Hari masih gelap tapi Viktor dan Hyuga sudah siap untuk berangkat ke bandara. Taksi sudah menunggu di depan rumah mereka
Sebelum berangkat, mereka harus memeriksa apakah semua yang diperlukan sudah dibawa
"Viktor, apa kau membawa paspormu?"
Viktor pun langsung mengecek tas yang sedang dia gendong. Mencari-cari yang ditanyakan oleh Hyuga, dan setelah dia menemukannya Viktor langsung memperlihatkan buku kecil nan tipis itu kepada Hyuga
"Sudah"
"Baguslah. Kalau begitu, Paman Kim dan Sena, kami berangkat dulu"
Hyuga pun mengangkat koper miliknya dan memasukkannya kedalam bagasi mobil, begitu pula dengan viktor. Barang bawaan Hyuga lebih banyak daripada Viktor karena Hyuga akan lebih lama perginya
"Jaga diri kalian ya"
"Jangan lupa menelpon ke rumah ya"
Viktor baru saja akan masuk kedalam taksi, tapi karena mendengar perkataan Sena tadi, dia terhenti dan segera menoleh kepada Paman Kim dan juga putrinya itu
"Ah aku lupa bilang, saat di sana aku akan mematikan teleponku, aku hanya akan menelpon jika ada keadaan darurat. Jadi, maaf sepertinya aku tidak bisa menelepon kalian"
"Biar kau lebih fokus ya? Baiklah kami mengerti"
"Kalau begitu kami pergi dulu"
Hyuga dan Viktor pun masuk kedalam taksi. Mobil segera dilajukan menuju bandara, paman Kim dan Sena melambaikan tangan mengiringi kepergian dua tuannya itu. Hyuga dan Viktor pun ikut membalas lambaian mereka sampai mereka tidak melihat satu sama lain lagi karena jarak yang menjauh
Jalanan masih sepi karena masih pagi, jadi tidak terlalu macet. Mereka berdua bisa sampai ke bandara dengan cepat karena itu
Saat ini mereka sedang berada ditempat pemeriksaan barang, lalu melakukan pengecekan tubuh. Mereka bersih, tidak ada senjata aneh yang melekat pada diri mereka
"Baiklah Viktor, aku pergi dulu. Kalau ada sesuatu hubungi aku ya"
"Ok"
Hyuga dan Viktor pun pergi menuju pesawat keberangkatan mereka masing-masing. Saat menuju pesawat para penumpang diperkenankan untuk menunjukkan tiket pesawat mereka. Setelah selesai, mereka bisa langsung masuk ke pesawat
Setelah memperlihatkan tiketnya, Viktor langsung meletakkan barang-barangnya kemudian duduk di kursi yang dekat dengan jendela
Viktor hendak memakai earphone nya dan tidur sebentar karena dia masih mengantuk, namun itu terhenti karena seseorang tiba-tiba saja mengajaknya bicara
"Permisi, apa aku boleh duduk di sampingmu?"
Seorang pria berkacamata dan mantel berwarna coklat kini sedang menunggu persetujuan dari Viktor. Dari penampilannya bisa Viktor ketahui kalau orang itu bukanlah dari negara D, orang itu juga tidak terlihat mencurigakan jadi Viktor biasa-biasa saja
"Tentu, silahkan"
Mendapat persetujuan dari Viktor, pria itu langsung duduk setelah meletakkan tas berwarna hitam miliknya yang dia bawa
Merasa sudah selesai, Viktor segera memakai earphone miliknya lalu memutar lagu yang bisa menenangkan pikirannya dan membuatnya ingin tidur
Pria di sampingnya tidak terlihat untuk mengajak Viktor bicara lagi, dia memilih untuk mengeluarkan sebuah buku dari balik mantelnya
Viktor yang sepenuhnya belum tertidur menoleh kearah pria itu. Memperhatikan wajah orang itu dengan seksama kemudian beralih menatap kearah buku yang sedang dibacanya. Viktor memperhatikan buku itu lumayan lama, sehingga pria itu langsung mengalihkan perhatiannya kearah Viktor
"Ada apa?"
