Sepulang dari Bali Almira tinggal satu rumah dengan Sky. Dia masih belum siap sepenuhnya menjadi seorang istri di usia remaja. Saat berangkat sekolah gadis itu lebih memilih naik taksi daripada naik mobil bersama suaminya yang masih sekelas.
Karena bagi Almira pernikahannya itu hanya sebuah kesepakatan tidak didasari cinta.
"Ra, kamu kemarin kemana kok gak masuk"? tanya Alvin
" Eh.. aku lagi jenguk nenekku di Bandung". jawab Almira berbohong
"Nenek kamu sakit"? tanya Alvin lagi
"Tidak, cuman kangen aja". jawab Almira pendek
"Ooh, kirain ..". jawab Alvin keheranan.Berusaha menerka nerka sendiri tapi tidak menemukan jawabannya juga.
Almira bingung harus menjawab apa, tidak mungkinkan dia cerita yang sebenarnya.
Hah, dia saja masih berasa mimpi menikah di usia muda. Sepertinya harapan untuk menikah dengan cowok pilihan hatinya pupus sudah. Dia tidak bisa memilih akan tetapi dia yang di pilih dan tidak ada pilihan menolaknya. Menurut Almira, Sky cowok yang baik tapi dia tidak tahu apakah dia mencintai laki laki itu atau tidak. Karena terlalu dini untuk menyimpulkan. Mengingat perkenalan mereka yang cukup singkat.
Bingung dengan yang terjadi akhir akhir ini tidak sengaja Almira tertidur dalam kelas.
"Kabut putih menyelimuti istana awan. Tampak seorang pangeran berjalan menggandeng tangan seorang putri. Mereka berjalan di atasnya di kelilingi rasi bintang yang bergerak mengikuti langkah kaki mereka. Malam yang gelap, akan tetapi seolah olah rasi bintang itu menjadi penerang langkah mereka.
"Aduh"!! Almira terbangun. Sebuah kamus tebal menimpa kepalanya. Tidak begitu sakit namun membuatnya terbangun dari mimpi aneh itu lagi.
Ketika gadis itu mendongak yang terlihat adalah sosok yang tak asing baginya yang selalu mengganggu tidurnya.
"Sakit tau"! kata Almira
Sky hanya terdiam lalu dia berjalan menuju tempat duduknya. Almira tidak habis pikir Sky yang dalam rumah tidak sama ketika dalam kelas. Sky yang ini seperti es batu, mungkin enaknya di kasih air biar meleleh.
Kalau di rumah, dia sangat agresif dan romantis juga. Cuman kesamaannya, sama sama menjengkelkan.
Seseorang melangkahkan kaki menuju kelas, semua anak yang tadinya berjalan mondar mandir di luar tempatnya akhirnya kembali ke tempat duduknya masing masing. Mereka tidak ada yang bersuara. Sudah tentu mereka menyadari kalau yang datang adalah guru mereka.
Bu Indri adalah guru bahasa Indonesia, pelajarannya sangat menyenangkan selain cantik beliau sangat sabar dalam mengajar.
"Pagi anak anak". Bagaimana kabar kalian hari ini" Sapa bu Indri
"Baik, Buu"!!
"Kamu kenapa Ra, wajahmu kok pucat"? tanya Bu Indri.
"Gak pa2 bu, mungkin kurang tidur". jawab Almira
Bu Indri menyentuh kening Almira, merasakan hawa agak panas tidak seperti biasanya. Sky dari belakang melihat keadaan itu terkejut.
"Bodoh, kalau sakit kenapa berangkat sekolah". celetuk Sky dari belakang
"Kamu tidak boleh begitu Sky, Almira kan juga tidak ingin sakit". jawab Bu Indri lembut
"Ya sudah, kamu mau ke UKS ato mau pulang saja"? tanya Bu Indri
"Biar dia saya antar pulang bu". kata Sky yang tiba tiba datang dari bangku belakang
"Kemasi tas kamu Ra, badan kamu panas sekali". kata Bu Indri
Sky dengan sigap memasukkan buku dan peralatan sekolahnya ke dalam tas Almira. Semua terheran heran melihat sikap cowok itu, laki laki yang super cuek tiba tiba peduli pada seorang gadis. Ada yang kasihan melihat kondisi Almira, ada juga yang menatap sinis karena cowok idamannya peduli pada cewek lain.
Almira juga bingung juga dengan sikap Sky, tapi dia tidak mau ambil pusing. Toh Sky adalah suaminya wajar saja kalau dia peduli pada kondisi istrinya.
"Saya pamit, Bu". Kata Sky menggandeng tangan Almira. Ada mata yang cemburu melihat mereka salah satunya adalah Sonia.
"Iya, jaga temanmu baik baik antar dia sampai rumahnya". jawab Bu Indri lembut
"Ya, Bu". jawab Sky lirih
Mereka berdua meninggalkan kelas, Sky sudah menghubungi sopirnya sedari tadi. Sebuah mobil hitam mewah sudah menunggu di tepi jalan.Seseorang memberikan hormat dan membukakan pintu. Sky membopong Almira masuk dalam mobil, gadis itu kaget ingin memberontak tapi kondisinya yang lemah tidak memungkinkan untuk melawan.
Sesampainya di depan rumah, dengan sigap Sky membopong Almira masuk ke dalam kamar. Di letakkannya tubuh gadis itu di atas ranjangnya. Sementara Sky sibuk kedapur menyiapkan air hangat untuk mengompres Almira.
Seorang dokter muda datang memeriksa keadaan Almira. Dia sudah lama menjadi dokter pribadinya Sky sekaligus teman akrabnya. Usai memeriksa dia memberikan resep obat menyerahkan pada Sky.
"Dia hanya perlu istirahat, sepertinya istrimu kecapekan". "Jangan di paksa kalau dia belum siap". goda dokter Jhon
"Sial Kau"!! umpat Sky
"Ya Sudah aku permisi dulu, jaga kakak iparku". gurau Dokter Jhon
"Terimakasih". ucap Sky sambil menepuk pundak sahabatnya
Sky mengantarkan dokter Jhon sampai depan pintu, melambaikan tangannya ketika mobil dokter Jhon melaju meninggalkan kediamannya. Sky menyuruh salah satu asisten rumah tangganya membeli obat di apotik terdekat sesuai resep yang ditulis temannya. Setelah itu dia naik ke lantai dua memeriksa keadaan Almira.
Dengan sabar Sky mengompres Almira, gadis itu membuka matanya merasa sesuatu hangat menyentuh keningnya.
Dia menahan tangan Sky.
"Tolong biarkan aku sendiri"! kata Almira pelan
"Gadis bodoh, kamu sedang sakit mana mungkin aku biarkan kamu sendiri". jawab Sky
"Tapi aku tidak ingin melihatmu"! seru Almira
"Aku muak, aku tidak mau menikah"!! kata Almira lagi
Sky tertegun mendengar ucapan Almira, dalam hati dia mengakui kesalahannya memaksakan keinginannya menikahi gadis itu terlalu dini. Rasa takut kehilangan memaksanya melakukan itu semua.
Tanpa bicara Sky keluar dari kamar, dia turun kebawah mengambil obat yang sudah dibeli oleh asisten rumah tangganya.
Dia tidak perduli Almira marah seperti apa, yang penting dia mau meminum obat itu sehingga bisa pulih seperti sediakala.
Sesampainya dikamar, Sky duduk di pinggir ranjang. Di genggamnya tangan Almira, gadis itu memalingkan mukanya.
"Kau boleh marah padaku, setidaknya minum obat ini dulu".
"Jika kamu sudah sehat, kamu akan punya banyak tenaga memarahiku". kata Sky
"Benar juga kata katanya". gumam Almira dalam hati.
Ia lalu meraih obat itu, dan meminumnya dengan dibantu segelas air putih. Setidaknya dia harus sembuh dulu. Baru dia memikirkan rencana selanjutnya.
"Aku tidur di sofa, biar kamu tidur di sini". kata Sky lagi. Almira memilih diam, dia malas berdebat dengan laki laki itu. Walaupun tak ingin tidur dia berusaha keras memejamkan matanya. Sky kemudian beristirahat di sofa membiarkan Almira srndirian di atas tempat tidurnya.
Malam semakin larut, terdengar rintikan hujan dari luar. Almira terbangun, dia melihat Sky tertidur meringkuk kedinginan di atas sofa tanpa memakai selimut. Gadis itu mengambil selimut dalam lemari mengeluarkannya dan menyelimuti tubuh Sky yang kedinginan.
Namun ketika dia menunduk merapikan selimut di atas tubuh Sky, tiba tiba tangan laki laki itu menarik tubuhnya. Merangkulnya,
"Cupp". Bibir Almira tidak sengaja menempel dengan bibir Sky. Gadis itu sangat terkejut.
Akan tetapi setelah dilihat mata laki laki itu masih tidur terpejam.Gadis itu tidak jadi marah. Dia memundurkan tubuhnya, berusaha melepaskan diri dari pelukan laki laki itu.
-
-
-
-
Jangan lupa like,comen, dan vote nya sobat readers.
Ini adalah karya perdanaku semoga kalian suka😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
retno damayanti
dokter jenius tuh .. jdi dokter saat yg lain masih di smp hehe...
2020-12-02
1
Neng Niehan
kk ipar bukan sky masih SMA, kok sidokter manggil sky kk berapa umur tu dokter
2020-11-27
1
Ina Ginting Manick
kok kak ipar thor mreka kan msih SMA sdangkan dokter ny sdh otomatis kliahkan. kecuali sprti crta yg lain seperti CEO gtu.
2020-10-12
0