Saat itu rumahnya sangat sepi, terdengar suara tangisnya yang tak henti² dari dalam ruangan kosong. Ruangan yang penuh dengan kenangan indah dimasa lalu disaat aku menjadi sesuatu yang dia sayangi.
Aku berdiri dibalik pintu yang hanya bisa melihat sebagian siluet tubuhnya dari celah kecil dipintu, dengan perasaan rindu yang tak bisa dibendung dan terus terusan berharap untuk bisa menenangkan dia yang tengah menangis.
(Aku kemari untuk melihatmu, Tapi beranikah aku menghampirimu dan menghentikan tangisanmu itu) pikirnya dalam hati sambil memegang dadanya yang sakit melihat dia menangis.
"entahlah... Akankah kau masih menerima apapun wujudku dan keadaan ku..." Gumam dia dibalik pintu tanpa menampakan kehadirannya dengan tampang sedihnya yang tak kuasa ia tahan.
Setelah menggumamamkan hal itu, diapun berpesan dengan mengatur suara serak kesedihanya agar tersampaikan dan dapat didengarkan oleh dia yang tengah menangis meskipun tak terlalu keras dan jelas.
"Maaf... sekarang bukan saatnya kita bisa bertemu. Aku masih menunggu waktu yang tepat untuk kita bertemu lagi dengan keadaan yang lebih baik. Aku harap kamu sehat selalu...dan Baik baik ya... " Ucap dia masih dibalik pintu.
"Sampai jumpa manis.." ucapnya lagi dengan senyuman pahit.
Salam itu menjadi salam terakhirnya untuk dia yang tak tau Kapan?bagaimana? dan dimana mereka bisa bertemu lagi. Dan dari semua pesan² yang dia sampaikan hanya sebuah Salam terakhir tersebut yang bisa tersampaikan dengan jelas kepada dia yang tengah menangis dalam ruangan kosong itu.
"Hahh?...siapa?" Terkejutnya dia dari dalam ruangan itu. Mendengar salaman itu, tangisnya pun berhenti. dengan keadaannya yang linglung setelah menangis cukup lama dia tetap mencari dari arah mana suara itu berasal yang akhirnya dia terfokus hanya pada satu arah yaitu dibalik pintu. Dia pun beranjak dari tempatnya dan berlari cepat dengan tubuhnya yang sempoyongan hingga dia membuka keras pintu itu. setelah ia membukanya tak ada siapapun disana.
...kosong... Sepi...Begitulah tempat itu, kembali seperti semula.
kehadiran dia yang dibalik pintu itu telah hilang seakan dia dengan cepat pergi dari tempat itu setelah menyampaikan pesannya.
Karena tak ada siapapun disana diapun segera menutup kembali pintu namun, sebelum dia menutupnya samar² tercium bau yang familiar tanpa sadar tetesan mata mulai jatuh dan tak tau mengapa dia begitu?
"Hah!..." Kejutnya
"A-aku kenapa?.." tanya dia yang tak tau kenapa mulai menangis.
"Kenapa aku begini?..aroma ini kan.." seketika dia memutus sendiri kalimat yang ingin dia katakan.
" Nggak!, nggak mungkin! , ini pasti nggak mungkin!.." sangkalnya.
" Tapii.. hanya dia yang memiliki aroma ini..." Ucapnya dengan nada sedih.
Yang awalnya ia berkali kali menyangkal bahwa tak mungkin yang datang tadi adalah dia tapi ia pun mulai sadar bahwa kemungkinan besar itu benar karena terbukti dari aroma khas mint nya yang tak terlupakan serta tempat yang kini ia tempati juga menjadikan bukti 100% bahwa temap ini hanya mereka yang tau.
Dengan bukti² itu pun ia sadar dan mulai menangis kembali Namun bukan tangis kesedihan tapi tangis kebahagiaan bahwa masih ada harapan untuk bertemu kembali. Karena ia mendengar dengan jelas Salam dari suara yang dia cintai bahwa mereka pasti akan berjumpa lagi.
" Aku nggak terima, aku sangat sangat kesal dan marah. kenapa kamu malah pergi mengabaikan ku yang tengah menangis Karena mu padahal kamu melihatku seperti itu, dan kamu kesini hanya untuk memberikan sebuah salam bahwa kita akan bertemu lagi?" Kesalnya pada dia yang sedari tadi sudah pergi meninggalkannya.
"Hhaha" tawanya dengan rasa kesal.
"Aku nggak terima hal ini, tapi karena kamu pergi tanpa mengatakan apa² dan hanya memberi sebuah kata 'sampai jumpa manis'.. Sudah? itu aja?,seharusnya kamu memberi alasan yang pasti! tapi kenapa?.." ucapnya dengan nada sedih, pusing akan semua hal itu . Dia sedari tadi memegang kepalanya dan menghela nafas panjang untuk merendahkan rasa sakit setelah lama menangis.
"baiklah kita akan bertemu kembali, dan suatu saat nanti aku akan membalas padamu seberapa sakit lukaku saat ini , ini semua salahmu dan kamu seharusnya merasakan apa yang kurasakan sekarang" ucapnya setelah menenangkan diri.
"Tapi, sebelum itu aku harus berubah lebih baik dari sekarang karena jika aku bertemu dengannya aku harus bisa menjadi seseorang yang berbeda dari diriku yang sekarang di esok nanti" tegas nya menyemangati dirinya sendiri untuk berubah agar jika dia bertu dia lagi dia akan dengan percaya diri bisa membalas apa yang telah dia rasakan.
Semua ucapan² itu pasti akan terbalaskn, hanya karena sebuah tindakan yang berujung salah paham karena masing² dari mereka tak tau bagaimana bertindak dan berfikir dengan pasti. Dan hanya satu hal yang dapat dipastikan bahwa setiap tindakan² mereka memiliki alasan dibaliknya.
Bersambung...