Awal Mimpi Buruk Dona

Viktor tersenyum kearah dua orang yang ada di depannya dan kedua orang itu pun menunjukkan wajah serius serta berdiri tegap menghadap kearah Viktor

"Senang bisa bertemu dengan kalian, agen J dan F. Salam kenal aku Viktor, kalian pasti sudah kenal kan?"

Keduanya pun mengangguk bersamaan dan Viktor pun kembali tersenyum

"Kenapa anda memanggil kami kesini pak?" tanya agen J kepada Viktor yang sedang memakai jaketnya

"Aku ingin kalian melindungi gadis itu selama aku pergi. Aku ada sedikit urusan. Kalau begitu tolong ya"

Viktor pun berjalan menuju pintu keluar namun dia terhenti karena pertanyaan yang diberikan agen F

"Apa dia temanmu pak?"

Viktor pun melihat kearah Sena yang masih terbaring kemudian menatap kearah kedua agen itu lagi

"Dia... lebih dari itu, dah.." ucapnya seraya menutup pintu ruang inap Sena. Langkah kaki menjauh pun terdengar oleh kedua agen itu

Setelah suasana sepi, agen J menyikut perut agen F dan membuat orang yang disikut menjadi heran karena dia tidak melakukan kesalahan apapun

"Kau ini berani sekali bertanya seperti itu tadi. Apa kau tidak tegang saat di hadapannya?"

"Tegang, tapi sifatnya tadi membuat orang menjadi merasa aman. Oleh karena itu aku berani bertanya seperti tadi. Sifat pak Viktor... berbeda dengan yang orang-orang katakan" ucap agen F sambil melihat kearah pintu luar yang tertutup

"Itu karena kepribadiannya yang baik yang sedang muncul. Pak Viktor punya dua kepribadian, yang satunya lagi biasanya muncul pada saat jam 9 malam, tapi entah mengapa kepribadiannya yang lain itu tidak pernah muncul lagi"

"Kenapa bisa begitu?"

"Apa kau pikir aku tau jawabannya? Pak Viktor saja tidak tau apalagi orang lain. Tapi pak kepala bilang, kalau kepribadiannya yang lain bisa muncul kapan saja saat dia sedang marah, jadi sebaiknya kau jaga sikapmu saat di depannya"

Agen F pun segera mengangguk kemudian berjalan untuk duduk di kursi yang ada di ruangan itu

"Untung saja kita tidak bertemu dengan kepribadiannya yang lain"

"Aku tidak sengaja membaca sebuah file rahasia beberapa hari yang lalu.."

Belum selesai dengan perkataannya, agen F sudah lebih dulu memotongnya "Kenapa file itu bisa kau baca?! Itu kan tidak boleh"

Ucapnya karena para pegawai magang tidak diizinkan untuk melihat file rahasia, itu hanya boleh dilihat oleh para atasan

"Itu tidak sengaja terjatuh olehku saat aku sedang mengambil beberapa dokumen. Bisakah kau jangan menyela ceritaku?!" ucapnya seraya melipat tangannya didepan dada dan dengan ekspresi kesal karena sedari tadi ceritanya terus saja diganggu

"Baiklah lanjutkan"

Agen F pun menunjukkan tanda seperti mengunci mulutnya dan J pun melanjutkan kembali ceritanya

"Di sana tertulis kalau pak Viktor memiliki sebuah kelompok yang bernama Shadow Serpents. Semua anggotanya terdiri dari pembunuh-pembunuh kelas atas, hanya pak Viktor lah yang bisa mengendalikan mereka"

"Dimana mereka sekarang?"

Agen F sepertinya tidak bisa diam, dia sangat penasaran sehingga agen J hanya bisa pasrah kemudian melanjutkan ceritanya

"Karena pak Viktor kehilangan ingatan, jadi para anggotanya memilih untuk berpencar dan menunggu pak Viktor memanggil mereka kembali. Tidak ada orang yang tau tentang keberadaan mereka, hanya pak Viktor yang tau. Identitas para anggotanya juga sangat rahasia, yang tau wajah mereka hanyalah tuan Viktor, pak kepala, dan para dewan penting yang ada di kantor"

