Di sebuah tebing yang curam, seorang wanita muda duduk dengan santai. Wanita itu terlihat melamun, tapi entah kenapa tatapan nya itu seperti sedang menatap tajam dan fokus ke satu titik. Semua warga disana berkata padaku.
"Ah...anak muda. Apa yang kau lakukan disitu? Tinggalkan saja wanita itu, dia memang sudah gila." -ucap nenek tua
"Gila..?"
"Haih, dia sudah begitu sejak kehilangan anaknya. Aku sarankan kau jauhi saja dia." -nenek tua itu berkata dengan dingin dan pergi setelah nya
Bukan hanya nenek tua itu saja, tapi warga lain pun mengatakan hal yang sama. Seperti meminta ku lebih baik tidak terlibat dengan wanita itu. Tapi...mengapa? Semakin ku pikir kembali, semakin tidak logis. Jika wanita itu menjadi gila karena kehilangan anaknya dan suaminya meninggalkan nya, kenapa mereka tak menolong nya. Bukankah dia juga warga disini? Kenapa mereka malah mendiamkan nya sendirian?
Karena merasa tidak tahan, aku pun mendekati wanita itu. Pada saat itu, aku tak tahu bahwa pilihan ku ini akan mengubah hidupku.
_mendekati dengan langkah pelan dan ragu_
"Hei...eum, permisi...mba? Tante? Euh...bu?" -ucapnya dengan kikuk
"..." _wanita itu tetap tidak bergeming dan terus menatap ke arah lautan yang terbentang jelas dari tebing_
"Itu... sendirian rasanya tak mengenakan bukan?"-ucap si pria yang seketika menyesali pemilihan katanya
"...ya. Itu menyakitkan..."-jawab wanita itu setelah beberapa saat
_saat mendengar suara wanita itu, sang pria terdiam dan tiba-tiba merasa sedih. Pria itu merasakan sedikit rasa sakit yang terdengar dari suara rapuh wanita itu_
"Mengapa kau tetap berdiam diri seperti ini? Kau membuat semua orang berpikir diri mu sudah hilang akal. Apa...kau tau itu?"
"Entahlah, lagipula mereka tidak salah juga. Aku mungkin memang sudah gila seperti kata mereka"-ucap wanita itu dengan senyum tipis
"Jika kau mau...aku bisa menjadi tempat mu bercerita. Aku memang bukan siapa-siapa dan aneh rasanya jika kau bercerita pada orang asing. Ta-tapi percayalah...aku tidak ada maksud terselebung apapun. Aku hanya..."
"Kasihan?"
"Ah...i- iya..eh! Mak-maksudku.."-ucapnya panik
"Pfft...kau tidak usah khawatir. Aku tidak terlalu mempermasalahkan nya. Tapi, apakah kau yakin mau mendengarkan cerita ku?"
"Ya, aku yakin"-ucapnya tegas
"Ini akan menjadi cerita panjang yang membosankan loh...kau serius?"
"Aku serius, pria tak mungkin menarik kembali ucapan nya"
"Hahaha, baiklah-baiklah...kau pria kecil yang manis. Duduk dan dengarkan"
...
##Cerita dimulai
"Aku berasal dari keluarga biasa. Kehidupan sehari-hari ku, tidak ada yang menarik sampai perlu di jelaskan secara rinci. Singkatnya, karena masalah keuangan. Orang tua bodohku menjodohkan ku dengan seorang pria tua. Walaupun disebut sebagai perjodohan, itu lebih layak di sebut penjualan. Ya, mereka menjualku untuk keselamatan dan kelangsungan hidup mereka. Awalnya aku merasa sedih, aku marah, bingung, kecewa. Satu-satunya yang bisa ku andalkan hanyalah kekasihku, kekasih bodoh dan manisku...Theo. Hm... dipikir-pikir kita belum saling memperkenalkan diri bukan? Namaku Helena. Siapa nama mu pria manis...?"
"Betran"
"Betran... menurut mu, apa yang terjadi setelah nya?"
"Jika mendengar dari cerita mu tadi, apakah kau kabur dengan kekasih mu?"
"Salah. Tapi, jika memang bisa seperti itu...aku pasti akan menjadi wanita paling bahagia. Pria tua bangka itu menyadari hubungan ku dengan Theo. Ia pun menuntut keras kepada orang tuaku. Akhirnya mereka memberikan obat tidur dimakananku dan memberikan ku kepada pria tua itu. Keperawanan ku diambil dan berakhir harus menikah. Aku merasa mual, jijik dan merasa harga diri ku telah tercoreng. Setelah nya aku tak berani menatap mata kekasih ku. Pria bodoh itu datang tepat sebelum hari pernikahan ku. Dia berkata dengan bodohnya bahwa akan membawaku pergi dan menikahi ku. Tapi, aku menolaknya. Aku tidak bisa mengatakan alasannya karena..."
