S1: Ch 04 - Gelang kupu-kupu.

Selamat membaca!

...****************...

...****************...

Kamar penginapan

Jing Mi melempar sebuah tas kertas yang terdiri dari tali untuk membawa badan tas yang hanya memiliki satu ruang.

Biasanya tas tersebut digunakan untuk membawa barang-barang ringan seperti bahan obat, teh, jimat, dan sebagainya.

Jing Mi duduk bersandar di tepi ranjang yang terbuat dari kayu cendana dengan ukiran pola bunga tersebar indah.

Jing Mi menghela napas sejenak.

Menatap langit malam dari balik jendela yang terbuka.

Tenggelam dalam angin malam yang berhembus dalam diam.

Sebuah kalung bertali merah dengan liontin giok berwarna hijau muda dan pola awan tersebar, melingkari leher jenjangnya.

Tertutupi oleh kerah jubah.

Ia mengelus liontin giok itu dengan lembut, dan teringat kembali akan kenangan masa lalunya yang manis.

...----------------...

...Lima belas tahun yang lalu...

“Shidi, lihat ini," panggil seorang anak dengan nada riang sambil berlarian.

Wajah oval dan mata bulat, bola matanya berwarna hitam pekat.

Bulu matanya yang panjang dan lentik berdesir dengan polos.

Anak itu memakai atasan berwarna putih dengan corak sederhana di bahunya.

Serta rok bawahan berwarna biru tua dengan tali ikat pinggang yang menjuntai.

Anak itu tersenyum menawan dengan pipi merona.

"Lihat apa yang kubawa untukmu dari kota."

Sambil menunjukkan sebuah kalung bertali merah dan hitam.

Liontin giok berwarna hijau muda itu berayun-ayun di ujung jari telunjuknya, menunggu giliran diambil oleh pemilik baru.

"Apa ini?" tanya Jing Mi padanya dengan lugu.

"Aku membeli ini bersama ayah saat berada di kota Luo Yang. Ambil yang tali merah."

Kemudian, anak itu duduk di atas batu, tepat di samping Jing Mi.

"Terima kasih, shixiong," balas Jing Mi.

Ia melingkarkan kalung itu di lehernya dan menatap warna liontin giok nephrite(1) yang menenangkan itu.

^^^Nephrite(1): jenis giok langka sebagai simbol penguasa dan keabadian (ruan yu/giok lunak).^^^

"Aku akan memakai yang warna hitam," timpal anak bermata bulat itu.

"Apa kau sengaja memilih model liontin giok yang sama?" balas Jing Mi.

"Kata bibi penjual di pasar tadi, giok ini adalah lambang keabadian."

"Aku ingin berdoa untuk keabadian persahabatan kita. Lain kali kau harus ikut bersamaku, pasti akan lebih menyenangkan."

Anak itu berusia dua tahun lebih tua, namun tingkah laku dan penampilannya terlihat jauh lebih muda.

Ditambah dengan tinggi badannya yang lebih pendek dari Jing Mi.

Kedua pipinya akan menggembung dengan menggemaskan saat kecewa dan merona saat tertawa.

"Apa disana ada yang menjual kue osmanthus juga?" ucap Jing Mi sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tentu, aromanya cukup harum namun rasanya tidak seenak yang disini."

"Apakah kau sudah mencoba Jiao zi(2)-nya?" timpal Jing Mi.

“Iya, tetapi tidak sekenyal buatan ibu," jawabnya sambil mengerutkan dahi.

"Apa kau juga mencoba manisan Tanghulu(3)-nya?" tanya Jing Mi lagi.

"Aku melihatnya dimana-mana, namun rasanya sama saja dengan yang dijual disini," jawabnya sambil menopang dagu dengan kedua tangannya yang mungil.

"Bagaimana dengan rasa Nian gao(4)-nya?"

"Tidak, itu hanya dijual pada saat perayaan Imlek(5)."

^^^Jiao zi(2): dumpling, terbuat dari tepung terigu dan diisi dengan daging.^^^

^^^Tanghulu(3): manisan terbuat dari buah kering seperti apel atau cherry dan dilapisi dengan gula yang sudah mengeras.^^^

^^^Nian gao(4): kue keranjang, terbuat dari ketan, gula dan dipotong-potong, lalu digoreng menggunakan telur yang sudah dikocok dengan gula.^^^

^^^Imlek(5): perayaan tahun baru Tiongkok.^^^

"Kalau begitu, semuanya sama saja, aku tidak akan ikut denganmu lain kali," ucap Jing Mi sembari berdiri.