Meski memakai earphone, Viktor bisa tau apa yang dikatakan oleh pria itu melalui gerak bibirnya. Supaya memudahkan mereka bicara, Viktor pun melepas earphone nya
"Ah tidak, aku hanya tidak menyangka kalau orang sepertimu menyukai buku seperti itu" ucapnya sambil menunjuk buku yang covernya berwarna coklat itu
"Apa tidak boleh?"
"Tidak, aku hanya sedikit heran saja. Sebenarnya aku juga suka buku itu"
Pria itu pun melihat covernya sebentar, lalu langsung menoleh dan tersenyum kearah Viktor
"Aku awalnya tidak suka buku seperti ini, tapi ada seseorang yang membaca buku ini berulang-ulang dan aku penasaran apa yang seru dari buku seperti ini. Tapi setelah ku baca ternyata memang menyenangkan"
"Siapa orang itu?"
"Em aku sudah menganggapnya seperti anakku sendiri, tapi entah bagaimana dengannya"
Pria itu pun tertawa kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Viktor yang melihatnya sama sekali tidak peduli dengan itu
"Dimana dia sekarang?"
Entah karena apa, Viktor ingin mengetahui tentang orang itu. Mungkin karena dia menganggap kalau orang yang menyukai buku seperti itu sangat jarang jadi dia senang kalau ada orang yang menyukai buku itu sama sepertinya
"Em, beberapa tahun yang lalu dia meninggalkanku dan tidak pernah lagi memberikan kabar. Kalau dia masih ada, mungkin dia sudah sebesar dirimu"
"Ah begitu ya..."
"Kau ada perlu apa ke negara K?"
"Aku akan mengikuti olimpiade yang ada di sana"
Viktor pun menyandarkan punggungnya ke kursi dan mencari posisi yang nyaman menurutnya
"Oh... semangat ya kalau begitu. Apa kau mau aku ajak berkeliling saat sampai di sana?itu adalah kampung halamanku"
"Tidak perlu, aku bisa sendiri. Oh ya Paman..."
"Aku dipanggil nya Paman! Apa aku terlihat setua itu?!"
Saat Viktor memanggilnya Paman, pria itu serasa ada sebuah panah yang menembus dadanya! Sangat menyakitkan saat dia mendengar ada yang memanggilnya Paman padahal dia masih muda
"Kenapa kau ada di negara D?"
"Hanya untuk bertemu dengan seseorang, karena sudah selesai jadi aku pulang"
"Oh... perjalanan nya masih sekitar 6 jam lagi, aku mau tidur dulu kalau begitu. Paman, bangunkan aku ya kalau sudah sampai" ucapnya seraya memasang earphone nya kembali dan menyenderkan kepala lalu menutup matanya
Pria itupun mengangguk kemudian lanjut membaca bukunya kembali. Tidak butuh waktu lama, Viktor sudah berada di dunia mimpi, dia tertidur dengan sangat lelapnya seakan tidak memiliki beban sedikit pun
Pria itu memandangi wajah Viktor sejenak dan senyum menghiasi wajahnya kala itu, entah apa yang sedang dia pikirkan. Dan setelah itu dia memutuskan untuk membaca bukunya dan mendengarkan musik juga
****
Setelah 6 jam akhirnya pesawat tiba di bandara yang ada dinegara K. Viktor serta pria tadi kini sudah berada di luar bandara menunggu jemputan mereka masing-masing
Viktor masih sedikit mengantuk sehingga dia beberapa kali menguap dan meregangkan tubuhnya yang kelelahan karena duduk di pesawat selama berjam-jam
"Viktor, apa mau ku antar?"
