Sang Perampok

Hyuga yang masih aneh dan juga khawatir dengan tingkah Viktor tadi pagi, langsung menghampirinya untuk memastikan keadaan Viktor yang sebenarnya

"Viktor apa kau baik-baik saja?"

Dengan malasnya, Viktor membalikkan badannya yang sebelumnya melihat kearah luar menjadi menghadap kearah Hyuga

"Hyuga... jangan mengajakku bicara untuk saat ini"

"Eh kenapa?"

"Mood ku sedang buruk hari ini"

"Eh kenapa? Apa aku membuatmu marah?"

Dengan lesu dan tidak ada semangat sama sekali, Viktor meletakkan kepalanya untuk tiduran di atas meja

"Aku sudah 5 kali bolak balik ke kamar mandi pagi ini, jadi aku tidak punya tenaga sama sekali hari ini"

"Eh? Tapi bukankah kau tadi sehat sehat saja?"

"Jika aku menunjukkan kalau aku sedang sakit, maka kau pasti akan menyuruhku untuk istirahat di rumah. Aku tidak mau karena itu membosankan... ini juga salahmu tau..."

Hyuga bertanya-tanya mengapa dia Yang disalahkan dalam hal ini, padahal dia tidak melakukan apapun

"Salahku?" tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri

"Kau kan yang memberi kuro kue cokelat semalam... kenapa kau menurutinya? Itukan memang bisa membuat sakit perut jika dimakan saat itu"

"Kuro?"

"Em, itu nama yang ku gunakan untuk membedakanku dengan yang satunya"

"Oh..."

"Viktor!"

Sebuah suara memanggil Viktor dari depan pintu kelas. Karena keadaannya yang sedang tidak enak badan, Viktor memilih untuk mengabaikan mereka dan membenamkan kepalanya di antara tangannya di atas meja

"Ada apa ya?"

Hyuga pun menemui orang-orang yang sedang menunggu di depan kelas tadi menggantikan Viktor

"Kami mau mengajak Viktor ke perpustakaan, apa dia bisa?"

"Ah maaf ya, hari ini Viktor sedang sakit perut"

Padahal Hyuga tidak keras bicaranya saat mengatakan itu, tapi semua siswa di kelas mendengarnya dan terkejut secara bersamaan

Para siswi yang memang sudah terpesona kepada Viktor langsung mengerumuni meja Viktor dan menanyakan keadaannya ataupun menawarkan bantuan, dan ketua kelas pun dibuat kerepotan karena kelas menjadi sangat berisik

"Viktor sakit?"

"Aku pikir penyakit tidak akan berani datang padanya"

"Seperti yang kalian lihat,Viktor tidak bisa hari ini"

"Ah begitu ya, kalau begitu kami akan mengajaknya lain hari saja. Kami pergi dulu kalau begitu"

Orang-orang itupun pergi dari kelas 1-5, yaitu kelasnya viktor dan Hyuga. Mereka ingin membantu, tapi rasanya tidak perlu karena sudah banyak yang menawarkan bantuan kepada Viktor

"Ketua kelas, aku mau membawa Viktor ke UKS agar dia beristirahat, jadi tolong bilang kepada guru yang mengajar ya"

"Ok, apa perlu ku bantu?"

"Aku juga mau membantu"

Para siswa pun berebut untuk membantu membawa Viktor ke UKS, sedangkan Viktor hanya bisa diam sambil memegangi perutnya yang kembali sakit lagi

"Tidak perlu, aku bisa membawanya ke UKS sendirian"

Hyuga segera merangkul Viktor dan Viktor pun menurutinya lalu mereka langsung pergi ke UKS

★Di UKS★

"Selamat siang.."

Ucapnya sambil membuka pintu UKS yang bisa digeser itu. Di dalam dia bertemu dengan seseorang yang dia kenal, orang itu sedikit terkejut saat bertemu dengan Hyuga dan juga Viktor

"Hyuga dan viktor? Sedang apa mereka disini? Ah... tidak kusangka aku bisa bertemu pujaan hatiku di pagi hari seperti ini"

"Febi? Sedang apa kau disini?"

Pertanyaan Hyuga berhasil menghentikan lamunan Febi tadi. Melihat Viktor yang kesakitan, Hyuga pun langsung meletakkan Viktor di ranjang UKS

"Saat dokternya mau pergi, aku kebetulan disini jadi dia memintaku untuk menjaga UKS dan membantu jika ada yang datang kesini. Ada apa dengan viktor?"

