Dion nana dan kiki
Setelah kelulusan Kak saka dan Kak dicky, awalnya nana dan kiki seperti kehilangan semangat. Mereka sering curhat bareng, bahkan suka video call bareng hal itu di dukung dengan tempat tinggal kak saka dan kak dicky yang ternyata satu mess.
Dion yang melihat sahabatnya seperti itu hanya bisa menghela nafas, toh sangat sulit bagi dion mengambil hati dan menggantikan posisi kakak sahabatnya itu.
Keseharian mereka di sekolah seperti biasa selalu bersama seperti tiga serangkai. Kemana mana selalu bersama kecuali saat ke toilet saja.
Sepulang sekolah mereka akan ke kafe langganan mereka, atau sesekali hanya nana dan kiki saja yang saling mengunjungi rumah masing masing.
Nana dan kiki sering melakukan video call dengan kak saka dan kak dicky, saat mereka sedang berdua.
Dicky juga beberapa kali menghubungi nana secara personal, tanpa sepengetahuan kiki tentunya. Dicky bahkan lebih rutin mengabari nana di banding mengabari kiki adiknya. Durhaka sekaliii yaaa wkwkwk..
Nana yang sudah terbiasa menerima perhatian dari dicky menganggap kak dicky sama seperti kak sakanya.
Ke polosan nana membuat dicky sakit kepala, padahal dicky juga sulit menyampaikan perasaannya. Gengsi lebih tepatnya.
Tapi tidak apa apa, setidaknya sedikit demi sedikit hubungannya dengan nana lebih dekat.
3 Semester kemudian
Kiki nana dan dion saat ini sedang berada di akhir masa SMA mereka. Sebentar lagi mereka akan segera lulus dan melanjutkan ke jenjang perkuliahan pilihan mereka.
Semua terasa biasa saja, euforia kelulusan anak SMA pada umumnya, yang berbeda hanya satu saja. Dion.
Dion memilih menembak nana di akhir masa sekolah. Dia menembak nana saat mereka bertiga sedang di rooftop cafe yang sengaja mereka pesan untuk hari terakhir mereka memakai seragam sekolah.
"Na, aku menyukai mu sudah cukup lama. Kita juga sudah cukup dewasa. Mau kah kamu jadi pacarku na? " Ucap dion mendekati nana dengan muka memohon
Kiki yang mendengar itu tentu saja terkejut, walaupun dia tau dion menyukai nana.. tapi melihat pemandangan eksklusif di depan mata cukup membuat kiki terngaga.
"yon.. Bolehkah kamu ngasih aku waktu?" ujar nana.
Jujur saja dia ragu dengan perasaannya saat ini, dion adalah sahabat baiknya sedangkan akhir akhir ini kak dicky seakan mendekatinya tapi tidak kunjung memberikan kejelasan padanya.
"aku akan menunggu " Jawab dion berusaha tersenyum.. sebenarnya dia deg degan takut nana menolaknya. Tapi dia tidak bisa menunggu lagi, dia memilih mengutarakan perasaannya. Besok dia akan menagih jawaban nana.. bahkan jika nana menolak, dion sudah menyiapkan dirinya menekan perasaannya.
Walaupun dengan perasaan aneh, dengan sifat kiki yang memang mudah mencairkan suasana, mereka bertiga berhasil merayakan kelulusan mereka dengan canda tawa dan pulang ke rumah masing masing dengan pikiran yang berbeda beda.
Sepulang dari cafe, nana langsung menghubungi kak saka, mereka bercerita panjang termasuk rencana kuliah nana kedepannya.
Saka mendengar cerita adiknya, ingin rasanya dia memeluk adik kesayangannya tapi jarak mereka yang tidak dekat itu jadi penghalang. Apalagi melihat adiknya sekarang sudah mulai pintar merawat diri, semakin cantik tapi masih terlihat menggemaskan.
Malam harinya, nana juga mendapat ucapan selamat dari kak dicky. Nana bingung posisi dan perhatian dicky sebenarnya antara perhatian laki laki ke perempuan yang disukai atau hanya perhatian kakak dan adik sebagaimana dia dan kak saka.
Nana butuh dipastikan, nana sangat nyaman saat dicky berusaha mendekatinya via telfon. Jelas saja dicky dengan perawakannya yang tampan itu dan suasanya yang dalam mampu membuat nana senyum senyum sendiri.
Tapi malam ini berbeda, nana menunggu kak dicky mengutarakan perasaannya karna tidak mungkin dia duluan yang menembak laki laki bukan? ahh itu memalukan bagi nana..
Sampai malam semakin larut, dicky tetap menjadi pecundang dan memberikan perhatian tapi tidak memberikan kejelasan.
Nana yang uring uringan di kamarnya sedang kebingungan jawaban apa yang akan dia berikan kepada dion, kalau dion bertanya lagi?
"Dion sangat baik, bahkan dia menungguku sejauh ini" pikir nana..
"Kalau aku menolak, rasanya tidak tega. Dion sangat banyak membantuku selama 6 Tahun ini" tambahnya lagi
Tidak ada salahnya memberikan kesempatan bagi dion menempati hatinya, toh dia juga sedang tidak menjalin kasih dengan siapa siapa.
iyaa.. Dia memilih menjawab Iya untuk ajakan kencan dion saat di rooftop.
"Semoga aku tidak salah" batinnya.
Begitulah awal peningkatan hubungan dion dan nana.. dengan kiki juga sebagai saksinya.
Kiki juga dengan polos dan tanpa rasa bersalah memberitahukan ke dicky kalau nana menerima dion sebagai kekasihnya.
Dicky, merasa hatinya nyeri seakan tak rela. Tapi itu bukan salah nana, itu dia yang tidak bergerak cepat dan malah di dahului dion.
Saka yang juga mendengar cerita itu dari dicky, hanya bisa menenangkan sahabatnya. Walau dia tidak suka kepada dion.. tapi pilihannya ada di tangan princessnya. Semoga semua baik, begitu pikir saka.
Menata hati masing masing, walau sulit tapi pelan pelan, nana sudah mulai terbiasa dengan kehadiran dion sebagai kekasihnya walau awalnya terasa canggung tetapi dengan sangat sabar dion mengajaknya belajar menerima bersama.
Kiki masih tetap menjadi sahabat tempat cerita bagi nana, dan tentu hanya mendukung keputusan sahabatnya.
Sedangkan dicky, seperti kehilangan arah tapi berusaha menerima kenyataan.. Dia merutuki kebodohan sendiri di pikirannya berputar banyak kata andai andai..
"Seandainya dulu aku mengajaknya berpacaran.."
"Seandainya aku lebih gentle.."
argh...
Seandainya adalah kata yang menyedihkan..
Mampukah dicky menekan perasaanya dan membiarkan pujaan hatinya di miliki orang lain?
Bagaimana kisah seanjutnya.. ikutin aja yaa
BERSAMBUNG.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments