"Selamat jalan, Sayang," ucap Liora.
Sky hanya mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil disusul oleh Judy yang duduk di kursi depan. Lambaian tangan Sky menjadi lambaian terakhir untuk keluarganya.
Pintu gerbang dibuka oleh satpam penjaga. Mobil keluar dengan jalan melambat. Liora menatap mobil dengan rasa sedih yang membuncah. Ia masih dibalut dalam kerinduan, tetapi rindu itu harus ia tanam kembali selama Sky pergi.
Duaaaar ... !
"Skyyyyy !"
Liora ingin melangkah, tetapi Max menahannya. Kepulan asap serta jago merah melahap mobil yang ditumpangi Sky. Beruntunglah itu masih di wilayah mansion.
Bergegas anak buah Max memadamkan kobaran api tersebut. Liora serta Berli dipegang agar tidak mendekat pada mobil yang terbakar.
"Skyyy," jerit Liora.
"Tenang, Sayang. Semuanya baik-baik saja," ucap Max.
"Baik apanya?! Putramu di mobil yang terbakar itu!" berang Liora.
"Kakak," lirih Xavera.
"Cucuku," lirih Berli dengan tangis.
"Tenang, Sayang," ucap Alex.
Baik Liora, Xavera dan Berli sudah menangis terguguk melihat mobil yang terbakar. Alex serta Max hanya mengusap bagian jantung mereka yang hampir copot.
"Untung saja aku sudah diberitahu. Kalau tidak, aku bisa tiada saat ini juga," celetuk Alex.
Semuanya terdiam dan memandang Alex. Ketiga wanita cantik itu merasa ada yang aneh atas pernyataan yang Alex ucapkan.
"Apa maksudnya, Daddy?" tanya Liora.
"Lihat dua orang penjaga yang berdiri di sana." Max menunjuk dua pria yang memakai pakaian penjaga alias pakaian para pengawal.
Ketiga wanita itu mengalihkan pandangan mereka kepada dua orang pria yang wajahnya tidak mirip sama sekali dengan Sky serta Judy.
"Mereka Sky dan Judy," ucap Max.
"Mana mungkin," sanggah Liora.
"Mereka hanya memakai topeng wajah," beber Max.
"Yang terbakar itu siapa?" tanya Berli.
"Kadang kita harus mengorbankan seseorang dalam dunia itu. Semoga kedua pria itu selamat," ucap Alex.
"Jadi itu Sky?" tanya Liora tidak percaya.
"Iya, Sayang," jawab Max.
Liora berlari menghampiri kedua orang itu. Hal pertama yang ia perhatikan adalah warna mata. Liora langsung memeluk pria yang memiliki warna mata berwarna biru.
"Sky ... kamu mengejutkan Mommy," ucapnya.
"Hanya insiden kecil, Mom. Seseorang berniat jahat padaku," ungkap Sky.
"Mommy jantungan melihat mobil itu meledak. Syukurlah kalian berdua selamat."
"Kita harus berangkat, Sky," ucap Judy.
Sky mendaratkan kecupan di kening Liora. "Sky berangkat, Mom."
Sebuah motor besar menjadi kendaraan untuk Sky serta Judy berangkat ke gedung tertinggi perusahaan, di mana ada helikopter yang menunggu di sana.
...****************...
Markas hutan
"Bagaimana keadaan di berbagai wilayah? Apa mereka tidak mengirimkan beberapa senjata?" tanya Sky.
"Semua dikuasai dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa selagi papamu tidak diketahui. Hal ini bisa menyebabkan pemberontakan untuk saling menguasai daerah masing-masing," ucap Judy.
Sky menghela napas panjang. "Biarkan mereka di sana. Setelah papaku ditemukan, kita basmi siapa saja yang berani berkhianat."
Sky serta Judy menyamarkan wajah mereka lalu memakai pakaian khas penduduk lokal untuk menuju markas mereka di hutan. Sebelum ke sana, keduanya singgah dahulu ke kedai makan.
"Kita cari kabar dulu," kata Sky.
Keduanya masuk ke dalam kedai makan yang menjual berbagai makanan lokal serta minuman memabukkan. Siang itu ada banyak pria yang duduk sekadar bertemu dan saling mengobrol antar sesama.
Judy memesan dua botol minuman bersoda serta ayam panggang dengan mentega lumer. Keduanya bersikap biasa sembari memasang telinga.
