Sidang kampus pun selesai, dan menunggu hasil otopsi keluar dulu, Lova kembali kekamarnya dan melihat sekeliling ruangan yang sepi, kemudian dia menuju balkon dan melihat Rani yang sedang bersantai. Lova duduk di sebelah Rani sehingga membuat Rani menatap tajam Lova, sebenarnya Lova ingin menanyakan tentang pembunuhan pak Agus namun karena saking tajamnya tatapan dari Rani sehingga membuatnya mengurunkan niatnya
“aku merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan” Rani terus menatap tajam mata Lova sehingga membuat Lova deg-degan
“e-enggak gak papa” Lova beranjak dari sofa dan masuk ke dalam kamar.di dalam kamar, dengan cepat Rani meraih tangan Lova dan menggamnya dengan erat sehingga membuat Lova semakin takut. Rani mendekat ke arah Lova, kemudia Lova menjauh dengan langkah gemetar, lova terus memundurkan langkahnya dan Rani tetap mendekat kearah Lova dengan tatapan yang tajam, seketika langkah Lova terhenti saat badannya sudah menempel di dinding kamarnya. Lova gemetar ketakutan, dia berfikir jika Rani akan membunuhnya seperti Rani membunuh Pak Agus.
“katakana apa yang kamu sembunyikan, atau racun ini akan membunuhmu” Rani menatap tajam Lova dan menunjukkan suntikan yang berisi racun, Lova melirik kearah racun yang ada di tangan Rani.
“a-aku, Pak-pak Agus, gudang meninggal” ucap Lova panik, Rani menarik nafasnya panjang dan mengeluarkannya dengan kasar.
“katakana dengan jelas” bentak Rani
“kamu yang membunuh Pak Agus di gudang, dan aku yang menjadi terduga pembunuhan pak Agus” ucap Lova gemetar. Mendengar itu Rani tersenyum kecil dan memalingkan wajahnya dari Lova, Rani tertawa kecil kemudian duduk di sofa sebelah ranjang milik Lova.
“ke-kenapa kamu tertawa” Lova memberanikan dirinya bertanya
“tenang saja, kamu tidak akan terbukti bersalah” ucap Rani dengan santai dan beranjak menuju balkon. Sedangkan Lova masih kebungungan dengan maksud Rani mengucapkan hal itu.
Ke esokan harinya di saat apel pagi bapak pemimpin kampus naik ke atas podium dan mengumumkan kematian pak Agus.
“selamat pagi anak-anakku yang aku sayangi, saya ingin menyampaikan berita duka kepada kalian semua, bahwa bapak Agus kepala pengawa kampus kemarin meninggalkan kita semua, dan yang sangat memprihatinkan adalah hasil otopsi jenazah pak Agus dan penyelidikan TKP hasilnya adalah pak Agus meninggal karena overdosis minuman beralkohol” ucap pak hendrawan pemimpin kampus
Mendengar itu Lova teringat dengan perkataan Rani, Lova ngsung melihat kearah Rani dengan ekspresi bingung. Sedangkan Rani yang menyadari hal itu langsung menatap balik kearah Lova dan tersenyum kecil kearah Lova,
Apel telah usai para maasiswa dan mahasiswi masuk ke kelasnya masing-masing tak terkecuali Rani dan Lova.
Di dalam kelas Rani dan Lova, para mahasiswa sedang menunggu dosen yang akan mengajar mereka semua.
“good morning every body” sapa Mr.Rangga
“morning Mr.Rangga” jawab para maha siswa
“mulai hari ini Mr.Rangga sudah tidak mengajar kalian lagi, dan Mr. Rangga membawa dosen pengganti untuk kalian” ucap Mr. Rangga, kemudian dari balik pintu seorang laki-laki tampan masuk kedalam kelas, kemudian Mr. Rangga mempersilahkan dosen baru itu untuk memperkenalkan dirinya, kemudian Mr.Rangga keluar ruangan.
“good morning, perkenalkan nama saya Reza bisa kalian panggil Mr.Reza, saya akan menjadi guru pengganti Mr.Rangga karena Mr.Rangga akan mengajar di inggris” ucap Mr.Reza
Saat Mr.Reza memperkenalkan dirinya tanpa sengaja Lova melihat raut wajah Rani yang terlihat begitu marah, Rani mengenggam erat alat tulusnya sehingga alat tulis itu patah, Lova yang melihat itu yakin jika Rani akan beraksi setelah ini, tapi Lova tidak mengerti entah apa yang akan di lakukannya kepada Mr.Reza setelah ini.