"Hebat, pak Viktor benar-benar hebat! Dia bisa mengendalikan para pembunuh kelas atas seperti itu" agen F pun bertepuk tangan pelan sambil menggelengkan kepalanya tanda dia sangat kagum dengan Viktor

"Kau tau, pak Viktor hanya butuh 6 bulan untuk mengumpulkan mereka"

"Keren, aku semakin hormat kepadanya"

"Aku bahkan tidak berani menatap langsung matanya. Aura yang dia keluarkan sangat berbeda"

"Namanya juga pembunuh terhebat di negara D dan mendapatkan julukan The Nightmare"

"Ya kau benar, itu berarti kita harus melindungi wanita ini dengan nyawa kita" ucap agen J sambil melihat kearah Sena dan membuat agen F juga melihat kearah yang sama kemudian mengangguk

"Ya, atau nyawa kita yang akan melayang nanti"

****

"Wah itu tadi seru sekali ya?"

"Iya kau benar, ayo datang lagi minggu depan"

"Baiklah"

Empat orang gadis berpakaian santai sedang bersenda gurau sehabis dari mall yang baru dibuka. Mereka memakai syal dikarenakan cuaca yang dingin saat malam hari. Mereka membahas soal tempat yang baru mereka kunjungi dan mereka tertawa lepas bersama-sama

Dengan memakai jaket hitam dan syal yang melingkar di leher, Viktor melintas di depan para gadis tadi. Dia menutupi hidung serta mulutnya dengan syal untuk menghindari udara dingin. Tapi siapa disangka kalau keempat gadis itu masih bisa mengenalinya dan kemudian memanggil dirinya

"Viktor?"

Ucap salah seorang gadis untuk memastikan kalau dia tidak salah orang. Merasa ada yang memanggil dirinya, Viktor pun menoleh kearah suara itu

"Ah senior ya? Selamat malam"

Ucap Viktor mendekat kearah mereka sambil tersenyum. Para gadis yang dipanggil senior itupun tersenyum kegirangan kemudian berlari menuju Viktor

"Ini pasti jodoh" ucap mereka bersamaan saat mereka sampai di depan Viktor

"Kau kenapa bisa ada disini?"

"Aku dengar ada tempat baru yang menyenangkan, jadi aku ingin mencobanya"

Ucap Viktor sambil tersenyum kearah seniornya. Viktor sebenarnya sedang merencanakan sesuatu oleh karena itu dia pergi ketempat itu. Viktor bukanlah orang yang suka bersenang-senang sendirian, jadi dia tidak akan mungkin datang ketempat baru sendiri. Kecuali kalau dia ada urusan yang menurutnya penting, seperti sekarang ini

"Kalau para senior?"

"Kami juga habis mencoba tempat baru itu dan kami hendak pulang sekarang. Tapi kami tidak melihatmu di sana tadi"

"Itu karena aku sibuk diarea permainan sedari tadi, jadi aku tidak pindah-pindah tempat. Oh ya, tempat tinggal senior dimana?"

"Dikompleks xxx"

"Eh itukan lumayan jauh dari sini. Apa mau ku antar?bahaya jika wanita pulang larut malam seperti ini"

Para gadis itupun melompat-lompat kegirangan karena mendapat tawaran dari sang pangeran. Tanpa berpikir panjang para gadis itu langsung saja mengangguk dan tersenyum kearah Viktor

"Tentu saja mau!"

"Kalau begitu ayo ku antar"

Viktor pun berbalik untuk mengantarkan para seniornya itu. Para seniornya pun tidak bisa berhenti berteriak senang di dalam hati mereka saking senangnya. Namun tanpa diketahui oleh keempat gadis itu, Viktor di depan sana kini sedang menyeringai jahat, siapapun yang melihat pasti tidak akan berani mendekat

★Keesokan harinya

"Hey aku dengar para kakak kelas kita masuk rumah sakit jiwa loh?"

