Berteman menurut sebagian orang memang asik namun bagiku jawaban nya adalah tidak, karena ada luka dari sebuah pertemanan yang aku rasakan, bullying terus - terusan aku dapatkan sejak aku sekolah dasar hingga SMA, bully itu membuat ku hampir kehilangan semangat hidup arti sebuah sahabat dan teman sudah tak berarti lagi bagiku.
aku selalu teringat kan akan luka bully itu, dukungan keluarga mampu membuat ku terbebas dari jeratan masa lalu pahit itu, aku hidup di dunia ini dengan rasa tak percaya diri hingga pada akhirnya aku menemukan sedikit kebahagiaan.
Bunga mekar di taman dengan semerbak harum yang memikat aku mendekati bunga itu sambil tersenyum simpul, aku menikmati harum nya sang bunga, kursi panjang berwarna hitam itu masih sepi tak ada orang yang duduk.
Hari ini sangat indah, suara kicau burung memenuhi pendengaran ku aku menoleh pada sesosok tubuh yang sehat dan bugar sedang menikmati ciuman dari sang pujaan hati.
Aku melihat saja keromantisan mereka tanpa ku sadari sosok itu menoleh dan melihat ku.
" Indah nya hari ini tak seindah kenyataan hidup, saya bisa lihat dari wajah kamu yang penuh luka terpancar dari mata yang selalu meneteskan air mata nya." Suara lelaki itu membuat ku terkejut.
Aku melihat wajah nya sambil membenarkan posisi duduk ku tanpa kata terucap.