"Jangan lupa tinggalin jejak untuk Author ya, agar Author makin semangat. Like, Komen, Dan Vote kalian sangat berarti bagi Author ❤🙏 . TERIMA KASIH~
Semoga kalian semua di berikan kesehatan dan rejeki Lancar. Selalu patuhi protokol kesehatan dan pakai masker. TERIMA KASIH~
***
Laura menerima gelas itu dan meminumnya satu kali tegukan.
"Haaahhhhh....!!!"
Gadis itu membuka mulut nya lebar dan mendesah.
"Rasanya aneh." Kata Laura, sambil menjulurkan lidahnya.
"Hahaha." Erick hanya tertawa melihat Laura yang polos.
"Apa kau mau mencoba nya lagi?" Kembali Erick menuangkan lagi ke gelas Laura.
"Aku takut mabuk Erick."
"Tenang saja nanti ku antar pulang." Bujuk Erick.
Gelas yang ke tiga, Laura sudah merasa semakin pusing dan semakin tidak sadar, gadis itu meminta pada Erick untuk memberikannya lagi, ia mulai kecanduan, tenggorokannya terasa kering dan menginginkannya lagi.
Ketika Erick siap menuangkan alkohol di gelas Laura, seorang pria menahan tangan Erick dengan kuat.
"Jangan coba-coba." Kata pria itu pada Erick dengan tatapan tajam dan cengkraman kuat .
"Apa urusanmu, jangan ikut campur, dia pacarku." Erick tak kalah tajam menatap pria itu.
"Ya, kau terlihat pacar yang cukup baik, hingga aku bisa membaca isi kepala mesum mu!!!" Kata pria itu.
Merasa tidak beres Laura menengadahkan kepalanya, samar-samar matanya melihat seorang pria tampan yang berdiri berhadapan dengan Erick.
"Zafran." Kata Laura pelan dan lemah.
"Ayo pulang." Kata Zafran yang ingin memapah Laura namun dihalangi oleh Erick.
"Hey bung, apa kau buta? Dia bersamaku, dan akan pulang denganku." Kata Erick mencengkram kerah baju Zafran.
"Apa kau pikir aku akan membiarkan dia pulang bersama pria bangsat seperti mu? Kau pikir aku tidak tahu rencanamu?!" Zafran membalas mencengkram kerah Erick.
"Jangan ikut campur!!!" Erick berteriak dan siap memukul.
Namun Zafran menepis, memutar tangan Erick kebelakang punggung dan mendorongnya dengan menendang punggung erick.
"Erick Hardwick aku tahu siapa kau, jangan macam-macam atau semua korban yang pernah kau kelabuhi ku buat mereka membuka mulut dan membuatmu mendekam di penjara, jika kau berani mengganggu Laura walau hanya sehelai rambutnya, ku buat kau menyesal seumur hidup, mulai besok aku tidak ingin melihat mu bekerja di perusahaanku lagi."
"Perusahaanmu?" Erick tak mengerti.
"Ya, Perusahaan Hitz." Kata Zafran sambil memapah Laura pergi.
***
Laura merasakan kenyamanan di tubuhnya, tidurnya begitu nyenyak, bantal nya terasa lebih empuk, selimutnya terasa lebih lembut, dan ranjangnya pun sangat nyaman, sinar lembut yang hangat menerpa wajahnya dari balik jendela besar yang tirai nya telah dibuka.
"Tunggu, ini bukan bantal ku, selimutnya juga bukan aroma yang biasanya, ranjangnya sangat empuk, apakah ada yang mengganti ranjangku...?" Kata Laura bergumam lemah semnari menutup mata karena kantuknya.
Laura perlahan membuka matanya, duduk diatas ranjang dan memegangi dahi.
"Kepalaku sangat berat."
Kemudian gadis itu sadar bahwa ia bukan berada di apartmennya.
"Mewah sekali..." Kata Laura melihat sekeliling.
"Tunggu dulu..." Dengan cepat gadis itu melihat tubuhnya.
"Dimana aku, siapa yang mengganti bajuku? Tunggu, semalam aku makan malam dengan Erick, kemudian aku merasa pusing setelah minum, dan melihat Zafran..."
Laura bangun dari ranjang mewahnya yang besar, memakai sandal berbulu yang telah disiapkan di bawah ranjang.
Gadis itu berjalan melihat sekeliling yang nampak serba mewah, menuruni tangga marmer mahal. Bangunan gaya mininalis yang sebagian besar berwarna abu-abu dan putih. Dalam benak Laura, benar-benar mewah dan bersih.
Laura berjalan perlahan dan melihat seorang pria sedang berolahraga ringan di taman tengah yang cukup luas.
"Zafran..." Desah Laura pelan.
Pria itu berbalik melihat siapa yang mengamati diri nya, instingnya tajam.
"Oh, sudah bangun." Kata Zafran sedikit ketus.
"Ya, apa yang terjadi?" Kata Laura melihat Zafran yang berjalan melewati dirinya, dengan nada yang ketus pula.
"Menurutmu?" Kata Zafran sambil meminum air putih.
"Kenapa kita, maksud ku, aku bisa tidur di kamarmu, apakah kita..." Laura kebingungan merangkai kalimat.
"Jangan naif, aku tidak selera dengan gadis pemabuk sepertimu."
"Pemabuk? Kau salah paham... Aku tidak terbiasa minum. Tapi bukan kah semalam aku makan malam dengan Erick kenapa sekarang aku bisa ada disini..."
"Maksudmu kau lebih senang jika hari ini bangun di kamar si brengsek itu?" Zafran melihat tajam Laura, tubuhnya basah, keringat nya mengucur deras melewati pelipis dan rahangnya.
"Dia bukan laki-laki seperti itu..." Bantah Laura.
"Jadi seperti apa dia?" Sindir Zafran.
"Dia...... Cukup baik... Mungkin..." Laura menjawab dengan sedikit ragu.
"Cih..." Seringai Zafran mengejek.
"Apa kau sedang mempermainkanku?! Apa kau juga yang mengganti pakaianku?!" Laura mulai kesal.
"Terserah." Zafran enggan dan malas meladeni Laura dan memilih berlalu pergi.
Jam telah menunjukkan pukul delapan pagi. Laura berdecak kagum semua telah dipersiapkan di dalam kamarnya. Berbagai pakaian sudah tertata rapi di almari serta diatas meja rias banyak perlengkapan wanita yang semua serba baru.
"Apakah ini kebetulan? Kenapa semua baju dan sepatu serta heels sesuai dengan ukuran tubuh dan kakiku, bahkan peralatan make up ini sesuai dengan seleraku."
"Nona, saya yang menggantikan pakaian anda tadi malam, pakaian itu penuh dengan kotoran karena anda muntah berkali kali, maaf pakaian anda telah kami buang." Pelayan paruh baya itu meminta maaf.
"Anda semalam yang telah menggantikan pakaian saya?" Tanya Laura yang ingin memperjelas.
"Benar Nona, Tuan Zafran yang menggendong anda pulang semalam." Kata pelayan itu lagi.
"Gendong? Dia menggendong ku saat tubuh ku bau dan kotor?" Laura bertanya lagi seakan tak percaya.
"Benar Nona, apakah hari ini ada yang perlu saya lakukan atau anda perlu bantuan saya? Mungkin membantu anda mandi?" Kata pelayan itu.
"Membantu mandi? Aaahh... Tidak tidak tidak saya akan mandi sendiri, saya harus cepat karena saya sudah terlambat pergi bekerja. Astaga, apakah aku akan dipecat kali ini." Laura dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai dengan ritual permandiannya yang sangat kilat bahkan melebihi kecepatan kilatan petir Laura berlari menuruni tangga dengan setelan pakaian kerja yang telah disiapkan.
"Nona kata Tuan anda harus sarapan dulu."
"Terima kasih tidak usah, saya harus cepat mencari kendaraan umum." Laura dengan cepat berlari melangkahkan kakinya.
"Tapi Nona ada sopir yang akan mengantar anda dan sudah menunggu ..." Pelayan itu tergopoh mengejar Laura di belakang, namun gadis itu tidak mendengar dan tidak menyimak karena ia ketakutan akan dipecat dari pekerjaannya.
Terlihat Laura telah berlari keluar, dan sempat menengok ke belakang dalam hatinya betapa besar dan mewah rumah Zafran sekarang.
"Astaga, apa yang aku pikirkan, sepertinya otakku menjadi bodoh karena efek alkohol semalam. Aku bukan perempuan seperti itu, aku tidak melihat pria dari apa yang mereka punya."
"Semoga kali ini aku tidak kehilangan pekerjaanku, bagaimana aku bisa hidup jika mereka memecatku. Ya Tuhan."
Laura menunggu bus di halte, dan dia benar-benar sudah terlambat untuk berangkat bekerja, ini pertama kalinya hidupnya penuh dengan ketidak teraturan, gadis itu memukul kepalanya berulang kali, ia merasa kepalanya masih sedikit pening dan berputar.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Sandisalbiah
ceroboh.. udah tau gak kuat minum.. disodorin mau aja..
2023-08-03
0
Lovely
Untung ada Mantan 😍 Jika tdk. Jadi korban kenakalan hasrat 😉
2022-06-08
0
🐊⃝⃟ Queen K 🐨 코알라
Zafran diem-diem merhatiin 🤭🤭🤭
2022-01-16
0