Malam berganti pagi.
Sinar matahari menerangi kamar tepat Arabella sedang tidur, matanya sedikit mengerut karena merasa cahayanya begitu menusuk sekali.
Dia mencoba mengupar matanya, satu persatu dari matanya terbuka. Dia sedikit kebingungan merasa heran dengan kamar yang begitu berbeda.
Namun dia mengalihkan itu, dia memandang kearah jam didinding tersebut, ternyata sudah menunjukkan pukul 8 pagi.
Mata Arabella terbelalak dengan cepat dia bangun dari tempat tidurnya serta membersihkan yang sedang berantakan.
Lalu setelah sudah, Arabella dengan cepatnya keluar dari kamarnya. Dia begitu sangat buru-buru sekali. Karena sudah begitu telat untuk masuk bekerja.
Saat Arabella keluar dari kamar tersebut, dia begitu terkejut sekali saat melihat kearah dapur.
Hal itu membuat Arabella terdiam dan mematung menatap Derren, rasanya dia sangat kelupaan bahwa dirinya sedang bukan diapartemennya.
Derren membalikkan badannya dan menatap Arabella dengan senyuman manis sekali.
" Kamu sudah bangun?" tanya Derren saat melihat Arabella
" I-iya om" jawab Arabella dengan gugupnya
" Kalau begitu bersihkan dulu dirimu, setelah itu kita sarapan"
Arabella mengangkat satu alisnya, dia merasa bingung. Jika membersihkan dirinya lalu bagaimana pakaiannya?
" Pakaiannya sudah ada diatas meja dibelakangmu" ucap Derren membuat Arabella menoleh kebelakang
Betapa terkejutnya Arabella, bahwa semua pakaiannya begitu lengkap dari dalam hingga luar. Arabella benar-benar merasa malu sekali.
Derren yang melihat Arabella hanya terdiam saja membuat dia kembali menegurnya.
" Ada apa denganmu hm?" tanya Derren dengan lembutnya
Arabella langsung membalikkan badannya, dia merasa agak sedikit aneh sekali. Namun Arabella mencoba untuk menolaknya karena dia merasa tidak enak sekali.
" O-om, aku membersihkan diri diapartemenku saja om"
Derren mengangkat satu alisnya, lalu dia menatap kearah Arabella sehingga membuat Arabella merasa sangat gugup sekali.
" Saya tidak suka penolakan" ucap Derren dengan nada sedikit menekan
Akhirnya Arabella hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan wajah tersenyum terpaksa. Arabella pun mengambil semua pakaiannya lalu pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Tatapan Derren benar-benar tidak lepas dari Arabella, saat punggung Arabella tidak terlihat lagi dia tersenyum dan melanjutkan membuat sarapan.
****
" Udah selesai?" tanya Derren saat melihat Arabella tiba dimeja makan
Arabella hanya menganggukkan kepalanya, ada rasa malu dan gugup dirasakan oleh Arabella.
" Duduklah, kita sarapan dulu"
Arabella menuruti apa perkataannya Derren, namun tatapan Derren hanya tertuju kepada Arabella.
" Maaf ya, saya tidak tau ukuranmu bagaimana. Tapi apakah itu pas aja dibadanmu?"
" I-iya om pas, makasih banyak sebenarnya gak usah repot-repot om aku bisa kembali ke apartemenku"
Derren hanya tersenyum saja, dia mempersilahkan Arabella untuk melakukan sarapan.
Namun tiba-tiba.
" Sebenarnya, baju yang kamu pakai itu adalah punya mendiang istri saya"
Uhuk. Uhuk.
Arabella tersedak saat mendengar ucapannya Derren, dengan cepatnya Derren memberikan Arabella air. Ada tampak sedikit khawatir sekali diwajahnya.
Arabella mencoba untuk menenangkan dirinya, dia begitu sangat terkejut sekali.
" Makannya pelan-pelan saja jangan terburu-buru, jadi tersedak kan"
Arabella menarik nafasnya untuk mencoba tenang.
" Yang membuatku tersedak itu perkataannya om tau" gumam Arabella dalam hatinya
Arabella mencoba untuk melanjutkannya, namun tetapi hatinya begitu penasaran sekali mengapa dia memberikan pakaian mendiang istrinya?
" Om" panggil Arabella
" Hmh, ada apa?" jawab Derren
" Itu, kenapa om malah menyuruhku memakai pakaian mendiang istri om?"
Derren tersenyum, dia juga tidak tau mengapa. Padahal waktu itu saat mertuanya ingin memberikan kepada orang lain Derren marah-marah karena dia tidak ingin barang istrinya diberikan kepada orang lain.
Tetapi hari ini dia sangat berbeda sekali, dia dengan senang hati menyuruh Arabella memakainya.
