Di Akademi Sihir Astra, semua orang kenal Luna. Bukan karena dia murid paling berprestasi, justru sebaliknya. Tiap kali Luna pegang tongkat sihir, pasti ada aja kejadian heboh. Pernah, waktu latihan mantra api, bukannya api yang keluar, malah semburan air yang bikin basah kuyup seisi aula. Kakak-kakak senior cuma bisa geleng-geleng kepala, sambil bisik-bisik, "Itu Pasti Luna lagi."
Luna itu kayak magnet penarik masalah. Mau bikin ramuan penyembuh, eh, malah jadi ramuan yang bikin rambut temennya warna-warni.
Mau latihan terbang pake sapu, bukannya melayang mulus, malah nyungsep ke kolam ikan. Pokoknya, di mana ada Luna, di situ ada kekacauan yang bikin semua orang elus dada.
Tapi, Luna sendiri nggak pernah nyerah. Walaupun sering banget diolok-olok karena kecerobohannya, dia tetep semangat belajar. Tiap malam, pas yang lain udah pada tidur, Luna bakal diem-diem ke perpustakaan tua, baca buku-buku sihir kuno yang tebalnya minta ampun. Dia pengen banget bisa jadi penyihir hebat, kayak para leluhurnya dan para tetua,serta seniornya di akademi Astra.
Suatu hari, Akademi Astra diserang makhluk kegelapan. Panik melanda seisi Akademi Astra. Para guru dan senior udah mengerahkan semua mantra, tapi makhluk itu terlalu kuat. Keadaan makin genting, tembok akademi mulai retak, dan teriakan ketakutan di mana-mana. Luna, yang lagi sembunyi di balik pilar, gemeteran. Tapi, entah kenapa, ada sensasi aneh yang menjalar di sekujur tubuhnya.
Kayak ada sesuatu yang bangun di dalam dirinya. Tiba-tiba, mata Luna bersinar keemasan, dan aura energi yang luar biasa kuat terpancar dari tubuhnya. Dia nggak sadar, tapi semua kekacauan di sekelilingnya mendadak berhenti. Makhluk kegelapan itu terpental jauh, seolah ada dinding tak kasat mata yang melindunginya.
Tanpa sadar, Luna mengulurkan tangannya. Dan dari telapak tangannya, cahaya putih terang benderang menyembur keluar, menghantam makhluk kegelapan itu sampai musnah jadi debu. Semua orang terpaku. Para senior, guru-guru, bahkan Kepala Akademi yang bijaksana, nggak percaya sama apa yang mereka lihat.
"Itu... Luna?" bisik salah satu senior.
Bangkitnya Kekuatan Murni
Nah, abis kejadian luar biasa itu, para tetua di Akademi Sihir Astra langsung heboh. Mereka yang tadinya cuma bisa geleng-geleng kepala ngeliat tingkah Luna, sekarang malah penasaran bukan main. Dibawalah Luna ke ruang khusus, ruangan kuno yang penuh sama artefak-artefak magis langka. Di sana, para tetua mulai deh meneliti kekuatan yang tiba-tiba muncul di diri Luna.
Mereka merapal mantra, ngukur aliran mana dalam tubuh Luna, bahkan sampe ngeliat ke masa lalu pake bola kristal. Hasilnya bikin mereka makin tercengang. Ternyata, kekuatan yang ada di dalam Luna itu bukan sihir biasa. Itu adalah sihir murni, energi magis paling dasar dan paling kuat, yang udah lama banget dianggap cuma mitos.
Salah satu tetua yang paling bijaksana, namanya Bapak Orion, sampe berujar, "Nak Luna, di dalam dirimu mengalir darah kaum Anthera."
Mendengar nama itu, semua tetua langsung kaget. Kaum Anthera adalah kaum penyihir legendaris di masa lalu, yang dikenal punya kekuatan magis murni yang nggak tertandingi. Mereka bisa mengendalikan elemen alam cuma dengan pikiran, dan mantra-mantra mereka punya daya hancur sekaligus penyembuhan yang luar biasa. Tapi, kaum Anthera udah lama menghilang, dianggap punah ditelan zaman.
Jejak Anthera yang Terlupakan
Luna sendiri bingung. Dia nggak pernah denger tentang kaum Anthera sebelumnya. Selama ini, dia cuma tahu dirinya anak yatim piatu yang dibesarkan di panti asuhan sebelum akhirnya diterima di Akademi Astra karena bakat magisnya yang—yah, bisa dibilang unik.
Bapak Orion kemudian bercerita, "Dahulu kala, kaum Anthera hidup terpencil, menjaga kemurnian darah dan kekuatan mereka. Mereka nggak sembarangan berinteraksi dengan dunia luar, karena takut kekuatan mereka disalahgunakan.
Mereka adalah penjaga keseimbangan magis di dunia ini, dengan kekuatan yang bersumber langsung dari inti alam.
"Namun, ada satu kisah tentang seorang putri Anthera yang jatuh cinta pada seorang penyihir biasa dari luar kaum mereka. Cinta itu kuat, dan mereka memutuskan untuk hidup bersama, meninggalkan tradisi kaum Anthera, mencari kehidupan yang lebih sederhana di antara manusia biasa."
"Dari pernikahan itulah, garis keturunan Anthera terus berlanjut, tapi kekuatannya lama kelamaan meredup, bercampur dengan darah penyihir biasa. Para keturunan mereka hidup seperti penyihir pada umumnya, tanpa tahu warisan besar yang mengalir dalam nadi mereka. Sampai akhirnya, mungkin karena suatu alasan yang nggak kita ketahui, kekuatan murni itu kembali bangkit di dalam dirimu, Luna," lanjut Bapak Orion dengan nada penuh haru, menatap Luna dengan penuh harap.
"Kecelakaanmu, kecerobohanmu selama ini, mungkin adalah pertanda bahwa kekuatan itu berusaha menemukan jalannya untuk bangkit, seperti aliran sungai yang deras mencari muaranya."
Para tetua percaya, kecerobohan Luna selama ini mungkin justru karena kekuatan magis murni di dalam dirinya belum terkendali. Ibaratnya, mobil dengan mesin super tapi sopirnya belum ahli. Sekarang, dengan bangkitnya kekuatan itu, Luna punya potensi yang luar biasa besar, tapi juga tanggung jawab yang berat. Dia harus belajar mengendalikan warisan magis dari kaum Anthera yang mengalir di dalam darahnya, agar tidak hanya menyelamatkan dirinya, tapi juga dunia sihir dari ancaman yang mungkin datang.
Dan begitulah, babak baru dalam kehidupan Luna dimulai.
Dari gadis ceroboh yang selalu bikin masalah, dia kini harus belajar menjadi seorang penyihir hebat, mewarisi jejak kaum Anthera yang legendaris. Perjalanannya tentu nggak akan mudah, pasti bakal ada aja kejadian lucu dan bikin geleng-geleng kepala, tapi semua orang di Akademi Astra punya harapan besar padanya. Luna, si pewaris sihir murni, siap menghadapi takdirnya, dan mungkin, menjadi penyihir terkuat di masanya.