mewarkan

Dret ... Dret ...

Suara getar dari alarm ponsel terdengar membuat gadis ini  menggeliat dari tidurnya. Nara bangun meraih ponselnya, menatap jam yang tertera telah pukul 04.30 pagi, sudah waktunya dia bangun.

Hari ini Nara memiliki pekerjaan sebagai MUA dalam sebuah pesta pernikahan. Dia harus datang pagi-pagi sekali untuk menghias calon pengantin.

Nara duduk di sofa menatap ke arah ranjang king size di mana Milan masih terlelap, bergelung nyaman di bawah selimut. Terkenang kejadian mencekam semalam, bagaimana pemuda tampan itu memaksanya untuk menandatangani kertas perpisahan.

Dengan langkah perlahan dan hati-hati, tidak ingin membuat kegaduhan yang dapat membangunkan Milan. Nara masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa saat Nara telah selesai. Dia telah rapi, kini bersiap untuk pergi.

Sebelum meninggalkan kamar, sekali lagi Nara menatap laci nakas di samping ranjang Milan, di mana tersimpan kertas dan cek yang bisa membuatnya seketika menjadi orang kaya.

Dengan hati-hati Nara melangkah, bak maling menuju tempat itu. Menarik laci pelan. Kembali mata gadis berkacamata ini berbinar melihat nominal dua milyar.

“Dua milyar. Kak Milan uangnya banyak banget,” gumam Nara tangannya bergetar. Sumpah demi apa-pun dia tidak pernah menyentuh nominal uang sebanyak itu.

“Gila! Banyak sekali. Ibu bisa naik haji, kredit motor lunas, rumah tidak tergadai lagi, Alana bisa sekolah ke luar negeri,” batin Nara gemas sungguh menggiurkan membayangkan uang itu menjadi miliknya beban hidupnya akan sirna.

“Kapan lagi aku memegangnya.” Nara tersenyum lucu, jiwa miskinnya meronta-ronta. Namun sedikit pun ia tak berniat untuk mengambil satu sen pun dari kakak sahabatnya, niatnya hanya untuk membantu Sea hingga Milan melalui patah hatinya.

“Amini aja Nara, kerja keras biar ntar punya uang segini,” bermonolog dengan diri sendiri, terpacu untuk bekerja lebih giat lagi.

“Astaga aku sudah terlambat,” ucapnya panik.

Nara segera meraih pena, kemudian menuliskan sesuatu di secarik kertas lain untuk pemuda yang sedang patah hati itu. setelahnya menyelipkan di kertas perpisahan yang sangat di harapkan Milan untuk, di bubuhi tanda tangannya.

Nara pun mengendap-mengendap keluar kamar. Mencari rezekinya sendiri.

***

Pagi menyambut sinar mentari masuk melalui celah jendela menyilaukan mata pemuda tampan yang terlelap. Milan menggeliat mengumpulkan separuh nyawa.

“Dia sudah pergi,” gumam Milan saat manik matanya mengarah ke sofa dan tak mendapati si culun. “Dia pasti sudah pergi. Akhirnya aku terbebas dari pernikahan dengannya,” ucap Milan dengan senyum tersungging di bibir. Merasa lega karena melihat Nara sudah tidak ada di kamar lagi.

Milan bergegas bangkit membersihkan diri kemudian bergegas ke kantor, memberikan sisa urusan perpisahan pada Kay.

Setelah beberapa saat Milan telah siap dengan setelan jas, membalut tubuh tingginya membuat wajah tampannya semakin bersinar.

Sebelum pergi Milan menarik laci nakas, meraih kertas perpisahan mereka yang ia yakin sudah di tanda tangani Nara, mana mungkin dia menolak uang dua milyar itu pikirnya.

Senyum Milan memudar. Alisnya berkerut dalam ketika melihat kertas yang belum terdapat sebuah coretan pena. Dia pun menatap kertas secara detail mencari sebuah tanda tangan. Dan benar saja emosinya seketika naik. Apalagi membaca secarik kertas yang di tuliskan oleh Nara.

“Culun! Kurang ajar! Kau beraninya! Tidak menandatangani!” geram Milan menggertakkan giginya. Dia malah mendapatkan sebuah kertas bertuliskan.

Petuah move on

Di tinggalkan memang menyakitkan tetapi kehilangan seseorang yang tidak menghargai kita sebenarnya adalah keuntungan bukan kerugian.

“Culun! Berani-beraninya! Kau menuliskan ini untukku!” murka pemuda ini, wajahnya mengeras penuh amarah meremas kertas dari Nara. Si culun telah mempermainkannya.