"Ah tidak perlu, nanti akan ada yang datang menjemputku"
Sebuah mobil hitam terparkir tepat di depan mereka, mobilnya mewah dan sangat mengkilap. Mobil itu adalah jemputan untuk pria tadi
Seorang pria berjas hitam turun dan segera memasukkan barang bawaan pria itu kedalam bagasi dan setelah itu dia langsung membukakan pintu untuk tuannya
Pria itu pun mengucapkan salam kepada Viktor kemudian masuk kedalam mobil. Viktor balas mengangguk, dan mobil hitam itupun segera pergi dari bandara. Tidak lama setelah mobil tadi pergi, sebuah mobil berwarna putih datang dan berhenti tepat di depan Viktor. Seorang pria berjas hitam berkacamata turun dan langsung membukakan pintu untuk Viktor. Tanpa bertanya apapun Viktor langsung masuk ke dalam mobil itu
Mobil itupun melesat pergi meninggalkan bandara, membawa Viktor menuju tempat tujuan. Tidak ada percakapan sama sekali selama perjalanan
Sekitar satu jam lebih dari bandara, Viktor akhirnya sampai ditempat tujuan. Sebuah vila besar berwarna putih berada tepat dihadapannya
Viktor segera melangkahkan kakinya ke dalam, dan tanpa mengetuk atau menekan bel dulu, Viktor langsung saja membuka pintu dan masuk
Didalam ternyata sudah ada siswa lain yang sudah datang, jumlahnya ada 7 orang dan jika ditambah dengan dirinya maka semua jumlah mereka adalah 8 orang
"Halo, selamat datang, apa kau Viktor?" ucap salah seorang pria dengan poni kepada Viktor. Viktor yang ditanya pun mengangguk dan tidak mengatakan apapun
"Namaku Feri, salam kenal"
Pria itupun menjulurkan tangannya dan Viktor pun membalasnya dengan diiringi senyuman diwajahnya
"Viktor, senang bertemu denganmu"
Feri pun meletakkan tangannya di dagunya kemudian mendekatkan wajahnya kearah Viktor, memperhatikan wajah Viktor dari jarak dekat. Viktor yang diperhatikan hanya bisa sedikit memundurkan kepalanya sambil tersenyum kikuk
"Seperti informasi yang diberikan Jeremy, kau memang tampan. Meski tidak setampan diriku, hahaha!!" ucapnya dengan tangan direntangkan dan tawa besar yang memenuhi segala ruangan
"Viktor, apa makanan kesukaanmu? Wanita seperti apa yang kau sukai?"
Kali ini seorang wanita yang menanyai Viktor, dia juga mendekatkan jaraknya dan membuat Viktor memundurkan langkahnya perlahan
"Hentikan kalian semua!!"
Suara yang sangat lantang terdengar dari lantai dua, semua yang ada di sana langsung mendongakkan kepala mereka ke atas. Di Sana terlihat seorang pria berkacamata dengan tubuh yang sedikit lebih besar dari yang lainnya
"Sebagai ketua disini, aku tidak membolehkan kalian untuk mengerumuninya seperti itu. Pertama-tama perkenalkan diri kalian dulu, dimana sopan santun kalian?!" ucapnya sambil menuruni anak tangga satu persatu
"Sejak kapan kau jadi ketuanya disini?"
Feri sepertinya tidak menyukai laki-laki itu, dengan menyisir rambutnya Feri melontarkan kalimat penolakan kepada laki-laki tadi
"Karena tidak ada yang lebih cocok selain aku disini!" ucapnya lagi dengan membusungkan dadanya dan membanggakan dirinya sendiri
"Kenapa semua orang sangat membanggakan diri mereka sendiri disini?"
Batin Viktor dalam hatinya, tidak menyadari kalau dirinya sendiri juga sering membanggakan diri sendiri bahkan lebih parah dari orang-orang yang ada di depannya itu
"Bisakah kalian tenang? Aku sedang berusaha naik level disini!"
Seorang gadis masih dengan seragam sekolahnya sedang bermain game online di handphone nya, dia sama sekali tidak peduli dengan keadaan disekitarnya
"Semuanya... ayo tenanglah..."
