"Sepertinya aku masih harus memberi profesor Nay pelajaran saat pulang nanti"
Sambil memakan cokelat yang baru dibelinya, Viktor berjalan menyusuri jalan yang sepi dengan lampu jalan yang remang
Saat dalam perjalanan, Viktor berhenti didepan sebuah taman bermain karena merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang
"Keluarlah! Aku tau kau mengikuti ku!"
Merasa sudah ketahuan, orang asing itupun keluar dari persembunyiannya dan berdiri lumayan jauh dari Viktor, lebih tepatnya diatas tiang yang ada di taman bermain itu
Orang itu memakai jaket hitam serta topi, membuatnya menyatu dengan kegelapan malam. Viktor tidak bisa melihat wajahnya tapi dia tau kalau orang itu sedang tersenyum
"Apa mau mu? Kau beruntung karena aku sedang tidak membawa pistolku sekarang ini"
Orang itu mengindahkan pertanyaan Viktor, dia tetap saja tersenyum dan itu membuat Viktor semakin kesal
Orang tadi tiba-tiba saja mengeluarkan senjata dari kantong jaketnya dan langsung menembak kearah Viktor. Bukan hanya satu tembakan, tapi lima tembakan beruntun. Itu bukan masalah untuk Viktor, dia bisa menghindari semua tembakan itu dengan mudah
Viktor menatap kesal dan aura membunuh pun dia keluarkan. Orang itu tersenyum lagi dan setelah itu diapun segera pergi, menghilang dari hadapan Viktor
Viktor mengejar orang itu, dan aksi kejar-kejaran pun terjadi. Saat sampai dijalan raya, orang itu tiba-tiba saja menabrak pejalan kaki serta nenek tua yang ada di jalan, sehingga Viktor pun terhenti dan memilih untuk menolong nenek tadi
"Sial dia berhasil lepas!"
Orang itu akhirnya lepas dari kejaran Viktor. Meski tidak melihat wajahnya, tapi Viktor masih bisa mengenalinya saat mereka bertemu lagi nanti, tentu saja dengan cara Viktor sendiri
*****
Sudah satu Minggu lebih setelah malam itu namun Viktor sama sekali tidak bisa menghilangkan kekesalannya, dia masih ingin menghajar orang yang sudah tidak sopan kepadanya itu
Saat ini di sekolah, para siswa sedang menggosipkan tentang murid baru yang akan bersekolah ditempat mereka. Karena beritanya itu tentang murid pindahan dari luar negeri dan katanya dia juga tampan, para siswi tidak henti-hentinya membandingkan mana yang lebih ganteng antara murid baru itu dengan kedua manusia tampan di sekolah mereka itu
Viktor dan Hyuga sama sekali tidak peduli dengan berita itu. Hyuga memilih untuk tenang di mejanya sambil membaca buku, sedangkan Viktor memilih untuk bermain game sambil mendengarkan musik ditempat duduknya
Tidak lama kemudian bel masuk berbunyi, lorong sekolah sudah sepi karena semuanya sudah ada di kelas mereka masing-masing
Guru yang mengajar dikelas 1-5 pun datang dan di belakangnya ada siswa yang mengikutinya, itu adalah siswa baru yang menjadi topik hangat pada hari ini
Semua siswi dikelas itu langsung kegirangan mengetahui kalau murid baru itu akan dimasukkan ke kelas mereka dan terlebih lagi wajahnya juga tampan. Wajah pria itu sangat datar, tidak menunjukkan ekspresi apapun, dia memiliki warna mata hazel serta rambut coklat yang lebat
"Semuanya, hari ini kita kedatangan siswa baru dari negara K, silahkan kenalkan dirimu"
Siswa itupun menuliskan namanya di papan tulis, tulisannya sangat rapi dan juga sangat mudah dibaca bahkan oleh orang-orang yang duduk di belakang