Milan pun keluar dari kamar membawa amarahnya. Setelah gagal mendapatkan tandan tangan Nara.

Pemuda ini pun melangkah menuju ruang makan mencari keberadaan Nara dari Chelsea. Akan tetapi di sana juga ada mamanya. Membuat Niatnya untuk bertanya di urungkan. Milan tidak ingin mamanya tahu jika hubungannya dengan menantunya tidak baik.

“Milan sarapan sudah siap,” sapa mama Erika dengan senyuman.

Memasang wajah datar Milan ikut bergabung. Sungguh si culun telah membuat tak bersemangat.

Pelayan pun melayani Milan.

“Sayang sekali ya Nara tidak bersama kita,” ucap mama Erika menyayangkan ketidakhadiran menantunya.

“Nara ada perkerjaan Ma. Diakan MUA. Dia harus make up calon pengantin pagi-pagi sekali,” balas Chelsea seraya menikmati sarapannya.

“Kasian Sea, dia belum sarapan,” sahut mama Erika khawatir.

"Nara itu lucu Ma dia ngak biasa sarapan pagi, kalau dia makan langsung mules,” jelas Chelsea akan kebiasaan sahabatnya.

“Masa sih,” sahut Erika semakin cemas.

Mendengar itu, Milan yang dari hanya diam mendengus merotasi mata jengah. “Kampungan!” decak Milan pelan.

Ah semakin kesal saja, bagaimana bisa dia menikah dengan perempuan seperti itu. Apalagi si culun menolak menandatangani surat perpisahan mereka.

***

Milan telah berada di ruang kantor. Duduk di kursi kebesarannya dengan perasaan kesal akan ulah si culun. Apalagi menuliskan kalimat seolah mengejek dirinya yang sedang patah hati.

Suara pintu terbuka membuat perhatiannya teralihkan.

“Bagaimana dia sudah tanda tangan?" tanya Kay saat masuk ke dalam ruang kerja Milan.

Pemuda ini memukul meja dengan kepalan tangannya.

"Sial! Si culun tidak menandatangani kertas perceraian itu,” geram Milan melayangkan tatapan tajam pada Kay.

Kay tersenyum menarik napas lega mendengar ucapan Milan. “Baguslah,” gumamnya, dia memang berharap Milan bertahan dengan pernikahannya dan melupakan Zeline perempuan yang telah tega meninggalkannya di hari pernikahan.

Mata Milan memicing tajam. “Dasar perempuan licik, dia pasti tahu nominal itu sebanding dengan menjadi istriku. Dia pasti senang menjadi istri dari Milan Kalingga,” geram Milan tangannya terkepal kuat. Selalu menganggap Nara hanya menginginkan uang.

“Lan dia memang bukan perempuan yang gila uang.” Bela Kay.

Milan mendengkus tersenyum miring.

“Dia perempuan kampung! Mana ada orang yang tidak suka uang. Apalagi hidupnya serba kekurangan!” tuduh Milan.

“Lan dia sahabat Sea. Dia pasti berbeda dengan perempuan lainnya. Karena itulah adikmu nyaman berteman bertahun-tahun dengannya.”

“Aku tidak percaya! Dia tidak menginginkan uang!” hardik Milan.

Milan beralih melipat tangan di dada tersenyum miring.

“Aku akan menaikkan nominalnya,” ucap Milan mengambil keputusan.

“Lan,” protes Kay.

“Ya ... aku akan menaikkannya! Kali ini aku yakin dia pasti akan tanda tangan.” Senyum seringai terbit dari wajah tampan pemuda ini.

“Kau yakin!” tanya Kay meragukan.

“Emm. Dia pasti tidak akan menolak. Aku menawarkan Lima milyar,”

What ...

“Lima milyar,” ulang Kay tercengang mendengar nominal untuk harga sebuah tanda tangan Nara.

“Kali ini dia pasti tidak akan menolak! Menukar satu tanda tangannya dengan lima milyar,” ucap Milan dengan penuh keyakinan dan percaya diri tinggi.

Lima Milyar? Tergiurkah Nara menukarkan satu tanda tangannya dengan angka sebesar itu.

 

Like, vote, coment ya biar semangat up date walau telat ....

