ada Saya dan Wei Heng, tidak menerima siapapun apalagi seorang wanita lemah, yang ada kita kesusahan membawa dirimu yang mati duluan sebelum berperang," papar Jie Ru dengan menindas.
Wei Heng hanya menatap Jie Ru kebingunan dan menggelengkan kepalanya, melihat tingkah laku Jie Ru yang terlalu kekanak-kanakan.
“ Silahkan Xiao Jie jika kami punya takdir untuk bersama, Kami pasti bisa menyelesaikan babak ini," jawab Wei Heng.
Xiao Jie\= Sebutan panggilan Miss atau nona untuk orang yang masih belum dikenal.
Jie Ru yang terkejut dengan jawaban Wei Heng tidak bisa menimpali sepatah katapun, Semua peserta bergegas dengan membawa senjata dan bekal masing-masing berjalan melampaui perjalanan ke Kota Terpencil Tanpa Penghuni.
Suasana yang lebih mencekam dari sebelum kepergian mereka. Padahal langit masih terang diatas sana, Gemuruh petir dari jarak jauh terdengar menggelegar pendengaran, Rumah kosong tanpa penghuni dan Kabut tebal yang menghujani Kota ini, Suara lonceng dari rumah kerumah dihembuskan oleh angin badai. Hingga membuat nyali satu per satu peserta semakin menciut.
Jie Ru yang takut kehilangan akan dirinya.dengan tergesa-gesa, Memegang punggung lengan Wei Heng.
Wanita kepang yang diketahui bernama Chen Fei yang melihat hal itu, tertawa keras mengalahkan suara petir yang memecahkan telinga "Seorang pemuda yang awalnya bernyali besar, tak taunya hanya seorang pembual."
Semakin dalam, Desa semakin suram. Bayangan hitam menghantui seluruh penghuni yang masih berdiri mematung dengan memegang erat pedang yang menjadi kuasa hidupnya. Semua bersiap memulai pemburuan dan berpencar, Hanya menyisakan Wei Heng, Jie Ru dan juga Chen Fei yang masih setia di posisi awal.
Angin yang semakin melanda, Dari belakang angin kencang menghantam badan tinggi Wei Heng yang jatuh terkapar tanpa perlawanan, yang diibaratkan seperti musuh dalam selimut.
Tao Tie Makhluk besar pemakan manusia dengan mata besar membulat tajam keatas, tanduk sekaligus taring harimau yang siap menyantap mangsanya serta wajah dan tangan berbentuk manusia.
Jie Ru yang melihat Wei Heng jatuh terkapar dengan sigap ia memapahnya berdiri. Dengan langkah melayang, Jie Ru menyerang Tao Tie dengan Angin penusuk roh, Berdiri tepat diatas badan Tao tie dengan seribu kecepatan tangan.
Mengambil sebuah belati kecil, Kemudian menancapkan ke atas badan nya.Tetapi Belati itu tidak berhasil menjatuhkan Tao tie. Bahkan, tidak ada guna nya belati itu digunakan saat ini, bahkan bentuk belati hanya akan dianggap Tao Tie seperti barang mainan yang jika ditusuk pun tidak akan ada efek sampingnya, sebab ilmu energi qi Jie Ru masih belum dilatih dengan baik, sehingga tidak akan berdampak apapun pada senjata sekalipun itu senjata dewa.
Langit yang mendadak gelap, Petir menyambar pinggiran rumah kosong yang hancur atas pertarungan tersebut.
Chen fei yang melihat hal itu hanya terdiam bersembunyi dibalik jerami penduduk yang masih tertinggal. Wei heng kembali ikut bangkit dan menyerang dengan Tongkat kayu kuno nya yang dalam sekejap berubah menjadi Pedang dewa yang panjang dan tajam.
