Kedua orangtua mereka menyambut gembira berita ini. Mereka sangat bersyukur akhirnya dara mau menerima amanah kakaknya.
Dara duduk bersimpuh di makam Dinda, sudah setengah jam dia duduk dan menangis disana,menumpahkan semua isi hatinya, kesal,marah, kecewa dan sedih.
Minggu depan dirinya akan menikah dan statusnya berubah menjadi istri kedua Pras. Istri dari kakak iparnya sendiri.
Dinda aku datang, aku marah dan kesal padamu, mengapa kau pergi dan meninggalkan sebuah beban padaku.
Kau tau kan aku tidak menyukai suami mu itu, dia itu menyebalkan dan aku,
aku tak suka dengan nya, lalu mengapa kau memintaku menjadi istri nya?
Aku nggak keberatan menjaga putramu, Ega. Dia tampan, putih, hidung mancung sama seperti mu, aku menyukainya, aku akan menjaga nya, tapi aku tak mau menikah dengan papanya.
Dinda...aku benci kamu...aku benci.... kau jahat, kau.jahat...mengapa kau pergi dinda, aku.. kesepian,...hiks....hiks.....hiks.....
Dara terus menangis.
...****************...
Sore harinya Pras datang mengunjungi makam istrinya, tak jauh beda dengan dara. Pras menatap sedih ke makam istrinya yang masih basah.
Baru beberapa hari istri ku meninggal, aku sudah harus menikah lagi. Bahkan dengan wanita yang menyebalkan.
"Sayang, mas datang. Kau tahu, mas sangat merindukan mu Din, mas menyadari jika mas tak bisa hidup tanpa mu, kamu jahat sayang, kamu mengingkari semua janji mu, kamu ninggalin mas dan Ega.
Kau tahu Ega sudah besar, dan dia mirip sekali denganmu. hidungnya, matanya semua mirip denganmu hanya rambutnya yang sama dengan ku.
Dinda, Minggu depan mas akan menikah, mas akan menikahi dara sesuai dengan janji mas ke kamu, semua mas lakukan demi Ega.
Maafkan mas, mas sangat mencintaimu, tak ada wanita lain yang bisa menggantikan posisimu di hati mas."
Setelah berdoa Pras bangkit dan pergi meninggalkan pemakaman. Dia segera meluncur ke rumahnya.
Dirumahnya Pras sedang duduk dan makan malam bersama mamanya.
"Pras, apa kau sudah membeli cincin pernikahan dan gaun pengantin?" tanya mama
Pras sejenak menghentikan suapannya, terdiam namun kemudian kembali menyiapkan makanannya yang sempat tertunda.
Melihat sikap cuek Pras, mamanya tahu jika dia belum membeli apapun.
"Besok, biar mama yang jaga Ega, kamu ajak dara membeli cincin dan gaun pengantin."
"Ma, aku cuma mau nikah, dan itu juga hanya sederhana, nggak perlu beli baju pengantin segala." ucap Pras akhirnya
"Pras pernikahan itu sakral, mungkin buatmu ini tidak istimewa tak ini yang pertama untuk dara, jangan mengecewakan mama. Besok pagi jemput dia dan ajak dia belanja."
"Dara besok juga harus bekerja ma,"
"Telpon sekarang, agar dia cuti. Pernikahan kalian tinggal beberapa hari lagi, tapi kalian tak bersemangat."
"Mama tahu kan, alasan aku menikahinya? hanya demi Ega, ma. Jadi jangan terlalu berharap lebih."
setelah bicara Pras bangkit dan menuju kamarnya.
Pagi pagi sekali Pras sudah menjemput dara dan mengajaknya pergi membeli cincin kawin, kebaya dan beberapa perlengkapan pernikahan mereka.
Tak butuh waktu lama semuanya sudah dibeli, Setelah selesai Pras mengajaknya makan siang bersama.
Suasana masih begitu canggung, dara memilih diam begitu juga dengan Pras.
"Dara, Setelah menikah kita akan tinggal di rumahku dulu, tapi Aku usahakan akan membeli rumah yang baru untukmu." ucap Pras
"Tak perlu repot kak, aku bisa tinggal dirumah lama mu."
"Tidak,aku tidak mau kita dibayangi oleh Dinda. Aku tetap akan membelikan mu rumah. Dan kita akan tinggal bersama disana." jawab Pras dengan nada tak mau dibantah.
"Aku punya satu permintaan?" ucap dara
Apa itu?" Pras bertanya dengan sorot mata tajam. Lelah hatinya coba memahami dara yang membentengi dirinya dan menjaga jarak dengannya.
"Aku ingin tetap bekerja." ucap dara.
"Baik, aku tidak melarang tapi dengan syarat Ega tetap nomor satu, karena tujuan kita menikah agar kau bisa merawatnya."
" Aku janji, aku akan merawat nya dengan baik." ucap dara
"Ada yang lain?" tanya Pras masih dengan penuh tekanan.
"tidak." jawab dara
"Aku juga punya satu permintaan, aku ingin didepan oranglain kita seperti pasangan lainnya, aku tak mau mereka tahu apa yang terjadi diantara kita. Dan satu lagi aku tak mau kau berdekatan dengan pria lain." ucap Pras
Dara menatapnya tajam, senyum mengejek sudah terbit di wajahnya bersiap untuk membalas ucapan Pras.
