Bekal

"Manager, maaf karena seenaknya saja menuruti permintaan perampok itu tadi"

Febi yang merasa bersalah atas tindakannya tadi langsung meminta maaf pada manager yang ada di sana

"Tidak apa. Aku juga akan melakukan hal yang sama jika berada diposisi mu, tidak usah dipikirkan. Sekarang lanjutkan pekerjaanmu"

"Baik"

Febi pun melanjutkan pekerjaannya lagi, menghitung semua belanjaan pembeli yang sempat terhenti serta hal-hal lainnya yang biasa dilakukan oleh sang kasir

Sekarang sudah pukul 22.00 malam, shift kerja Febi sudah berakhir. Dia hanya perlu beres-beres sebentar dan setelah itu dia bisa pulang

Sebuah benda hitam dan dingin itu ditemukan oleh Febi saat sedang mengepel lantai. Benda hitam itu adalah pistol sang perampok yang ditendang hingga terpental jauh oleh Viktor tadi

"manager, pistol ini akan diapakan?"

"Oh pistol perampok tadi ya? Bakar saja ditempat sampah"

"Baiklah. Manager, aku sudah selesai bersih-bersih nya. Aku pulang dulu ya manager"

"Iya, hati-hati ya pulangnya"

"Baik"

Febi pun pulang ke rumahnya, dia sudah biasa pulang larut malam seperti ini. Karena sudah terlalu larut dan juga terlalu lelah, Febi menyimpan dulu pistol tadi dan akan membakarnya saat dia ada waktu

Jalanan sangat sepi, jalanan hanya dihiasi dengan lampu jalanan yang lumayan redup. Suara anjing beberapa kali terdengar oleh Febi saat dia memasuki gang untuk menuju rumahnya

"Aku pikir aku akan tertembak tadi. Besok aku harus berterima kasih dengan benar pada mereka berdua"

Febi akhirnya sampai di depan rumahnya, rumah dengan nuansa putih dengan taman bunga di sekitarnya. Lampu rumah tidak ada yang menyala, karena tidak ada siapapun di rumah, Febi tinggal seorang diri. Dengan perasaan sedih yang menghampiri, Febi melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah

Hari sudah berganti lagi, semua orang kembali menjalankan aktivitas mereka setelah beristirahat semalaman

Jam menunjukkan baru pukul 06.15 pagi, tapi Febi sudah datang di sekolah. Dengan dua benda kotak di tangannya, dia melangkah masuk ke lingkungan sekolah

"Aku membuatkan mereka bekal sebagai ucapan terima kasih, tapi bagaimana aku memberikannya pada mereka? Jika aku ketahuan bisa-bisa semua siswi yang ada di sekolah ini akan menyerang ku, bagaimana ya..?"

Untuk berterima kasih, Febi membuatkan bekal. Tapi dia tidak tau bagaimana memberikannya

Saat hampir memasuki gedung sekolah, Febi melihat beberapa siswa yang sudah datang sedang memakai sepatu sekolah mereka. Dan ide cemerlang pun terlintas dipikirannya

"Itu dia! Aku akan meletakkan ini didalam loker sepatu mereka! Brilian!!"

Febi pun segera menghampiri loker sepatu milik dua pria tampan itu. Dia ingin memasukkannya sesuai bekal yang dia buat, tapi dia tau kalau seperti itu maka Viktor pasti akan membuangnya langsung. Jadi Febi meletakkan kedua bekal itu didalam lokernya Hyuga

"Untunglah tidak terkunci"

Loker Hyuga sama sekali tidak terkunci. Lokernya tidak terkunci bukan karena sang pemilik lupa menguncinya, hanya saja para fans fanatik mereka lah yang selalu saja membuka paksa loker itu

Seperti yang diduga, saat loker dibuka banyak sekali surat dan juga benda-benda lain yang terdapat di dalamnya bahkan sampai berjatuhan. Febi tau kalau Hyuga pasti akan membuang surat-surat itu, jadi dia sengaja menyingkirkan semuanya, membakarnya ditempat sampah, dan meletakkan bekal yang dia buat kedalamnya