"Halo namaku Doni, aku dari negara K, salam kenal"
"Doni, kau bisa duduk di kursi kosong yang ada di samping Viktor di belakang"
Pria bernama Doni itupun mengangguk dan langsung menuju tempat duduknya. Banyak mata yang memperhatikan Doni saat dia berjalan dan saat dia sudah duduk suasana pun semakin berisik. Bagaimana tidak, dua pria tampan duduk berdekatan dan itu menjadi pemandangan yang indah untuk para penghuni kelas itu
Viktor menoleh sebentar kearah siswa baru itu lalu kembali melihat pemandangan dari luar jendela. Doni pun melihat Viktor yang duduk di sampingnya dan senyuman kecil pun muncul dari bibirnya
Pelajaran pun dimulai, suasana kelas menjadi tenang lagi. Aktivitas para siswa yang biasanya pun dilaksanakan, guru menjelaskan dan para siswa yang tidak mengerti diperkenankan untuk bertanya, begitulah seterusnya sampai bel istirahat pun berbunyi
Doni membereskan bukunya dan memasukkannya kedalam tas miliknya. Viktor berdiri dari tempat duduknya dan Doni pun melihat Viktor dari ujung matanya
Tanpa diduga, Viktor melancarkan sebuah tendangan ke kepala Doni, namun itu bisa dihindari olehnya. Para siswa yang masih ada di kelas langsung dibuat terkejut oleh hal itu dan Hyuga pun berusaha untuk melerai mereka
Karena gagal dengan tendangannya, kali ini Viktor menggunakan tangannya. Memukul kearah Doni dan Doni pun menepisnya, namun pada akhirnya Viktor berhasil memukul Doni tepat di bagian perutnya
Viktor menghentikan serangannya dan Doni memegangi perutnya yang sakit karena Viktor sama sekali tidak menahan kekuatannya dalam pukulan tadi
Setelah merasa mendingan, Doni mendongakkan kepalanya dan menatap kearah Viktor dan tentu saja dengan sebuah senyuman
"Dugaanku memang benar. Kau orang yang malam itu, akhirnya aku bisa melampiaskan kekesalanku selama seminggu lebih ini!"
"Hebat sekali, kau benar-benar hebat. Kau bisa mengenaliku padahal aku yakin kalau aku tidak menunjukkan wajahku padamu malam itu. Tidak heran jika papa sangat berharap padamu"
Hyuga yang sudah didekat mereka terkejut mendengarnya, begitu juga dengan Viktor
"Papa? Apa kau dikirim oleh orang itu?"
"Ya, dia menyuruhku untuk mengawasi putra kesayangannya dan juga menyuruhku untuk belajar darimu"
"Aku tidak akan mengajarimu apapun"
"Aku tau!"
Viktor dan Doni pun saling melempar tatapan yang tajam, terasa sekali aura permusuhan dari Viktor namun Doni tidak menunjukkan aura permusuhan sama sekali
Tidak kalah berisiknya dengan kelas 1-5, saat ini dikelas 1-3 juga sedang bergosip tentang siswa baru itu. Beberapa diantara siswi menunjukkan hpnya dimana terdapat foto Doni yang mereka ambil diam-diam. Dan para siswi pun mulai berebut untuk menjadikannya gebetan baru mereka
"Febi, jika aku menyatakan cintaku kepada Viktor, apa menurutmu dia akan menerimaku?"
Karena terlalu bersemangat, suara Reni jadi terdengar oleh semua orang-orang di kelas. Bukannya Febi yang menjawab namun para siswi yang lainlah yang berkerumun dan menghujani Reni dengan banyak pertanyaan
"Eh kau mau menembak viktor?"
"Benarkah?"
"Aku dengar dia selalu menolak setiap gadis yang menyatakan cinta padanya loh"
"Apa kau benar-benar ingin melakukannya?"
Reni mengangguk sebagai jawaban. Febi yang melihatnya hanya diam tidak menjawab, dia sama sekali tidak ahli dalam hal-hal seperti ini
"Ya... sebelum terlambat aku ingin menyatakan perasaanku padanya, aku tidak mau jika orang lain mendahuluiku untuk menjadi pacarnya"
Semburat merah terlihat di pipi Reni, dia sangat gugup dengan pernyataan cinta yang akan dia lakukan sebentar lagi
"Kalau begitu semangat ya"
"Jangan lupa traktir kami jika kalian sudah jadian"
"Ok, doakan semoga dia mau menerima perasaanku ya teman-teman"
"Ya, kami akan mendukungmu. Meskipun aku juga mau memilikinya sih"
Mendengar perkataan siswi itu, Reni dan yang lainnya pun tertawa. Dan setelah itu Reni segera pergi dari kelas untuk mencari sosok Viktor yang sudah mencuri hatinya itu
"Bisakah kau berhenti mengikuti ku?! Kau membuatku kesal kau tau!!"
Saat ini di lorong sekolah, Viktor, Hyuga, dan juga Doni sedang berjalan beriringan. Doni yang kedatangannya sama sekali tidak diharap oleh viktor, kini mengikutinya kemanapun dia pergi
Sudah sering Doni disuruh pergi, namun dia sama sekali tidak mengindahkan perkataan Viktor. Sudah sering dihajar, namun Doni tetap saja keras kepala dan Viktor pun hanya bisa merutuk kesal dalam hatinya. Hyuga yang melihatnya sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa akan hal itu
"Akh!! Hyuga, izinkan aku membunuh orang ini" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk Doni yang tetap setia di belakangnya seperti anak ayam yang mengikuti induknya
"Tidak boleh, kita tidak diizinkan untuk membunuhnya. Dia tidak berbuat kejahatan apapun"
Viktor pun pasrah dan berdecak kesal. Tiba-tiba dari kejauhan ada suara yang memanggil Viktor, dan suara itu adalah Reni yang sedang mencari-carinya
Ketiga orang itupun menghentikan langkahnya dan berbalik menatap kearah gadis yang berjalan menuju arah mereka itu
"Ada apa, Reni?"
Dengan wajah memerah, Reni berjalan perlahan-lahan kearah ketiga orang itu. Dia tampak gelisah namun dia segera memantapkan tubuhnya dan menghadap tegap kearah Viktor
"Em... anu... apa kau bisa ke atap saat pulang sekolah nanti?"
Setelah mengatakan itu, Reni menunduk menatap sepatu sekolahnya. Sedangkan Viktor mengingat-ingat apakah dia punya kegiatan atau tidak setelah pulang sekolah nanti
"Em baiklah, aku tidak ada kegiatan nanti"
Reni segera mendongakkan kepalanya dengan senyuman mengembang terukir diwajahnya. Viktor pun ikut tersenyum kearah Reni
"Kalau begitu aku tunggu di atap ya, aku pergi dulu"
Viktor mengangguk dan Reni segera berlari menjauh dari ketiga orang tadi. Dapat dilihat dari kejauhan kalau Reni melompat-lompat kegirangan dan itu membuat Viktor sedikit bingung
Ekspresi Viktor dengan cepat berubah saat Doni tiba-tiba saja mengeluarkan buku catatan kecil dan menuliskan sesuatu di sana
"Oii!! Kau menuliskan apa?! Cepat pergi dari sini, jangan mengikuti kami!"
"Kenapa kau jadi kesal? Aku hanya menuliskan hal yang menurutku akan berguna nantinya. Dan juga, aku hanya ingin berjalan bersama kalian, aku tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh"
Viktor pun menghela napas lelah, belakangan ini dia mudah sekali kesal dan sama sekali tidak ada yang membuatnya senang. Saat sedang melewati lapangan basket, sebuah ide menarik terlintas di kepalanya dan diapun langsung tersenyum
"Hey ayo bermain basket" ucapnya sambil mengambil bola basket yang kebetulan ada didekat ring basket
"Tentu, ayo kau juga ikut Doni" ajak Hyuga sambil melepaskan jaket sekolahnya karena akan panas jika memakai itu saat bermain basket
"Apa boleh?"
Doni tidak percaya kalau dia akan diajak, tapi dia senang karena diajak bertanding dengan olahraga kesukaannya
"Tentu" jawab Viktor karena dia ingin menunjukan kehebatannya dalam bermain basket
"Kalau begitu kalian berdua satu tim dan aku akan mengajak orang lain untuk bergabung"
Viktor melihat-lihat sekeliling, dan sosok yang dia cari pun dia temukan dan langsung memanggilnya
"Kak Leo! Ayo bermain basket dengan kami!"
Leo pun melihat teman-temannya yang sedang berjalan bersamanya. Mereka semua mengangguk menandakan mau ikut bertanding basket dengan Viktor, sehingga Leo pun menyetujui dan berjalan menuju kearah lapangan
"Jadi, lawan kita Hyuga ya.."
"Iya, ayo kita kalahkan mereka kapten!"
Semangat membara terpancar dari Viktor dan Leo, mereka ingin sekali segera memulai pertandingan ini. Tim Hyuga dan Doni pun tidak kalah semangat, mereka juga ingin segera bermain dan memenangkan pertandingan ini
Semua tim sudah terdiri dari 5 orang pemain, dan entah sejak kapan tiba-tiba saja mereka sudah memiliki wasit dan juga penghitung skor. Para siswa pun berkerumun di sekitar lapangan untuk melihat pertandingan basket yang kelihatannya akan berlangsung dengan sengit
Para pemain saling berbaris, memberi salam dan sekarang waktunya melakukan tipf off yaitu perebutan bola di udara pada awal pertandingan. Perwakilan dari kelompok Viktor adalah Leo dan di kelompok Hyuga yaitu Hyuga sendiri
Wasit melemparkan bolanya, Hyuga dan Leo pun melompat untuk mengambil bola. Yang pertama dapat bola adalah Leo dan mereka pun langsung menyerang
Mereka melewati lawan satu persatu, melakukan screen agar rekan setim bisa mencetak angka, dan...PRITT!! Leo berhasil melakukan dunk dan mendapatkan dua poin
Hyuga segera memberi semangat kepada timnya dan mulai melakukan serangan balik. Offense mereka sangat cepat namun defense dari tim Viktor sangat kokoh sehingga membuat tim Hyuga kesulitan untuk mencetak angka
Pertandingan pun berlangsung secara sengit. Kedua tim sama-sama tidak mau mengalah, mereka mencetak angka bergiliran. Karena waktu istirahat hanya sebentar jadi mereka hanya melakukan satu ronde yaitu selama 10 menit. Meski sedikit mengecewakan karena mereka seharusnya bertanding dalam 4 ronde, tapi mereka semua menikmatinya
Keringat bercucuran di wajah para pemain, namun mereka masih kelihatan sangat bersemangat. Para penonton yang melihatnya pun ikut bersemangat dan bersorak-sorai mendukung setiap tim favorit mereka
Setelah 10 menit, pertandingan pun berakhir. Semua tim mengucapkan salam penutup dan setelah itu langsung pergi kepinggir lapangan untuk beristirahat. Para siswi pun segera menghampiri orang yang mereka kenal, memberi mereka handuk untuk mengusap peluh dan juga minuman untuk menyegarkan mereka
Para pemain dengan senang hati menerima tawaran mereka. Para pemain pun saling memberi pujian dan melempar senyum atas permainan hebat mereka tadi
"Hey anak baru! Kau lumayan juga bermain basket, apa kau mau masuk ke klub basket?" merasa dirinya yang dimaksud, Doni pun menoleh kearah Leo yang masih setia menunggu jawabannya
"Terimakasih atas tawarannya, aku senang bisa bergabung dengan klub basket yang hebat seperti ini"
Doni tersenyum dan para anggota yang lain pun ikut tersenyum mendengar pujian Doni, termasuk Viktor. Sepertinya dia sangat menikmati pertandingan hari ini sampai-sampai dia melupakan kekesalannya terhadap Doni
"Itu tadi pertandingan yang seru sekali. Apa kalian lihat saat kak Leo melakukan dunk tadi? Benar-benar tidak ada yang bisa menghentikannya! Keren!!"