"Iya aku dengar. Katanya mereka berteriak-teriak seperti orang gila dan takut dengan semua orang yang dia lihat"

"Wah kasihan ya"

Masih pagi sekali di sekolah tapi disepanjang lorong selalu diisi dengan gosip yang sama yaitu tentang sekelompok siswi yang tiba-tiba saja menjadi gila. Pembicaraan itu bukan hanya dikalangan siswa saja, tapi dikalangan guru juga, bahkan di blog sekolah juga terdapat berita tentang itu

Karena berisik, Viktor memilih untuk memakai earphone nya sambil berjalan ke kelasnya. Dengan tangan di dalam kantong celana, Viktor dengan santainya melewati para siswa-siswi yang bergosip

Saat sampai di depan kelasnya, terlihat sosok Dona yang menyender di dinding samping pintu kelas. Viktor tau kalau Dona sedang menunggu dirinya

Melihat kedatangan Viktor, Dona segera berdiri tegak dan menyingkirkan tubuhnya dari dinding. Viktor pun melepaskan earphone nya dan berdiri berhadapan dengannya

"Ada apa senior? Kenapa kau terlihat sedih?"

Dona yang ditanya segera saja menghampiri kemudian memeluk Viktor, tidak perduli situasi di sana sedang ramai atau tidak. Dia memeluk Viktor sambil menangis

"Semua teman-tema ku masuk rumah sakit jiwa, bagaimana bisa aku tidak sedih"

Dona pun menenggelamkan wajahnya di dada Viktor, dan Viktor pun mengelus lembut kepala Dona sambil menenangkannya. Meski di dalam hati Viktor sebenarnya dia tidak empati sama sekali, tapi ini semua demi kelancaran rencananya

"Yang sabar ya kak, mereka pasti akan baik-baik saja dan segera pulih sehingga mereka bisa bermain bersamamu lagi. Yang sabar ya, aku ada kapanpun kau membutuhkanku" ucap Viktor dengan sangat meyakinkan sampai-sampai teman sekelasnya menjadi iri dan ingin dipeluk juga oleh Viktor

Doni yang baru saja datang, melihat sekilas drama yang sedang terjadi di depannya itu kemudian memilih untuk masuk ke kelas

"Oh begitu, jadi sang singa sudah masuk ketahap penting ya?"

"Mata senior bengkak, ayo ke UKS dulu"

Ucap Viktor sambil menjauhkan Dona darinya karena dia tidak tahan dengan parfum yang Dona gunakan, dia pusing. Dona yang mendapat perhatian dari sang pujaan hati pun mengangguk kemudian berjalan menuju UKS dengan ditemani Viktor

Tidak butuh waktu lama hingga mereka sampai di UKS karena letaknya tidak terlalu jauh. Saat sampai di sana, Viktor langsung mengambil sekantong es untuk mengompres mata Dona yang bengkak karena menangis. Viktor pun memberikan kantong kompres itu kepada Dona dan langsung diterima oleh kakak kelasnya itu sambil mengucapkan terimakasih

"Kenapa teman-teman kakak bisa begitu?"

Tanya Viktor sambil duduk di kursi yang ada di samping Dona

"Aku tidak tau, saat ditanya mereka langsung berteriak-teriak kemudian menyakiti diri mereka sendiri, aku.."

Air mata mulai kembali keluar dari mata Dona, dia mengusap-usap matanya untuk menghapus air matanya yang mengalir, dia tidak bisa lagi melanjutkan ceritanya

"Tidak perlu dilanjutkan, aku tau pasti berat rasanya kehilangan teman. Kak Dona sebaiknya tidur saja disini, aku akan memberitahu ketua kelasmu nanti kalau kau izin"

"Baiklah, aku rasa aku akan tidur sebentar"

Dona pun berbaring di ranjang UKS dan Viktor pun memutuskan untuk pergi dari sana. Namun langkahnya terhenti karena Dona menarik ujung lengan seragamnya

"Bisakah kau menungguku sampai aku tertidur?"

Ucapnya sambil menunjukkan wajah memelas kepada Viktor. Viktor pun menghela napas kemudian duduk kembali ditempatnya tadi

"Baiklah, aku akan diam disini sampai kakak tertidur. Aku akan menjaga kakak, jadi tidurlah dengan tenang"

Ucap Viktor dengan sangat lembut seraya tersenyum. Dona yang mendengar itu langsung saja menjadi luluh lalu memejamkan matanya untuk tidur. Tidak butuh waktu lama sampai dia berada di dalam dunia mimpi

Melihat Dona yang sudah tertidur Viktor langsung saja berdiri dari tempatnya kemudian memandang sinis kearah Dona yang tertidur

"Ah dia membuatku kesal. Sepertinya aku harus membeli seragam baru setelah ini, baju ini sudah tidak layak lagi untuk ku pakai. Menjijikkan"

Viktor pun pergi meninggalkan UKS, menutup pintunya kemudian berjalan menuju kelas karena pelajaran sebentar lagi akan dimulai

Setelah 2 jam tertidur di UKS, Dona akhirnya terbangun dan matanya sudah kembali normal tidak bengkak lagi seperti sebelumnya

"Sudah berapa lama aku tidur?"