Lalu menepuk-nepuk bokongnya yang kotor karena pasir di batu.

"Aku akan pergi berlatih pedang, Master Yu tidak akan suka melihat kita berbicara panjang lebar disini."

"Tetap tetap saja perjalanannya cukup menyenangkan. Aku bahkan ingin pergi lagi."

“Master Yu mengatakan materi ujian kali ini adalah 'Telapak Delapan Penjuru'. Jika kau berhasil menguasainya lebih dulu, maka aku akan ikut denganmu lain kali."

"Tidak adil, hanya melihat sampul bukunya saja sudah membuatku pusing."

Langkah kaki Jing Mi lebar dan cekatan.

"Hei, hei, tunggu aku!"

"Apa kau benar-benar serius?!"

"Shidi, kau benar-benar ingin menyiksaku?"

...****************...

Kenangan itu masih terngiang-ngiang dalam kepalanya.

Ada kalanya ia merasa lucu, ada kalanya ia merasa jengkel dan ada kalanya ia merindukan masa itu.

"Aku telah bertemu dengannya, ia terlihat cukup baik?" gumamnya.

'Buruk'.

Kata ini terbesit dalam benaknya sesaat.

"Betapa bodohnya ia tidak mengenaliku. Tapi jujur, aku tidak berharap banyak," gumamnya sambil memutar-mutar liontin giok itu.

Putaran giok itu membuatnya terlarut dalam tidur.

...****************...

Yu Wen yang mulai kedinginan memutuskan untuk pergi ke kamarnya.

"Gedebug..!"

Suara benda terjatuh terdengar samar-samar.

Yu Wen mempercepat langkahnya dan membuka pintu dalam sekali hempas.

Tidak ada jejak kaki di lantai dan jendelanya masih tertutup rapat.

Yu Wen mengintip kolong tempat tidur, memeriksa di balik kertas penyekat ruangan, semuanya kosong!

“Ini aneh. Jelas-jelas ada suara benda jatuh, namun semuanya masih tertata rapi disini."

“Apa aku salah dengar? Mungkin hanya suara ranting pohon membentur jendela atau disini berhantu?"

"Hoammz."

Yu Wen menguap dengan lebar.

Yu Wen berbaring di atas kasur empuk yang diisi penuh dengan kapas tebal.

Tak berselang lama, Yu Wen merasakan ada sesuatu yang menggelitik telinganya.

Ia pun membuka mata dan melihat seekor kupu-kupu bercahaya merah yang muncul dalam mimpi terakhirnya.

Kupu-kupu itu berayun-ayun seolah ingin Yu Wen mengikutinya.

Yu Wen penasaran dan ia menyembunyikan sebuah pisau belati dalam saku lengannya.

Kupu-kupu itu membawanya ke pinggir danau yang ditumbuhi banyak bunga mawar putih.

"Hei, hei, kemana kau akan membawaku?" tanya Yu Wen.

Kupu-kupu itu hanya mengepakkan sayap dan terbang mengelilinginya.

Lalu hinggap di pundak Yu Wen.

"Siapa yang mengirimmu? Sungguh kurang kerjaan."

Yu Wen yakin, kupu- kupu itu adalah roh peliharaan.

Namun, ia tidak punya ide sama sekali tentang siapa pemiliknya.

Kupu-kupu itu mendadak bercahaya dan terbang berputar-putar dengan cepat sambil terbatuk-batuk.

"Kau.. apa kau baik-baik saja?" tanya Yu Wen yang panik setelah melihat asap keluar dari tubuh kupu-kupu itu.

"Kebakaran!"

"Kebakaran! Kebakaran!"

"Bangun, semuanya bangun!"

"Ada kebakaran besar!"

Sekelompok murid Sekte Jin dengan jubah sutra berwarna kuning keemasan berlari kesana kemari sambil berteriak dengan panik.

Mereka sibuk mengumpulkan orang-orang untuk menggabungkan qi, agar bisa mengangkat air dari danau dan menyemburkannya ke dalam api.

Semua peserta keluar dari kamar dengan panik.