"Yosh sudah... sekarang aku harus cepat-cepat pergi sebelum ada yang melihat"

Febi langsung mengambil langkah seribu menjauhi loker milik Hyuga, dia tidak mau kalau ada siswa yang mencurigainya karena sekarang ini sudah banyak siswa yang mulai berdatangan

Hari sudah menunjukkan pukul 07.00, bel sekolah akan dibunyikan 30 menit lagi. Saat ini suasana di depan gedung sedang ramai, mereka semua terpana melihat mobil mewah yang memasuki lingkungan sekolah mereka

"Wah wah lihat! Mobil siapa itu? Bagus sekali"

"Iya kau benar"

Di sekolah ini ada beberapa siswa kaya, tapi mereka tidak pernah memakai mobil seperti Lamborghini untuk berangkat sekolah

Suasana semakin ribut saat mereka melihat sosok yang baru saja turun dari mobil tersebut. Dengan memakai seragam sekolah yang rapi dan suasana pagi yang masih menyegarkan, membuat semua orang terpana dengan orang yang baru saja muncul itu

Orang itu adalah Viktor dan Hyuga. Para fans fanatik mereka semakin menjadi-jadi memanggil nama kedua insan tersebut

"Terima kasih ya profesor"

Hyuga yang sudah turun langsung mengucapkan terimakasih kepada profesor Nay yang sudah mengantar mereka. Sebenarnya profesor Nay lah yang memaksa untuk mengantar mereka, dia ingin melihat secara langsung kehebohan yang bisa dibuat oleh kedua insan itu

"Bukan masalah, belajar yang rajin ya"

"Profesor... sepertinya kau berhasil membuat keributan pagi-pagi begini.."

Karena berisik, Viktor langsung saja memakai earphone yang dia letakkan dilehernya tadi, itu bisa membuat telinganya aman menurutnya. Para siswi yang melihat gaya keren Viktor itu langsung saja memotret sepuas mereka tanpa memikirkan apakah yang sedang difoto itu senang atau tidak

"Eh benarkah?" ucapnya pura-pura tidak tau menahu tentang apa yang baru saja terjadi, padahal di dalam rasanya dia ingin sekali tertawa keras karena rencananya berjalan dengan sangat mulus

Viktor yang tau kalau profesor Nay sengaja membuat keributan untuk mereka, hanya bisa mendengus kesal dan menahan emosinya yang hendak memukul wanita di depannya itu

"Apa perlu ku jemput pulang nanti?"

"Tidak perlu, jarak rumah dari sini dekat, profesor tidak perlu repot-repot"

Viktor merasakan kalau profesor Nay pasti memiliki rencana lainnya lagi hari ini, sehingga dia langsung menolaknya tanpa berpikir panjang lagi

"Baiklah baiklah, kalau begitu dah..."

Profesor Nay segera melajukan mobilnya menjauh dari gerbang sekolah. Viktor dan Hyuga pun segera melangkahkan kaki mereka memasuki gedung sekolah

Sebelum ke kelas, mereka akan mengganti sepatu dulu. Dan sepanjang perjalanan menuju loker mereka, banyak sekali para fans yang ingin mengerumuni dan menyentuh mereka, tapi untunglah klub penggemar Viktor dan Hyuga menghalangi mereka semua

"Ah... ini semua karena profesor Nay, seharusnya aku tau kalau dia pasti merencanakan sesuatu, sial!!"

Viktor masih menggerutu karena paginya yang seharusnya tenang malah semakin berisik saja daripada hari yang lainnya. Hyuga yang melihatnya hanya bisa tertawa getir lalu langsung membuka loker miliknya

Setelah lokernya dibuka, dua kotak bekal langsung terlihat olehnya, dan diatas kotak itu ada sepucuk surat yang ditulis hanya dengan beberapa kata saja

"Terima kasih atas yang kemarin? Oh..."