"Dia kebanyakan makan kemarin, jadi dia sakit perut hari ini"

"Oh... pantas saja kalau begitu. Aku akan mencarikan obatnya dulu"

Febi pun mencari obat untuk sakit perut di dalam ruangan dokter. Karena sudah hampir jam masuk, Hyuga memilih untuk pergi duluan ke kelas

"Kelas akan dimulai sebentar lagi, apa kau tidak apa sendirian disini?"

"Em, aku akan baik-baik saja"

Hyuga langsung berdiri dari tempat duduknya dan pergi menemui Febi yang masih sibuk mencari obat untuk Viktor

"Febi, aku akan kembali ke kelas duluan, tolong jaga Viktor ya"

Setelah mengatakan itu Hyuga langsung berjalan keluar UKS dan pergi ke kelasnya. Febi akhirnya berhasil menemukan obat yang dia cari dan langsung memberikannya kepada Viktor

"Terima kasih"

"Eh tidak kusangka orang sepertinya bisa berterima kasih. Apa hari ini akan terjadi badai ya?"

Tanpa Febi sadari, dia ternyata sudah memandangi Viktor lumayan lama dan itu membuat kenarsisan Viktor kembali lagi

"Aku tau aku tampan, kau tidak perlu memandangiku seperti itu"

Ucapnya sambil meminum obat yang diberikan Febi tadi. Tidak seperti biasanya yang selalu berprasangka buruk kepada Febi, hari ini Viktor langsung saja meminum obat yang diberikan kepadanya. Sepertinya sakit perutnya mengalahkan kecurigaannya terhadap orang di sekitar

Malas melihat wajah Viktor yang membuat emosinya bisa naik kapan saja, Febi memilih untuk berjalan menjauh dan melihat kearah lain

"PD sekali, aku hanya tidak menyangka saja orang sepertimu bisa mengucapkan terima kasih seperti tadi. Aku sama sekali tidak menganggap mu ganteng sedikitpun"

Diam, tidak ada jawaban yang menanggapi perkataan Febi. Febi yang merasa diacuhkan merasa ingin memukul Viktor saat itu juga, namun niatnya terhenti karena Viktor sudah tertidur

"sepertinya dia sangat kelelahan,aku bisa melihatnya dari kantung matanya yang hitam. Apa dia tidak tidur semalam?"

★2 jam kemudian★

Viktor terbangun dari tidurnya, merasa telah tertidur lumayan lama tubuh Viktor terasa kaku dan dia pun meregangkan tubuhnya sejenak

"Sudah berapa lama aku tertidur disini?"

"Kurang lebih dua jam"

Sebuah suara dari ruang dokter menjawab pertanyaan Viktor, dan orang itu adalah dokter Li, dokter yang bertugas di UKS sekolah Harvey ini

"Ah begitu ya, sepertinya aku bolos satu pelajaran hari ini. Kalau begitu aku kembali ke kelas dulu ya, dokter"

"Baiklah, tapi jangan tidak tidur dan makan terlalu banyak lagi ya"

"Hehe, ok"

....

SREKK!

Pintu kelas digeser dan di depannya berdiri Viktor dengan senyuman yang selama ini sering dia tunjukkan

Semua perhatian langsung tertuju kearah Viktor dan senyum juga mulai bertengger di wajah para siswa karena melihat senyum yang tidak mereka lihat tadi sudah kembali

"Viktor, apa kau sudah baikan?"

"Sudah bu"

"Viktor, apa kau benar-benar sudah baikan? Kau sebaiknya istirahat lagi saja"

"Aku sudah melewatkan satu pelajaran tadi, jadi aku tidak mau melewatkan pelajaran yang berikutnya"

"Wah... Viktor memang rajin ya?"

"Tentu saja, dia kan pangeran kita"

Para siswa mulai terkagum-kagum lagi dengan Viktor, dan rasanya para siswi yang ada dikelas itu ingin langsung memeluk pangeran mereka itu

"Ya sudah, kau duduklah di tempatmu"

"Baik Bu"

Viktor pun berjalan menuju tempat duduknya. Hyuga memandangi Viktor dari kejauhan dan dia terkejut saat menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Viktor

....

Sekarang waktunya istirahat, semua siswa sudah berhamburan keluar, ada yang kekantin dan ada juga yang memilih untuk bermain basket di lapangan

"Viktor, bisa ikut aku sebentar?"