Kali ini seorang gadis imut sedang berusaha menenangkan suasana. Rambutnya pendek bergelombang dan dia terlihat gugup saat ini, sepertinya dia adalah orang yang pemalu
"Oii bocah yang di sana" ucap seorang wanita sambil menunjuk Viktor dan dengan sebuah bola ditangannya. Viktor yang ditunjuk kemudian menunjuk dirinya sendiri memastikan kalau yang dimaksud oleh wanita itu adalah dirinya
"Iya kau, ayo bermain sepak bola bersamaku!"
"Ah maaf, aku lebih suka bermain basket"
"Lagipula kau memanggilku bocah?! Bukankah umur kita sama saja?"
"Ah membosankan"
Wanita itupun duduk dan dengan posisi kaki kanan bertumpu di kaki kiri layaknya posisi seorang bos
"Sudah diam semuanya!!"
Pria berkacamata itu mulai angkat bicara lagi, dengan nada suara yang dia tinggikan, semua yang ada di ruangan itu pun diam dan suasana menjadi tenang
"Bagus! Aku akan memperkenalkan semua yang ada disini! Namaku Ban, aku dari negara A yaitu dari SMA Diamond"
"Orang yang sedang bermain game itu adalah Ana, dia dari negara M. Jangan coba-coba bertanding game dengannya karena kau tidak akan bisa menang" ucapnya sambil menunjuk kearah gadis yang sedang sangat fokus dengan game yang dia mainkan
"aku tidak bertanya apapun tentang itu"
"Orang yang sedang mengutak-atik laptop itu adalah Jeremy, dia dari negara C. Sangat berbakat dalam mencari informasi dan meng- hack situs rahasia"
Jeremy yang diperkenalkan pun hanya menaikkan kacamatanya yang tidak melorot sama sekali kemudian mengangguk singkat sebagai salam
"Oh... tapi lebih hebat aku tentunya" ucap Viktor dalam hatinya dan membanggakan diri sendiri lagi
"Wanita tomboi itu adalah Zena, dia dari negara ini. Meski dia itu perempuan tapi tenaganya sekuat laki-laki! Nangan mau diajak berkelahi olehnya"
"Ah..aku bisa melihat bekas pukulannya di kepala mu!Lagipula aku juga tidak suka bertarung dengan wanita"
"Wanita cantik itu adalah Lira, dia dari negara J. Dia sangat mudah dekat dengan laki-laki dan rumornya kalau dia pernah berpacaran dengan ketua OSIS di lima sekolah yang berbeda di negara J"
Lili yang diperkenalkan pun melambai kearah Viktor kemudian mengedipkan sebelah matanya kearah Viktor. Viktor sama sekali tidak peduli dengan itu
"Laki-laki narsis ini adalah Feri!"
Feri yang dipanggil narsis pun segera berhenti dari kegiatannya dan menatap kearah Ban sambil mengepalkan tangannya. Dia ingin memukul Ban,tapi Ban tidak peduli dengan ancaman Feri dan terus saja berbicara
"Dia dan jeremy berasal dari negara yang sama. Meskipun dia laki-laki tapi dia itu sangat lemah sekali!"
"Kau ada masalah denganku ya?!"
"Dan yang terakhir, dia adalah Pilo dia dari negara H. Dia sangat pemalu dan juga cengeng jadi jangan sampai membuatnya menangis ya"
Pilo pun mengangguk dan tersenyum kecil kearah Viktor kemudian segera menyembunyikan wajahnya dibalik bantal yang dia pegang dari tadi. Viktor pun tersenyum menanggapinya
"Baiklah, kalau begitu aku yang akan memperkenalkan diri sekarang. Namaku Viktor, aku dari negara D yaitu SMA Harvey. Sifatku mudah berubah jadi jangan sampai membuatku kesal ya!"
Viktor pun tersenyum, namun senyum itu memiliki seribu arti jika orang yang di sana mengetahuinya
"Ayo Viktor! Aku akan menunjukkan kamarmu!"
"Eh..?! Aku juga mau mengantar nya!"
"Aku ketua disini! Jadi ini tugasku!"