Tiiiiiing triiiing triiiiiiing, bunyi bel kampus menandakan kelas telah selesai, setelah itu Rani bergegas menuju kamarnya. Lova yang melihat Rani tergesa-gesa menjadi penasaran dengan apa yang ingin di lakukan Rani selanjutnya.
Di dalam kamar Lova melihat Rani yang sedang sibuk dengan laptopnya, setelah itu Rani menutup laptopnya dan bergegas keluar kamar, manun di depan pintu keluar kamar Lova memberanikan diri menghadang Rani.
“aku ingin keluar” ucap Rani terburu-buru
“aku tau apa yang ingin kamu lakukan aku tidak akan mengizinkan kamu melakukan itu” Lova menggenggam erat kunci kamar.
Rani menarik nafasnya dalam dalam dan mengeluarkan dengan kasar, Rani melihat jam tangnnya dan membuatnya semakin terburu-buru, Rani merebut kunci itu dengan kasar dan segera keluar dari ruangan. Kemudian Rani berjalan cepat menuju lab kimia sambil memakai masker dan sarung tangan plastik, setelah itu Rani langsung masuk kedalam lab itu yang di dalamnya berada dosen barunya.
“Keysa Candra Lestari” ucap Rani setelah masuk kedalam Lab, sedangkan Mr.Reza terkejut mendengar nama itu. Mr.Reza membalikkan badannya dan melihat seorang wanita cantik yang menatapnya dengan tatapan tajam.
“siapa kamu?” Tanya Mr.Reza sambil tersenyum kecil
“maut mu” ucap Rani, sehingga membuat Mr.Reza tertawa tidak percaya dengan ucapan wanita cantik di depannya.
“masuklah kedekapanku wanita cantik, aku yakin kamu hanya bercanda dan ingin berdua denganku kan” ucap Mr.Reza. Rani mendekat ke arah Mr.Reza dan menyemprotkan gas beracun kearah wajah Mr.Reza. seketika Mr.Reza merasa sesak nafas dan kemudian terjatuh.
“katakana siapa yang menyuruhmu membunuh ibu ku, jika kamu ingin obatnya” Rani memperlihatkan cairan bening yang dia bawa
“pak Erik. pemilik kampus ini, cepat berikan itu kepadaku” ucap Mr.Reza dengan nafas terengah-engah
“apa tujuan pak Erik membunuh ibu ku” Tanya Rani
“aku tidak tau, cepat aku sudah tidak bisa menahannya” Mr.Reza memohon. Kemudian Rani tersenyum kecil dan memberikan cairan itu ke pada Mr.Reza. dengan cepat Mr.Reza meminum cairan tersebut kemudian dari dalam mulutnya keluar busa sehingga membuat Mr.Reza meninggal.
Di luar lab Lova melihat dengan jelas bagaima Rani membunuh Mr.Reza sehingga membuat tubuhnya gemetar ketakutan dan segera kembali ke kamarnya.
“aku sudah tidak membutuhkanmu lagi” ucap Rani kemudian keluar lab dan melepas masker dan sarung tangan plastiknya dan kembali ke kamar.
Di dalam kamar Rani segera membakar masker dan sarung tangan plastiknya kemudian menghancurkanya hingga tidak tersisa sedikitpun bukti pembunuhan yang dilakukan. Setelah membersihkan semua bukti Rani menujju balkon.
Di balkon Rani melihat Lova yang gemetar Rani mendekat ke arah Lova dan duduk di sebelahnya. Seketika tubuh lova semakin bergetar dan wajahnya menjadi pucat.
"Kamu kenapa? Kamu sakit?" Rani menyentuh kening Lova yang terasa panas
"E-enggak, aku nggak papa"Lova langsung berdiri ketika Rani menyentuh keningnya.
"Kening kamu panas, ayo ikut aku ke UKS" Rani menarik tangan Lova sehingga membuat Lova semakin takut
"Tidak usah, aku bisa ke sana sendiri" Lova mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Rani. Segangkan Rani tidak memperdulikannya dan tetap membawa Lova menuju UKS
Di dalam UKS Rani meminta perawat untuk merawat Lova. Sedangkan Rani duduk di sofa sebelah ranjang Lova sambil memainkan ponselnya.
Keesokan harinya saat apel pagi pak Reno kepala pengawas baru menyampaikan berita duka.
"Telah meninggalnya dosen yang mengajar kelas bahasa Inggris di laboratorium kimia, dan di duga kematian Mr. Reza karena meminum racun" ucap pak Reno.
.
.
.
jangan lupa like komen dan vote biar author semakin semangat berkarya dan selamat membaca 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
ms huang
nice story!!
2021-07-28
0