lihat luka

Malam menyambut, Milan telah berada di dalam kamar menunggu si culun dengan gelisah. Ingin tahu bagaimana keadaan gadis yang telah menolongnya.

Sudah seharian Milan merasakan kegelisahan setelah mendengar obrolan Chelsea dan mamanya tentang keadaan Nara.

“Kenapa dia belum pulang! Apa, dia pikir dia itu robot bekerja terus di saat terluka,” gerutu Milan berdiri mondar-mandir menatap ke arah pintu. Manik matanya menatap ke arah jam dinding yang telah menunjukkan tepat di angka pukul 9 malam.

“Bagaimana dengan bahunya! Dasar bodoh kenapa dia lebih memilih ke tukang urut,” rancaunya memikirkan bahu Nara yang terkena lampu gantung. Ada perasaan tak enak hati terselip di lubuk terdalam pemuda galak ini. Dialah yang menjadi penyebab gadis itu terluka.

Lelah dengan apa yang dia lakukan, Milan menghempaskan tubuhnya ke sofa. “Ah ... sial! Kenapa juga dia menolongku! Aku kan jadi ke pikiran!” umpat Milan mengacak rambutnya frustrasi. Rasa bersalah membuatnya tak tenang, dialah penyebab si culun terluka.

****

Nara baru saja pulang ke rumah Kalingga, berjalan dengan menyeret langkah menuju kamar Milan, memasang wajah meringis menahan sakit di bahu yang terasa menjalar ke seluruh tubuh. Rasanya ia sudah tidak mampu mengerakkan sebelah tangannya lagi.

Nara memutar handle pintu kamar, mendorong benda kayu persegi itu dengan badannya.

“Culun! Kenapa kau baru pulang?” suara bariton terdengar memekakkan telinga Nara.

Gadis ini pun mengarahkan pandangannya ke sumber suara.

“Kak Milan.” Tubuh Nara membatu saat menatap Milan memasang wajah dingin, berdiri dengan tangan bersedekap di dada.

“Culun! Kau dari mana saja!” sergah Milan mendekat pada gadis berkacamata ini, meraih pergelangan tangan Nara kemudian menggiringnya duduk di sofa.

Tubuh Nara seketika cicit baru kali ini dia sedekat ini dengan Milan saat berada di dalam kamar, apalagi duduk berdampingan di sofa bersama dengan pemuda tampan nan galak ini. Nara pun hanya bisa tertunduk diam, tak ingin terbius dengan ketampanan Milan.

“Buka baju!” titah Milan memasang wajah dingin.

Seketika Nara menaikkan pandangannya, menatap Milan yang memasang raut  wajah serius, menelisik apa pemuda galak ini bercanda dengan ucapannya.

“A ... Pa!” ucap Nara terbata memastikan jika di tak salah mendengar.

“Kau tuli ya, Cepat aku bilang buka bajumu!” hardik Milan.

What ... Nara tidak salah mendengar suami galaknya memintanya membuka baju.

Nara menelan salivanya dengan susah payah. “Buka baju kak!” ulangnya.

“Iya, buka bajumu!”

Pikiran Nara mulai mengudar ke arah hubungan suami istri. Apa mungkin jika Milan saat ini hendak memintanya untuk melakukan tugasnya sebagai istri. Tapi mengapa? Bukankah pemuda galak ini tidak akan pernah menerimanya sebagai istri? Mengapa sekarang malah memintanya membuka baju.

Menatap Nara yang hanya terdiam mematung, terlihat ketakutan membuat Milan mendengus memutar bola mata malas,

“Jangan gr, dulu aku hanya ingin melihat bahumu yang terkena lampu gantung itu,” ketus Milan seakan bisa menebak pikiran liar si culun.

Mendengar ucapan Milan membuat Nara menarik napas panjang, ternyata bukan seperti yang ia bayangkan.

“Bahuku, tidak apa-apa ko kak.” Nara berbohong di selingi dengan cengiran mengerakkan tangannya yang sakit.

“Ah sakit,” keluhnya dalam hati tapi berpura baik-baik saja.

“Aku ingin melihatnya,” paksa Milan melayangkan tatapan tajam pada Nara.

“Tidak perlu kak.” Tolaknya.

Milan merotasi mata malas, si culun masih kekeh tak mau memperlihatkan lukanya. Tangan kekar pemuda ini pun terulur hendak meraih kancing kemeja Nara. Membuat gadis ini menarik mundur tubuhnya sembari  menyilangkan ke dua tangannya didada sebagai pertahanan.

“Kak Milan aku tidak terluka, bahuku baik-baik saja.” Nara berusaha menghindar.

“Kau melawan perintahku!” Manik mata Milan memicing menatap Nara.

Huft ... lagi Nara tak berdaya dengan kata perintah ...

Tangan Nara yang menyilang di dada terjatuh lemas.

Ah ... lagi-lagi hanya bisa pasrah mengikuti titah si pemilik kamar galak dan suka semaunya. Ia pun mulai membuka kancing kemeja yang dikenakan.

Tubuh Nara menegang, wajah Nara memerah sungguh dia akan sangat malu memperlihatkan tubuhnya di hadapan Milan suaminya.

