Dunia Virtual

★Keesokan harinya★

Viktor dan yang lainnya kini sudah berada di dalam dunia game yaitu dunia virtual yang dibuat khusus untuk meningkatkan kemampuan para generasi muda

"Wah aku pikir aku akan memilih kostum untuk karakterku, ternyata hanya pakai seragam sekolah" ucap Viktor karena hanya memakai seragam sekolahnya disini. Yang lainnya juga tampak sedikit kecewa

"Kau benar, aku sangat kecewa dengan ini"

"Selamat datang di dunia virtual untuk kalian semua. Tes pertama kalian hari ini sudah ada di dalam saku kalian"

Sebuah hologram muncul di depan mereka, menampilkan sosok Sem, yaitu orang yang sering memberikan informasi kepada mereka sewaktu berada di vila

Mendengar perkataan Sem, Viktor dan yang lainnya pun langsung merogoh saku seragam mereka. Mereka mendapati secarik kertas kecil bertuliskan misi yang harus mereka selesaikan

"Hari ini kalian harus menyelesaikan perintah itu—"

Belum sempat selesai menjelaskan, Viktor dan yang lainnya sudah sweet drop duluan. Ekspresi mereka menjadi lesu, terduduk, dan tidak suka dengan tulisan yang ada di kertas itu

"Aku rasa aku akan log out saja" ucap Viktor seraya berdiri dari posisi duduknya tadi

"Aku juga"

Mereka semua pun ingin log out dari tempat itu, mereka tidak mau melakukan apa yang tertulis di kertas tadi, mereka ingin keluar

"Kenapa tidak ada tombol untuk log out disini?" ucap Ana yang langsung membuat semuanya menjadi bingung sekaligus terkejut

"Itu karena kami tau kalau kalian akan log out jika kalian melihat perintahnya. Oleh karena itu kami tidak menyediakannya dan kami akan mengeluarkan kalian setelah kegiatan ini selesai"

Mereka semua otomatis menjadi kesal, sepertinya mereka semua satu pemikiran tentang apa yang sedang terjadi sekarang ini

"Kegiatan ini untuk mengatasi ketakutan kalian. Kami ingin membuat kalian bisa dengan hal yang tidak kalian bisa, ini salah satu misi kami dalam melatih kalian. Jadi, selamat berjuang"

Hologram itu pun lenyap, meninggalkan kekesalan para siswa di sana

"Tap ini kan.."

Zena yang kembali lagi melihat kartunya kembali menjadi sweet drop. Wajahnya menjadi lemas pertanda kalau dia benar-benar tidak bisa melakukan apa yang tertulis di sana

"Aku tidak mau melakukannya, aku sangat takut ketinggian" Ana pun terduduk dan sedikit gemetar, yang lain juga hampir sama dengan Ana

"Kalau aku harus belajar berenang, tapi itu sangat menyeramkan menurutku. Bagaimana kalau tiba-tiba saja ada yang menarik ku dari dalam air?!!"

Yang tertulis di kertas itu adalah kelemahan serta ketakutan para peserta. Mereka harus mengatasi itu dan menjadi orang yang lebih baik lagi, itulah tujuan dari kegiatan hari ini

"Aku takut dengan kucing.." ucap feri seraya memeluk dirinya sendiri karena merinding membayangkan kucing

"Ha?! Bagaimana bisa kau takut dengan hewan berbulu nan menggemaskan itu?"

Lira kembali mengejek Feri, dan Feri pun membalas seperti biasanya

"Ya bagaimana lagi?!! Aku tidak suka sesuatu yang berbulu lebat, dan aku merasa kalau kucing-kucing itu seperti akan memakan ku!"

"Mereka tidak selera denganmu"

"Apa kau bilang hah?!!"

Perkelahian antara Lira dan Feri pun terjadi lagi, entah kenapa mereka mudah sekali terpancing emosi satu sama lain. Yang lainnya pun satu persatu mengatakan ketakutan mereka yang tertulis dikertas itu

"Kalau kau Viktor?"