Hyuga langsung mengetahui siapa pengirimnya, karena hanya dialah yang mereka tolong kemarin. Yap itu adalah bekal yang dibuatkan oleh Febi tadi

Hyuga langsung mengeluarkan kotak bekal itu. Di atas setiap kotaknya, tertulis nama mereka berdua. Hyuga pun langsung memberikan bekal yang dibuat untuk Viktor sedangkan yang untuknya langsung dia masukkan ke dalam tas miliknya

"Ini, dia membuatkan kita bekal sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolongnya kemarin"

"Siapa? Gadis itu? Sepertinya dia salah paha, aku sama sekali tidak berniat untuk menolongnya kemarin"

"Di dalamnya juga ada susu cokelat loh" ucap Hyuga yang berhasil membuat Viktor langsung menerima bekal itu. Dia sangat tau kalau Viktor pasti akan mau jika ada kesukaannya di sana

"Oh... baiklah aku terima kalau begitu. Kenapa gadis itu bisa tau kesukaan ku? Apa dia juga stalker seperti gadis yang lain?"

"Mungkin dia mengetahuinya dari teman sekelasnya. Ayo segera ke kelas, aku piket kelas hari ini"

"Ok"

Viktor langsung memasukkan bekal tadi ke dalam tasnya kemudian menyusul Hyuga yang sudah berjalan mendahuluinya menuju kelas mereka

Sementara itu ditempat lain, yaitu kelas 1-3, Febi sedang memikirkan apakah Viktor dan Hyuga mau memakan bekalnya atau tidak. Dia sangat memikirkan hal itu, sampai semua lamunannya terhenti saat ada orang yang memanggil dan menghampirinya

"Febi.."

Seorang wanita berambut cokelat sebahu datang menghampiri Febi. Wajahnya yang cantik serta kulitnya yang putih mulus membuat Febi minder saat dia sedang berada didekatnya

"Ya, ada apa Reni?"

"Belakangan ini aku lihat kau sering berbicara dengan pangeran dan juga raja di sekolah kita, apa kau bisa mengenalkanku pada mereka?"

"Apa aku terlihat dekat dengan mereka? Aku rasa kau salah lihat"

Menurut Febi, dia hanya kebetulan saja bertemu dan berbicara dengan Hyuga dan untuk Viktor, dia selalu saja bertengkar dengannya jika mereka bertemu. Tapi jika dilihat dari sudut pandang orang lain, maka mereka akan kelihatan seperti akrab atau saling kenal

"Tidak, aku tidak salah lihat. Hyuga kan tidak terlalu suka bicara dengan orang yang baru dia kenal, tapi aku melihat kalau saat berbicara denganmu dia lebih banyak bicara. Oleh karena itu aku menganggap kalian dekat. Ataukah kau tidak mau mengenalkanku pada mereka?"

Dengan tampang memelas, Reni menunjukkan wajah kecewanya. Itu sangat imut Dimata Febi, dan Febi jadi tidak enak jika dia harus menolaknya

"Wah... bagaimana ini..? Aku tidak mau jika dianggap sksd oleh mereka berdua... tapi aku juga tidak bisa menolak permintaan Reni, bagaimana ini..?"

"Ah... baiklah... aku akan mencoba memperkenalkanmu pada mereka"

"Benarkah?!"

Wajah Reni yang tadi memelas dan kecewa, sekarang langsung berubah menjadi wajah yang berseri-seri. Senyuman lepasnya muncul diwajahnya, menambah kecantikan dirinya, sedangkan tangannya sedang memegang tangan Febi tanda dia sangat senang dan tidak percaya kalau dia akan dikenalkan dengan Hyuga dan viktor

Untuk meyakinkan Reni, Febi mengangguk singkat dengan senyuman yang dipaksakan. Dia sebenarnya juga tidak yakin kalau dia bisa berbicara dengan Hyuga atau Viktor setelah ini

"Makasih... beritahu aku jika kau ingin bertemu dengan mereka ya"

"Ok"

Reni segera kembali ketempat duduknya karena bel masuk sudah berbunyi. Dan guru juga akan segera datang

"Memangnya kapan dia melihat kami sering ngobrol?"