"Ini soal harga diri mu"
"Ya...itu benar. Setelah nya aku melihat pria bodoh itu menatapku bingung. Aku bisa melihat jelas pupil matanya yang bergetar dan tubuhnya yang gemetaran tidak percaya dengan apa yang di dengar nya. Dia mulai meminta penjelasan dariku dengan tatapan putus asa yang bodoh. Aku terus menolaknya dan ia mulai menangis"
"Lalu...apa yang terjadi?"
"Aku mengusir nya dengan keras dan tegas."
"Mengapa?"
"Aku tidak mau pria bodoh itu mendapatkan bekas sampah tidak layak seperti ku. Aku tidak mau lagi membebaninya. Dia layak mendapatkan yang lebih baik."-ucap helena dengan senyuman pahit
"Tapi, ku rasa dia akan tetap menerima mu bukan?"
"... Ya, ia memang tipe pria bodoh seperti itu. Justru karena itulah aku meminta nya pergi. Esoknya hari pernikahan berlangsung, aku melihat nya datang sebagai tamu. Tatapannya penuh dengan amarah dan dendam, tapi...itu tidak mengarah kepadaku. Padahal aku yang menyakiti nya, tapi ia malah membenci si tua bangka karena masih mengira bahwa tua bangka lah penyebab utama dari masalah ku. Sejak hari itu, ia masih terus berusaha menghubungi ku. Usahanya tidak terputus bahkan setelah bertahun-tahun. Hatiku sakit melihat perjuangan si bodoh itu. Betran, apakah kau tau... suatu malam dia datang menyusup kerumah ku. Dia berkata ia masih mencintaiku. Bukankah...itu tidak mungkin?"
"Aku tidak tau..."
"Singkatnya aku merasa lelah dan tidak kuat melihat tingkah si bodoh ini selama bertahun-tahun. Aku akhirnya luluh dan bercinta dengannya"
"Begitu...eh...tu-tunggu sebentar. Ber-bercinta?"-kebingungan yang lucu
"Yah...dia mengajakku kabur dan kami bercinta di rumahnya. Ku pikir itu akan menjadi awal dari kehidupan ku yang lebih baik. Ia membawaku pergi ke luar negeri dan akhirnya kami menikah. Aku memiliki anak dengan si bodoh. Tapi, rupanya itu hanya awal dari badai lainnya. Si bodoh rupanya tidak mencintai ku. Dia di perintah kan si tua bangka untuk bercinta dengan ku dan menghasilkan keturunan untuknya."
"Tu-tunggu sebentar... maksud nya?"
"Tua bangka itu rupanya pria yang payah. Dia tidak bisa memiliki keturunan, kau paham maksud ku kan?"
"O-oh.. impoten kalau tidak salahkan ya?"
"Yah...Aku mendengar pembicaraan nya si bodoh dan tua bangka. Nantinya anakku katanya akan di berikan pada tua bangka tepat setelah usia nya yang ke 7 tahun. Saat mendengar kenyataan itu, anakku sudah berumur 6 tahun. Ia bernama rion, dan tepat 2 bulan lagi ia berumur 7 tahun. Aku tidak percaya kenyataan itu, setelah nya kami bertengkar hebat. Dia berkata ini demi kebaikan ku, karena tua bangka berkata akan melepaskan ku asalkan syarat keturunan itu dipenuhi. Aku marah padanya, karena itu sama saja dia berkata ia tak mencintai anaknya sendiri. Dia menangis dan bersimpuh di kakiku, ia berkata betapa besar ia mencintai ku. Tapi, kepercayaan ku itu hanya bisa kuberikan sekali. Aku memilih pergi diam-diam membawa anakku bersama ku."-suaranya bergetar dan ekspresi nya tiba-tiba menjadi serius
"Hingga, kemalangan menimpaku. Rupanya tua bangka itu sudah gila. Dia berhasil menemukan ku dan menyeretku kembali. Dia mengurungku dan menyiksa ku. Aku di jauhkan dengan anak kesayangan ku satu-satunya. Lalu, bajingan tua itu mengirim kan hadiah tidak terduga. Ia membawa para jalangnya kerumah disaat aku dikurung dan tidak bisa bertemu anak ku! Bajingan itu membuat ku kehilangan akal karena aku jadi tidak bisa bertemu siapapun selain dia selama bertahun-tahun."