Setelah menyadari barang-barangnya masih tertinggal di dalam, mereka akan masuk kembali sambil menepuk jidat.

"Celaka!" seru Yu Wen.

Ia baru menyadari, asap kebakaran itu berasal dari kamar penginapan.

"Ini semua gara-gara kau!" teriaknya sambil mengipas pergi kupu-kupu itu.

Ia pun lari terbirit-birit kesana.

Sialnya, kebakaran itu terjadi di barisan ketiga, sederet dengan kamar Yu Wen.

"Ya ampun!"

Yu Wen berpikir untuk menerobos api demi menyelamatkan tas-nya yang berisi obat-obatan pemberian Bibi Tong.

Sebelum terlanjur masuk, ia melihat sebuah kantong tas dengan sulaman bunga Osmanthus berwarna kuning keemasan.

Tas itu tergeletak di tanah, bersandar pada dinding.

"Ini... tasku! Untunglah, Dewa masih memberkatiku. Tetapi siapa yang membawanya keluar?"

Yu Wen memeluk tas-nya dengan erat seperti memeluk giok berumur seribu tahun.

Orang-orang masih sibuk memadamkan api.

Lalu, ia mengangkat sebelah kakinya yang terasa seperti sedang menginjak sesuatu.

Ia menemukan sebuah gelang rajut bertali merah dengan mata gelang besi berbentuk kupu-kupu.

Ia memungutnya.

"Rasanya aku pernah melihat gelang ini sebelumnya."

Lalu, ia hendak menanyakannya pada seseorang, namun tiba-tiba sebuah tangan menahannya.

Tangan itu ramping dengan ujung kuku yang bersih dan bundar, namun kulit putihnya sudah berkeriput.

...****************...

...****************...

Terpopuler

Comments

Lilis Kurniawati

Lilis Kurniawati

tinggal jejak👣

2021-07-17

0

riski iki

riski iki

asyikkk,,, ada kue keranjangnya😊😊

2021-07-13

1

Piscok

Piscok

mantapz

2021-07-12

1

lihat semua
Episodes
1 Season 1: Ch 01 - Prolog + Keramahan desa Hei.
2 S1: Ch 02 - Kompetisi guqin.
3 S1: Ch 03 - Teman baru.
4 S1: Ch 04 - Gelang kupu-kupu.
5 S1: Ch 05 - Pertemuan dengan kakek sakti.
6 S1: Ch 06 - Obat yang meracuni.
7 S1: Ch 07 - Penatua Yong Heng yang Maha Sakti.
8 S1: Ch 08 - Kertas Putih.
9 S1: Ch 09 - Penatua YongHeng suka makanan manis.
10 S1: Ch 10 - Payung yang hilang.
11 S1: Ch 11 - Menemani rembulan yang kesepian.
12 S1: Ch 12 - San Yin Se.
13 S1: Ch 13 - Bunga Osmanthus tidak akan pernah mekar lagi.
14 S1: Ch 14 - Festival Melukis Wajah (1).
15 S1: Ch 15 - Festival Melukis Wajah (2).
16 S1: Ch 16 - Festival Melukis Wajah (3).
17 S1: Ch 17 - Tiga tegukan kepahitan.
18 S1: Ch 18 - Delapan puluh delapan.
19 S1: Ch 19 - Mari kalah!
20 S1: Ch 20 - Rusa tampan dan angsa cantik.
21 S1: Ch 21 - Legenda Gunung Tapak Hitam.
22 S1: Ch 22 - Petunjuk pertama.
23 S1: Ch 23 - Petunjuk kamuflase.
24 S1: Ch 24 - Manis itu enak.
25 S1: Ch 25 - Kepastian yang tertunda (1).
26 S1: Ch 26 - Kepastian yang tertunda (2).
27 S1: Ch 27 - Kepastian yang tertunda (3).
28 S1: Ch 28 - Kepastian yang tertunda (4).
29 S1: Ch 29 - Kepastian yang tertunda (5).
30 S1: Ch 30 - Firasat kematian seorang kultivator veteran (1).
31 S1: Ch 31 - Firasat kematian seorang kultivator veteran (2).
32 S1: Ch 32 - Identitas sebenarnya (1).
33 S1: Ch 33 - Identitas sebenarnya (2).
34 S1: Ch 34 - Senjata Spiritual Shiying (1).
35 S1: Ch 35 - Senjata Spiritual Shiying (2).
36 S1: Ch 36 - Kebangkitan Rawa Besi (1).
37 S1: Ch 37 - Kebangkitan Rawa Besi (2).
38 S1: Ch 38 - Kebangkitan Rawa Besi (3).
39 S1: Ch 39 - Dendam wanita (1).
40 S1: Ch 40 - Dendam wanita (2).
41 S1: Ch 41 - Dendam wanita (3).
42 Season 2: Ch 42 - Mayat Terbalik
43 S2: Ch 43 - Pembersihan Gunung Hua Shan (1).
44 S2: Ch 44 - Pembersihan Gunung Hua Shan (2).
45 S2: Ch 45 - Pembersihan Gunung Hua Shan (3).
46 S2: Ch 46 - Keberanian saja tak berharga.
47 S2: Ch 47 - Ayah kandung Hao Ning.
48 S2: Ch 48 - Ayah, pergilah!
49 S2: Ch 49 - Apakah kau percaya pada ayah?
50 S2: Ch 50 - Medan perang yang sesungguhnya.
51 S2: Ch 51 - Sang Provokator.
52 S2: Ch 52 - Aku membencinya!
53 S2: Ch 53 - Racun istana.
54 S2: Ch 54 - Sebuah tuduhan.
55 S2: Ch 55 - Aku adalah Yang Mulia disini!
56 S2: Ch 56 - Yong Shen yang malang.
57 S2: Ch 57 - 'Jalan keluar' dari karma.
58 S2: Ch 58 - Pertemuan dengan 'Si Pincang'.
59 S2: Ch 59 - 'Si Pincang' berhati baik.
60 S2: Ch 60 - Aliansi pemimpin dunia.
61 S2: Ch 61 - Terselubung.
62 S2: Ch 62 - Ada yang tidak beres.
63 S2: Ch 63 - Rencana gagal.
64 S2: Ch 64 - Para petinggi berjiwa keparat.
65 S2: Ch 65 - MATILAH KALIAN SEMUA!
66 S2: Ch 66 - Tumbang.
67 S2: Ch 67 - Perasaan berubah.
68 S2: Ch 68 - Bidak catur buangan.
69 S2: Ch 69. Perubahan wujud Ayah.
70 S2: Ch 70 - Kunjungan Jin Wu.
71 S2: Ch 71 - Ketulusan hati itu ada.
72 S2: Ch 72 - Malaikat dari Desa Hei.
73 S2: Ch 73 - Sebuah perjanjian.
74 S2: Ch 74 - Ingkaran janji.
75 S2: Ch 75 - Adik bodoh.
76 S2: Ch 76 - Rencana Wu Di.
77 S2: Ch 77 - Putra mahkota Li Jun masih hidup.
78 S2: Ch 78 - Pembagian wilayah.
79 S2: Ch 79 - Pertemuan kembali.
80 S2: Ch 80 - Pembuktian: Aku tidak bersalah.
81 S2: Ch 81 - Syarat: Jangan biarkan Tie Lang bereinkarnasi.
82 S2: Ch 82 - Tidak sependapat.
83 S2: Ch 83 - Pusaran Mimpi Panjang.
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Season 1: Ch 01 - Prolog + Keramahan desa Hei.
2
S1: Ch 02 - Kompetisi guqin.
3
S1: Ch 03 - Teman baru.
4
S1: Ch 04 - Gelang kupu-kupu.
5
S1: Ch 05 - Pertemuan dengan kakek sakti.
6
S1: Ch 06 - Obat yang meracuni.
7
S1: Ch 07 - Penatua Yong Heng yang Maha Sakti.
8
S1: Ch 08 - Kertas Putih.
9
S1: Ch 09 - Penatua YongHeng suka makanan manis.
10
S1: Ch 10 - Payung yang hilang.
11
S1: Ch 11 - Menemani rembulan yang kesepian.
12
S1: Ch 12 - San Yin Se.
13
S1: Ch 13 - Bunga Osmanthus tidak akan pernah mekar lagi.
14
S1: Ch 14 - Festival Melukis Wajah (1).
15
S1: Ch 15 - Festival Melukis Wajah (2).
16
S1: Ch 16 - Festival Melukis Wajah (3).
17
S1: Ch 17 - Tiga tegukan kepahitan.
18
S1: Ch 18 - Delapan puluh delapan.
19
S1: Ch 19 - Mari kalah!
20
S1: Ch 20 - Rusa tampan dan angsa cantik.
21
S1: Ch 21 - Legenda Gunung Tapak Hitam.
22
S1: Ch 22 - Petunjuk pertama.
23
S1: Ch 23 - Petunjuk kamuflase.
24
S1: Ch 24 - Manis itu enak.
25
S1: Ch 25 - Kepastian yang tertunda (1).
26
S1: Ch 26 - Kepastian yang tertunda (2).
27
S1: Ch 27 - Kepastian yang tertunda (3).
28
S1: Ch 28 - Kepastian yang tertunda (4).
29
S1: Ch 29 - Kepastian yang tertunda (5).
30
S1: Ch 30 - Firasat kematian seorang kultivator veteran (1).
31
S1: Ch 31 - Firasat kematian seorang kultivator veteran (2).
32
S1: Ch 32 - Identitas sebenarnya (1).
33
S1: Ch 33 - Identitas sebenarnya (2).
34
S1: Ch 34 - Senjata Spiritual Shiying (1).
35
S1: Ch 35 - Senjata Spiritual Shiying (2).
36
S1: Ch 36 - Kebangkitan Rawa Besi (1).
37
S1: Ch 37 - Kebangkitan Rawa Besi (2).
38
S1: Ch 38 - Kebangkitan Rawa Besi (3).
39
S1: Ch 39 - Dendam wanita (1).
40
S1: Ch 40 - Dendam wanita (2).
41
S1: Ch 41 - Dendam wanita (3).
42
Season 2: Ch 42 - Mayat Terbalik
43
S2: Ch 43 - Pembersihan Gunung Hua Shan (1).
44
S2: Ch 44 - Pembersihan Gunung Hua Shan (2).
45
S2: Ch 45 - Pembersihan Gunung Hua Shan (3).
46
S2: Ch 46 - Keberanian saja tak berharga.
47
S2: Ch 47 - Ayah kandung Hao Ning.
48
S2: Ch 48 - Ayah, pergilah!
49
S2: Ch 49 - Apakah kau percaya pada ayah?
50
S2: Ch 50 - Medan perang yang sesungguhnya.
51
S2: Ch 51 - Sang Provokator.
52
S2: Ch 52 - Aku membencinya!
53
S2: Ch 53 - Racun istana.
54
S2: Ch 54 - Sebuah tuduhan.
55
S2: Ch 55 - Aku adalah Yang Mulia disini!
56
S2: Ch 56 - Yong Shen yang malang.
57
S2: Ch 57 - 'Jalan keluar' dari karma.
58
S2: Ch 58 - Pertemuan dengan 'Si Pincang'.
59
S2: Ch 59 - 'Si Pincang' berhati baik.
60
S2: Ch 60 - Aliansi pemimpin dunia.
61
S2: Ch 61 - Terselubung.
62
S2: Ch 62 - Ada yang tidak beres.
63
S2: Ch 63 - Rencana gagal.
64
S2: Ch 64 - Para petinggi berjiwa keparat.
65
S2: Ch 65 - MATILAH KALIAN SEMUA!
66
S2: Ch 66 - Tumbang.
67
S2: Ch 67 - Perasaan berubah.
68
S2: Ch 68 - Bidak catur buangan.
69
S2: Ch 69. Perubahan wujud Ayah.
70
S2: Ch 70 - Kunjungan Jin Wu.
71
S2: Ch 71 - Ketulusan hati itu ada.
72
S2: Ch 72 - Malaikat dari Desa Hei.
73
S2: Ch 73 - Sebuah perjanjian.
74
S2: Ch 74 - Ingkaran janji.
75
S2: Ch 75 - Adik bodoh.
76
S2: Ch 76 - Rencana Wu Di.
77
S2: Ch 77 - Putra mahkota Li Jun masih hidup.
78
S2: Ch 78 - Pembagian wilayah.
79
S2: Ch 79 - Pertemuan kembali.
80
S2: Ch 80 - Pembuktian: Aku tidak bersalah.
81
S2: Ch 81 - Syarat: Jangan biarkan Tie Lang bereinkarnasi.
82
S2: Ch 82 - Tidak sependapat.
83
S2: Ch 83 - Pusaran Mimpi Panjang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!