Setelah 4 jam pelajaran suntuk, sekarang waktunya istirahat. Semua siswa melakukan apa yang mereka inginkan seperti biasanya. Ada yang memilih untuk tidur, ke kantin, ataupun ke perpustakaan

Sekarang ini Febi hendak menuju ke perpustakaan, dia ingin mencari bahan materi untuk persentasinya besok

Saat hendak menuju perpustakaan, Febi melewati kelas 1-5 yaitu kelas Hyuga dan Viktor. Entah karena penasaran atau apa, dia berhenti di kelas itu dan mencari-cari sosok Hyuga dan juga Viktor

"Viktor dan Hyuga tidak ada di kelas, mereka dimana?"

Orang yang Febi cari kini tengah berada di atap. Ini adalah rencana Viktor yang katanya mau makan dengan tenang sambil diterpa hembusan angin yang sejuk

"Wah bekal ini enak juga ya?"

Hyuga yang pertama kali makan langsung berkomentar tentang masakan Febi. Viktor belum menyentuh bekalnya, dia meminum susu cokelatnya terlebih dahulu, dan setelah Hyuga mengatakan kalau itu enak, dia pun membuka dan memakan bekalnya itu

"Em, tapi masih lebih enak masakanmu, Hyuga"

"Eh benarkah? Wah aku merasa senang dipuji olehmu"

"Aku tidak menyangka kalau gadis itu bisa memasak"

Dengan santainya Viktor memakan bekal yang dibuatkan untuknya itu. Viktor termasuk orang yang suka pilih-pilih makanan, tapi di dalam kotak bekal itu tidak ada satupun yang tidak dia sukai

"Kenapa hal yang ku benci dia juga tau? Temannya atau dia yang stalker akut karena tau akan hal ini"

"Kemarin dia bilang kalau dia tinggal sendirian, jadi wajar saja dia bisa memasak"

"Wah hebat sekali berani tinggal sendirian diusia segini. Kalau laki-laki sih sudah biasa, tapi untuk perempuan itu sangat jarang. Memangnya kemana keluarganya?"

"Aku juga tidak tau"

Drrt!Drrt!!

Telepon disaku Viktor bergetar. Viktor melihat layarnya sebentar untuk memastikan siapa yang menelepon lalu langsung mengangkatnya

"Halo, ada apa profesor?"

"Ada pria didepan rumah mengatakan kalau dia diminta untuk bekerja disini, katanya dia adalah perampok yang kemarin. Apa benar kau memperkerjakannya?"

"Oh dia sudah datang ya? Iya profesor, aku yang memintanya bekerja di rumah, dia juga akan tinggal di sana. Antarkan dia ke kamar dilantai satu ya profesor"

"Ah kau ini... kalau ada yang akan datang, katakan dulu kepadaku! Aku hampir saja menembaknya dengan pistolku kau tau..?"

"Profesor... apa kau menunjukkannya kepada pria itu?"

"Tentu saja belum, dia tidak melihat pistol yang aku sembunyikan"

"Yah baguslah kalau begitu. Tolong ya profesor"

"Ok"

Setelah selesai, telepon langsung dimatikan oleh Viktor. Memasukkannya ke sakunya lagi dan menghabiskan dengan cepat bekalnya itu karena dia ada sedikit urusan dengan ketua OSIS sekolahnya setelah ini

"Kenapa profesor menelpon?"

"Pembantu baru kita sudah sampai"

Masih sibuk dengan makanannya, Viktor menimpali semua pertanyaan yang diajukan Hyuga

"Oh... oh ya, kenapa kau tiba-tiba saja memperkerjakan pembantu di rumah?"

"Tentu saja untuk menggantikanmu. Kau selalu saja membersihkan rumah, memasak, mencuci baju, dan kau sama sekali tidak mengizinkanku untuk membantu! Tentu saja aku harus mencari seorang pembantu kan?"

"Ah begitu ya... terima kasih kalau begitu.."