Viktor pun memperlihatkan kartunya kepada para anggota yang lain "Anak-anak, aku benci anak-anak"

"Hee... aku tidak menyangka kalau kau benci dengan anak-anak yang imut seperti itu"

"Mungkin menurutmu mereka imut, namun bagiku mereka sangat menyebalkan. Aku lebih suka berhadapan dengan preman daripada anak kecil yang tidak bisa ku pukul saat mereka membuatku marah! Aku tidak mau berurusan dengan mereka"

Wajah Viktor kini menunjukkan kekesalan sekaligus ketakutan akan anak-anak yang sebentar lagi akan dia hadapi

"Aku juga tidak mau menyelesaikan perintah ini"

Semuanya mengangguk bersamaan pertanda kalau mereka setuju dengan perkataan Zena tadi

Hologram tadi tiba-tiba muncul lagi di depan mereka, membuat semua pandangan terarah kearah hologram itu

"Aku tau kalau kalian tidak akan mau melakukannya. Oleh karena itu di setiap tes nanti akan ada hal yang akan mendorong kalian menyelesaikannya"

"Sesuatu yang akan mendorong kami? Maksudnya?"

"Setelah ini kalian selesaikan, maka tahap selanjutnya adalah untuk meningkatkan kemampuan kalian, kalian akan bersenang-senang sesuka kalian. Silahkan pergi ketempat yang tertulis di sana"

"Sepertinya kita terpaksa harus melakukan ini. Semuanya, lakukan lah yang terbaik, kita akan berkumpul disini saat kita selesai"

Mereka semua mengangguk lalu berpencar menuju ketempat yang tertulis diatas kertas mereka masing-masing

★viktor

"Ah... aku tidak mau masuk"

Saat ini Viktor sedang berdiri di depan sebuah pintu tempat penitipan anak. Dia hanya berdiri di sana dan tidak berani untuk masuk ke dalam. Viktor pun menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, setelah itu baru dia memberanikan dirinya untuk membuka pintu itu

Viktor membukanya secara perlahan, dan suara berisik dari dalam pun terdengar oleh Viktor

Banyak sekali anak kecil di sana, semuanya sangat berisik dan itu membuat Viktor terdiam dan mendadak menjadi lesu

"Hwaah!!!"

Suara tangisan seorang anak kecil menarik perhatian Viktor. Di Sana dapat dia lihat ada tiga anak kecil, dua laki-laki dan satu perempuan. Yang menangis adalah anak laki-laki dengan rambut berwarna cokelat, sedangkan dua lainnya sibuk berdebat tanpa ada yang mau mengalah

"Ini salahmu yang membuat dia menangis!"

"Ha?! Dia nya yang terlalu cengeng!!"

Karena tangisan anak kecil itu semakin keras, Viktor pun mendekat kearah anak-anak itu. Viktor memang tidak suka dengan anak-anak, tapi dia tidak tega jika melihat ada anak kecil yang menangis

"Itu salahmu!"

"Kenapa kalian berkelahi? Dan kenapa dia menangis?"

Merasa ada yang datang dan mendekat kearah mereka, anak-anak itupun langsung menoleh dan menghentikan debat mereka sejenak

Saat salah satu anak itu melihat kearahnya, Viktor langsung dibuat terkejut dan tidak percaya akan hal yang dilihatnya

"Orang dewasa sebaiknya pergi saja!"

"Wajah ini kan... wajah ku saat masih kecil?!"

Wajah anak kecil yang dia lihat adalah wajahnya saat dia masih kecil, lebih tepatnya waktu dia berumur 4 tahun. Dia ingat kalau Roy, ketua organisasi yang diikutinya pernah menunjukkannya

"Kau tidak boleh bicara begitu kepada kakak ini!"

Sang anak perempuan pun ikut bergabung dan langsung memarahi Viktor kecil

"Berisik! Dan kau sampai kapan mau menangis terus?!!"