" Pakaian itu sangat baru, itu sama sekali belum pernah dia pakai. Saat dia membelinya ternyata itu tidak muat untuk dibadannya karena dia sedang hamil. Jadi dia menyimpannya, dia sangat suka dengan pakaian itu katanya cantik dan imut. Dan lagi, istri saya sama sepertimu"
Dug!
Jantung Arabella seperti ada sesuatu yang menjatuhinya. Rasanya benar-benar aneh sekali, mengapa dia menyuruh Arabella memakainya?
" Kenapa om memberikannya kepada aku? Seharusnya om simpankan?"
" Kelamaan disimpan akan menjadi pudar lebih baik saya menyuruh kamu menggunakannya dari pada disimpan, kamu sangat beruntung jika saya yang mengizinkan. Waktu itu tidak ada seorangpun yang bisa menyentuh barang milik mendiang istri saya"
Arabella menghelankan nafasnya.
" Nanti aku cuci dan kembalikan kepada om"
" Tidak usah, ambil saja"
" Kenapa om?"
" Karena saya suka kamu menggunakannya"
Arabella hanya terdiam, semakin sangat bingung dibuat oleh Derren. Sebenarnya ada apa dengan dirinya?
Tatapan Arabella kearah Derren yang melanjutkan sarapannya dengan wajah yang terlihat begitu senang sekali.
****
Setelah beberapa menit kemudian, Arabella maupun Derren mereka telah selesai melakukan sarapan.
Kini mereka sudah diluar apartemen, Arabella yang ingin pergi dulu namun ditahan oleh Derren dia mengatakan bahwa dirinya akan mengantar Arabella tepat didepan apartemennya.
Iya mau tidak mau Arabella menurutinya, mereka berjalan mengarah lift serta masuk. Hanya hitungan detik saja mereka tiba dilantai 2 tepatnya apartemen Arabella.
Mereka keluar dari lift, lalu belok kiri serta melangkah beberapa meter dan akhirnya mereka tiba.
Tepat didepan pintu apartemennya Arabella, dia menarik nafasnya begitu dalam sekali. Rasa sakit itu kembali menghantuinya.
Derren yang disampingnya masih menunggu Arabella, padahal Arabella sudah menyuruh dia pergi namun dia tetap tidak mau.
Karena malas berdebat akhirnya Arabella hanya bisa menurutinya, dan Arabella mencoba membuka pin pintu apartemennya.
Saat terbuka, Arabella masuk kedalam dia sengaja memang tidak menutup pintunya dan lagi Derren menahan menggunakan kakinya.
Lalu.
" Dari mana saja kamu semalam ha?"
Arabella terkejut saat mendengar suara pria tentunya itu adalah Hendri pacarnya Arabella.
Dia mendekat kearah Arabella serta mencengkram dagunya.
" Jawab aku Arabella, dari mana saja kamu semalam ha tidak ada pulang?"
Arabella menghempaskan tangannya Hendri, tatapannya begitu marah sekali.
" Kamu tidak perlu tau kemana aku pergi, dan nikmati saja bersama Vera" jawab Arabella dan pergi
Arabella meninggalkan Hendri, dia berjalan mengarah kamarnya saat dia masuk. Betapa sakitnya Arabella melihat Vera yang sedang tertidur dibawah selimut.
Dia mencoba untuk menahannya, kini dia mengambil koppernya dan memasukkan semua pakaiannya. Hendri yang melihat itu dengan cepatnya dia menahan Arabella.
" Untuk apa kamu membawa semua pakaianmu?" tanya Hendri dengan nada posesifnya
" Aku ingin kita putus"
" Apa katamu putus?"
" Iya putus"
Arabella yang sedang membereskan semua barang-barangnya menahan agar dia tidak menangis. Namun Hendri tidak setuju dengan apa yang diucapkan oleh Arabella.
" Aku tidak akan mau putus denganmu Arabella"
Arabella menarik nafasnya, lalu dia mengambil tas kecilnya serta ponselnya dan barang lainnya. Dia pun berdiri siap-siap untuk pergi.
Satu jawabanpun tidak ada dilontarkan Arabella, dia mulai keluar dari kamarnya diikuti oleh Hendri.
" Arabella tunggu" teriak Hendri sambil menahan lengannya Arabella
Arabella kembali menghempaskan tangannya Hendri, lalu menatap kearah Hendri dengan penuh dendam sekali.
" Aku tidak ingin putus denganmu Arabella, kita sudah menjalin hubungan yang begitu lama Arabella"
" Aku tetap ingin putus, aku tidak ingin bersama laki-laki sampah sepertimu"
Plak!
Satu tamparan mendarat kewajahnya Arabella hal itu dilakukan oleh Hendri. Namun disisi lain Derren yang melihat itu sangat merasa geram sekali.
Dia mengepalkan tangannya sehingga membuat jari-jarinya tampak memutih sekali.
Arabella memang sudah terbiasa mendapatkan perilaku kasar dari Hendri, karena dia masih sayang itulah mengapa dia bertahan.
