PART PERKENALAN SEAN
Las Vegas adalah kota yang terpadat di negara Nevada di ibu kota Clark County. Las Vegas dikenal sebagai kota resor terbesar secara internasional untuk industri perjudian, perbelanjaan dan hiburan. Las Vegas dijuluki sebagai Ibukota Hiburan Dunia karena terkenal dalam resor kasinonya.
Disebuah Club malam elit bernama Bistro kini dipadati oleh orang-orang terpandang didunia. Baik dari dunia bisnis, politik maupun dunia gelap. Mereka semua asik dengan kegiatannya masing-masing.
Disudut ruangan, terlihat laki-laki yang tengah duduk sendirian sambil menikmati minuman cocktail yang telah tersedia di meja. Satu gelas minuman yang dihargai 12.916 USD atau setara dengan 175 juta per gelasnya sudah menjadi minuman biasa untuknya.
Sean Crishtian. Pria yang berumur 27 tahun kini tengah duduk sendirian. Matanya yang tajam, alisnya yang tebal serta rahang yang tegas menjadi nilai plus untuk dirinya. Memiliki tubuh tegap dan berotot semakin membuatnya digilai banyak wanita.
Siapa yang tidak mengenal Sean Crishtian? Semuanya mengenalnya. Baik dari dunia bisnis maupun dunia gelap. Sang Ketua dari Geng Mafia Crowned Eagle yang paling ditakuti di Eropa. Sang penguasa Eropa.
Crowned Eagle adalah geng mafia terbesar yang dipimpin oleh Sean Crishtian. Memiliki motto "Ingin mengalahkan kami kalian harus hebat, Ingin menangkap kami kalian harus cepat, Ingin menghancurkan kami? Kalian pasti bercanda!" Hanya mendengar namanya saja membuat orang-orang bertekuk lutut.
Tidak ada yang berani berurusan dengan anggota Mafia Crowned Eagle. Mereka masih sayang pada nyawa mereka sendiri. Apalagi berurusan dengan Sean. Mereka semua lebih memilih diam dan menjauh. Sean yang dijuluki sebagai Sang Rajawali dan Sang Pembunuh Berdarah Dingin.
"Tuan, penyelundupan senjata telah berhasil dilakukan. Dan uangnya telah masuk ke rekening milik tuan. Dan markas telah dibersihkan dan dipindahkan ke London."
"Oke Roy, kau boleh pulang." Ucap Sean.
Roy adalah orang yang paling dipercaya oleh Sean. Sudah terhitung sejak sembilan tahun Roy menjadi tangan kanan Sean. Jadi, sejak Sean berusia 18 tahun Roy sudah menjadi orang kepercayaanya. Selisih dua tahun jarak umur mereka. Sean yang waktu itu berusia 18 tahun sedangkan Roy yang berusia 20 tahun. Dan sekarang Sean berusia 27 tahun, sedangkan Roy berusia 29 tahun. Mereka sama-sama masih lajang. Belum tertarik untuk menjalin hubungan yang serius bersama wanita. Sedangkan Sean hanya ingin bermain-main menikmati masa mudanya.
"Baik Tuan. Saya permisi." Pamit Roy yang diangguki oleh Sean.
Lalu Sean meneguk habis minuman cokctail miliknya hingga tandas tak bersisa. Setelah membayar minuman miliknya, Sean berjalan keluar meninggalkan Bistro. Tepat pada pukul 01.30 dini hari Sean dalam perjalanan pulang ke mansion miliknya.
Mobil sport mewah miliknya melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Emosi Sean tiba-tiba melingkupi dirinya. "SIAL! SIAL! SIAL! SHITT!!" Umpat Sean. Kecepatannya semakin menjadi-jadi.
Citt..
Dengan tiba-tiba Sean mengerem mendadak mobil mewahnya. Tepat, dipinggir jalan Sean kini berada. Tak banyak yang berlalu lalang. Tampak lenggang dan sepi. Sean langsung memukul keras setir mobilnya.
"Sialan!! BRENGSEK!!" Umpat Sean saat memori masa lalunya terlintas dalam otaknya.
"Sayang kau tidak makan?" tanya gadis cantik berambut panjang yang tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk kekasihnya, Sean.