Ban dan Lira pun berdebat dengan siapa yang akan mengantar Viktor ke kamarnya. Lira ingin mengantar karena dia ingin PDKT dengan Viktor, sedangkan Ban ingin mengantar karena menurutnya itu adalah tugas yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin
"Bisa cepat tunjukkan kamarku?! Aku ingin segera menyegarkan diriku dari perjalanan melelahkanku tadi"
Viktor sedang tidak mood untuk menyaksikan perdebatan diantara dua orang yang baru dikenalnya itu, dia ingin segera membaringkan dirinya yang kelelahan sehabis dari perjalanan. Lira dan Ban yang menyadari kalau Viktor sedang lelah langsung menghentikan perdebatan mereka
"Ayo ikuti aku!" ucap Ban sambil menaiki tangga menuju lantai dua. Lira yang merasa dicurangi hanya bisa mengomel tidak jelas sambil duduk ke tempatnya tadi
Viktor pun mengangkat kopernya, kemudian mengikuti kemana Ban melangkah. Mereka berhenti di depan sebuah pintu berwarna krim, dapat dilihat oleh Viktor dilantai itu juga ada 3 kamar lainnya yang sama dengan kamar yang sedang ada di depannya itu. Viktor yakin kalau itu adalah kamar para siswa yang lain
Viktor pun membuka pintu kamarnya kemudian langsung masuk. Ruangannya luas serta semua barang-barangnya tersusun rapi, dari jendela Viktor bisa melihat taman serta jalan raya yang ramai dengan kendaraan
"Di lantai dua ini adalah tempat untuk siswa laki-laki dan di lantai satu adalah siswa perempuan. Makan malam akan diadakan jam 20.00 nanti, semua yang ada di rumah ini bisa kau gunakan sesukamu"
"Ah begitu ya? Terima kasih atas penjelasannya. Sekarang aku mau membereskan barang-barangku dulu"
"Ok, aku akan memanggilmu saat makan malam nanti"
Viktor pun mengangguk dan Ban pun kembali turun ke bawah. Mengeluarkan semua yang ada di dalam kopernya, Viktor mulai menyusun barang-barang bawaannya
Hanya butuh waktu sebentar untuk menyusun semua barang bawaannya, jadi Viktor bisa segera merebahkan dirinya di atas kasur dan menghilangkan kelelahan akibat perjalanan jauhnya tadi
Merasa sudah mendingan, Viktor segera beranjak dari tempat tidurnya kemudian langsung menuju kamar mandi untuk menyegarkan sekaligus membersihkan dirinya
Viktor mandi selama 20 menit. Setelah memakai bajunya dan mengeringkan rambutnya, Viktor segera turun dan bergabung dengan siswa yang lainnya
"Kalian sedang apa?"
Tanyanya saat melihat teman-teman barunya yang sedang berkerumun di suatu tempat, kecuali Ana yang masih fokus dengan game nya
"Jeremy membuatkan kita kue, ayo makan bersama"
Ucap Ban sambil meletakkan sepotong kue ke piring yang ada ditangan kirinya. Viktor kemudian duduk didekat Ana lalu mengalihkan perhatiannya kearah televisi yang sedang menampilkan pertandingan basket
"Rasa apa?"
"Vanila" ucap Jeremy sambil memberikan sepotong kue kepada Feri
"Kalian saja yang makan kalau begitu"
"Eh? Apa benar kau tidak mau? Ini enak loh"
Kali ini Zena yang bicara dan dengan mulut yang sibuk memakan kue buatan Jeremy
"Aku lebih suka rasa cokelat daripada yang lain"
Yang lain pun mengangguk paham kemudian lanjut memakan kue mereka masing-masing
"Viktor, bisakah kau memberikan nomor handphonemu?" ucap Lira sambil duduk di samping Viktor dan tentu saja dengan tangannya yang masih memegang sepotong kue di piringnya
"Tidak bisa"
"Oh ayolah"
Lira pun merengek sambil menggoyang-goyangkan tangan Viktor, namun Viktor sama sekali tidak bereaksi dengan hal itu
"Oii, berhentilah mengganggu anggota yang lain!"