Merasa sangat kesal, Hendri mencengkram lehernya Arabella hal itu semakin membuat Derren marah saat melihat kekasaran itu.
" Jangan berani-beraninya kau ingin pergi dariku Arabella, kau tau bukan bahwa aku mencintaimu?" teriak Hendri dengan mencengkram begitu kuat lehernya Arabella
Arabella mencoba untuk melepaskannya, namun semakin dia melawan semakinnya cengkraman itu sangat kuat sekali.
Hal yang tidak terduga dialami oleh Arabella, dia melihat sepasang tangan yang besar, berotot serta urat-urat pun terlihat sedang mencengkram tangannya Hendri.
Siapa lagi kalau bukan Derren.
" Lepaskan dia atau saya laporkan anda ke polisi" ucap Derren dengan nada dinginnya
Hendri merasa terkejut, dia pun melepaskan cengkraman itu dari lehernya Arabella.
Uhuk. Uhuk.
Arabella terbatuk karena dia hampir kehabisan nafas dibuat Hendri, kini Derren berdiri tepat didepannya Arabella secara naluri dia sedang melindungi Arabella dari Hendri.
Arabella tidak menyangka bahwa Derren akan melindunginya, dia mengira bahwa Derren sudah pergi.
" Siapa anda?" tanya Hendri dengan nada marahnya
" Saya Derren Zaryn Boran"
Hendri mengangkat satu alisnya, dia merasa agak sedikit familiar mendengar nama itu. Namun dia mengesampingkan itu dia masih penasaran apa sebenarnya hubungan Arabella dengan Derren.
" Apa hubungan anda dan pacar saya?"
" Dia milik saya"
Mata Arabella terbelalak saat mendengar jawabannya Derren, jawaban yang tanpa basa-basi membuat Hendri menjadi mendidih saat mendengarnya.
Dia menatap kearah Arabella dengan penuh amarah, dia merasa dikhianati.
" Arabella, jelaskan kepadaku. Selama ini kamu selingkuh?"
Derren hanya tersenyum saat mendengar ucapannya Hendri, ada perasaan sangat muak sekali.
" Aku tidak pernah selingkuh"
" Lalu ini apa ha?"
Arabella terdiam, dia juga tidak tau mengapa Derren berkata seperti itu..
" Mengapa kamu diam ha? Berarti selama ini kau benar-benar selingkuh Arabella dibelakangku?"
" Sudah aku katakan aku tidak pernah selingkuh" teriak Arabella
" Lalu ini apa ha jika kamu tidak selingkuh" teriak Hendri
Tiba-tiba!
" Cukup!" bentak Derren membuat mereka berdua terdiam
Dia menggandeng tangannya Arabella sehingga membuat Arabella selalu bertanya-tanya, apa yang sedang Derren pikirkan?
" Jangan berlagak seperti korban anda, padahal anda sendiri yang selingkuh"
Merasa kesal akhirnya Hendri membuka suaranya kembali menjawab ucapannya Derren.
" Itu bukan urusan anda, dan lagi kembali Arabella kepada saya. Dia pacar saya"
" Tentu tidak, mulai hari ini dia adalah milik saya dan anda jika berani menyentuh dirinya maka anda akan kehilangan tangan anda serta organ yang lainnya"
Ancaman Derren membuat Hendri tersenyum miring, ada rasa geli dia rasakan namun ancaman itu tidak ada kebohongan dari Derren.
" Sekali lagi saya mengatakannya, kembali dia atau anda saya laporkan polisi" teriak Hendri
Derren hanya terkekeh mendengarnya, ada rasa lucu saat mendengar ucapannya Hendri.
" Laporkan saja, saya tidak pernah takut dengan polisi karena saya tidak merasa bersalah. Dan sebaliknya jika saya melaporkan bahwa anda telah melakukan kekerasan maka andalah yang akan masuk penjara"
Semakin Derren berbicara semakin membuat Hendri sangat kesal, dimana dia mencoba berbicara kepada Arabella untuk mengetahui dia memilih pria lain atau dirinya.
" Arabella, jawab pertanyaanku. Kamu memilih dia atau aku?"
Arabella tampak bingung, karena dia sebenarnya tidak tau apa yang ada dipikiran Derren. Namun genggaman tangan Derren membuat Arabella merasa ada sesuatu yang ingin dia katakan kepada dirinya.
Dan akhirnya, Arabella mencoba untuk menjawabnya sebelum menjawab dia menarik nafasnya begitu dalam terlebih dahulu.
" Aku memilih dia" jawab Arabella membuat Hendri terkejut
Terukir senyuman dibibirnya Derren karena dia merasa menang, namun tanpa berpamitan apapun lagi Derren membawa Arabella pergi dari apartemennya.
Hendri hanya diam menatap kepergiannya Arabella bersama Derren, ada perasaan sakit yang Hendri rasakan saat ini mengetahui bahwa Arabella memilih pria lain dibandingkan dirinya.