Sean yang baru saja selesai manndi langsung datang menghampiri kekasihnya itu. "Tentu saja aku akan makan sayang." Ucap Sean seduktif sambil memeluk possesive pinggang kekasihnya dari belakang. Sedangkan kekasihnya hanya tersenyum melihat tingkah manja Sean pada dirinya. Memang benar-benar ya lelakinya ini.
"Baiklah. Aku akan siapkan makanan untukmu. Jadi, kamu cepat pakai pakaian mu dulu. Kau tau, kau tampak sexy sayang setelah mandi. Aku suka rambut basahmu. " ucap gadis tersebut yang bernama Raya.
Sean tersenyum mendengar pujian dari kekasihnya itu. "Tentu saja aku sexy sayang. Bukankah kau paling suka dengan roti sobek milikku?" goda Sean sambil menciumi tengkuk milik gadisnya.
Gadis itu memutar bola matanya malas ketika Sean mulai melancarkan aksinya. "Mulai lagi" batinnya. "Iya iya. Cepat kekamar dan pakai pakaianmu. Aku ingin cepat-cepat membereskan semuanya."
Sean yang mendengar nada tegas dari kekasihnya lebih memilih mengalah dan segera melapaskan pelukannya. "Aku pakai pakaian dulu. Aku selesai memakai pakaian, makanannya harus tersedia dimeja makan. Jika tidak kau yang akan aku makan sayang " bisik Sean lalu mencium lembut pipi kekasihnya itu.
"Kau curang Sean!!" teriak Raya. Kekasihnya telah mencuri ciuman pipinya lagi! Dasar Sean mesum!
Sean mengacak rambutnya frustasi. Bayangan Raya, gadis yang sangat ia cintai lagi-lagi datang menghampirinya. "Kau yang pergi meninggalkan ku Raya. Bukan aku. Kau yang menghianati janji kita. Bukan aku. Jadi pergi dari hidupku jauh-jauh Raya!!" teriak Sean.
Didalam lubuk hatinya yang terdalam, Sean begitu merindukan Raya, kekasihnya. Perempuan yang memberinya kasih sayang. Perempuan yang memberinya cinta. Perempuan yang memberinya segala-galanya untuknya kini telah tiada. Pergi meninggalkan Sean seorang diri. Sudah 2 tahun Sean tidak bisa melupakan gadisnya. Selalu terbayang. Selalu teringat. Sean benci Raya. Sean benci perempuan itu! Dan lagi Sean harus melampiaskannya lagi lewat minum-minuman keras. Sean harus membuat dirinya mabuk malam ini agar lupa dengan Raya, kekasihnya.
Namun, seberapa kerasnya ia berusaha melupakan Raya, tak pernah kunjung lupa. Memang benar, yang berat itu bukan melupakan, namun mengikhlaskan. Sean langsung melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke mansionnya. Dengan kecepatan yang diatas rata-rata Sean mengendarai mobil sport mewah miliknya. Tak peduli dengan keselamatannya.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit Sean kini telah sampai di mansion mewah miliknya. Rambutnya tampak acak-acakan namun masih memberikan kesan tegas dan maskulin untuk dirinya
Mansion yang didominasi warna coklat dan bergaya Eropa itu tampak sepi. Hanya ada dirinya. Sedangkan maid telah istirahat dikamarnya masing-masing.
Pukul 02.00 dini hari Sean sampai di mansion miliknya. Sean langsung berjalan menuju kamarnya. Dibukanya pintu kamarnya. Kamar yang didominasi warna putih abu-abu itu tampak rapi. Lalu, Sean menuangkan anggur kedalam gelas dan diteguknya sampai habis.
Satu gelas
Dua gelas
Tiga gelas
Empat gelas
Lima gelas
Sean langsung jatuh terduduk di lantai dengan memegang gelas minumannya. Matanya berkaca-kaca. Tak kuat menahan rasa sakit yang telah ia derita. Sean butuh Raya. Sean butuh mataharinya. Sean butuh cahayanya.
Sean langsung menangis. Tidak ada isakan yang keluar dari bibirnya. Hanya air mata yang menjadi saksi bisu jika dirinya ter-amat merindukan Raya, gadisnya.
Sean yang dikenal sebagai Sang Penguasa Eropa. Bos Mafia yang paling ditakuti. Kini, tampak rapuh seorang diri. Sean tak pernah menunjukan kesiapapun sisi rapuhnya. Bahkan ke Roy sekalipun. Sean selalu dikenal sebagai Pembunuh Berdarah Dingin.