"Tentu"

Viktor mengikuti kemana Hyuga mengajaknya. Tidak biasanya Hyuga yang mengajak duluan, Viktor yakin pasti ada hal penting yang ingin Hyuga sampaikan

"Tumben kau mengajakku ke atap, ada apa?"

Disinilah mereka sekarang, di atap gedung sekolah, tempat paling nyaman untuk menghabiskan waktu menurut Viktor

"Sejak kapan?"

"Maksudmu?"

Hyuga pun mengeluarkan ponselnya dari sakunya lalu langsung memberikannya kepada Viktor. Viktor pun menerima ponsel itu lalu memperhatikan wajahnya di kamera yang dibuka oleh Hyuga

"Kenapa bisa begini?"

Viktor juga terkejut dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Dia mungkin tidak akan menyadarinya jika saja Hyuga tidak memberitahunya tentang hal ini

"Sepertinya itu terjadi saat kau baru bangun. Apa ada sesuatu yang aneh yang kau rasakan?"

"Tidak ada. Semuanya sama saja seperti biasanya"

"Begitu ya... baguslah kalau begitu. Aku hanya ingin memastikan saja, segera katakan padaku jika ada hal aneh yang tiba-tiba kau rasakan"

"Em saat ini aku merasakan nya" ucap Viktor dengan wajah polosnya dan langsung membuat Hyuga panik dengan penuturannya itu

"Apa itu?!"

Masih dengan wajah polosnya, Viktor menunjuk perutnya sendiri

"Perutku tidak berhenti bergetar dan mengeluarkan suara aneh dari tadi"

"Oii!! Jangan membuatku panik!!"

Kepanikan Hyuga langsung berubah menjadi kekesalan yang membuatnya seperti ingin membunuh orang yang ada di depannya ini, namun tidak dia lakukan. Hyuga hanya memukul kepala Viktor dan membuat sang empu hanya tertawa karena sudah berhasil mengerjai Hyuga lagi

"Ayo ke kantin, aku juga sudah lapar"

"Ok"

Viktor dan Hyuga berjalan menuruni tangga menuju kantin yang ada dilantai satu. Selama perjalanan sama sekali tidak ada perbincangan diantara mereka berdua

"Sepertinya karena kejadian semalam, mataku jadi berubah warnanya. Kiri merah dan kanan biru. Kenapa tiba-tiba jadi berubah? Ini bukan pertama kalinya kuro keluar, dan ini belum pernah terjadi sebelumnya, kenapa baru sekarang?"

"Oii..oii!!"

Karena melamun Viktor tidak menyadari kalau Hyuga sedari tadi sedang memanggil dirinya

"Ada apa? Aku sedang memikirkan hal serius tadi"

"Masalah serius apa memangnya yang kau pikirkan itu..? Hari ini kita akan ke pusat perbelanjaan dulu setelah pulang sekolah nanti, bahan-bahan makanan kita sudah habis di rumah"

"Ok"

Sekarang saatnya pulang sekolah. Seperti yang dikatakan Hyuga tadi, mereka sekarang ini sedang berjalan menuju pusat perbelanjaan di dekat sekolah mereka

"Kita akan membeli apa saja memangnya?"

"Sayuran, daging, roti, dan bahan-bahan yang lainnya"

Selembar daftar belanjaan Hyuga keluarkan dari kantongnya. Di atas daftar itu banyak sekali tulisan-tulisannya dan membuat Viktor menghela nafas lelah karena dia yakin pasti akan merepotkan membawa barang sebanyak itu nantinya

"Kenapa belanjaannya banyak sekali? Apa itu stok untuk satu bulan?"

"Tentu saja bukan!! Kenapa setelah mata itu muncul kau jadi bodoh sih?!!"

"Hey... jangan menyalahkan mataku, aku kan memang tidak paham soal pekerjaan rumah dan berbelanja"

"Yang ada di pikiranmu kan hanya membunuh, sekolah, cokelat, dan hal lainnya yang memerlukan kecerdasan otak"

Viktor yang mendengar itu hanya bisa mendengus kesal kemudian mengalihkan pandangannya kearah lain

★Pusat Perbelanjaan★

Tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai dipusat perbelanjaan, saat masuk mereka langsung disambut oleh pegawai ditempat tersebut

"Selamat datang"

Hyuga lagi-lagi bertemu dengan Febi, dia tidak menyangka kalau hari ini banyak sekali kebetulan yang membuatnya bertemu dengan wanita berambut panjang dan hitam dengan mata kekuningan itu

Sementara Febi, mukanya memerah karena bertemu lagi dengan sang pujaan hatinya

"Ini pasti jodoh" ucapnya sambil berusaha menyembunyikan wajahnya yang merona

"Febi? Sedang apa kau disini?"