"Bilang saja kalau kau iri karena aku memperhatikan Viktor dan bukannya dirimu"
Lira pun memandang tajam kearah Ban sambil sesekali menjulurkan lidahnya tanda mengejek. Ban yang diejek hanya bisa menggeleng sambil menghela napas lelah
"Kau bukan tipeku Lira. Aku tidak mungkin menyukai orang sepertimu!"
"Apa?!!"
Ban dan Lira lagi-lagi berdebat, mereka saling melempar tatapan yang tajam. Viktor kemudian menoleh kearah Ana yang tidak bicara sama sekali sejak tadi. Ana yang merasa diperhatikan pun mulai bertanya dengan mata yang masih fokus ke layar hp nya dan Viktor yang ditanya hanya menggeleng sebagai jawaban
Ana berhenti sejenak kemudian menghadapkan tubuhnya kearah Viktor. Viktor pun melakukan hal yang sama. Dengan seringai di wajahnya, Ana menunjuk Viktor tepat di depan wajahnya
"Ayo bertanding game denganku!"
"Apa hadiah untuk pemenang"
"Ah kau benar juga, tidak seru jika tidak ada hadiah. Baiklah, pemenangnya bisa meminta apapun dari pihak yang kalah selama seminggu"
Semua yang ada di ruangan itu terkejut dan berusaha untuk menghentikan Viktor supaya tidak bertanding game dengan Ana. Mereka tau kalau Ana itu sangat terkenal di dalam dunia game, dia adalah pemain muda berbakat yang sudah sering memenangkan berbagai macam pertandingan
Tanpa menghiraukan perkataan siswa yang lainnya, Viktor malah tersenyum kemudian menyanggupi tantangan dari Ana
Pertandingan antara Viktor dan Ana pun dimulai. Mereka memakai TV diruang tengah untuk pertandingan mereka. Mereka memulai langsung dengan pertandingan yang sengit diantara mereka, yang lainnya pun ikut tegang melihat mereka berdua
"Wah, dia lumayan juga. Tapi masih belum cukup untuk mengalahkanku!"
Ana pun mengeluarkan jurus terkuatnya dan menyerang karakter yang dimainkan Viktor, itu berhasil menguras banyak PH milik Viktor. Namun meskipun demikian, Viktor sama sekali tidak gelisah dan tetap saja tenang seperti awal pertandingan
Sudah sekitar 20 menit mereka bertanding, namun belum ada yang menang, ini pertandingan terlama Ana selama bertahun-tahun ini. Dia sangat bersemangat mendapat lawan yang tangguh, bisa dilihat dari matanya yang berapi-api
"Ah aku bosan.."
"Hey, ayo segera kita akhiri ini, aku sudah bosan"
"Apa kau bilang?! Berani sekali kau bicara sombong seperti itu padahal kau akan segera game over"
"Benarkah? Baiklah, akan ku tunjukkan kemampuanku yang sebenarnya"
Viktor pun masuk ke mode serius, dengan lincahnya dia menggerakkan konsol game, menyerang dengan sangat cepat dan membuat lawannya kewalahan
"Apa?! Apa dia dari tadi belum serius melawanku?Tidak, dia pasti hanya menggertak"
Dengan damage yang kuat, Viktor mengejutkan Ana yaitu seorang gamers profesional. Ana sama sekali tidak bisa membalas serangan bertubi-tubi yang diberikan oleh Viktor. Dan akhirnya... GAME OVER!
