Seorang gadis bernama utim berumur 18 tahun harus menelan pahit kehidupan barunya.
Utim anak tunggal di keluarga kecilnya. Ayah ibu sangat memanjakanya tapi tidak lagi sekarang.
Tragedi terjadi pada tahun 2020, saat ayahnya mengajak utim liburan sekolah yang cukup panjang sekitar sebulan. Utim dengan senang mengiyakan, saat ia tersenyum pada ayahnya ia memalingkan wajahnya juga tersenyum pada ibunya. Tapi balasan ibunya hanyalah wajah datar Tampa ekspresi senang. Utim kebingungan karena cuman dia dan ayahnya saja yang senang tapi kenapa ibu tidak tanyanya dalam hati.
Keesokan harinya, utim dan keluarga pun pergi berlibur di kota kecil, dia sangat senang karena bisa belibur setelah capeknya belajar di sekolah.
Sesampainya di apartemen yang mereka pesan, utim dengan bergegas membersihkan dirinya terlebih dahulu, membiarkan ayah dan ibunya selagi merapikan baju-baju dan barang-barang yang kita bawa dari rumah.
Saat utim keluar dari kamar mandi, ada kejadian yang tidak menyengkan. Dia melihat ibunya sedang tertunduk menangis dan ayahnya sedang mencaci maki ibunya itu.
"Kamu itu tidak becus jadi istri! Jangan kurang ajar sama aku.. jangan sampai emosiku meledak lagi dan memukulmu" ucap ayah yang masih memaki ibu.
Ibu hanya terdiam tak bersuara. Hanya suara tangisan yang ia tahan saja.
Utim menatap keheranan Tampa bersuara, jujur saja utim takut menanyakan apa yang sekarang terjadi. Ia juga takut semakin merusak suasana, ia menahan hati untuk bertanya dan berjalan menuju ibunya.
Sungguh ia tidak mengerti apa yang membuat ayahnya marah-marah seperti itu.
Dan tragisnya Amukan dan cacian ayahnya hampir setiap hari kepada ibunya. Ibu hanya diam tak berusara. Utim juga tetap diam tak tau apa yang terjadi.
Utim saat melihat ibunya menangis dimarahi sampai dipukul ayahnya. Ia ikut menangis dan hanya bisa menangkis barang-barang yang dileparo ayahnya kepada ibunya.
Dalam hati utim menjerit ingin memukul dan meneriaki ayahnya "KENAPA AYAH MENYIKSA IBU SEPERTI INI!!! AYAH KENAPA!"teriak utim di dalam hati.
Ia tidak berani mengungkapkannya secara langsung karena. Ibunya tidak mau utim juga terkena tangan kasar ayahnya pada utim.
Pada saat ayah utim sedang keluar meninggal mereka berdua yang sehabis menangis. Utim bertanya pada ibunya apa yang terjadi, ia sudah sangat menahan pertanyaan ini sudah cukup lama. Tapi jawaban ibu hanya satu.
"Ibu pergi saja ya.. utim dengan ayah disini"
Pecah lah tangisan utim lagi... Bagaimana bisaa aku ditinggalkan oleh ibu kepada ayah yang jahat itu.
Utim menolak dan itu menjadi kesalahan terbesarnya.
Sebulan pun berlalu, utim tidak merasakan nikmatnya liburan itu karena setiap hari ia harus di buat menangis karena melihat ibunya menangis di KDRT oleh ayahnya.
Yang namanya bangkai mau di simpan dan sembuyikan bagaimanapun pasti tercium juga baunya.
Utim mendengar langsung dari keluarga besarnya bahawa ibunya diselingkuhi oleh ayahnya sudah hampir 2 tahun lamanya oleh seorang janda anak 3.
Utim yang mendengarkan kabar itu bukan dari ibunya melainkan dari keluarganya membuat amarah dia campur aduk kepada ayahnya sendiri. Apalagi dia sedang melakukan ujian akhir Semester di Sekolah SMAnya mendengar bahwa ibu dan ayahnya sudah bercerai.
"Kapan!?"
Entahlah utim juga hanya terlalu di fokuskan oleh sekolah sampai ia tidak diberi penjelasan tentang hubungan keluarganya yang sudah hancur itu.
Pada saat ayahnya meminta kembali cincin emas yang pernah ia berikan pada ibu. Utim menatapnya dengan marah dan jijik. Siapa orang itu, iblis dan setan masih lebih baik di liat dari pada orang itu.
"Mana cincin emas yang saya belikan, itu cabut cincin itu juga di jarimu"ucap sang iblis itu
Ibu yang lemah itu hanya patuh dan ikut kemauan Si iblis itu.