"I-itu... sangat buruk"-betran merasa iba
"Huh, aku selalu berpikir...apa mungkin di kehidupan ku sebelum nya aku telah membuat dosa besar? Kenapa hidup ini sangat menyiksa? Betran...anakku mati karena tua bangka itu. Dia ingin penerus yang sempurna hingga memaksakan anakku menjadi sempurna dalam segala hal. Saat bertemu denganku, ia sudah jadi pria dewasa yang dingin sedingin es. Ia bahkan tak ingin melihat ku, ia mengira aku tidak mencintai nya itu sebabnya tak pernah ada disisinya. Padahal, aku yang paling mencintai dan mengasihi nya. Anakku mati karena bajingan itu, karena kebusukan nya. Bajingan tua itu sudah banyak menipu dan menghancurkan hidup orang lain. Anakku yang paling kucintai malah yang terkena batunya. Seorang pria yang ditipu dan dihancurkan hidupnya berlari ke arah si tua bangka dan ingin membunuhnya. Si tua bangka malah menghindar dan menjadikan anakku tameng nya. Anakku mati di usia muda..."-suara nya sudah bergetar hebat, ia meneteskan air mata
"Aku, turut berduka"-pria itu semakin merasa sakit setelah mendengar cerita Helena
"Helena, tapi aku tak paham kenapa kau sekarang sendirian disini?"
"Oh...itu karena aku menusuk kaki si bajingan tua itu, dia berakhir mengata-ngatai ku gila dan mengirimku kesini. Aku ingin dia merasakan rasa sakit yang sama dengan apa yang anakku rasakan. Bajingan itu sekarang hidup bahagia, ia punya banyak uang. Kakinya pasti sudah disembuhkan. Aku semakin gila memikirkan nya bisa bahagia diatas penderitaan ku."-suara penuh rasa dendam terdengar jelas dari Helena. Matanya yang menatap lautan dengan penuh dendam seperti dendamnya yang tidak bisa terbalas karena terhalau
"Helena... apakah, kau masih mau melanjutkan hidup?"-tanya betran khawatir
"Hidup? Apa itu?"-ujar helena dengan senyuman putus asa
"Helena..."
"Hahaha, betran...kau masih muda. Ingatlah ini, jangan pernah menyia-nyiakan apapun, bahkan sekecil apapun itu. Kau akan menyesali nya dikemudian hari jika kau menyia-nyiakan nya."-ucap Helena dengan senyuman
Itu adalah kata-kata terakhir nya. Esok harinya dikabarkan seorang wanita meninggal di tebing dan di temukan di pesisir tebing dalam kondisi mengenaskan.
Betran tidak percaya apa yang ia lihat, ia merasa sedih dan terkejut.
Beberapa hari kemudian seorang pria datang dengan kondisi berantakan dan nafas tersengal-sengal. Ia bertanya-tanya kepada warga sekitar seperti orang gila
"Dimana dia?! Dimana wanita ku?! Ku mohon... beritahu aku dimana dia! Helena ku helena!"
Rupanya dia adalah Theo. Betran mendekatinya dan berusaha menenangkannya. Ia kemudian mengantarnya menuju Helena. Lebih tepatnya ketempat peristirahatan terakhir Helena.
Theo terduduk di tanah, air matanya berlinang deras suara teriakan nya yang serak terdengar jelas. Dia terus menangis sambil memeluk tempat peristirahatan Helena, makamnya. Ia terus menggumamkan sesuatu. Seperti permintaan maaf dan penyesalan nya. Sejak saat itu, Theo rutin datang mengunjungi makam Helena. Sampai akhir ia lebih memilih menjadi single dan tetap mempertahankan status pernikahan siri nya dengan Helena. Sampai akhir, hanya Helena yang ada di matanya. Si tua bangka yang membuat hidup helena hancur dikabarkan telah ditangkap atas kasus korupsi, penipuan, dan penyeludupan. Karena ia pernah membunuh orang maka hukumannya menjadi seumur hidup. Aset-aset nya, harta bendanya dan segala miliknya di sita. Dia selamanya mendekam dipenjara tanpa ada harapan.
Theo dan Helena, Mereka memang pasangan gila. Tidak lama setelah kematian Helena. Theo menyusul Helena, istrinya terkasih.
Betran tidak bisa berkata apa-apa melihat kekacauan itu. Ia hanya bisa berdoa agar Helena bisa tenang dan bahagia disana.