Ana tidak percaya kalau dia akan dikalahkan oleh orang lain, dia tidak sanggup untuk berkata apapun. Semua yang menyaksikan pertandingan seru tadi langsung bertepuk tangan atas kemenangan Viktor
"Kau harus tepati janjimu ya"
"Baiklah, janji tetaplah janji. Aku tidak menyangka kalau akan ada orang yang bisa mengalahkan ku, selamat Viktor"
"Terima kasih, kau juga hebat"
"Se-semuanya, ayo makan malam dulu"
Tanpa mereka sadari, ternyata sudah saatnya mereka untuk makan malam. Mereka semua segera beranjak dari tempat mereka kemudian langsung menuju dapur
Dalam perjalanan menuju dapur, Ana dan Viktor masih berbincang tentang dunia gamers. Karena yang lainnya tidak terlalu paham tentang game, jadi mereka tidak ikut dalam pembicaraan kedua orang itu
Makan malam sudah tersedia di meja, semua menu kesukaan masing-masing siswa semuanya ada di meja, masih hangat dan siap untuk disantap. Para koki yang ditugaskan untuk memasak tadi langsung pergi setelah mereka selesai menyajikan makanan. Viktor dan yang lainnya pun berdoa bersama sebelum makan dan setelah itu mereka langsung menyantap makanan mereka. Mereka makan dengan lahap dan sesekali diselingi gurauan Zena dan juga Viktor
Setelah makan malam, para siswa langsung berkumpul diruang tengah karena ada pemberitahuan untuk perlombaan mereka besok
"Kalian akan berkompetisi besok dan pemenangnya akan diumumkan pada hari itu juga. Hari berikutnya lagi kalian akan berlatih untuk meningkatkan kemampuan kalian, kalian akan diberikan latihan khusus"
Orang itupun menjelaskan panjang lebar tentang latihan-latihan yang akan mereka dapatkan. Semuanya pun mendengarkan dengan seksama dan mengajukan pertanyaan jika mereka tidak mengerti
"Begitulah penjelasannya, selamat beristirahat"
Orang itupun pergi dan suasana di dalam menjadi hening sejenak
"Ketua, aku mau keluar sebentar"
Viktor beranjak dari tempat duduknya. Dengan memakai jaket berwarna hitam, Viktor melangkahkan kakinya menuju pintu keluar
"Kau mau kemana? Kita semua harus istirahat untuk kompetisi besok"
"Aku tidak akan lama, dah..."
Tanpa mengindahkan perkataan Ban, Viktor pergi keluar vila, entah akan kemana dia kali ini. Ban pun pasrah dengan teman barunya itu, dia pun segera memerintahkan yang lainnya untuk segera beristirahat dikamar mereka masing-masing
Udara malam yang dingin menerpa kulit wajah Viktor, cahaya rembulan sangat terang malam ini. Waktu yang sangat cocok untuk berjalan-jalan menurut Viktor
Langkah kakinya dia langkahkan menuju sebuah gedung berlantai 70. Sangat tinggi menjulang langit. Dengan seringai di wajahnya, Viktor melangkah masuk ke dalam gedung itu
"Wah tidak kusangka kalau seorang bos mafia adalah seorang CEO di negara ini, sepertinya akan sulit"
Dengan santainya Viktor masuk ke dalam gedung itu. Para staf yang berjaga sama sekali tidak mencurigainya ataupun berusaha menghentikannya. Itu sedikit aneh, tapi Viktor sedang tidak mau memikirkannya untuk saat ini
Saat berpapasan dengan karyawan gedung, Viktor mengangguk sebagai salam dan mereka pun membalas salam dari Viktor, seperti itu terus ketika berpapasan
Viktor sudah mengetahui semua tata letak CCTV di gedung ini, jadi dia bisa menghindari wajahnya tertangkap oleh kamera
Saat tidak ada orang disekitar, Viktor mulai melancarkan aksinya. Dia mengeluarkan kamera CCTV berukuran kecil kemudian menempelkannya ketempat yang menurutnya pas, dia menempelkannya di setiap sudut ruangan
Setelah selesai, Viktor langsung pergi meninggalkan gedung itu. Seringai puas tampak di wajahnya karena tujuannya berjalan sukses malam ini
Dari sebuah lantai di gedung yang baru saja Viktor masuki, seseorang sedang menatap kepergian Viktor. Dengan senyuman yang memiliki seribu arti, orang itu terus melihat kearah Viktor sampai Viktor tidak terlihat lagi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments