5. Perhatian

Mengikuti arah pandangan Erick, kedua sahabatnya mendapati Erick memperhatikan kedua gadis yang td menabraknya di lorong kelas. Mereka mendekati Erick dan menyenggol lengannya hingga pandangannya beralih ke samping tepat di mana teman nya berdiri. kedua sahabatnya memberi senyum penuh arti, mengerti bahwa perhatiannya tengah teralihkan kepada dua gadis tersebut. Membalas senyum keduanya, Erick lalu merebut dab melemparkan bola basket yang tengah di pegang oleh salah seorang temannya ke arah kedua gadis tersebut.

Joy dan Rina melihat ada bola basket bergelinding di dekat mereka, dan dengan cepat Rina menahan bola itu. Tak begitu lama Erick sudah berada dekat dengan mereka dan meminta untuk mengoper bola itu kepadanya. Saat melihat Erick mendekat, seketika Rina menjatuhkan bola yang tengah di pegang oleh nya dan berjalan kebelakang bahu Joy. Joy yang mengerti bahwa sahabatnya masih takut kepada Erick pun maju selangkah ke depan.

"Ternyata kalian lagi, kenapa hari ini rasanya aku bertemu kesialan terus. huhh.." Erick mengucapkan katanya dan diakhiri dengan desahan yang cukup dapat di dengar oleh Rina dan Joy.

"Kamu kira sekolah ini sekolah khusus, yang hanya kamu saja yang belajar?" balas Joy tak kalah ketus kepada Erick, membuat Rina yang bersembunyi di belakang Joy tersentak kaget dengan keberanian Joy.

Seketika Erick tertawa dalam hati, dia merasa gadis yang bertanya padanya ini berbeda dengan gadis lain. Gadis ini begitu berani berbicara kepadanya, membuat Erick penasaran kepada Joy.

"Kamu anak baru di sini, berani sekali bicara seperti itu kepada kakak kelas seperti ini? Apa ini yang di ajarkan oleh guru di sekolahmu dulu?" tanya Erick yang sengaja semakin menyinggung Joy, alhasil Joy merasa sangat kesal dan ingin segera pergi dengan menggandeng tangan Rina. Namun tiba tiba tangan nya ditahan Erick.

"Mau kemana kamu, ambilkan dulu bola ku!" perintah Erick

"Tidak akan, ambil saja sendiri. Apa kamu nggak punya tangan?" jawab Joy dengan kesalnya

"Ambilkan sekarang juga, atau kamu akan tau akibatnya karena tidak menurut!" Erick mulai terpancing emosi

"Memang kamu mau lakukan apa kalau aku tidak mau mengambilkan nya?" tantang Joy lagi, dan membuat Erick semakin kesal. Dengan cepat Erick menarik tangan Joy dan memelintirnya kebelakan tubuh Joy yang masih dengan tenaga tidak terlalu kuat. Joy sedikit merintih kesakitan, namun Erick malah merasa senang karena bisa memegang tangan Joy tanpa sengaja. Erick merasa ada yang berbeda saat dirinya bersama Joy atau dengan gadis lain yang selalu mendekatinya.

"Uhhh,, sakit tau.. Apa apaan kamu, akan ku laporkan ke guru kesiswaan karena sudah berlaku kasar." Ancam Joy, Erick tak menggubris sama sekali dan tetap menahan Joy agar tak terlepas dari pegangan tangannya.

Beberapa siswa juga ikut memandang apa yang dilakukan Erick kepada Joy, akan tetapi mereka hanya diam menonton dan tidak membantu Joy dan Rina. Rina yang ketakutan mulai berlari meninggalkan Joy, dan berlari mencari bantuan. Tanpa melihat ke depan Rina tetap berlari dan menabrak seseorang, Jhony yang juga tergesa gesa menuju lapangan basket. Sebelumnya Jhony di beri tau salah seorang temannya, bahwa Erick mulai mengganggu anak baru. Seperti biasa, Erick memang terkenal sebagai anak nakal dan juga suka mengganggu sesama siswa yang tidak mau menuruti keinginannya. saat mendengar itu, Jhony berlari ke arah lapangan dengan cepat. Sebagai Anggota Osis, dia tidak ingin adanya tindakan pembuly-an sesama siswa di dalam sekolah.