Merasa dibentak, sang anak yang menangis pun berhenti menangis. Dia pun menyingkirkan tangannya yang menutupi wajahnya saat menangis tadi sambil terisak lalu melihat kearah Viktor

Viktor lagi-lagi dibuat terkejut, bagaimana tidak, wajah yang dia lihat sekarang ini adalah wajah Hyuga saat dia masih kecil. Hyuga pernah memperlihatkan wajah saat dia masih kecil kepada Viktor

"Hyuga?! Ini Hyuga saat masih kecil! Ah jadi ini ya yang pak Sem maksud dengan sesuatu yang akan mendorong kami. Aku mengerti sekarang. Tapi siapa gadis kecil ini?"

Viktor pun memandangi ketiga anak kecil itu secara bergiliran, Viktor kecil yang dipandangi pun menjadi kesal karenanya

"Kenapa kau melihat ku seperti itu?!"

"Tidak kusangka kalau aku akan dibentak oleh diriku sendiri. Kenapa dia sangat tidak sopan?!"

Viktor pun berusaha tersenyum kearah Viktor kecil, dia ingin sekali memukul anak itu, tapi dia tidak tega karena itu adalah dia sendiri, ya meskipun itu hanyalah NPC

"Siapa nama kalian?"

"Bukan urusanmu!"

Dengan sangat cuek dan acuh, Viktor kecil menimpali perkataan Viktor

"Kenapa sikapku disini sangat kasar?! Seingat ku aku sangat baik saat aku masih kecil... kenapa disini malah begini?!"

"Namaku Febi, pria menyebalkan ini Viktor dan yang satu ini Hyuga"

Hyuga yang diperkenalkan pun mengangguk sedangkan Viktor kecil memilih untuk menoleh kearah lain

Sudah Viktor duga kalau itu benar-benar dia dan Hyuga saat masih kecil, tapi dia bertanya-tanya, kenapa disini juga ada Febi? Viktor yakin sekali kalau Febi kecil ini adalah Febi yang selalu mengajaknya berdebat di sekolah. Viktor baru mengenal Febi selama beberapa minggu, tapi mengapa di misi yang dibuat untuk Viktor malah ada Febi saat masih kecil? Apa hubungannya dengan Febi? Kenapa dia juga dimasukkan kesini?

Karena tidak ada tempat untuk menanyakan hal itu, Viktor memilih untuk menyimpan dulu semua pertanyaannya dan fokus pada misi yang sedang dijalankannya sekarang ini. Sebenarnya ini bukan misi melainkan tantangan, tapi Viktor menyebut ini sebagai misi yang harus dia selesaikan

"Jadi kenapa Hyuga menangis?"

"Viktor merebut mainannya!" ucap Febi mengadu kepada Viktor yang lebih besar. Viktor kecil yang merasa diadukan langsung menolehkan kepalanya kemudian langsung menatap sinis kearah Febi kecil

"Aku tidak! Aku hanya meminjamnya!! Kau jangan berbohong ya!"

"Aku tidak bohong!!"

"Sudahlah, Viktor ayo minta maaf kepada Hyuga"

"Tidak kusangka kalau Hyuga sangat cengeng saat masih kecil. Oh tidak, Hyuga bilang dia tidak cengeng, ini hanya NPC yang dibuat agar mirip dengannya"

Viktor pun tersenyum kearah anak-anak itu, namun itu membuat Viktor kecil malah menjadi kesal

"Apa yang kau tertawakan!? Semuanya, ayo serang pria ini..!"

Sepertinya saat Viktor sedang asik berbincang dengan Febi kecil, Viktor kecil memberi kode dan membuat semua anak laki-laki datang dan berkerumun disekitar Viktor. Viktor sama sekali tidak menyadari itu, sekarang ini dia benar-benar terkepung oleh anak-anak

"Woh..!!"

