Almira berlalu pergi meninggalkan Sky, dadanya terlalu sesak menjalani perannya sebagai seorang istri dan pelajar SMA.
Gadis itu menghela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan berharap semua yang dirasakannya terbang bersama angin.
Sesampainya di depan pintu kantor, matanya celingukan melihat sana sini. Tidak ada seorangpun di dalam. Dengan formalitas Almira mengetuk pintu kantor yang sudah terbuka lebar, tidak ada seorangpun di sana. Matanya meneliti satu persatu papan nama. Yeah, akhirnya ketemu. Meja Pak Anto di tengah, dengan hati hati Almira mengambil LKS matematika yang masih tertumpuk rapi terbungkus plastik. Diatasnya sudah tertulis plot kelasnya. Lalu di ambil LKS tersebut, dan di hitung berdasarkan jumlah murid. Setelah di rasa cukup jumlahnya, Almira bergegas menuju kelasnya.
Dalam hati dia berdoa tidak bertemu laki laki itu alias suami sahnya. Sesampainya di depan kelas gadis itu mengetuk pintu, Pak Anton menyuruh salah satu murid membantu membagikan LKS matematikanya.
"Terimakasih". ucap Pak Anton pada Almira.
Gadis itu mengangguk diam. Di pojok sana sudah duduk Suami Sahnya sedang mengamati gerak geriknya.
"Huh, dirumah ketemu orang itu, di kelas juga sama". Sepertinya duniaku sekarang penuh dengan orang itu". gerutu Almira dalam hati
"Anak - anak Bapak akan membentuk kelompok belajar secara acak". terang Pak Anton
"Nanti tiap kelompok akan berlomba menjawab pertanyaan, jika benar akan mendapat hadiah".
"Nah, nanti tugas kalian belajar bersama sesuai dengan halaman yang bapak berikan".
"Setiap kelompok sudah bapak tentukan jadi tidak ada yang boleh protes". jelas Pak Anton lagi
Kemudian Pak Anton membagikan selembar kertas ke tiap murid. Ada yang senyum senyum membacanya, ada yang kecewa juga.
"Huh, kenapa aku harus kelompok sama Sky, Sonia. "Okelah ada si Alfin, sama Sinta setidaknya ada temen". batin Sky
Pak Anton mencoba menenangkan seluruh muridnya, hingga akhirnya kembali lagi pada pelajaran utama. Dengan tegas dan sabar guru yang masih terbilang muda itu menerangkan rumus rumus matematika yang dianggap sebagai momok. Ada yang mengangguk paham, tapi banyak pula yang melongo kebingungan tidak paham.
Setelah dua jam berlalu, pelajaran matematika akhirnya usai.
"TEEET....TEEET...TEEET".
Semua siswa dengan semangat membereskan semua alat tulisnya memasukkannya ke dalam tas. Setelah selesai memberi salam dan berpamitan pada Pak Anton, satu persatu seluruh murid berhamburan keluar. Terkecuali Almira, Sky, Sinta.
"Aku hari ini piket, Sin." Gak pa pa kalau kamu tinggal". kata Almira pada sahabatnya
"Kayak sama orang laen aja"
"Ya aku tunggulah". jawab Sinta
Almira bingung, dia melirik laki laki dibelakangnya siapa lagi kalau bukan Suami Sahnya. Melihat gelagat Almira, Sinta pun mengerti walaupun ada yang aneh dengan tingkah sahabatnya.
"Ya sudah, aku duluan saja". kata Sinta melirik keduanya. Almira mengangguk dengan rasa tidak enak pada Sinta.
Setelah melihat Sinta berlalu meninggalkan kelas, Almira kemudian mengambil sapu membersihkan kelasnya. Menggeser tiap kursi, dan memeriksa kolong meja barangkali masih ada sampah yang tersembunyi. Sky asyik memperhatikan istrinya dari pojok, dia tahu Almira jengkel karena tidak dibantu. Melihat muka Almira yang manyun di tekuk, rasanya pingin mencubit pipinya.
Tiba tiba dari belakang tangan Sky memegang tangan Almira yang masih menyentuh gagang sapu. Gadis itu kaget.
"Biar aku selesaikan"! kata Sky
"Maaf, Tuan Muda kan tidak terbiasa menyapu kasihan kalau tangannya lecet lecet". sindir Almira
"Sayang". Sky menatap tajam ke arah Almira. Akhirnya gadis itu menyerahkan sapunya kepada Sky, sebelum suaminya berbuat macam macam. Dengan cepat dan sigap Sky meyelesaikan pekerjaan Almira menyapu kelas. Gadis itu cukup heran, seorang yang hidup bergelimangan harta tapi tetap mau mengerjakan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan asisten rumah tangganya.
"Sudah beres, sekarang aku minta hadiah". goda Sky
"Hadiah, memangnya aku SinterKlas". jawab Almira
"Cup"!! Sky langsung mencium pipi Almira. Gadis itu pipinya memerah merona menahan malu. Sementara di balik ventilasi jendela ada sepasang mata yang mengawasi mereka. Matanya terbelalak kaget melihat sikap Sky yang agresif pada Almira.
Almira langsung buru buru mengambil tasnya menghindari Sky dan bergegas pulang. Sky mengikuti dari belakang. Langsung seseorang yang mengendap endap itu bersembunyi di belakang pohon agar identitasnya tidak diketahui.
"Kita kan satu rumah, masa kamu pulang sendiri". gurau Sky
"Biarin, daripada sama kamu...iiih ngeri". jawab Almira
"Kamu pulang sendiri ato tidak sama saja, kita tetap akan bertemu dirumah". terang Sky
Almira menghentikan langkahnya. Sky berdiri di samping gadis itu dan mempersilahkan Almira naik motorsportnya. Dengan wajah manyun, Almira mengenakan helm dan naik keatas motor. Berpegangan merangkul Sky dari belakang. Laki laki itu tersenyum penuh kemenangan.
Sesampainya dirumah, Almira langsung buru buru masuk ke dalam kamar. Sky mengikuti dari belakang. Gadis itu menoleh.
"Bisa gak sih tidak membuntutiku terus". Almira membalikkan tubuhnya, dirinya sudah berhadapan dekat dengan laki laki itu, bahkan sangat dekat sampai sampai lalat pun tidak bisa menerobos masuk.
Sky mendorong Almira ke atas ranjang, dia naik di atas tubuh Almira. Gadis itu mencoba melawan, akan tetapi pegangan Sky terlalu kuat. Akhirnya tidak ada cara lain, Almira menendang bagian vital laki laki itu.
"Auww". rintih Sky kesakitan memegang senjata ampuhnya
Almira ketakutan, langsung dia kabur mengunci diri di kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Yeni Nur
ko tega si sama suami ..
2020-11-20
1
Atik
rasain hahaha ketawa jahat
2020-06-27
1