"A... itu... seperti yang kau lihat, aku bekerja disini"

"Oh... aku tidak menyangka kalau kau bekerja disini. Maksudku, jarang melihat anak SMA tahun pertama seperti kita bekerja paruh waktu"

"Aku bekerja untuk memenuhi kebutuhanku. Aku tidak mau merepotkan keluargaku atau orang lain. Oh ya, sedang apa kau disini?"

"Persediaan di rumah kami sudah habis, jadi kami sedang membeli bahan-bahan nya"

"Kami?" ucap Febi sambil menelengkan kepalanya tanda tidak mengerti

"Iya aku dan Viktor, apa kau ti— dimana dia?!"

Viktor tidak ada disebelahnya, dan Hyuga pun menolehkan kepalanya kesana sini mencari sosok pria berambut hitam dengan mata heterochome merah dan biru yang bernama Viktor itu

"Saat aku melihatmu masuk tadi hanya kau sendiri saja loh, Hyuga"

"Kemana anak itu pergi? Astaga!!"

Hyuga segera mengeluarkan hp nya lalu segera menghubungi orang yang dia cari itu

Tidak butuh waktu lama, Viktor sudah mengangkat telepon nya

"Viktor, kau dimana?" ucap Hyuga dengan sedikit menaikkan suaranya tanda sedang kesal pada orang diseberang telepon sana

"Aku ada ditempat penjualan cokelat bungkus, ada apa?"

"Kau ini! Jangan pergi seenaknya... aku pikir kau diculik tadi!!"

"Kau sudah lupa ya Hyuga? Tidak ada yang berani menculikku, meskipun ada maka orang itu akan mati olehku"

"Ah... sepertinya aku ketularan bodohnya hari ini. Aku lupa soal kalau dia adalah pembunuh terhebat di negara D"

"Aku akan ke tempatmu sekarang, jangan pergi kemana-mana!"

"Ok, aku juga sedang sibuk disini"

Telepon pun dimatikan, Hyuga langsung mengantongi hp nya, memberitahu Febi sebentar, lalu langsung melesat pergi ketempat Viktor berada

"Aneh sekali, jelas-jelas hanya Hyuga yang aku lihat saat masuk tadi, kenapa aku tidak tau kalau Viktor juga ada?"

Di bagian pojok sebelah kiri yang letaknya lumayan jauh dari kasir, Hyuga berhasil menemukan Viktor yang sedang sibuk memasukkan cokelat ke keranjang belanjaan nya

"Viktor, kau ini... sampai segitunya ya kau menyukai cokelat..?"

"Em... persediaan cokelat ku juga sudah habis di rumah, jadi aku membeli nya"

"Apa kau akan memborong semua cokelat nya lagi?"

"Em, apa kau sudah membeli semuanya?"

"Tentu saja belum. Ayo sekarang bantu aku belanja"

.....

Semua barang yang ada di daftar hampir semuanya sudah didapat, sekarang ini mereka sedang ada ditempat penjualan untuk buah-buahan segar

"Menurutmu mana yang sebaiknya aku pilih? Apel atau semangka?"

"Beli saja semuanya"

"Kita harus berhemat, lagipula kita juga tidak terlalu banyak memakan buah. Jika kita beli terlalu banyak, maka nanti akan terbuang percuma saja. Diusia segini kita harus pandai mengatur keuangan loh..."

"Kalau begitu, pilih yang apel saja. Kau kan suka buah apel"

"Em... baiklah, apel kalau begitu. Semuanya sudah, sekarang ayo ke kasir dan setelah itu kita pulang"

....

"Kenapa suasana disini tiba-tiba saja jadi hening, kemana para pengunjung yang banyak tadi?"

Suasana ditempat itu sangat hening, sama sekali tidak ada suara yang terdengar di sana. Setelah mereka hampir sampai ditempat kasir, mereka melihat ada orang yang merampok dengan membawa sebuah pistol ditangannya

"Cepat masukkan semua uangnya ke dalam sini jika ingin nyawamu selamat!!"

Seorang pria menodongkan pistolnya kearah Febi yang saat ini berada di depan kasir. Dengan gemetar Febi menuruti perkataan perampok tadi, dia memasukkan uang-uang yang ada di mesin kasir kedalam tas besar yang dibawa oleh perampok itu

"Cepat!!"

Hyuga dan Viktor yang masih jauh dan tidak terlihat oleh perampok itu memutuskan untuk bersembunyi dibalik rak belanjaan yang ada ditempat itu

"Viktor, kita tidak boleh bertindak gegabah, dia punya sandera, kita harus... Viktor?"

Saat menoleh ke samping, lagi-lagi Viktor menghilang entah kemana. Hyuga pun menahan amarahnya dan kembali mengawasi keadaan. Saat dia berbalik untuk melihat perampok tadi, dia terkejut karena Viktor ternyata sudah ada di depan perampok tadi

"Viktor...!!"

"Yo Paman"

Tanpa rasa takut sedikitpun, Viktor berdiri di depan perampok yang sedang memegang pistol itu. Febi yang berada didekat sana, menyuruh Viktor untuk segera pergi agar nyawanya tetap selamat

"Oii bocah ingusan, mau apa kau? Cepat pergi atau peluru akan menembus kepala mu itu!!"

Pria itupun bersiap-siap membidik kepala Viktor. Dengan seringai di wajahnya, Viktor dengan cepat menendang pistol itu hingga terpental jauh, menendang perutnya, lalu meletakkan tangan orang itu di belakang dan membuatnya tidak bisa bergerak lagi

"Sial!! Cepat lepaskan aku!! Kau bocah ingusan..!!"

Perampok itu kini sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Viktor dengan sangat ahli mengunci pergelangan tangan orang itu. Para pengunjung yang sebelumnya meringkuk ketakutan kini semuanya bertepuk tangan atas keberanian Viktor

"Paman... kenapa kau merampok tempat ini? Kau bahkan tidak bisa memegang pistol dengan benar, apa kau serius ingin membunuh orang dengan pistol itu?"

"Diam kau!! Ini tidak ada urusannya denganmu!!"

Perampok itu tetap berusaha untuk melepaskan diri dari kuncian Viktor, Viktor yang dibuat kesal olehnya langsung mengambil sebuah pena yang terletak didekat sana

"Itu bukanlah jawaban yang aku inginkan. Meski ini hanya pena biasa, aku masih bisa membunuhmu dengan ini. Jawab pertanyaan ku atau kau akan game over disini"

Dengan hawa mencekam yang dikeluarkan oleh Viktor dan pena ditangannya yang dia letakkan di depan leher perampok itu, berhasil membuat perampok itu ketakutan begitu juga dengan orang-orang yang ada disekitar sana

"Aku melakukannya untuk membayar biaya operasi anakku! Aku sudah bekerja keras untuk membayarnya, namun gajiku selalu saja dipotong oleh orang-orang jahat itu. Aku bahkan menjual rumahku untuk membayar operasi anakku, tapi para preman yang diperintahkan oleh lelaki itu lagi-lagi mengambil uangku. Aku sudah melaporkannya kepada polisi, tapi mereka sama sekali tidak merespon laporanku karena aku tidak punya bukti..."

Viktor dan yang lainnya mendengarkan dengan seksama penjelasan dari perampok itu. Mereka merasa iba dengan ceritanya dan ada juga yang menitikkan air matanya

"Aku sudah berniat untuk menjual ginjalku, tapi tidak ada yang mau. Aku harus segera mendapatkan uang agar putriku bisa segera dioperasi. Hanya dia yang aku punya di dunia ini, aku tidak bisa kehilangan nya! Kenapa dunia ini sangat tidak adil dengan orang miskin seperti kami ini...?!"

Air mata jatuh dari kedua mata perampok itu, dan Viktor pun melepaskan kuncian-nya dari pria itu

"Hyuga.."

Hyuga yang dipanggil berjalan kearah Viktor lalu berdiri di sampingnya, tentu saja masih dengan membawa belanjaan-belanjaannya

"Aku tau apa yang kau pikirkan, lakukan saja sesukamu"

"Baiklah"

Viktor kembali memfokuskan pandangannya kearah perampok tadi yang masih terduduk di lantai itu

"Paman, apa kau bisa memasak?"

"Eh? Iya... aku bisa memasak, mencuci, dan pekerjaan rumah yang lainnya. Kenapa?"

"Kalau begitu sudah diputuskan"

Viktor lalu mengeluarkan dompetnya dari kantong seragamnya dan mengeluarkan kartu kredit miliknya

"Di dalam kartu ini ada uang 50 juta lebih, lebih dari cukup untuk operasi anakmu. Sebagai gantinya kau harus bekerja di rumahku sebagai pembantu. Kau tetap akan dibayar nantinya, dan karena kau tidak punya tempat tinggal, kau dan putrimu bisa tinggal ditempat kami"

"Be-benarkah??"

Viktor dan Hyuga mengangguk secara bersamaan. Perampok itu tidak kuasa membendung air matanya, sehingga dia langsung menangis dengan sangat keras ditempat itu. Dia bahkan bersujud tanda bahwa dia sangat berterimakasih atas kebaikan Viktor dan juga Hyuga

"Ini alamat rumahnya, datanglah besok ke rumah kami"

Viktor menyerahkan alamat rumahnya kepada pria tadi, pria itu langsung menerimanya dan kembali berterima kasih lagi kepada viktor

"Aku pasti akan membalas kebaikanmu, pasti!!"

"Em, kau harus segera ke rumah sakit kan? Kalau begitu segeralah kesana, anakmu sedang menunggumu"

"Baiklah, sekali lagi terimakasih banyak!!"

Pria itu langsung berlari keluar dari pusat perbelanjaan, senyuman bahagia terlihat dari wajah pria itu

Suasana di dalam kembali menjadi normal lagi, Hyuga segera menyuruh Febi untuk menghitung semua belanjaan nya

"Apa tidak apa kau memberikan uang sebanyak itu kepada pria itu tadi? Bagaimana kalau dia menipumu?"

Tanya Febi sambil menghitung semua belanjaan Hyuga dan Viktor

"Dia berkata jujur, aku dapat membedakan orang yang jujur dan mana yang tidak. Pria itu benar-benar ingin menyelamatkan Putri nya"

"Tidak ku sangka Viktor ternyata baik seperti ini, aku sangat terkejut"

"Hyuga, profesor Nay bilang kalau dia saat ini ada di rumah. Kebetulan dia datang, jadi aku meminta dia untuk menjemput kita"

"Kenapa profesor Nay datang kesini? Kapan dia menghubungi mu?"

"Baru saja, aku tidak tau apa tujuan dia datang kali ini"

Penghitungan pun selesai, struk belanja keluar dari mesin dan Febi langsung membungkus semua belanjaan Hyuga dan juga Viktor

"Semuanya 750 ribu"

"Ah... ini uangnya"

TIN!TIN!

Sebuah mobil Lamborghini berwarna merah mengklakson dari luar, Viktor dan Hyuga sangat tau mobil siapa itu. Di samping mobil berdiri seorang wanita dengan rokok ditangannya

"Itu dia sudah datang, ayo Hyuga"

Viktor pun segera melenggang pergi dari tempat kasir. Febi memerhatikan wanita itu dari dalam, dan langsung bertanya kepada Hyuga siapakah perempuan yang menunggu mereka itu

"Siapa itu profesor Nay, Hyuga?"

"Bukan siapa-siapa. Selamat malam Febi"

"Selamat malam juga"

Hyuga segera pergi mengikuti Viktor, Febi sama sekali belum puas dengan jawaban Hyuga, namun dia tidak punya hak untuk menanyakan tentang hal itu lebih jauh lagi

★Diluar★

"Yo dua bocah merepotkan yang suka membuat masalah. Bagaimana kabar kalian? Sepertinya baik-baik saja"

"Profesor... merokok tidak baik untuk kesehatanmu loh..."

Viktor langsung meletakkan belanjaannya di dalam bagasi mobil tanpa menunggu persetujuan dari sang pemilik mobil terlebih dahulu

"Aku tau... tapi kau juga sama kan? Makan makanan yang manis tidak baik untuk tubuh juga loh"

"Berisik, sedikit makanan manis saja tidak akan menyakitiku"

"Baiklah baiklah, aku tidak akan menang jika berdebat denganmu. Seperti biasanya ya kau sangat perhatian kepada Viktor, Hyuga"

"Profesor... kalau kau ingin menggodaku kau tidak akan berhasil" ucap Hyuga yang juga langsung memasukkan belanjaan ke dalam bagasi mobil

"Seperti biasanya ya kau selalu saja serius, sangat tidak seru. Ayo sekarang kita pulang"

Profesor Nay pun masuk kedalam mobil, Viktor dan Hyuga pun ikut naik dan memilih duduk di kursi belakang

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!