Setelah aba-aba dari Viktor kecil, semua anak-anak kecuali Febi dan Hyuga datang dan menyerang Viktor. Ada yang menarik-narik rambut Viktor, ada yang menggigit tangannya dan berbagai hal lain yang bisa dilakukan oleh anak kecil kebanyakan

"Rasakan ini pria dewasa! Ini akibatnya jika kau berani padaku"

Dengan wajah penuh Kemenangan dan diiringi tertawa keras, Viktor kecil memukul-mukul tubuh Viktor. Viktor yang dihajar oleh anak-anak itupun hanya bisa meringis kesakitan sambil menahan kekesalannya. Dia ingin memukul, tapi dia tidak mau memukul anak kecil. Andaikan saja mereka semua itu orang dewasa pasti sudah lama dihajar olehnya

"Tidak kusangka kalau aku akan diserang oleh diriku sendiri!"

"Hei hentikan... ah jangan menarik rambutku!"

Febi kecil berusaha untuk menghentikan teman-temannya yang lain namun dia sama sekali tidak didengarkan. sedangkan Hyuga kecil kembali menangis lagi

"Hyuga... berhentilah menangis"

Viktor berusaha membujuk Hyuga agar berhenti menangis, namun itu tidak berhasil sama sekali

"Kau membuat nya semakin menangis dasar bodoh!!"

"siapa yang kau panggil bodoh anak kecil?!"

"Astaga siapa yang membuat diriku saat kecil senakal ini..?!"

★Ana

"Aku takut... ketinggian..!!"

Ana saat ini berada diketinggian 1000 kaki dari atas permukaan laut. Ana harus melewati sebuah jembatan kecil dan berjalan ke seberang sana. Namun Ana belum melangkah sedikitpun sejak dia sampai di sana tadi, dia hanya terus memegangi sebuah tongkat dan sesekali melirik ke bawah, dan setelah dia melihat kebawah dia langsung mundur beberapa langkah kemudian terduduk sambil gemetaran

"Ini mustahil!"

Teriak Ana dalam hati, dia benar-benar tidak berani. Dia lebih memilih bertarung melawan singa daripada harus menaklukan ketinggian, dia benar-benar tidak berani

Sesuatu diseberang sana tiba-tiba saja menarik perhatian Ana. Meskipun jaraknya terbilang jauh, namun Ana tetap bisa melihat benda itu. Matanya seketika berbinar dan diapun perlahan berdiri

"Itukan... game super terbatas yang hanya ada 5 di dunia ini? Bagaimana itu bisa disitu?!!"

Perkataan Sem tadi pun melintas lagi dalam pikirannya

"Ah jadi ini ya yang pak Sem maksud dengan sesuatu yang akan mendorong kami? Sialan! Kenapa dia bisa tau hal yang sangat aku inginkan...?!"

"Semangat Ana, kami akan memberikanmu yang asli jika kau berhasil menyelesaikannya" ucap hologram Sem yang muncul di depannya

"Eh benarkah?!"

"Tentu, kami menyiapkannya khusus untukmu. Jadi berjuanglah" setelah mengatakan itu, hologramnya pun menghilang

Ana pun melihat lagi kearah benda yang ada di sebrang sana, dan dia kemudian langsung memegangi kepalanya frustasi

"Tapi meskipun begitu... kakiku tidak mau bergerak karena gemetaran!!"

★Jeremy

"Aku... takut kegelapan. Rasanya akan ada sesuatu yang muncul di sana.. menyeramkan!"

Jeremy saat ini sedang berada di depan sebuah gua. Tes yang harus diselesaikannya adalah masuk kesana dan menemukan jalan keluar. Namun sejak sampai di sana, Jeremy sama sekali tidak berniat untuk masuk, dia hanya memandangi kegelapan di dalam gua itu. Tubuhnya gemetar dan dia sama sekali tidak bisa fokus

Jeremy pun memutuskan untuk pergi dari sana, dia takut kalau akan ada yang menariknya dari kegelapan itu. Tapi saat dia hendak pergi, samar-samar Jeremy mendengar sebuah suara dari dalam gua

Pertama kali Jeremy memilih untuk mengabaikan suara itu, tapi untuk yang selanjutnya suara itu terdengar semakin jelas

"Tolong!!!"