Kedua insan manusia yang terus saling mengadu kekuatan membunuh Tao Tie, Seisi desa itu telah lenyap dibantai oleh manusia dan makhluk besar.Tao Tie yang begitu lihai dalam menggelapkan penglihatan manusia , Tak sanggup dilawan oleh Wei Heng dan Jie Ru yang begitu sulit untuk ditaklukan. Penyerangan dibalik awan juga tak ada manfaatnya untuk mengalahkan makhluk besar itu.
Dibalik itu Chen Fei yang masih bersembunyi terus menggerakkan jemarinya untuk mengendalikan Tao Tie dengan sihir mantra. Wei heng yang sudah terlampau larut dalam emosi, Mulai mengayunkan dirinya berdiri diatas tanduk Tao Tie dengan bantuan qi yang diciptakan oleh Jie Ru, memutarkan pedang nya membuat lingkaran penuh cahaya silau. alhasil, Cara terakhir berhasil memuaskan. Dengan tancapan pedang dewa tepat di atas kepala tanduknya, refleksTao Tie melempar Wei Heng jatuh jauh ke tanah dengan muntahan darah segar di punggung tangannya.
“Wei Di… Menyingkir dari sana," teriak Jie Ru.
“Siapa yang kamu panggil Wei Di,"ucap Wei Heng memegang dadanya yang terluka.
“Kamu... kamu Wei Di," Jawab Jie Ru sebelum Wei Heng jatuh terkapar tak sadarkan diri.
Afei yang melihat Tao Tie semakin nekat membuka mulut lebarnya, Dengan cepat ia membaca mantra pelumpuh pikiran yang berubah menjadi jarum, menusuk tembus luka bekas yang dibuat oleh pedang Wei Heng sebelumnya,Tao Tie terjatuh menghantamkan diri di sisi kiri rumah tua dan seketika Desa tanpa penghuni terjadi hantaman guncangan yang besar. Jarum pelumpuh pikiran tidak dapat membunuh Tao Tie hanya bisa membuatnya tak sadarkan diri.
Dengan Jie Ru yang memapah Wei heng kembali ke sekolah dan Afei yang menggunakan qi nya memperkecil tubuh Tao Tie sekecil bola untuk masuk kedalam kantong kain bunga yang telah dilapisi mantra.
*
Ruangan kamar yang besar dengan lentera kecil yang menggantung diatas langit atap.
Lampu gantung zaman kuno yang berbentuk pagoda di gantung setiap sisi sudut ruangan, Tertidur seorang pemuda yang masih belum sadarkan diri.
“Ehmm… Sudah berapa lama saya tertidur," gelut Wei Heng sambil mengucek mata.
“Sudah 15 dian yang lalu kamu tertidur," jawab Jie Rui.
“Dan bagaimana dengan makhluk besar itu," Timpal Wei Heng.
“Sudah diserahkan kepada Mu Shifu," ujar Jie Ru.
Kemudian Wei heng yang tengah berpikir, mencerna isi otak maksud perkataan Jie Ru sebelum ia jatuh pingsan.
“Apa maksudmu dengan memanggilku Wei Di," Ucap Wei Heng dengan mata yang membulat sempurna.
“Nama yang kuberikan untukmu hehehe… Jangan kau tolak jika kau tak suka, Kau hanya cukup menyahut saja," jawab Jie Ru malu dengan membuang muka.
“Siapa yang sangka, jika aku lebih tua darimu A Ru," timpal Wei Heng tertawa kecil.
“TAK PEDULI!!! Tunggu, tadi kamu panggil aku apa?” tanya balik Jie ru untuk memastikan pendengarannya tak ada masalah.
Mereka seperti bayi kembar yang saling memperkenalkan diri.
”Hahaha… Sudahlah, Tolong ambilkan kendi itu," ujar Wei Heng sembari menunjuk kearah kendi arak.
