Sejak kepergian ku kak Dito sangat menyesali semuanya,kini dia hanya bisa menangis dan menangis, bahkan dia selalu membawa foto ku kemana pun dia pergi.
"Andi, maafin kakak, kakak tau semua yang kakak lakukan dulu ke kamu tanpa kakak pikirkan,sekarang sangat menyesal" tangis kak Dito pecah, bibirnya kering dan wajah nya sedikit pucat.
"Gak ada gunanya juga tangisan kamu To, Andi udah tenang bersama orang tua kalian di sana, jadi sekarang kamu harus bisa mengikhlaskan kepergian Andi" Mang Joko berjalan membawa sepiring irisan buah dan satu gelas berisi air putih.dan menyimpan nya di meja.
"Aku terlalu egois, aku tau, bahkan ketika dia sakit parah pun aku gak ada di samping nya" Kak Dito menyeka ingus nya dengan sapu tangan.
"Kamu tau, harusnya kamu jangan mementingkan ego,karana adik kamu orang yang baik, dia gak pernah bikin kesalahan, bahkan penyakit nya di simpan rapat sendirian hingga dia pergi, bahkan dia tidak sempat bahagia, dia juga tidak sempat mendapatkan hadiah dari kamu" Mang Joko kesal lalu pergi meninggalkan kakak.
"Kakak" adik ku muncul, dia membawa buku diary milik ku.
"Kakak janji akan jaga kamu dan buku ini karana kakak gak mau penyesalan datang untuk kedua kalinya" kak Dito mengangkat tubuh kecil adik ku, lalu dia memberikan pelukannya.
Penyesalan kak Dito sudah tiba, tapi dia hanya bisa menangis tanpa bisa meminta maaf padaku, kadang kita tak menyadari sikap dan ucapan yang kita tunjukkan membuat hati orang lain sakit, penyesalan selalu hadir ketika tak mampu lagi untuk berjumpa dan kehilangan telah tiba.