Suara yang sangat Jeremy kenali meminta tolong dari dalam gua. Jeremy langsung panik dan mencari-cari orang disekitar berharap ada orang disekitar sana, namun dia tidak menemukan siapapun karena ini adalah tes untuk dirinya

Suara itu lagi-lagi meminta tolong, Jeremy pun meneguk ludahnya kasar kemudian memandang lagi ke dalam gua, dia sama sekali tidak bisa melihat apa-apa

Dengan langkah perlahan dan tubuh yang gemetar, Jeremy memberanikan dirinya untuk memasuki gua dan menolong orang yang minta tolong tadi

"Sialan! Padahal aku sudah tau kalau itu jebakan, tapi aku tetap saja melakukannya" ucap Jeremy sambil memasuki gua yang gelap dan panjang itu

★Feri

"Akh!!! Jangan mendekat! Menjauh dariku! Hush, hush!"

Feri saat ini sedang berada di toko kucing, ada banyak sekali berbagai spesies kucing di sana. Feri langsung ketakutan dan menjauh dari kucing-kucing yang hendak mendekatinya

Meow!!

Para kucing itu terus saja mendekat kearah Feri yang saat ini berada di atas meja, dia gemetaran dan geli dengan hewan berbulu itu. Feri pun menutup matanya karena takut

Meow?

Seekor kucing melompat ke atas meja dan berdiri di samping Feri, Feri yang terkejut pun langsung membuka matanya dan menoleh kearah kucing itu. Alangkah terkejutnya dia saat melihat kucing kecil di sampingnya itu, wajahnya mengingatkan Feri kepada seseorang yang dikenalnya

"Ba-bagaimana bisa?!"

"Oii, untuk yang buat tes seperti ini bukankah ini keterlaluan?! Meskipun mereka lucu tapi aku tetap tidak bisa menyentuh mereka!!" ucap Feri sambil melihat ke atas berharap Sem muncul lagi, namun tidak ada yang terjadi sama sekali

Kucing kecil tadi pun maju kemudian langsung menggosokkan tubuhnya ke kaki Feri, secara otomatis Feri melompat ke belakang dengan sangat cepatnya

Merasa dijauhi, kucing kecil itu langsung memperlihatkan wajah sedihnya kearah Feri yang berada disudut ruangan

★viktor

"Hahaha, itulah yang kau dapatkan jika berani macam-macam denganku!"

Viktor masih saja disiksa oleh dirinya saat kecil serta anak-anak yang lain. Tubuhnya saat ini terlentang di lantai dan Viktor kecil berdiri di atasnya sedangkan anak-anak yang lain duduk dan menahan kaki serta tangan Viktor

"Viktor! Cepat lepaskan kakak itu!"

Ucap Febi kearah Viktor kecil yang berkacak pinggang di atas Viktor dewasa. Bukannya menurut, Viktor kecil malah meledek kearah Febi

"Tidak mau, bwleh!!"

"Mungkin sedikit aneh jika aku menghukum diriku sendiri, tapi jika tidak segera diberi pelajaran maka aku yang akan semakin repot nanti"

Viktor pun segera bangun dari posisi tidurnya dan anak-anak yang memeganginya tadi pun tersingkir, Viktor pun menjadi bebas dari mereka

Viktor langsung duduk seraya menatap tajam kearah anak-anak itu. Anak-anak di sana seketika merinding melihatnya, ada yang kabur, ada yang menangis, dan ada yang hanya berdiri dengan gemetaran

"Anak nakal harus diberi hukuman!"