"Apa kalian dengar rumah yang di hutan sana? Ada banyak jasad-jasad terpanggang dan terluka tembak. Hutan sana juga tidak boleh dikunjungi. Ada banyak pihak berwajib yang menjaga daerah itu," terang salah satu pria yang memakai topi rotan.
"Kita susah untuk mencari rusa," sahut yang lain.
"Bisa ... asal jangan lewat garis batas kuning," ucapnya.
Sky serta Judy menyelesaikan makannya. Dua lembar uang Real diletakkan di atas meja. Keduanya lalu keluar setelah mendengar para pria bergosip.
"Di mana mama dan Ali?" tanya Sky.
"Ayo kita ke hutan. Aku akan membeli alat untuk berburu."
Sky mengangguk. "Pergilah."
Judy bergegas membeli alat berburu, sedangkan Sky mengotak-atik ponsel melacak keberadaan sinyal yang terakhir kali ia dapatkan.
"Apa mama, Ali dan Tira selamat? Sinyalnya masih berada di dalam hutan," gumam Sky.
Judy datang dengan membawa peralatan berburu seperti busur silang. Keduanya menuju hutan di markas. Baru masuk saja sudah ada petugas yang menghadang.
"Kalian ingin berburu?" tanya petugas.
"Benar, Tuan," jawab Sky.
"Jangan sampai kalian melewati tali kuning," pesannya.
"Baik, Tuan."
Petugas itu mengizinkan Sky serta Judy masuk ke dalam hutan. Setelah beberapa langkah menjauh, Sky dan Judy memilih jalan terjal yang membawa mereka ke air terjun.
Sky mulai bersiul memanggil Tira selama perjalanan. Tidak ada tanda-tanda kucing itu menghampirinya.
"Apa Tira masuk ke dalam hutan lebat? Sinyalnya menunjukkan hal itu," ucap Sky.
"Kita ke air terjun saja," sahut Judy.
Ada pembatas garis kuning ke arah menuju hutan. Keduanya tetap melewati bentangan garis itu. Suara air terjun terdengar di telinga Sky dan artinya mereka sudah dekat.
Keduanya mengendap karena bisa saja petugas sampai di air terjun. Sky memandang ke sekeliling air terjun. Tidak terlihat Tira ataupun seseorang di bebatuan.
"Tidak ada siapa pun. Itu artinya sinyal ini berada di dalam hutan lebat," ucap Sky.
"Kita harus hati-hati ke sana. Ada banyak binatang buas. Aku sangat tidak ingin melewati sungai atau tempat berair. Aku takut anaconda dan buaya," ucap Judy.
"Apa yang terjadi pada Tira jika dia sampai masuk ke dalam hutan. Di mana Ali dan mama?" Sky sudah mulai khawatir. "Kita menyusur sekarang."
...****************...
"Tira ... kamu mau ke mana? Jangan pergi-pergi. Ada anaconda serta jaguar di sini. Kamu bosan hidup apa?" kesal Ali yang harus berlari mengikuti langkah Tira.
Berhari-hari Ali hidup dengan tidak tenang. Pada malam hari keduanya akan kembali ke air terjun dan pada pagi hari, maka keduanya akan masuk ke dalam hutan lebat.
"Kembali, Tiraaa!" jerit Ali yang sudah tersengal-sengal.
Tira mulai mengeong sembari berlari dengan ikuti oleh Ali yang sudah tertinggal jauh. Kucing besar itu mendengar suara siualan yang ia kenali.
"Tiraaaa," seru Sky. "Kamu di sini rupanya."
Ali tersengal-sengal, tetapi ia kaget mendapati dua orang pria bersama Tira. "Sky, Judy."
"Ali!" seru Sky dan Judy.
"Syukurlah kalian cepat datang. Semuanya habis, Sky," ucap Ali.
"Di mana mamaku?" tanya Sky.
"Tuan Black aku tidak tahu, tetapi tuan Selena. Di-dia sudah tiada," ucap Ali.
"Apa maksudmu? Kamu tidak melindungi mereka?" marah Sky.
"Mamamu menyuruhku pergi. Dia membantu tuan Black. Saat paginya ... aku melihat jasadnya," ungkap Ali.
Bugh ... bugh ... !
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Weny Yuniestin
saabbbbaaarrr sky
2022-03-07
0
Lailatul Mufida
kayaknya Judy salah satu penghianat nya...
2021-11-02
1
Lailatul Mufida
deg deg an, berasa nonton film action... sama halnya pas baca ceritanya MAXIM....
2021-11-02
2