"Em, jadi setelah ini kau bisa lebih santai... oh ya, nanti ajarkan kepada Paman itu cara membuat kue cokelat kesukaanku ya"

"Baiklah. Sudah kuduga kalau kau akan mengatakan itu"

Sementara itu dikelas 1-3, Reni lagi-lagi datang menghampiri Febi ditempat duduknya

"Bagaimana?"

"Ah maaf, sepertinya tidak bisa hari ini, aku tidak melihat mereka sejak istirahat tadi"

"Oh begitu ya.."

Reni kecewa dan langsung kembali ketempat duduknya, Febi yang melihatnya hanya bisa tersenyum getir lalu melihat kearah atas di mana yang bisa dilihatnya hanyalah plafon kelas yang berwarna putih

"apa mereka ke atap ya?"

....

Sekarang sudah waktunya jam pulang sekolah. Febi segera pergi untuk menuju tempat kerjanya, tapi dia terhenti karena ada suara yang dia kenal memanggilnya dari kejauhan

"Febi ..."

"Ada apa? Hyuga?"

"Kau kan yang membuatkan bekal ini?" tanya Hyuga sambil memperlihatkan kotak bekal yang dia dapat tadi

"Makasih ya, masakanmu enak sekali. Aku akan mengembalikannya setelah aku mencucinya"

"Ah baiklah. Oh ya, apa Viktor memakan bekalnya juga?"

Febi lalu menoleh kearah Viktor yang sedari tadi berdiri di samping Hyuga. Viktor memakai earphone seperti biasanya. Melihat kalau Febi sedang bertanya padanya, Viktor lantas melepaskan earphone nya dan melihat kearah Febi

"Apa kau bertanya sesuatu?"

"Kau memakan bekalnya kan?"

"Em, itu karena ada kesukaanku di sana. Dari mana kau tau? Apa kau penguntit seperti kebanyakan siswa disini?"

Viktor pun mulai interogasi singkatnya, Hyuga yang melihat hanya bisa tersenyum, dan Febi yang diinterogasi memasang gaya seperti sedang berpikir

"Aku melihatnya di blog sekolah"

"Lagi..? Aku rasa aku akan menyuruh kepala sekolah untuk menghapus blog sekolah itu nanti"

Hyuga dan Febi menanggapi ucapan Viktor dengan tertawa pelan. Dan viktor pun memasang earphone nya kembali

"Kalau begitu kami pulang dulu ya, hati-hati di jalan"

"Ok"

Hyuga dan viktor pulang menuju rumahnya, dan Febi pergi ketempat kerja paruh waktunya

Dari kejauhan ada aura kebencian yang ditujukan kepada Febi karena mendekati orang yang disukainya

"Menjauh dari nya! Dia milikku!!"

Hyuga dan Viktor akhirnya sampai di rumah mereka. Mereka melepas sepatu, meletakkannya di rak sepatu, lalu langsung masuk ke dalam rumah

"Kami pulang"

"Selamat datang tuan muda"

Tidak seperti biasanya, kali ini ada orang yang menyambut kepulangan mereka berdua

"Apa perlu saya buatkan air hangat untuk kalian mandi?"

"Apakah Paman orang yang kemarin?"

Tanya Hyuga sambil menunjuk pria paruh baya yang sedang berdiri di depannya itu

"Iya, saya sangat berterimakasih atas kebaikan kalian berdua. Berkat kalian Putri saya bisa dioperasi dan operasinya berjalan lancar"

"Wah baguslah... tolong siapkan air hangat untukku ya paman. Kalau kau Viktor?"