Dona pun melihat ke samping untuk mencari sosok yang dia harapkan, tetapi sosok itu tidak ada sehingga dia langsung mendengus kemudian tersenyum

"Tentu saja dia tidak akan ada disini, dia tidak mungkin akan bolos pelajaran"

Dona pun beranjak dari posisi tidurnya dan pergi keluar UKS untuk menuju kelasnya

Sesampainya di kelas ternyata tidak ada guru yang mengajar sehingga Dona langsung saja masuk. Semenjak Dona masuk kelas, beberapa siswi terus saja berbisik-bisik dari tadi, namun Dona tidak terlalu memikirkannya

"Hey lihat dia sudah datang"

"Iya kau benar, astaga aku tidak menyangka kalau dia bisa menjadi primadona sekolah"

"Iya kau benar"

Saat sampai di kursinya, Dona langsung marah karena melihat mejanya yang berantakan dan penuh dengan coret-coretan, dia tau kalau ini adalah perbuatan dari teman sekelasnya sendiri

"Siapa yang mencoret-coret mejaku?!! Ayo cepat mengaku!!"

"Lihat, kasihan ya.."

Para siswi semakin berbisik-bisik serta mengejek Dona dengan tawaan, namun kali ini Dona tidak diam saja seperti tadi

"Ala yang kalian tertawa kan?!! Diam!!"

"Wah wah wah, berani sekali primadona bicara kasar, nanti tidak cantik lagi loh"

Seorang siswi berambut sebahu datang menghampiri Dona yang terselimuti amarah, dia dan Dona sedari awal memang tidak pernah akur dikarenakan beberapa hal

"Tutup mulutmu, Tari! Atau kau akan menyesal!!"

Tanpa mempedulikan ancaman Dona, wanita itu pun melipat kedua tangannya didepan dada kemudian menatap remeh kearah Dona

"Siapa takut. Berani sekali sang primadona sekolah mencuri perhatian sang pangeran untuk keuntungannya sendiri. Dan... astaga, banyak penggemar Viktor di sekolah ini, tapi mereka tidak sampai melakukan hal seperti yang kau lakukan. Memotret foto Viktor diam-diam dan melakukan hal seperti itu? Sungguh menjijikkan sekali"

"Apa maksudmu?! Jangan bicara sembarangan ya!"

"Lihat saja blog sekolah jika kau tidak percaya"

Dona langsung saja mengeluarkan hp nya dan memeriksa blog sekolah untuk mengetahui apa maksud perkataan teman sekelasnya itu. Saat melihatnya Dona tidak bisa berhenti dibuat terkejut dan gelisah

"Ini tidak benar sama sekali!! Aku tidak pernah berbuat seperti ini! Pasti ada yang menyebarkan berita palsu tentang ini!! Siapa orangnya? Ayo cepat mengaku!!"

Dona pun meninggikan suaranya dan membuat orang-orang di dalam kelas menjadi kesal. Dona tidak terima soal berita yang tertulis di blog sekolah itu. Semakin dia meninggikan suaranya, semakin banyak juga orang-orang yang berbisik tentangnya

"Jangan ribut, nanti kelas sebelah terganggu" ucap Tari sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir pertanda menyuruh diam

"Kira-kira bagaimana ya reaksi Viktor jika mengetahui hal ini? Dia pasti akan langsung menganggapmu menjijikkan dan langsung membencimu. Pfthh, aku bisa membayangkannya"

"Dia pasti tidak akan percaya. Dia sangat percaya padaku!"