Saat ini Viktor, Hyuga, dan juga Doni sedang berada di lorong dan menuju kelas mereka karena waktu istirahat hampir habis
"Shooter jarak jauh mu tadi juga hebat seperti biasanya, Viktor"
"Yah begitulah, aku benci mengakuinya tapi rebound yang kau lakukan tadi hebat Doni" ucap Viktor dengan tangannya yang diletakkan dibelakang kepalanya
"Terimakasih atas pujiannya. Sebagai kapten, Hyuga juga hebat tadi. Kau bisa menjaga agar anggota tim tetap semangat saat kita ketinggalan angka tadi"
"Ya begitulah Hyuga, dia memang cocok sebagai pemimpin"
"Terimakasih atas pujian kalian berdua"
Mereka pun saling berbincang-bincang sepanjang perjalanan menuju kelas. Ya meskipun Viktor masih sedikit mengabaikan doni namun percakapan mereka tetap berlangsung seru
Karena ada urusan, Viktor pun pergi duluan dan meninggalkan Hyuga dan Doni yang masih asik bercerita di lorong
"Hey, apakah papa yang kau maksud itu punya niat jahat dengan viktor?"
Hyuga yang tadinya tertawa kini memasuki mode serius, dia ingin mengetahui informasi sebanyak banyaknya tentang orang yang dipanggil papa oleh Doni itu. Apakah dia ada niat terselubung ataukah dia benar-benar ayahnya Viktor? Dia ingin memastikannya
"Tidak, justru sebaliknya. Viktor meninggalkan papa dan papa ingin membuat Viktor kembali kepadanya, bagaimanapun caranya"
"Aku tidak tau mengenai masa lalu Viktor dengan papamu itu. Tapi yang pasti jika kau menyakitinya maka aku akan membunuhmu!"
Setelah mengatakan itu, tidak ada perbincangan lagi diantara mereka, suasana menjadi hening sampai mereka tiba di kelas
*****
Bel pulang sudah berbunyi, langit sudah berwarna jingga menandakan kalau matahari akan segera terbenam dan menyuguhkan pemandangan yang sangat indah untuk dilihat
Hyuga dan Viktor saat ini masih di kelas, mereka baru saja selesai membersihkan kelas, dan untuk kali ini Doni tidak berada disekitar mereka berdua
"Apa kau mau ku temani?"
"Tidak perlu, kau bisa pulang duluan. Ini tidak akan lama"
"Baiklah, setelah selesai langsung pulang ya"
Viktor mengangguk dan mereka berdua pun berjalan kearah yang berbeda. Hyuga pulang ke rumah sedangkan viktor menuju atap karena dia masih ada urusan dengan Reni di sana
Viktor menaiki tangan demi tangga untuk sampai ke atap. Setelah sampai dipuncak tangga,Viktor pun membuka pintu dan angin sore pun menyapa dirinya. Di atap sudah terlihat Reni yang menunggu dirinya dan ditemani dengan sinar berwarna jingga dari matahari yang akan terbenam,sungguh pemandangan yang indah dari atas sini
"Ada apa?"
Viktor pun mendekat dan berdiri di samping Reni memandangi indahnya matahari terbenam
"Em... maaf mengganggu waktumu, padahal kau harus belajar untuk olimpiade sebentar lagi"
"Ah kau tau soal itu ya? Tidak apa-apa. Jadi kenapa kau memanggilku kesini?"
Reni diam sejenak, membalikkan badannya sehingga menghadap Viktor dan memandang lekat sosok di depannya itu. Viktor pun ikut menghadapkan tubuhnya kearah Reni dan mereka pun saling berhadapan saat ini
Reni menarik napas panjang sebentar kemudian menghembuskannya, dia sangat gugup saat ini
"Aku menyukaimu! Apa kau mau menerima perasaanku?"