Dengan segala kemewahan yang ia miliki. Semuanya itu tak berarti apa-apa untuk dirinya. Yang Sean butuhkan hanya Raya, gadisnya. Tak akan pernah bisa ada yang menggantikan Raya di hatinya.
Sayang, aku rindu. Apa kabar? Apa kau tak rindu aku?
- PART PERKENALAN DARA
Dentuman musik DJ menghiasi suasana party disebuah rumah mewah dikawasan London. Terlihat seorang gadis yang tengah tersenyum menyambut beberapa tamu yang datang di acara ulang tahunnya. Andara Claire atau sering di panggil Dara kini telah genap berusia 20 tahun.
“Happy birthday Dara.” Ucap gadis berambut pendek yang bernama Rara, sahabat Dara sejak duduk dibangku Junior Hight School.
Dara langsung memeluk sahabatnya itu. “Kangen Ra. Kamu apa kabar?” tanya Dara setelah melepas pelukannya.
Rara tersenyum mendengar nada khawatir dari sahabatnya itu. Masih tetap seperti dulu. Dara si cerewet. “Aku baik-baik saja Dara. Kamu apa kabar?”
“Seperti yang kamu lihat Ra, aku sudah lebih baik daripada yang dulu.” Jawab Dara dengan tersenyum. Lalu pandangan kedua bola mata Dara beralih ke pria disamping Rara. Nampak seperti tak asing baginya. Rara yang melihat itu langsung memperkenalkannya. “Kenalkan, ini Derrick kekasihku. Dan Derrick, ini Dara sahabat ku waktu duduk dibangku Junior Hight School.” Ujar Rara dengan mengedipkan sebelah matanya. Derrick langsung memperkenalkan dirinya dan untungnya Dara menyambutnya dengan sangat baik.
“Baiklah, kau nikmati saja pestanya Ra. Aku tinggal dulu.” Pamit Dara yang langsung diangguki oleh Rara dan Derrick. “Selamat bersenang-senang Dara." Dara hanya tersenyum menanggapi teriakan Rara. Memang benar-benar ya, sikap Rara masih tetap seperti dulu. Suaranya bagaikan speaker di sekolahnya dulu. Rara si perempuan manis yang memiliki suara seperti speaker sekolah.
Dara langsung berjalan keluar meninggalkan pesta. Taman menjadi tempat tujuannya saat ini.
Sesampainya di taman, Dara langsung duduk di bangku taman. Pemandangan yang indah, udara yang sejuk dengan intang yang bertaburan menghiasi malam membuat perasaan Dara merasa lebih baik lagi.
Entah kenapa, bayangan masa lalunya selalu berputar di otaknya. Raya, sahabat yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri telah pergi meninggalkannya selama-selamanya.
Dulu, Dara selalu bersama Raya. Sejak duduk di bangku Junior Hight School, Dara selalu bersama Raya. Begitupun sebaliknya. Bahkan, tak jarang mereka di juluki sebagai saudara kembar karena wajah mereka yang hampir sama. Padahal, ikatan darah aja tidak ada sama sekali. Mungkin, karena mereka sering bersama-sama, jadi banyak yang menyebutnya sebagai saudara kembar. Ternyata benar yang dikatakan orang zaman dahulu, jika kita sering bersama seseorang, maka wajah kita akan terlihat hampir mirip.
Raya yang dianggap sebagai kakak Dara. Sedangkan Dara dianggap sebagai adek dari Raya.
Dulu, setiap kali pulang sekolah Dara selalu bermain kerumah Raya. Saat itu dirinya yang berumur 18 tahun sedangkan Raya berumur 19 tahun. Sikap Dara yang cenderung kekanak-kanakan tidaklah membuat Raya merasa risih atau apapun itu. Malah mebuat Raya semakin dekat dan akrab dengan Dara. Karena menurutnya, Dara itu sangat manis dan baik sekali.
Semua hal yang Raya tidak suka, Dara mengetahuinya. Hal yang Raya sukai pun, Dara mengetahuinya. Begitupun juga Raya. Raya juga mengetahui sesuatu hal yang Dara suka ataupun yang tidak disukai Dara, Raya pun murni mengetahuinya. Apalagi, Raya dan Dara selalu bersama-sama. Namun, karena ada sebuah problem, Raya malah pergi meninggalkannya selama-lamanya. Tuhan lebih sayang dengan Raya, maka memutuskan untuk mengambil Raya dari dunia ini.
Waktu itu, Dara masih ingat sekali. Saat itu Raya tidak masuk sekolah karena sakit selama 3 hari. Maka Dara memutuskan untuk menjenguk Raya setelah pulang sekolah. Sesampainya dirumah Raya, Dara langsung berjalan menuju kamar Raya. Namun, langkah langsung terhenti ketika mendengar bentakan keras dari suara laki-laki di dalam kamar Raya. Dara juga mendengar bentakan keras dari suara Raya. Seperti sedang bertengkar. Karena penasaran Dara mengintip dari balik pintu kamar Raya. Dan tatapannya langsung tertegun ketika melihat seorang pria yang sedang berdiri mebelakangi Raya dan dirinya.
Raya pernah menceritakan tentang keluh kesahnya tentang kekasihnya itu. Laki-laki yang berusia 25 tahun, selisih 6 tahun dengan Raya dan selisih 7 tahun dengan Dara. Sosok laki-laki tampan dengan kepribadian yang keras. Dara mengetahuinya dari cerita Raya. Raya sering sekali menceritakan kekasihnya itu. Sehingga, Dara bisa menyimpulkan jika kekasih Raya adalah lelaki yang ter-amat possesive pada pasangannya. Namun, Dara malah ingin sekali berada di posisi Raya. Di possesive-in prianya, di perhatikan dan Dara juga ingin sekali memiliki pasangan yang tipe cemburuan. Seperti kekasih Raya. Dara ingin memiliki pasangan seperti itu juga. Menurutnya, lelaki seperti itu malah terkesan manis di matanya. Namun, lamunannya langsung buyar begitu saja ketika pintu kamar Raya terbuka dengan keras. Dara langsung berhadapan dengan pria dewasa dengan badan yang tegap dan tinggi berotot. Dara sampai menahan nafas dan menundukkan kepalanya. Sedangkan pria tersebut dengan acuh langsung melewatinya begitu saja. Angkuh. Itulah yang Dara nilai dari pria tersebut.
Dara lalu dengan cepat membuka pintu kamar Raya. Raya tampak sedang menangis tergugu. Tanpa ba bi bu, Dara langsung memeluk tubuh sahabatnya itu. Berusaha menenangkannya.
“Dar, aku putus dengannya Dar. Hubungan kami telah berakhir Dara.” Ucap Raya dengan suara pelan.
Dara sedikit terkejut waktu itu.
“Aku yang memutuskannya. Aku yang mengakhirinya Dar. Aku muak dengan sikapnya yang possesive itu Dara." Jelas Raya.
Dara langsung melepaskan pelukannya. “Iya tidak apa Ray, selama itu baik menurutmu, maka lakukanlah Ray. Aku mendukungmu.” Ucap Dara dengan semangat. Meskipun belum tau apa alasan Raya memutuskan kekasihnya itu.
Raya langsung tersenyum. “Terimakasih Dara, kamu yang terbaik.” Ucap Raya dengan riang dan langsung memeluk erat Dara. Begitupun Dara, Dara langsung membalas pelukan sahabatnya itu.
“Jangan sedih Ray, banyak yang sayang padamu.”
Dara tersenyum mengingat itu semua. Mengingat kebersamaanya bersama Raya, sahabatnya.
"Semoga kamu tenang disana Ray. Aku rindu padamu Ray.."
***
Yang mau ngobrol dengan Visual My Possesive Husband atau ingin memberi pesan/nasehat untuk Sean, Dara, Nick, dll kalian bisa follow Instagram aku ya 😊
Dan yang mau tau spoiler semua karyaku untuk next chapter bisa follow instagram aku juga 😊
instagram: @fullandari
Kalian bisa tau info tentang Update semua karyaku, bisa memberi kritik atau saran lewat DM atau QNA, bisa ngobrol bersama pemain My Possesive Husband dan menambah teman disana 😊
Aku tunggu notif dari kalian ya 😊 Terimakasih teman-teman.. ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 274 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
wohh bisa beli mobil tuh
2024-03-08
0
Borahe 🍉🧡
Baca yg kesekian kalinya.
2024-03-08
0
Yuli Herawati
thor mampir lagi nih yg kesekian kaliny soalnya ceritanya seru bnagt
2023-12-06
0