Dulu ada sepasang kekasih yang sangat saling mencintai, hingga tiba kata cinta itu kini berubah menjadi benci.Apakah yang terjadi dalam kisah cinta mereka? akan kah mereka bisa kembali bersama setelah benci datang diantara keduanya?
Namaku anita dw, Umurku 17 tahun, aku duduk di bangku SMK kelas 12 sedikit cerita mengenai kisah hidupku yang sedikit 'pahit' ini. Aku terlahir dari keluarga yang sedikit kurang beruntung, ya! orang-orang menyebutnya broken home. Sedikit sakit menjadi aku, namun seolah tak ada yang perduli. Bahkan dunia saja tetap berputar seolah tidak tahu, sedikit kejam bukan? namun inilah hidup.
Aku memiliki seseorang yang sangat aku cintai dulunya, Namun kini dia bukan lah milikku lagi. Hingga tiba waktu itu datang, dia mulai meninggalkanku mengingkari janjinya.
"Sebenarnya kamu ini masih sayang ngga sih sama aku?" ucapku sambil menahan tangis dimataku
"Di bilang sayang ya masih sayang, tp jujur setelah apa yang dulu kamu perbuat itu masih jadi alasan aku sakit hati sampai sekarang."
"Apa kamu lupa? kamu juga ngelakuin hal yang sama kan? jadi kalo aku nyakitin kamu ya sama sama kita saling menyakiti kan!?"
"Kalo emang hubungan ini dijalin karena rasa terpaksa lebih baik cukup sampai sini aja."
"Aku ngga mau kamu menjalin hubungan ke aku cuma karena rasa kasihan dan terpaksa."
"DEAL INI?" pekiknya
"Kita udah dua tahun, udah selama ini."
"Tapi kalo emang jalan terbaiknya begitu, yasudah lah." ucapnya pasrah
Jederrr.
Bagai tersambar petir rasanya hatiku, mengapa? mengapa disaat aku sudah berusaha memperbaiki semuanya aku malah dikejutkan oleh pengakuannya yang seolah dia mencintaiku karena kasihan. Sungguh sangat menjijikan sekali bagiku rasanya, dicintai karena 'kasihan'.
"Sekali lagi aku ulang, aku ngga mau kamu bertahan ke aku cuma karena kasihan sama aku."
"Kenapa? kenapa kalo akhirnya bakal jadi kaya gini, kamu bawa aku sejauh ini?"
"Aku udah berusaha menjadi yang terbaik supaya jadi perempuan yang kamu inginkan. tapi nyatanya apa? kamu, masih jadi orang egois. kamu masih hidup di masalalu yang bahkan disini aku sendiri yang paling menyakitimu."
"Maaf anit..."
"Maaf."
Hari itu rasa cinta bercampur kecewa menyelimuti hatiku. Bagaimana bisa? aku kehilangan seseorang yang menjadi bagian kebahagiaan dari hidupku.
"Harusnya kemarin aku ngga bilang kata putus." sesalku
"Tapi,,, dia mencintaiku karena kasihan kepadaku."
"Mungkin emang baiknya begini, kita pisah daripada cinta karena terpaksa." ucapku sambil tersenyum getir
Setelah hari pertama kita tidak ada hubungan apapapun, melihatmu di sekolah dengan tatapan yang dingin membuat hatiku semakin sakit.
"Se benci itu sekarang kamu sama aku? Bal..." ucapku dalam hati
Hari ke dua
Kini aku dan dia masih bertukar cerita mengenai keseharian kita, namun rasanya seperti berbeda, sudah tidak seperti dulu lagi.
"Bisa ngga ya kita balikan lagi?"
"Aku first experiencenya sama kamu:)"
"Agak susah ngelupainnya:)" ucapnya
"Tapi aku ngga mau kalo kamu cinta ke aku cuma karena terpaksa lagi, aku manya kita sama sama saling mencintai."
"Ya besuk lah kita lihat."
Kini kesedihan dan rasa sesak menghantui diriku. Bagaimana bisa aku hidup tanpa seseorang yang ingin aku ajak segalanya di hidupku.
Hari ini bertepatan di hari ketiga aku dah dia sudah tidak memiliki hubungan, ada suatu kejadian yang membuat hatiku tergores luka lagi.
"Aku ingin menceritakan suatu hal kepadamu, tapi aku takut kamu akan membenci Iqbal." kata temanku
"Apa? Katakan saja."
"Tapi kamu harus berjanji untuk tidak akan membenci dirinya."
"Aku janji."
"Kemarin aku melihat Iqbal, berboncengan motor dengan wanita lain."
Deg.
Satu kalimat yang dilontarkannya mampu membuat hatiku kembali merasakan sesak.
"Kenapa dia secepat itu ingin melupakanku?"
"Apakah dia lupa jika kita pernah bahagia bersama dalam waktu yang tidak sesingkat itu?"