Saat sudah usai, utim merasa sedikit senang atas perceraian ibu dan ayahnya. Ia senang ibunya tidak akan lagi di pukuli dan dimaki oleh ayahnya.
Sekarang utim melanjutkan dunia pendidikan di jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu perkuliahan.
Utim yang melakukan pendidikan cukup jauh, harus dengan berat hati berpisah dengan ibunya.
Utim juga yang mendapakan masalalu yang kelam membuatnya semakin dekat dengan Tuhannya.
Setahun pun berlalu, kesibukan perkuliahan membuat utim Lalay memberikan kabar kepada ibunya itu.
Sampai terdengar di telinga utim bahwa ibunya mendadak sakit kuat, dan harus membuat utim izin dan pulang melihat keadaan ibunya yang begitu parah.
Sesampainya di kampung utim, dipeluk erat oleh sang nenek yang mulai menangis di pelukan utim. Ia mencoba membesarkan hati utim saat nenek utim mengatakan, urat nadi ibu sudah susah ditemukan.
Utim pun berlari memasuki kamar sang ibu dengan wajah tersenyum Tampa memperlihatkan dirinya yang sudah benar-benar hancur melihat keadaan sang ibu.
Ia memeluk tubuh sang ibu yang terbaring sakit tak bisa lagi berbicara, karena mulutnya terluka parah dan tubuhnya yang tidak bisa lagi bangkit dari tempat tidur. Utim menelan air matanya dan membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.
Setelah membersihkan tubuhnya utim kembali melihat sosok sang ibu
"Ibu makan yah"tanya utim kepada sang ibu.
Sang ibu hanya menggelangkan kepala sekali bertanda tidak ingin.
Karena jujur ibu sudah sangat susah menelan makanan, bahkan bubur pun sudah terasa seperti memakan jarum.
Keesokanya, kegiatan utim masih sama, memandikan dan membersjkan kotoran sang ibu juga menyuapinya makan.
Utim tidak tidur malam hanya memastikan ibunya di rawat 24 jam olehnya.
Siang utim disuruh tidur oleh neneknya karena neneknya tau, utim tidak tidur seharian.
Utim mengiyakan saja karena dia tau ada nenek yang akan menjaga ibu.
Sekitar jam 4 sore utim pun terbangun dan kembali merawat sang ibu, ia yang melihat ibu tertidur pulas merasa tenang karena semalaman ibunya selalu mengigo dan terus terbangun.
Nene yang melihat ibu tertidur pulas menaruh curiga akan ibuku.
Ia mendekat dan memanggil nama ibuku berkali-kali, hingga menggoyangkan tubuhnya. Tapi kenapa ibu tidak bangun.
Kini nenek lebih kuat menggoyangkan tubuh ibu tapi tetap saja ibu tidak bangun.. utim terdiam membeku sejenak. Berharao ibunya membuka mata tapi tidak, ibu terus menutup matanya.
Hingga sang nene mengadakan pada utim. "Nak ibumu sudah tidak ada lagi disini"
Utim menatap panas kek tubuh ibu yang memberi itu, ia tidak menyadari air matanya sudah pecah melumuri pipinya.
Teriakanpun pertama kali keluar dari mulut utim.
"IBUUUUUU... TIDAK IBU BANGUN... IBUUUUH"
JERITAN PENDERITAAN YANG DISIMPAN UTIM MELEDAK SAAT ITU JUGA
"IBUUU aaaaaahhhh ibuuuuuuu......"
Mendengar suara utim yang begitu keras membuat para tetengga dan orang-orang berdatangan. Kini rumah utim mulai ramai dikerumunin orang-orang.
Saat utim masih memaksakan tubuh ibunya agar terbangun.
"IBUUH BANGUUUN BUUU.... SUDAH BANYAK ORANG YANG DATANG DISINI IBUUU BANGUUUUN"
"IBUUU UTIM HANYA PUNYAA IBUU... IBUUUUUUUUUUUUUU!!!"
..................
Tahun berganti tahun, setiap kehidupan utim walau diramaikan oleh banyak orang tapi dalam pandangan utim hanyalah KESUNYIAN yang meyelimutinya.
Siapa lagi suport sistem dan alasan ia berjuang?.
Dia sangat membutuhkan ibunya di masa sekarang.. di masa yang dimana semua orang menatap tanjam dan tidak suka pada dirinya. Ada pelukan sang ibu yang ia inginkan.
"Aku ingin dipeluk ibu".
Selesai~