"Percaya diri sekali. Apa kau yakin? Viktor itu bisa dikatakan terlalu polos dan sekarang ini tidak ada Hyuga untuk menyakinkannya. Masih bisa menganggap kalau Viktor tidak akan percaya dengan yang tertulis di blog sekolah? Apalagi sudah ada fotonya langsung loh..."

"Kau!!"

Dona mengepalkan tangannya kemudian langsung pergi keluar kelas untuk menemui Viktor. Dia tidak mau Viktor menjadi membencinya hanya karena berita yang tidak benar

"Semoga Viktor belum melihat blog sekolah!"

Dona akhirnya sampai di kelas Viktor, yaitu kelas 1-5, di sana sedang tidak ada guru yang mengajar. Dona mencari-cari sosok Viktor namun dia tidak menemukannya sehingga dia memutuskan untuk bertanya kepada siswa yang ada di sana

Dona bertanya dengan baik-baik, namun jawaban yang diterima olehnya sangatlah ketus dan itu membuat Dona kesal

Dona memutuskan untuk bertanya kepada siswa yang lain, namun jawaban yang dia dapat selalu saja sama

"Tidak tau"

"Menjijikkan, dasar tidak tau malu. Bisa-bisanya dia masih berani menunjukkan wajahnya di depan Viktor"

"Kau benar. Dia benar-benar membuatku ingin muntah"

"Viktor pergi ke toilet"

Dona terkejut dengan suara dari belakangnya, dia menoleh dan mendapati sosok yang menatapnya sinis dihari saat Sena pertama kali datang ke sekolah ini, orang itu adalah Doni. Doni baru saja kembali dari ruang guru dan sekarang ini dia ingin masuk kelas namun Dona menghalangi jalannya. Doni tau kalau Dona pasti tidak akan pergi selama dia belum mendapatkan jawaban yang dia inginkan

"Terima kasih" ucap Dona langsung pergi dari kelas Viktor dan pergi menuju toilet

"Wanita bodoh" ucap Doni yang melihat punggung Dona yang menjauh kemudian masuk kelas

Di jalan menuju toilet, Dona melihat Viktor yang sedang berjalan kearahnya, sepertinya Viktor baru saja keluar dari toilet

"Viktor" panggil Dona sambil berlari kearah Viktor. Viktor yang dipanggil pun menoleh kearah depan

"Ada apa kak?"

"Apa kau sudah melihat blog sekolah?"

"Belum, aku tidak terlalu sering membukanya. Ada berita apa memangnya?"

Viktor pun hendak mengeluarkan hp nya untuk melihat apa yang tertulis di sana, namun Dona menghentikan pergerakan tangan Viktor

"Tidak ada apa-apa. Yang penting jangan sampai dilihat ya, itu semua berita hoax, tidak bagus untuk kau baca"

Dona pun tersenyum dan Viktor pun mengangguk kemudian memasukkan kembali hp nya ke dalam kantong. Dona pun menghela napas lega, untunglah Viktor belum melihatnya

"Viktor, apa kau akan percaya padaku?"

"Tentu, kak Dona kak memang orang yang baik. Tentu saja aku mempercayai kakak" ucap Viktor sambil tersenyum lebar layaknya anak kecil

"Baguslah, kalau begitu aku pergi dulu ya. Ayo pulang bersama nanti ya"

"Ok"

Dona pun melambai kearah Viktor kemudian segera pergi menuju kelasnya. Saat Dona sudah tidak terlihat lagi, Viktor pun mengeluarkan hp nya dan tersenyum karena berita yang tertulis di sana

Ring!ring!

Telepon Viktor berbunyi, di layarnya tertulis nama Paman kim sehingga Viktor langsung saja mengangkatnya

"Halo paman, ada apa?"

"Maaf mengganggu tuan Viktor, tapi saya ingin mengabarkan kalau Sena sudah sadar"

"Benarkah? Syukurlah, aku akan kesana setelah pulang sekolah"

"Baik, hati-hati di jalan tuan"

Telepon pun dimatikan dan Viktor segera melanjutkan langkahnya menuju kelas setelah dia selesai memasukkan hp nya kembali ke dalam kantong

****

Hari sudah sore dan para siswa sudah saatnya jam pulang sekolah. Di loker sepatu ada banyak siswa yang masih mengganti sepatu mereka dan di lapangan juga masih ada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler

Dona terkejut saat melihat loker sepatunya. Di dalamnya terdapat banyak sekali sampah basah dan bangkai tikus, dia jijik dan serasa ingin muntah karena mencium aromanya. Dia kesal, pasti ada orang yang sengaja melakukan hal seperti ini padanya

"Siapa yang sudah melakukan ini?!!"