Setelah mengatakan itu Reni segera menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus itu
Viktor diam, tidak ada suara yang keluar dari mulutnya. Karena hal itulah Reni semakin gugup, dia meneguk kasar ludahnya. Dan tidak lama kemudian Viktor pun membuka suaranya
"Maaf"
Mendengar itu Reni segera mendongakkan kepalanya, menatap Viktor tepat di mata heterochrome nya itu. Dia masih menganggap kalau dia tadi salah dengar
"Eh? Kau mengatakan apa tadi? Aku tidak mendengarnya dengan jelas, bisa kau ulangi?"
"maaf,aku tidak bisa menerima perasaanmu"
"kenapa?apa kau memiliki orang lain yang kau sukai?apa aku tidak pantas untukmu?apa aku bukan seleramu?"
Air mata pun mengalir dengan derasnya dari kedua mata Reni,dia menutupi mulutnya agar suara tangisannya tidak terdengar. Dia masih mematung disana dengan tubuh yang gemetar karena menahan Isak tangis
"maaf"
Reni tersentak,hatinya hancur berkeping-keping. Dia pun berlari kencang pergi menjauh dari Viktor. Menutup pintu dengan keras dan berlari kencang menuruni tangga,tidak lagi memikirkan mungkin saja dia akan terpeleset atau tidak ditangga nantinya
Viktor yang masih diam ditempatnya kemudian menolehkan kepalanya kearah matahari terbenam sekali lagi,dan setelah itu dia langsung berjalan menuju pintu keluar
"kau ini penyuka gosip ya?"
Ucapnya saat berada diambang pintu
"aku hanya ingin mengetahui bagaimana kau mengatasinya"
"ah begitu ya. Apa papa juga yang menyuruhmu untuk mengetahui soal asmara ku juga?"
"tidak,ini hanya keisengan ku saja"
"ah begitu ya. kalau mau gosip lagi,cari orang lain saja"
Viktor pun membuka pintu dan segera pulang kerumahnya. Sementara Doni yang tadi menguping, memutuskan untuk bersantai sebentar lagi diatas atap
"orang itu tidak mengikuti ku kan? sepertinya tidak"
Dalam perjalanan pulang,Viktor memutar lagu kesukaan nya. Lagu kesukaan dan angin sore yang menyejukkan membuat suasana hati Viktor membaik
"aku pulang"
Viktor membuka pintu rumah,dan saat dia sudah masuk ada seorang gadis yang menyambut kepulangannya. Tidak mau ambil pusing Viktor segera meletakkan sepatunya dan melangkahkan kakinya lagi
"Yo Viktor, bagaimana?"
Dengan pakaian santai dan cemilan ditangan, Hyuga duduk dengan santainya di meja tengah sendirian karena profesor Nay sudah kembali bekerja beberapa hari yang lalu
"Menurutmu?"
"Ditolak, menangis, pergi. Benarkan?"
"Itu kau sudah tau"
Viktor pun pergi menuju kamarnya, namun langkahnya terhenti saat melihat sesuatu di meja makan
"Kue cokelat? Untukku kan?!"
Sifat kekanak-kanakannya pun muncul, dari matanya terlihat kalau dia sangat tidak sabar untuk memakan kue cokelat itu
"Itu sebagai salam dari Sena putrinya paman Kim. Dia membuatkannya untukmu"
"Wah terimakasih kalau begitu, selamat makan"
Belum sempat sendok yang dia pegang sampai di kue, Hyuga lebih dulu mengambil kue itu dan menjauhkannya dari Viktor
"Ganti baju dulu sana"
"Ah baiklah"
Dengan langkah yang lesu, Viktor pun menuruti perkataan Hyuga dan segera menuju kamarnya untuk mengganti pakaian. Namun dia berhenti lagi saat dipuncak tangga dan kemudian tersenyum kearah sena
"Sena, selamat datang di rumah kami"
Sena pun mengangguk dan tersenyum, Viktor pun segera masuk ke kamarnya. Sena kemudian membantu ayahnya untuk menyiapkan makan malam di dapur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments