Pada hari Sabtu siang itu aku kembali dari perkemahan musim panas dalam keadaan termenung dan galau. Aku bertemu dengan seorang cowok keren dan tampan bernama Rendy yang sampai saat ini tidak bisa kusingkirkan dari pikiranku. Yang ingin kulakukan sekarang ialah pulang kerumah dan menunggu telepon darinya. Namun aku memikirkan sesuatu yang sangat mengganguku, yah cinta pertamaku.
Aku sudah mempunyai seorang pacar dan dia sangat baik, selama berada di perkemahan dia selalu mengirimkan ku makanan dan perlengkapan wanita lainnya. Dia adalah pacar pertamaku dan kami sudah berpacaran hampir setahun. Semua orang berpikir bahwa kami adalah pasangan yang serasi, aku juga berpikir demikian. Tetapi akhir-akhir ini aku menjadi sedikit sinting setelah kembali dari perkemahan, karena aku memutuskan pacarku melalui pesan singkat di whatsaap. Dengan banyak alasan akhirnya dia menerima keputusan ku yang ingin putus darinya.
Awalnya kupikir ini hanya sementara saja nanti juga aku akan kembali padanya dan tentu saja dia akan menerimanya karena aku tau dia sangat menyukaiku. Namun di kemudian hari aku baru menyadari bahwa yang dia inginkan bukan hanya putus sementara malainkan untuk seterusnya bahkan berteman pun ia tak mau.
Liburan sekolah pun cepat berlalu, kegiatan sekolah kembali di mulai. Terkadang aku mendapat pesan e-mail dari Rendy, tetapi dia belum pernah meneleponku. Aku sungguh merasa kecewa, tetapi segera bisa melupakannya. Aku masih menyukai cinta pertama ku yahh namanya Hengky dan berniat untuk memintanya kembali menjalin hubungan denganku karena aku yakin dia akan menyetujuinya. Kami begitu saling menyukai sehingga tidak mungkin begitu mudah untuk saling melupakan, begitulah menurutku. Ternyata perasaanku terhadapnya kini bertepuk sebelah tangan. Dia tampak tidak tertarik lagi padaku.
Menjelang prom night di sekolah ku, aku begitu antusias dan senang karena ini kesempatanku untuk kembali mendapatkan Hengky.
Ketika hari semakin malam di pesta itu, sahabatku mendekatiku dan berkata "Chintya, apa kah kamu sudah dengar berita terpanas malam ini?" tanya sahabatku.
"Dengar apa? Ada berita terbaru kah?" Tanya ku.
"Hengky baru saja mengajak Karina untuk berkencan, sepetinya mereka berdua menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman!" Ucap sahabatku.
"Orang-orang saat ini sedang membicarakan hal itu! Dia mengira dirinya hebat karena berkencan dengan wanita yang lebih tua darinya, kamu percaya nggak?" Tanya sahabatku.
Aku tidak bisa menjawab pertanyaan dari sahabatku itu, dengan mata berkaca-kaca aku berlari masuk kedalam kamar kecil. Mengapa dia mengajak gadis itu berkencan? ingin rasanya aku marah sejadi jadinya, namun aku sadar semua ini karena ulahku sendiri.
Aku tahu aku telah membuat kesalahan dan segera menyadari betapa bodohnya aku telah melepaskannya demi seorang cowok yang belum begitu aku kenal dan belum kuketahui isi hatinya.
Sepanjang tahun itu, perasaanku padanya tetap sama. Aku sadar tidak baik jika aku terlalu memikirkannya, tetapi aku pun sadar aku telah jatuh cinta padanya dan tidak bisa melupakannya. Kenyataan bahwa dia adalah pacar pertamaku benar-benar mempengaruhiku, dan aku tidak bisa mengerti kenapa dia bisa melupakanku begitu cepat.
Setiap hari aku berharap dia segera putus dengan pacarnya itu. Yahh dan semuanya sesuai harapanku, Hengky putus dengan pacarnya namun aku dan Hengky tidak pernah bersatu lagi. Aku berdoa setiap malam agar dia kembali padaku dan menjalin hubungan yang penuh kasih seperti sebelumnya, namun semuanya sia-sia. Hengky tidak pernah mau menjalin hubungan dengan ku lagi, aku sadar semua itu karena salahku sendiri. Walaupun sampai saat ini aku belum bisa melupakannya, aku menyadari semua itu diluar kemampuanku. Jika nanti aku menemukan seorang pria yang tulus padaku, aku tak akan melakukan hal yang sama.
~SELESAI~