"Aku akan mengerjakan tugasku sebentar lalu setelah itu aku akan mandi"

"Begitu ya. Kalau begitu tolong ya Paman"

"Baik"

Viktor hendak menuju kamarnya, namun dia berhenti sejenak saat sedang menaiki tangga dan memanggil pria tadi yang hendak menyiapkan air hangat untuk Hyuga

"Paman, kalau sudah selesai tolong siapkan makan malam ya. Dan setelah itu aku akan mengatakan soal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di rumah ini"

"Baik tuan Viktor"

Viktor pun melanjutkan langkahnya, membuka kamarnya, masuk, lalu menguncinya

Pria tadi langsung masuk ke kamar Hyuga untuk menyiapkan air hangat untuk Hyuga mandi. Dan Hyuga memilih untuk pergi ke dapur sebentar untuk menghilangkan haus yang sedang melandanya saat ini

Setelah selesai, Hyuga pergi keruang tengah untuk mengistirahatkan tubuhnya sebentar. Tapi dia malah dibuat kesal dengan pemandangan yang dia lihat setelah itu

"Profesor..! Bisakah kau jangan membuat rumah berantakan dengan botol minuman milikmu itu?!! Dan juga bau alkoholnya menyebar kemana-mana!! Kau itu sudah dewasa kan?!! Bisakah kau jaga perilakumu didepan orang yang lebih muda darimu ini?!!"

"Hyuga kau berisik sekali... tidak masalah kan sekali-kali aku minum. Di Sana aku tidak punya banyak waktu loh.."

"Memangnya itu urusanku...?! Dan pakaianmu itu terlalu terbuka..!! Memangnya kau mau menggoda siapa disini?!!"

Karena kesal Hyuga langsung saja melempar bantal sofa ke wajah profesor Nay. Dan orang yang dilempari hanya bisa mendengus kesal dan mulai membereskan kekacauan yang dia buat

"Tuan Hyuga, air nya sudah siap"

"Baiklah... bersihkan yang benar ya profesor!!"

"Berisik!"

Hyuga segera menuju kamarnya dan meminta pria tadi untuk memasak makan malam dan tidak memperbolehkannya untuk membantu profesor Nay yang sedang bersih-bersih

....

Waktu menunjukkan pukul 19.05 malam, sudah waktunya untuk makan malam. Semua penghuni rumah kini sedang berada dimeja makan

"Silahkan.."

Dengan membawa aneka masakan, pria itu meletakkan semuanya di atas meja. Dan setelah selesai menghidangkannya, pria itu bersiap-siap untuk pergi ke dapur

"Paman, kau mau kemana?"

Tanya Viktor membuat pria itu langsung berhenti dan berbalik kearah para majikannya itu

"Pergi ke dapur untuk bersih-bersih"

"Ayo makan bersama kami"

"Eh... tapi saya kan pembantu disini, tidak sopan jika makan bersama majikan"

"Sudahlah Paman, ayo duduk dan makan bersama kami, tidak usah memikirkan urusan pembantu ataupun majikan. Makin banyak orang makin seru kan?"

Timpal Hyuga atas penolakan halus pria tadi. Viktor dan profesor Nay pun mengangguk kan kepala mereka tanda setuju dengan perkataan hyuga

"Ah baiklah.."

Pria itu pun duduk di samping profesor Nay, dan acara makan malam pun dimulai

"Profesor... kau mengambil makananku akan ku pukul kau...!" ucap Viktor sambil memandang sinis kearah profesor Nay yang sedari tadi menatap makanan Viktor. Dia bukannya ingin dengan makanan Viktor, dia hanya ingin melihat ekspresi kesalnya Viktor

Karena ada celah, profesor Nay langsung saja mengambil makanan Viktor dan berhasil membuat sang empu menatap kesal dan bersiap-siap untuk memukul kepala orang di depannya itu

Orang yang dipandang sinis hanya tersenyum puas sambil memakan makanannya. Karena merasa tidak sopan jika berkelahi di meja makan, Viktor pun membalas dendam dengan mengambil makanan profesor Nay balik

"Hey itu punyaku!!"

Kini gantian Viktor yang tersenyum puas kearah profesor Nay. Pria tadi dan Hyuga hanya bisa tersenyum melihat drama kecil didepan mereka itu

"Maklumi saja Paman, kau akan terbiasa nanti"

"Ah... em"

Acara makan malam pun selesai, mereka semua saat ini sedang ada di ruang tengah sambil menonton televisi

"Paman, siapa namamu?" tanya Hyuga membuka percakapan

"Panggil saja Paman Kim. Tadi tuan Viktor bilang kalau ada yang boleh dan tidak boleh dilakukan di rumah ini, apa saja itu?"