"Aku melakukan ini bukan karena aku menyukai mu, tapi karena aku seorang direktur, aku tak mau ada gosip miring tentang keluarga ku apalagi istri ku, paham!"
"Ok, setuju." jawab dara.
Pras mengantarkan dara kembali kerumahnya. Setelah itu dia pun pulang kembali ke rumahnya.
...****************...
Hari yang ditunggu tiba, saat ini dara sedang dirias di kamarnya. Rumah sudah dihias sedemikian rupa hingga tampak sangat cantik.
Walau sederhana dan hanya dihadiri oleh keluarga dekat saja, namun orangtua nya tetap menyiapkan segalanya.
"Dara kamu cantik sekali." ucap Hanum sahabatnya.
Dara mengundang Hanum, karena Hanum satu satunya sahabatnya.
"Aku merasa tidak yakin Han. Apa aku mundur saja." ucap dara pada sahabatnya itu.
"Jangan gila kamu, semua sudah siap dan kau mau mundur. Kemaren mengapa kau terima lamarannya?" tanya Hanum menatap lekat sahabatnya yang terlihat sangat gugup
"Aku....semua demi Ega." jawab dara setelah lama berpikir
"Dara, kau sudah tak bisa mundur lagi. Paman dan bibi akan menanggung malu, pikiran alasan mu menerima ini, yakinlah ini semua takdir Allah, " ucap Hanum menenangkan.
"Maafkan aku" ucapnya menunduk.
"Aku tahu kau gugup, tenanglah aku disini bersama mu " Hanum menggenggam tangan sahabatnya.
Diluar kamar, tepatnya diruang tamu yang sudah disulap bagai istana. Prasetya duduk berhadapan dengan penghulu dan orangtua dara.
Akad nikah dimulai dan terdengar para saksi mengucapkan kata sah.
sah......
sah......
Alhamdulillah...
Hanum membawa dara keluar menemui suaminya. Beberapa detik yang lalu sahabatnya itu sudah berganti status menjadi istri dari Prasetya.
Semua mata menatap takjub kecantikan dara. Sebenarnya dara tak kalah cantik dari Dinda kembarannya, hanya saja selama ini dara menutupi kecantikan nya dengan kacamata dan pakaian longgar juga hijabnya.
Tak hanya para undangan, Pras sendiri terpaku dengan kecantikan istrinya. Prasetya tak percaya jika itu adalah Andara Ramadani, gadis yang baru saja di halalkan olehnya.
"Istri bos cantik sekali." bisik Haris di telinga Pras
Pras menoleh dan menatap tak suka karena Haris memuji istrinya. Ada perasaan tak suka saat ada lelaki lain menatap dan mengagumi kecantikan dara.
"Maaf bos, saya cuma bicara jujur, tak ada maksud lain." ucap Haris.
Pras mencium kening dara setelah wanita itu mencium tangannya, kini mereka berdua sudah sah dan halal.
Acara photo bersama berlangsung lama, karena kedua pengantin terlihat kaku. Sang photograper sampai lelah dan kesal mengarahkan keduanya untuk tersenyum dan bersikap sedikit mesra. Hanya sedikit, namun tampaknya sangat sulit dilakukan.
Tak ada pesta meriah, hanya makan bersama setelah akad nikah.
Pras memasuki kamar dara untuk pertama kali nya. Ada rasa deg degan, namun Pras tetap berusaha bersikap wajar.
"Bersiap lah malam ini juga kita pulang ke rumah ku." ucap Pras.
"Aku belum mempersiapkan pakaian ku." bantah dara.
"Besok saja, kita kembali mengambilnya. Atau kau mau menghabiskan malam pertama kita disini? aku yakin ayah dan ibumu tak akan mengijinkan kita keluar kamar." ucap Pras
"Lalu Ega?" tanya dara dengan wajah polosnya.
"Mama yang menjaganya, besok pagi kita kan membawanya. Cepatlah bersiap jangan banyak membantah."
Setelah bicara Pras keluar dari kamar dan melihat putranya nyang digendong oleh ibu mertuanya.
"Ma, kami akan pulang sore ini juga, besok kami kembali lagi mengambil barang barang dara." ucap Pras.
"Mama tidak keberatan, kalian nikmati saja malam pernikahan kalian, biar Ega sama mama. Jangan khawatir." ucap mamanya.
Dara sudah keluar dengan pakaian biasa. Gamis panjang dan jilbab senada yang membuatnya semakin cantik. dan anggun.
"Ma, kami berangkat, assalamualaikum" ucap Pras.
"Dara pergi dulu ya ma" ucapnya mencium ibunya.
"Dara, ingat pesan mama nak, surga istri adalah suaminya, tugas mu adalah melayani suami mu, jadilah istri yang baik nak." ucap mama melepaskan kepergian dara.
Di dalam perjalanan dara tak bersuara, matanya menatap keluar jendela. Pikiran nya melayang entah kemana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Wanti Suswanti
ada salah paham kali ya antara dara sama Pras makanya dara benci Pras...
2022-12-04
0
Wiek Soen
makin penasaran thor
2022-08-17
0
᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺
Nahh khan pras dah mulai ad rasa yg aneh" gitu😂😂😂
2022-01-14
1