Ucap Viktor seraya mengepalkan tangannya kearah sosok dia saat masih kecil. Viktor kecil pun mundur seraya menahan air matanya, dia ketakutan sekarang

Saat Viktor hendak mendekat, tangan kecil menahan pergerakan Viktor. Viktor pun menoleh kearah samping bawahnya, di sana dia lihat kalau Hyuga kecil lah yang menahannya

"Ka-kakak, jangan hukum Viktor"

"Ah.. imutnya..! Aku tidak pernah melihat sisi Hyuga yang seperti ini"

"Hyuga, kakak hanya akan menghukumnya sebentar.."

Ucap Viktor sambil tersenyum kearah Hyuga. Tapi bukannya percaya dan melepas, Hyuga kecil malah semakin mengeratkan genggamannya seraya menggeleng tanda dia tidak mau. Viktor pun menghela napas pasrah dan langsung menatap kearah Viktor kecil yang berada lumayan jauh darinya

"Viktor kecil! Hyuga yang tadi kau buat menangis kini melarang ku untuk menghukum mu! Bukankah kau harus mengatakan sesuatu?"

Bukannya menuruti perkataan Viktor dewasa,dia malah menolehkan kepalanya kearah lain seraya melipat tangannya di depan dada

"Aku diabaikan!!"

"Baiklah karena kau tidak mau... kalau begitu aku akan memberikanmu pelajaran"

****

Setelah 4 jam menjalani tes yang sulit, Viktor dan yang lainnya akhirnya selesai dan mereka berkumpul ditempat mereka semula

"Jadi kalian berhasil ya?" tanya Ban membuka pembicaraan

"Kau sepertinya sangat kerepotan Viktor?!" tanya Ana kearah Viktor yang terduduk lesu dan tidak ada semangat sama sekali

"Mengurus anak-anak itu sangat merepotkan"

"Ne, kalian tau? Semua kucing yang aku temui tadi memiliki wajah yang sama seperti kalian loh... oleh karena itu aku berani menyentuhnya"

"Ah begitu ya"

"Sepertinya kita didorong oleh sesuatu itu agar kita bisa melakukannya... ah aku sangat lelah! Tidak kusangka kalau aku akan dibuat kerepotan oleh diriku sendiri!" ucap Viktor seraya berdiri dan mensejajarkan dirinya dengan yang lain

"Eh? Dirimu sendiri? Apakah kau tadi merawat dirimu yang masih kecil?"

Tanya Zena seraya mendekatkan wajahnya kearah Viktor dan Viktor pun langsung mundur dan membuat lagi jarak diantara mereka

"Ya.. dan dia sangat nakal! Seingat ku aku sangat penurut saat masih kecil, tapi entah kenapa yang disini sangat nakal!"

"Mungkin kau memang nakal saat kau kecil dulu"

Viktor yang mendengar itu pun langsung kesal dan kemudian melipat tangannya di depan dada

"Selamat karena sudah menyelesaikan misi kalian. Sekarang—"

"Oii! Darimana kau tau wajahku saat aku masih kecil?"

Viktor menyela perkataan Sem, dia langsung bertanya dengan kesal kearah hologram di depannya itu

"Kepala sekolahmu" ucap pria itu singkat

"Paman ya? Dia pasti tau dari pak tua itu!"

"Sifatnya?!"

"Berdasarkan data yang kami terima"

"Data itu salah kau tau?! Aku jadi sangat kerepotan gara-gara diriku sendiri!"

"Ah sepertinya dia benar-benar kesal dengan sifatnya yang jahil"

"Ya kau benar"

Ana dan yang lainnya pun langsung berkumpul kemudian bergosip tentang Viktor. Viktor yang tadinya melotot kearah hologram itu kini langsung menoleh kearah teman-temannya yang berbisik-bisik

"Berisik!"

"Semua tantangan yang diberikan kepada kalian hari ini adalah berdasarkan data yang kami peroleh. Kelemahan dan ketakutan kalian sudah kami dapatkan. Kami melakukan ini agar kalian bisa mengatasi semua itu. Dan untuk viktor, kau satu-satunya yang diuji dengan hal yang sangat kau benci! Itu karena kau tidak mempunyai kelemahan ataupun ketakutan dari data yang kami dapatkan"

"Eh? Apa kau tidak takut ketinggian?"

"Tidak"

"Aku sering melompat dari atas pesawat" lanjut Viktor dalam hatinya serasa menatap datar kearah Ana

"Apa kau tidak takut gelap?"

Viktor pun menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Jeremy "Aku selalu bekerja di dalam kegelapan"

"Jadi kau tidak takut dengan kucing?"

"Tidak, mereka lucu jadi aku tidak takut!"

"Apa kau tidak takut dengan beruang?"

Viktor yang ditanyai seperti itu oleh Pilo Langsung saja sweet drop, memangnya siapa yang mau melawan beruang

"Aku tidak takut, tapi aku tidak mau menghadapinya"

"Kalian semua sudah selesai berceritanya? Kalau sudah, sekarang saatnya untuk kalian bersenang-senang"

Viktor dan yang lainnya pun langsung menoleh kearah hologram itu dan tentu saja dengan senyuman di wajah mereka. Akhirnya waktu mereka untuk bersenang-senang datang juga, mereka seketika menjadi bersemangat

"Disini banyak tempat dengan berbagai hal yang mungkin menurut kalian akan menyenangkan. Silahkan pilih tempat apa saja yang kalian mau"

"Kalau begitu aku akan pergi ketempat fantasi untuk mengalahkan para monster. Tunggulah kalian monster-monster jelek!!" ucap Ana seraya pergi ketempat yang baru saja dia katakan

"Aku akan ke kota dan mengalahkan semua penjahat"

Viktor juga pergi ketempat yang dia inginkan. Yang lainnya pun melihat tempat-tempat yang ada di maps kemudian langsung pergi ketempat yang mereka inginkan

****

★Di negara D

"Akh!!"

Sejak kepergian Viktor dan Hyuga, Sena selalu saja dibully oleh kakak kelasnya. Perlakuan mereka semakin hari semakin keterlaluan dan orang yang membully juga semakin banyak. Itu terjadi karena sang pemimpin dari pembullyan ini adalah sang primadona sekolah, yaitu Dona. Dia bisa dengan mudah menyebarkan berita bohong dan membuat orang-orang menjadi membenci Sena

"Entah kenapa aku tidak bisa berhenti menghajarmu. Mungkin karena Viktor tidak mengangkat teleponku, dan itu semua gara-gara kau!!"

Dona pun mencengkeram kuat dagu Sena dan membuatnya meringis. Dona yang melihatnya pun langsung menyeringai kemudian langsung melepaskannya

"Oii hentikan!"

Suara keras dari pintu toilet menarik perhatian setidaknya 5 orang yang sedang berada di dalam toilet, dia mendekati orang-orang itu dengan wajah marah

"Memangnya siapa kau?! Apa kau tidak tau siapa aku?!"

"kak Dona. Primadona sekolah, anak dari seorang jaksa dan juga sangat berpengaruh di sekolah ini"

Sena yang tadinya tidak terlalu memperdulikan siapa orang itu kini langsung menoleh kearah suara saat dia sadar kalau suara itu adalah suara orang yang dikenalnya

"Febi! Kenapa kau bisa ada disini?! Cepat pergi!!"

"Bagaimana mungkin aku bisa pergi saat temanku sedang disakiti!!" ucap Febi sambil tetap mendekat kearah Sena yang terduduk di lantai toilet, dia sama sekali tidak takut dengan pandangan sinis yang sedari tadi Dona lontarkan kepadanya

Saat sudah dekat dengan Sena, Febi langsung saja merangkul nya dan langsung membawa Sena berjalan keluar dari toilet

Dona yang melihatnya hanya bisa memandangi kepergian dua orang itu. Saat Febi dan Sena sudah keluar dari toilet, sebuah senyuman penuh arti muncul di wajahnya

"Sepertinya ada yang mau menderita lagi"

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!