Cinta tulusku tak pernah di sambut baik oleh pemilik manik cokelat, rambut keriting sebahu,wajah yang terdapat tahi lalat di dekat alis.
Hambar rasanya tanpa mendapatkan bumbu balasan, aku terdiam di tepi jalan sembari melihat lalu lintas yang padat dan membuat ku pening di tambah teriknya Surya membuatku memilih untuk beranjak.
Suara tawa menghiasi motor berwarna putih yang di kemudikan oleh sesosok pria berjaket kulit dan satu penumpang yang tak lain dan tak bukan kekasihku.
Wanita yang aku kenal kurang lebih 2 tahun 3 bulan itu kini telah berpindah sandaran.
Aku kira dia akan setia namun nyata nya cinta ku belum bisa membuatnya nyaman, sejak aku mengenal dia aku belum pernah mendapatkan kebahagiaan dalam mengenal nya.
Aku memutuskan untuk kembali pulang ke rumah, aku menapaki trotoar dengan kaki yang lemas karena aku melihat dia bahagia bersama pria lain.
Kecewa , sakit dan pilu aku rasakan rasanya seperti tak ada di hidup nya. Padahal aku telah lama menanti nya untuk menerima dan membalas cinta ku. Tapi tak kunjung datang pun.
Aku masuk ke dalam rumah ku yang sedang ada perbaikan gudang , tukang memperbaiki nya dengan semangat sementara aku tak bergairah setelah aku melihat semua nya barusan.
Aku mendengar suara batuk ayah ku lalu aku memasuki kamar nya.
" Yah kenapa?" Ku mendekati ranjang nya yang sudah berganti warnanya. Semula coklat sekarang berlapis emas.
" Kamu kapan nikah sama Rika?" Ayahku memandang wajah ini dengan tatapan lemasnya.
" Entah" hanya itu yang keluar dari mulut ku tak mampu lagi berkata-kata.