Jhony terdiam sejenak saat melihat Rina yang terburu buru dan menabraknya tadi, dia berpikir bahwa ada yang tidak beres. Namun belum sempat Jhony bertanya, Rina memberi tau apa yang terjadi dan membuat dia panik dan berlari meminta bantuan.

*Ka, kak.. tolong bantu Joy, ta, tadi Joy di ga, ganggu" tergagap Rina memberitahu Jhony

"Dimana Joy?" tanya Jhony panik

"Di, di la, lap, pangan basket" akhirnya Rina menyelesaikan perkataan nya, tetapi Jhony langsung berlari ke arah lapangan basket.

~~

"Bagaimana? Apa sudah memutuskan menurut atau nggak sama aku?" tanya Erick kembali

"Tidak akan, aku tidak akan mau menurutimu. Dasar nggak punya perasaan, apa memang begini yang namanya kakak kelas si sekolah ini?. selalu menindas adik kelasnya!"

"Benar, aku selalu menindas anak anak yang lemah seperti kalian apalagi kalau tidak mau menurut. Maka ini akan mengajar kalian untuk jadi lebih penurut, hahaha.." sambil mengeratkan pegangan pada tangan Joy

"Lepaskan aku, dasar b******k kamu."teriak Joy, setelah itu Joy merasa tangannya terlepas dari pegangan Erick.

"Erick,, kamu apa apaan?" ucap Jhony kesal

"Kenapa? Aku hanya mengajaknya sedikit bermain. Apa tidak boleh!." Erick membalas perkataan Jhony dan masih menatap tersenyum kepada Joy yang berdiri di samping Jhony. Joy segera mundur kebelakang Jhony, agar bisa terhindar dari tatapan mengerikan Erick padanya.

"Minggirlah bro, aku belum selesai dengan dia. Kemarikan kucing kecilku yang galak itu!" seru Erick lagi

"Tidak, tolong jangan selalu menindas siswa lain, jika tersebar keluar akan tidak baik bagi nama sekolah." jelas Jhony

"Haha, aku tidak butuh ceramah dari mu. Apa urusanmu, jika aku menginginkan gadis itu?" mendengar Erick berkata seperti itu, membuat Jhony sedikit kesal

"Apa kamu pikir kamu bisa seenaknya mempermainkan seseorang? Apa begitu senang melihat semua orang merasa takut padamu?" desahan keras keluar dari mulut Jhony "Erick, jangan begini. Aku tau kau hanya ingin di perhatikan, maka dari itu aku selalu menyarankanmu mengikuti kegiatan sekolah." Jhony menepuk pundak Erick, namun dia menepis tangan Jhony dengan cepat.

"Jangan sok baik padaku, kalian sama saja. Enyahlah!" Kesal Erick dan berlalu pergi, sejenak dia menatap Joy yang masih melirik kearah nya. Namun ketika melihat Erick menatapnya, dengan cepat dia memutus pandangannya.

"Kamu Kenapa napa nggak?" sesaat kemudian Jhony bertanya dan mendapati gelengan kepala dari Joy

"Ayo, aku antar ke kelas."

"I, iya.."

hening sejenak...

"Kak, terima kasih ya." ucap Joy setelah beberapa saat kemudian.

"Nggak perlu terima kasih segala, ini sudah seharusnya kami lakukan selaku anggota Osis sekolah."

"Tetap aja, aku bersyukur kakak datang. Kalau ngak, saya pasti sudah di kerjai habis habisan." Joy bergidik ngeri memikirkannya.

"untuk kedepannya. Jika ada yang gangguin kamu, kasi tau aku aja ya. Jangan sungkan!" Jhony tersenyum dan melihat tangan Joy yang memerah, dengan cepat Jhony mengarah kan Joy ke UKS.

"Kita ke UKS dl ya?"