Tanya Dona kepada sembarang orang yang ada di sana, tentu saja tidak akan ada yang mau mengaku. Perhatian Dona teralihkan kepada sosok Viktor yang masih mengganti sepatunya jadi dia langsung saja menghampirinya

"Viktor.."

Viktor yang dipanggil pun menoleh. Tanpa berkata apapun, Dona langsung saja menarik tangan Viktor dan memperlihatkan loker sepatunya yang kotor dan berharap semoga Viktor mau membantunya

"Lihat apa yang dilakukan seseorang terhadap loker sepatuku! Apakah kau bisa membantuku mencari pelakunya?"

Dona mulai menunjukkan sikap manjanya lagi, kebanyakan pria akan luluh saat Dona bersikap seperti itu. Namun Viktor sama sekali tidak bergeming, dia sama sekali tidak terpesona dengan tingkah centil kakak kelasnya itu

Viktor segera melepaskan genggaman Dona di tangannya kemudian membuat jarak diantara mereka

"Maaf senior, aku ada urusan setelah ini jadi minta tolong yang lain saja ya"

Setelah mengatakan itu, Viktor langsung menggandeng tasnya kemudian langsung pergi dari tempat itu. Dona yang diacuhkan lagi oleh Viktor langsung saja merutuk kesal sambil cemberut kearah Viktor yang semakin menjauh

Para siswi yang ada di sana langsung saja berbisik-bisik kemudian tertawa karena melihat Dona yang diacuhkan oleh Viktor

"Kasihan, dia diabaikan lagi oleh Viktor"

"Iya"

Dona mendengarnya dan langsung menatap tajam kearah para gadis tadi. Para gadis itupun berhenti berbisik kemudian langsung pergi dari sana

Dona kembali lagi melihat lokernya yang sangat kotor itu, sepatunya yang ada di dalam juga ikutan kotor, sepertinya dia harus melaporkan hal ini kepada ayahnya

★Di Rumah sakit

Viktor membuka ruang rawat Sena kemudian langsung berjalan mendekat kearah pasien. Melihat kedatangan Viktor, dua orang yang sedang ada di dalam langsung saja menoleh dan mengucapkan salam kepada tuan mereka itu

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja, maaf membuat tuan dan yang lainnya cemas"

"Tidak apa-apa. Ini, aku bawakan bubur untukmu supaya cepat sembuh"

Ucap Viktor seraya menyerahkan kantong belanjaannya tadi yang di dalamnya terdapat bubur hangat yang baru saja dia beli. Sena pun langsung menerima pemberian Viktor sembari tersenyum

"Terima kasih"

"Terima kasih banyak tuan Viktor"

"Bukan apa-apa. Jadi Sena, kapan kau boleh pulang?"

Sena yang sedang sibuk memakan buburnya pun menoleh kearah Viktor yang duduk di samping ayahnya itu. Dia menelan bubur yang ada di mulutnya kemudian segera menjawab pertanyaan Viktor

"Dokter bilang aku sudah boleh pulang hari ini"

"Kalau begitu kau sudah bisa bersekolah besok"

Ucap Viktor sambil tersenyum. Sena mengangguk dan tidak lupa juga tersenyum, dia sungguh tidak sabar untuk kembali bersekolah

"Tuan Viktor, bagaimana dengan siswa-siswa yang membully Sena?"

Paman Kim masih cemas dengan keadaan Sena nantinya, dia tidak mau kalau Sena kembali lagi disakiti oleh kakak-kakak kelasnya itu

"Tenang saja paman, aku akan melindunginya di sekolah nanti. Aku jamin dia tidak akan diganggu lagi"

"Saya jadi tenang mendengarnya, tolong jaga putri saya, tuan Viktor"

Viktor mengangguk sebagai jawaban. Viktor tidak akan membiarkan Sena terluka lagi, tidak ada yang boleh menyakiti keluarganya

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!