Tanya Paman Kim dengan terus terang dan langsung ke pokok pembicaraan. Viktor yang tadi sedang fokus melihat tv kini mengalihkan perhatiannya kearah pria paruh baya yang sedang menunggu jawabannya itu

"Hal yang tidak boleh yaitu memasuki kamarku seenaknya"

Viktor pun mulai mengatakan apa-apa saja yang boleh dilakukan dan tidak di rumah itu. Paman Kim pun menyimaknya secara seksama

"Tidak boleh membawa sembarang orang ke rumah. Jangan menyentuh barang-barang pribadi kami, dan jangan pernah berbohong di depan orang ini" ucap Hyuga sambil menunjuk Viktor. Paman Kim yang mengerti langsung mengangguk mantap kearah Hyuga

"Selain dari itu, Paman bisa melakukan apapun. Anggap saja seperti rumah sendiri"

"Baik... sekali lagi terimakasih atas kebaikan kalian. Kalian bukan hanya membantu paman membayar biaya operasi anak Paman, tapi kalian juga mengizinkan Paman untuk tinggal disini. Saya sangat berterima kasih sekali"

"Itu bukan masalah"

"Hari sudah malam, aku akan tidur dulu kalau begitu"

Viktor segera beranjak dari tempat duduknya. Mengucapkan selamat malam lalu langsung pergi tidur ke kamar nya

"Cepat sekali tuan Viktor pergi tidurnya"

"Itu memang sudah biasa. Oh ya Paman, kapan Putri paman akan keluar dari rumah sakit?"

"Dokter bilang kurang lebih 2 Minggu lagi"

"Em... kenapa anak Paman bisa sampai masuk rumah sakit begitu?"

"Dia ditabrak lari mobil saat pulang bekerja"

Wajah Paman Kim seketika langsung berubah menjadi sedih, Hyuga yang melihatnya memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh lagi

"Aku ada urusan di luar sebentar jadi aku akan bersiap-siap dulu"

Hyuga segera pergi menuju kamarnya dan di ruang tengah kini hanya tersisa profesor Nay dan Paman Kim saja

Tidak butuh waktu lama Hyuga sudah keluar dari kamarnya. Dia memakai jaket hitam dengan Hoodie, celana panjang dan sepatu yang juga berwarna putih. Hyuga tampak misterius sekaligus menawan saat memakainya

"Kalau begitu aku pergi dulu. Oh ya profesor... bisakah kau jangan masuk ke kamar Viktor seenaknya lagi? Aku dengar kalau dia sudah memasang jebakan dikamar nya"

"Ah begitu... terimakasih atas peringatannya. Jadi ketahuan ya?"

Hyuga segera keluar dari rumah. Dan Paman Kim yang penasaran langsung saja bertanya kepada profesor Nay yang sudah kembali fokus dengan acara televisi

"Tuan Hyuga mau kemana malam-malam begini?"

"Entahlah... bertemu dengan pacarnya mungkin"

"Oh begitu ya. Oh ya profesor, saya mau menemui anak saya di rumah sakit, apakah boleh?"

"Tentu, titip salam untuk anakmu ya.."

"Baik. Terima kasih, saya tidak akan pulang terlalu malam"

"Ok"

Tanpa membawa apapun lagi, paman Kim langsung saja pergi keluar rumah hendak menuju rumah sakit. Dia hendak menyusul Hyuga yang juga baru saja keluar dari rumah. Paman Kim ingin berbincang dengan tuan barunya itu setidaknya sampai di persimpangan jalan, tapi saat dia sudah keluar dari rumah, dia sama sekali tidak melihat sosok Hyuga padahal selisih mereka keluar hanyalah sekitar 10 detik

"Kemana tuan Hyuga? Kenapa dia cepat sekali perginya?"

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!