"Aku akan membuka baju di hadapannya. Ini memalukan sekali," batin Nara dengan bibir mengerucut.  

Terpopuler

Comments

daroe

daroe

ikutin aja ra,
biar doi ternganga-nganga
nga bisa tidur liat tubuh mulusmu

2024-01-27

0

Yani

Yani

Tenang Nara cuma liat bahumu yang sakit 🤭

2023-11-03

0

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 ⁱʸᵃʰ 🅷︎🅸︎🅰︎🆃︎

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 ⁱʸᵃʰ 🅷︎🅸︎🅰︎🆃︎

awas nanti bablas nggak cuma liat bahu nya 😂

2023-10-14

11

lihat semua
Episodes
1 preweding
2 kabur
3 pengganti
4 pernikahan
5 pulang
6 culun itu kau
7 tak menerima
8 rencana
9 tanda tangan
10 mewarkan
11 pewaran naik
12 tak bisa lepas
13 tugas istri
14 istri milan
15 dingin
16 pijat
17 tersudut
18 istriku
19 ternyata terluka
20 lihat luka
21 kabur
22 merawat
23 sedih
24 rasa bersalah
25 sahabat
26 pekerjaan baru
27 menjemput
28 rahasia
29 pernikahan 1
30 pernikahan 2
31 pernikahan 3
32 rahasia sea
33 pulang
34 merasa kosong
35 rahasia
36 kantor
37 ruangan Milan
38 ciuman pertama
39 sibuk
40 demam
41 rumah Nara
42 istri
43 makan bersama
44 cemburu
45 menjemput
46 hidup Nara.
47 kencan
48 hadiah
49 Ciuman
50 petuah
51 petuah lagi
52 ingin pindah
53 pindah rumah
54 curiga
55 lepaskan dia
56 terbongkar
57 maaf
58 cinta Vino
59 mama pulang
60 pulang
61 cinta?
62 bukti
63 insiden
64 Benar cinta
65 cemas
66 menunggu
67 tragedi
68 rumah sakit
69 kecewa
70 tanda tangan
71 saran Vino
72 pergi
73 terbongkar
74 penjelasan
75 bicara
76 pulang
77 sesal
78 goresan tangan
79 mencari nara
80 amarah Milan
81 oh Vino
82 cek
83 sadar
84 waktu berlalu
85 hidup baru
86 rumah sakit
87 mengiyakan
88 keputusan
89 pernikahanChelsea
90 putus asa
91 bertemu Vino
92 pesta pernikahan
93 menggila
94 pertemuan
95 perasaan Milan
96 akan berjuang
97 rahasia
98 Nasehat ibu
99 petuah Milan
100 kembali
101 bersama
102 ikut
103 berangkat
104 jerman
105 perasaan Nara
106 sakit
107 Nara pulang
108 anugerah
109 Kelahiran
110 End
111 Extra part
112 extra part dua
113 Diam-Diam Suamiku Ceo
Episodes

Updated 113 Episodes

1
preweding
2
kabur
3
pengganti
4
pernikahan
5
pulang
6
culun itu kau
7
tak menerima
8
rencana
9
tanda tangan
10
mewarkan
11
pewaran naik
12
tak bisa lepas
13
tugas istri
14
istri milan
15
dingin
16
pijat
17
tersudut
18
istriku
19
ternyata terluka
20
lihat luka
21
kabur
22
merawat
23
sedih
24
rasa bersalah
25
sahabat
26
pekerjaan baru
27
menjemput
28
rahasia
29
pernikahan 1
30
pernikahan 2
31
pernikahan 3
32
rahasia sea
33
pulang
34
merasa kosong
35
rahasia
36
kantor
37
ruangan Milan
38
ciuman pertama
39
sibuk
40
demam
41
rumah Nara
42
istri
43
makan bersama
44
cemburu
45
menjemput
46
hidup Nara.
47
kencan
48
hadiah
49
Ciuman
50
petuah
51
petuah lagi
52
ingin pindah
53
pindah rumah
54
curiga
55
lepaskan dia
56
terbongkar
57
maaf
58
cinta Vino
59
mama pulang
60
pulang
61
cinta?
62
bukti
63
insiden
64
Benar cinta
65
cemas
66
menunggu
67
tragedi
68
rumah sakit
69
kecewa
70
tanda tangan
71
saran Vino
72
pergi
73
terbongkar
74
penjelasan
75
bicara
76
pulang
77
sesal
78
goresan tangan
79
mencari nara
80
amarah Milan
81
oh Vino
82
cek
83
sadar
84
waktu berlalu
85
hidup baru
86
rumah sakit
87
mengiyakan
88
keputusan
89
pernikahanChelsea
90
putus asa
91
bertemu Vino
92
pesta pernikahan
93
menggila
94
pertemuan
95
perasaan Milan
96
akan berjuang
97
rahasia
98
Nasehat ibu
99
petuah Milan
100
kembali
101
bersama
102
ikut
103
berangkat
104
jerman
105
perasaan Nara
106
sakit
107
Nara pulang
108
anugerah
109
Kelahiran
110
End
111
Extra part
112
extra part dua
113
Diam-Diam Suamiku Ceo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!