Setelah pernikahan Amanda dan Firman, Willyam memutuskan bercerai dengan Maya,lalu pergi ke inggris,
Pada awalnya Maya menolak untuk bercerai hingga akhirnya Willyam menyerahkan setengah hartanya pada Maya sebagai syarat yang di ajukan Maya pada Willyam
Apa gunanya memiliki harta yang banyak, kalau tak ada satupun orang yang tulus mencintaimu, itulah yang dipikirkan Willyam
Akhirnya Willyam pergi dengan perasaan cinta yang dia pendam dalam hatinya
6 tahun kemudian*
Amanda dan Firman Kini sudah dikaruniai seorang putra bernama Azkara yang berusia 5 tahun lebih
Amanda dan Firman bekerja di kantor yang sama, Kantor cabang milik Willyam dan om Andi mengurus kantor pusat,tentusaja perusahaan Willyam itu kini menjadi milik Maya yang sekarang dikelola oleh Andi karena Maya sibuk keliling dunia, menghabiskan harta pemberian Willyam
"Mas, hari ini aku aja yang menjemput Azka dari sekolah,kamu fokus Sama meeting nanti siang"ujar Amanda pada Firman
"Iya sayang, aku tahu meeting ini penting untuk kita"biasanya memang Firman lah yang selalu menjemput putra semata wayangnya itu
Dikantor pusat*
"Firman klien kita hari ini sangat penting, pastikan kamu memberikan presentasi yang terbaik"
"baik ndi,aku yakin bisa memenangkan tender kali ini"
Perusahaan yang bergerak di bidang properti itu, sudah sangat terkenal dan sering kali memenangkan tender besar
Ditengah tengah presentasi Firman merasakan pusing di kepalanya lalu dia meminta pada om Andi untuk menggantikannya
"Kamu gak pa' Man,,"tanya om Andi dengan nada khawatir
"Kepalaku pusing banget ndi,, tolong kamu lanjutin presentasinya"lalu Firman menunju ruangan om Andi untuk beristirahat, kemudian Firman mengambil sebotol obat dari saku jasnya, kemudian meminumnya, setelah meminum obat itu Firman berbaring di sofa
Tak berapa lama kemudian
Om Andi memasuki ruangannya dan melihat Firman tidur di sofa
kemudian Firman terbangun ketika mendengar Om Andi masuk ke dalam ruangan
"Sampai kapan kamu akan merahasiakan semua hal ini dari Manda Man"tanya om Andi
"Bagaimana aku menjelaskan semua ini pada Manda ndi,dia pasti akan sangat sedih"
"Kamu harus segera memberi tahu Amanda sebelum semuanya terlambat,dan aku tidak bisa selalu menutupinya untukmu"
"Aku akan memberi tahu Amanda secepatnya, sampai aku benar benar siap"
Entah apa yang kedua orang itu sembunyikan terlihat begitu serius hingga Amanda pun tak boleh mengetahuinya
Malam harinya di rumah Firman*
"Gimana meeting hari ini mas"tanya Amanda yang duduk disamping Firman
"Semuanya berjalan lancar sayang,"Firman menyandarkan kepala Amanda pada dadanya
"Hari ini Azka ngambek karena kamu gak jemput dia,susah payah aku membujuknya"
"Benarkah seperti itu,dia memang putra kesayanganku"
"Sayang, jika suatu saat aku tidak bersamamu lagi,aku harap kamu akan selalu bahagia bersama Azka"
"Kamu ngomong apa sih mas, memangnya kamu mau kemana, jangan jangan kamu mau nikah lagi"ucapan spontan dari Amanda yang membuat Firman tertawa
"Dengar sayang, kamu adalah satu-satunya wanita dalam hidupku,dan aku hanya akan mencintaimu sampai akhir hayatku"
"Kamu tahu mas, kamu adalah berkah terindah dalam hidupku, terimakasih karena kamu sudah menyayangiku dan Azka sepenuh hatimu"
"Kamu dan Azka adalah milikku selamanya,"
Perbincangan yang sangat mendalam dari hati ke hati,dan entah kenapa Firman tak kunjung menceritakan masalahnya pada Amanda
Dua bulan kemudian di rumah sakit*
"Man gimana keadaan kamu,aku akan panggil Amanda sekarang,,aku gak bisa bohong lagi sama Manda Man"
"Aku tidak mau membuat dia sedih ndi,biarkan aku pergi dengan tenang"
"Dia akan lebih sedih lagi kalau dia gak ada disisi kamu saat kamu akan pergi Man"lalu Andi pergi meninggalkan Firman dan segera mancari Amanda
Dirumah Firman*
"Manda,,!Manda,,!"berulangkali om Andi memanggil Amanda sambil mengetuk pintu
"Ada apa om, kenapa om teriak teriak"ucap Amanda sambil membuka pintu"
"Kamu ikut aku ketemu Firman sekarang"om Andi menarik tangan Amanda
"Om Andi bercanda ya,,mas Firman kan lagi di luar kota om, kenapa kita harus nyusul dia"
"Kamu ikut saja sama om,jangan banyak bicara"
"Iya aku ikut,tapi tunggu dulu aku akan mengajak Azka"lalu Amanda masuk kedalam rumah dan membawa Azka bersama mereka
Tak lama kemudian di rumah sakit*
"Ngapain kita di sini om,"Amanda makin tidak paham dengan maksud om Andi
"Amanda tolong kamu dengar om baik', apapun yang terjadi,om akan selalu ada untuk kamu dan Azka"
"Om ngomong yang jelas, Manda gak ngerti maksud om apa"
"Firman gak di luar kota Manda,tapi sekarang dia sedang di rumah sakit,dia sedang berjuang sendiri melawan kanker otak stadium akhir"seketika Amanda histeris seakan tak percaya dengan ucapan om Andi dan menangis sesenggukan jadi jadinya,
"Om bohong kan, semua ini gak bener kan om, kenapa mas Firman gak cerita sama aku om, kenapa om juga diam saja"
"Aku juga berharap kalau semua ini gak bener Manda,tapi ini adalah kenyataan,dan Firman gak mau membuatmu sedih, makanya dia memintaku untuk merahasiakannya"
Amanda berjalan dengan langkah gontai menuju ruangan tempat Firman di rawat
Didepan pintu Amanda memandangi Firman dari lubang kaca di pintu, kemudian Amanda menghapus airmata nya dan mencoba terlihat tenang, lalu Amanda masuk ke dalam ruangan Firman
"Mas Firman, bukankah mas bilang keluar kota, kenapa sekarang mas tidur disini"ucap Amanda yang menahan airmatanya
"Sayang,kamu disini, kenapa Andi mengajak mu kesini"ucap Firman dengan nada lirih
"Mas apa kamu tidak mencintai ku lagi"
"Apa maksudmu sayang,tentu saja aku sangat mencintaimu"Firman mencoba untuk duduk
"lalu kenapa kamu tidak membiarkan aku untuk menjagamu,apa aku tidak berhak merawatmu"
"aku cuma tidak mau menyusahkan mu Manda"
Amanda tak kuasa lagi menahan airmatanya
Dan dia menangis dalam pelukan Firman, lalu keduanya terisak bersama
Dua tahun kemudian di tempat peristirahatan terakhir Firman
hari ini dua tahun sudah Firman berpulang ke Rahmatullah, kepergian Firman yang masih membekas dalam hati Amanda, mengingat semua kebaikan dan ketulusan suaminya membuat Amanda tidak bisa melupakan Firman dengan mudah
Bahkan Azka pun tak bisa melupakan sosok papa yang sangat menyayanginya
"Mama, jangan sedih ya,papa pasti gak mau melihat mama sedih"Azka yang kini berusia 7 tahun mencoba menghibur mamanya
"Kamu benar sayang,papa pasti sudah tenang disana"keduanya saling menguatkan lalu Amanda dan Azka meninggalkan pusara Firman dan kembali melanjutkan hidup mereka
Sebelum kembali ke rumah, Amanda mengajak Azka makan
"Sayang kita makan dulu ya, habis itu kita pulang"
"Mama aku mau pizza di mall"
"Siap bos"
Sesaat kemudian di mall, karena hari Minggu suasana mall cukup padat, lalu Amanda mengantri pizza
"Sayang mama ke toilet dulu ya,kamu bisa kan antri disini"
"Iya ma,mama jangan lama-lama ya"
"Iya sayang"
Tiba giliran Azka mengambil 2 pizza dan juga 2 minuman soda,di bungkus plastik Azka nampak kerepotan membawa pesanan itu, sedangkan Amanda tak kunjung datang, akhirnya Azka membawa Makanan itu dengan susah payah,tiba tiba seseorang menabrak Azka
"Sorry, sorry,aku gak sengaja"ucap seorang pria yang berusia sekitar 42tahun
"Yaah gimana sih om,kan tumpah semua minuman ku"
"Maaf adik kecil om gak sengaja,,eeeh gimana kalau om belikan yang baru"
"Yang bener om,"
"Of course boy"Lalu keduanya kembali membeli minuman, setelah itu keduanya duduk di sebuah bangku,dan ngobrol
"Makasih banyak ya om,"
"Sama sama, kalau boleh tahu nama kamu siapa"
"Saya Azkara om, panggil saja Azka,nama om siapa"
"Nama om Willyam panggil saja Willy"
"Om bule ya,"
"Om campuran Indonesia-Inggris,apa kamu juga campuran, karena wajah kamu mirip seperti bule"
"Hahaha,om becanda ya,papa mama saya orang Indonesia semua om"
"Benarkah,tapi wajah kamu beneran mirip bule"
Willyam memandangi Azkara dengan tatapan penuh arti
"Azka permisi dulu om,mau cari mama"
Azka meninggalkan Willy dan pergi mencari Amanda dan ternyata Amanda lagi asik ngobrol sama temannya, sampai lupa sama anaknya
"Mama,kenapa mama lama banget"
"Maaf sayang,kamu pasti nunggunya lama"
"Untung tadi om yang baik nemenin Azka ngobrol"
"Om siapa Azka,,kan mama sudah bilang jangan bicara sama orang asing"
"Tapi om itu baik kok ma"
"Ya sudah kita pulang sekarang,kamu makan di dalam mobil saja ya sayang"
Lalu Amanda dan Azka meninggalkan mall
Sesampainya di rumah Azka kembali mengingat perkataan Willyam, lalu bertanya pada mamanya