 

Terpopuler

Comments

manusia kuat

manusia kuat

minimal 1t🙂

2024-02-03

0

manusia kuat

manusia kuat

2in

2024-02-03

0

Jihan Putri

Jihan Putri

nggak boleh cerai milan sama nara

2024-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 preweding
2 kabur
3 pengganti
4 pernikahan
5 pulang
6 culun itu kau
7 tak menerima
8 rencana
9 tanda tangan
10 mewarkan
11 pewaran naik
12 tak bisa lepas
13 tugas istri
14 istri milan
15 dingin
16 pijat
17 tersudut
18 istriku
19 ternyata terluka
20 lihat luka
21 kabur
22 merawat
23 sedih
24 rasa bersalah
25 sahabat
26 pekerjaan baru
27 menjemput
28 rahasia
29 pernikahan 1
30 pernikahan 2
31 pernikahan 3
32 rahasia sea
33 pulang
34 merasa kosong
35 rahasia
36 kantor
37 ruangan Milan
38 ciuman pertama
39 sibuk
40 demam
41 rumah Nara
42 istri
43 makan bersama
44 cemburu
45 menjemput
46 hidup Nara.
47 kencan
48 hadiah
49 Ciuman
50 petuah
51 petuah lagi
52 ingin pindah
53 pindah rumah
54 curiga
55 lepaskan dia
56 terbongkar
57 maaf
58 cinta Vino
59 mama pulang
60 pulang
61 cinta?
62 bukti
63 insiden
64 Benar cinta
65 cemas
66 menunggu
67 tragedi
68 rumah sakit
69 kecewa
70 tanda tangan
71 saran Vino
72 pergi
73 terbongkar
74 penjelasan
75 bicara
76 pulang
77 sesal
78 goresan tangan
79 mencari nara
80 amarah Milan
81 oh Vino
82 cek
83 sadar
84 waktu berlalu
85 hidup baru
86 rumah sakit
87 mengiyakan
88 keputusan
89 pernikahanChelsea
90 putus asa
91 bertemu Vino
92 pesta pernikahan
93 menggila
94 pertemuan
95 perasaan Milan
96 akan berjuang
97 rahasia
98 Nasehat ibu
99 petuah Milan
100 kembali
101 bersama
102 ikut
103 berangkat
104 jerman
105 perasaan Nara
106 sakit
107 Nara pulang
108 anugerah
109 Kelahiran
110 End
111 Extra part
112 extra part dua
113 Diam-Diam Suamiku Ceo
Episodes

Updated 113 Episodes

1
preweding
2
kabur
3
pengganti
4
pernikahan
5
pulang
6
culun itu kau
7
tak menerima
8
rencana
9
tanda tangan
10
mewarkan
11
pewaran naik
12
tak bisa lepas
13
tugas istri
14
istri milan
15
dingin
16
pijat
17
tersudut
18
istriku
19
ternyata terluka
20
lihat luka
21
kabur
22
merawat
23
sedih
24
rasa bersalah
25
sahabat
26
pekerjaan baru
27
menjemput
28
rahasia
29
pernikahan 1
30
pernikahan 2
31
pernikahan 3
32
rahasia sea
33
pulang
34
merasa kosong
35
rahasia
36
kantor
37
ruangan Milan
38
ciuman pertama
39
sibuk
40
demam
41
rumah Nara
42
istri
43
makan bersama
44
cemburu
45
menjemput
46
hidup Nara.
47
kencan
48
hadiah
49
Ciuman
50
petuah
51
petuah lagi
52
ingin pindah
53
pindah rumah
54
curiga
55
lepaskan dia
56
terbongkar
57
maaf
58
cinta Vino
59
mama pulang
60
pulang
61
cinta?
62
bukti
63
insiden
64
Benar cinta
65
cemas
66
menunggu
67
tragedi
68
rumah sakit
69
kecewa
70
tanda tangan
71
saran Vino
72
pergi
73
terbongkar
74
penjelasan
75
bicara
76
pulang
77
sesal
78
goresan tangan
79
mencari nara
80
amarah Milan
81
oh Vino
82
cek
83
sadar
84
waktu berlalu
85
hidup baru
86
rumah sakit
87
mengiyakan
88
keputusan
89
pernikahanChelsea
90
putus asa
91
bertemu Vino
92
pesta pernikahan
93
menggila
94
pertemuan
95
perasaan Milan
96
akan berjuang
97
rahasia
98
Nasehat ibu
99
petuah Milan
100
kembali
101
bersama
102
ikut
103
berangkat
104
jerman
105
perasaan Nara
106
sakit
107
Nara pulang
108
anugerah
109
Kelahiran
110
End
111
Extra part
112
extra part dua
113
Diam-Diam Suamiku Ceo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!