"Kenapa? kakak tidak enak badan?" tanya Joy sedikit panik, namun menimbulkan senyum di wajah Jhony.

"Bukan aku, tapi kamu. Lihat ini!" sembari mengangkat tangan Joy ke depan.

"oh,, nggak apa koq kak. Nanti juga hilang!" Elak Joy namun Jhony tetap membawa nya ke UKS

Rina yang sudah melihat Joy bersama Jhony, mengurungkan niatnya untuk mendekati mereka. Dia ingin memberi waktu kepada kedua orang itu, agar bisa lebih dekat lagi. Rina hanya mengikuti arah tujuan mereka, yang ternyata mereka masuk ke sebuah ruang kesehatan sekolah. Sesaat Rina kaget dan panik, takutnya Joy kenapa napa dan segera berlari masuk ke UKS menghampiri Joy.

"Kamu kenapa Joy?" tanya Rina

"Aku nggak apa apa koq, Rin."

"Terus kenapa ke sini?"

"Nih, cuma gini aja" Joy memperlihatkan tangannya yang memerah mulai terlihat memar.

"Maaf ya Joy, aku malah ninggalin kamu." sambil mengelus tangan putih Joy yang sekarang merah memar, Rina menyesali tindakan nya yang pergi meninggalkan Joy untuk mencari bantuan.

"Aku ngak apa koq, Rin. Udah ah, kenapa mesti minta maaf." Joy memeluk Rina yang mulai menangis

Tampak Jhony menikmati pemandangan yang sedang dia lihat, persahabatan yang menyenangkan untuk di saksikan. Di sudut lain Siska memperhatikan Jhony yang tersenyum ke arah dua bersahabat itu.

~~

setelah selesai di beri salep pereda memar, mereka kembali ke kelas dengan di antar oleh Jhony. Tak lupa mereka mengucapkan terima kasih setelahnya.

"Joy, kamu ngerasa nggak?"

"Nggak!"

"Ih, aku belum mulai tau."

"Ok, ok,, aku bercanda Rin!" mereka tertawa sejenak

"Kak Jhony kayak nya manaruh perhatian deh ke kamu!"

"Kamu koq bisa tau, darimana nya dia tampak perhatian?" selidik Joy, merasa tak percaya

"Buktinya tadi, pas aku kasi tau kamu di ganggu Erick dia langsung berlari sebelum aku selesai ngomong." jelas Rina

"Hanya perasaan kamu aja kali, Rin. Tapi dia memang baik sih."

Tak lama bel tanda masuk kelas berbunyi dan mereka melanjutkan kembali pelajaran. Di sisi lain Joy tampak bertanya dalam hati 'apa benar yang di bilang Rina, kalau iya gimana ya? Sudahlah pikir apa aku ini.'

~~

Bukkk bukk suara pukulan terdengar di dalam toilet laki laki, Erick memukul Jhony yang baru masuk ke dalam.

"Apa mau mu, Erick?" tanya Jhony

"Kamu yang mau apa, kamu selalu mengganggu kesenanganku." masih menarik kerah baju Jhony

"Aku hanya nggak mau kamu mendapat masalah kembali, Erick!"

"huhh.. Bilang saja kau tidak senang aku mengganggu gadis pujaanmu itu. Kau menyukainya kan? Jujur saja padaku!" timpal Erick

"Aku sudah mengenalmu dari SMP Erick, aku tau kau juga menaruh perhatian padanya. Apa aku salah?"

"Tidak, kau benar benar mengenalku." Seraya mendorong tubuh Jhony ke tembok toilet.

"Sebaiknya kali ini kau berjuang lebih keras bro, karena kau harus menghadapiku." Erick kemudian berlalu pergi dari toilet

Jhony masih bergeming dan pandangannya menerawang dan mendesah frustasi, apa memang kita harus selalu bertentangan...'

.

.

.

.

Ada kisah apa antara Erick dan Jhony ya, tunggu cerita selanjutnya ya😉

Terpopuler

Comments

Ryosa

Ryosa

lanjut thor keren

2021-10-22

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 123 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!