Jie Ru yang merasa kegirangan mengambil kendi arak itu untuk Wei Heng. Jie Ru dengan sigap memapah bahu belakang Wei Heng melayangkan keduanya di atas atap sekolah. Dengan menikmati arak yang langsung dituangkan dari colong kendi kedalam mulut sambil menatap bulan purnama yang terlihat sangat dekat jika dilihat dari atap sekolah. Wei Heng yang masih menuang arak dan kembali dalam ingatan masa-masa sebelum ia masuk ke sekolah ini.
*flashback on
Menelusuri sepanjang isi kota yang masih dilakukan Wei heng sejak ia dilempar ke bumi, berjalan kesana-kemari mengayunkan tongkat kayunya kedepan kebelakang mencari bekal makanan untuk melanjutkan perjalanan hidupnya.
“Saya tidak mau mati untuk sekali lagi, sudah cukup jiwa mati di surga bahkan raga pun harus mati di neraka? OHHH… Tidak Tidak, bahkan Tian Zun pun tidak berbelas kasihan dengan, setidaknya memberikanku makan sebelum melantarkanku, Sungguh kejam!” tanya dan jawab Wei Heng pada diri sendiri.
Tian Zun\= arti “Yang Mulia Surgawi” gelar untuk dewa.
Wei Heng yang semakin kebingungan mencari tempat untuk duduk. Tepat di pandangan mata sana, ia melihat kedai mie yang tiba membuka tirai jendela dan pintu kayunya.
"Inilah tanda penderitaanku akan segera berakhir."
“Tuan yang berbaik hati," panggil Wei Heng yang masih duduk di kursi kedai itu.
Tuan kedai itu hanya melihat penampilan Wei Heng dari atas sampai bawah dan kembali lagi dari bawah sampai keatas, tidak menghiraukan panggilan Wei Heng.
“Tuan yang berbaik hati, Halo… saya masih ada disini," Wei Heng melambaikan tangan nya tepat di hadapan mata Tuan kedai.
“Tuan yang berbaik hati, Bolehkah saya meminta sedikit makanan?" Tanya Wei Heng kembali.
“Tidak..Tidak.. Apa kau gila saya baru buka kedai, Kamu sudah duduk sini minta makan, Bikin sial!!! Pergi sana!!!" Ucap Tuan kedai itu dengan tangan mengusir seperti mengusir seekor lalat.
Berbuat dosa sedikit tak apalah yah, lagipula saya sudah buat dosa yang lebih besar di istana langit, pikir Wei Heng.
Wei Heng yang mendapat respon kasar dari Tuan kedai langsung sigap melakukan aksinya, Dengan masuk kedalam kedai itu mengambil dua Kendi arak anggur yang berwarna coklat berbentuk besar di tengah tapi ramping dibawahnya dengan 4 sisi yang bulatan kecil dan ditempel dengan kertas kecil seperti note yang bertuliskan “Zhao Wang zi”, dan ia simpan dalam bajunya lari secepat angin.
Zhao Wang Zi\= Pangeran Zhao ( Maksud dari note adalah pesanan untuk pangeran zhao)
“HEII HEIIII… SIALAN kembalikan arak ku," teriak tuan kedai itu.
* flashback off
Wei Heng yang Kembali dari khayalan nya bergumam sambil tertawa kecil “Hahaha... Zhao Wang Zi ternyata arak ini yang kucuri dari laki-laki yang ada disebelah ku."
“ A Ru ini arak anggur terbaik di Kota Lan, suatu kehormatan bagimu bisa menikmati arak anggur ini bersamaku," tawa keras Wei Heng dengan pandangan Jie Ru yang menatapnya heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Duajie
gelut = gulat/berkelahi
geliat = menggerakan bgn tubuh utama ditempat 🙏
2022-01-15
0
Tia Oktavianti
Hai kak aku kembali hadir untuk mendukung kamu. Semangat ya kak update dan nulisnya.
Bukan Salah Takdir- Tia Oktavianti
2021-08-04
1
coco
hadir.
jgn lupa mampir
2021-08-03
1