Namaku lala. aku orang yang selalu dibuli, tak ada teman untukku, tapi ada satu orang bernama seno yang selalu menatapku dan tersenyum denganku, tapi ia tak pernah mendekatiku.
Suatu hari, aku berjalan menuju ke kelasku sambil membawa bukuku, tiba tiba ada yang menjatuhkan bukuku “Ups.. maaf lah yah” ucap nita sengaja menjatuhkan bukuku, kawannya tertawa riang dan pergi meninggalkanku, aku mengambil satu per satu bukuku, tiba tiba ada seseorang yang menetawakanku “Ha.. ha.. ha, kasian banget” ucap deni. kawannya ikut tertawa kecuali seno, seno hanya terdiam “Heh.. seno. kamu kenapa? kamu kasihan sama anak lemah ini?” tanya deni. “Ya.. ya enggak lah” ucap seno berbohong “Yaudah, ngapain kita liatin dia, yok cabut” ucap deni langsung pergi kecuali seno yang masih terdiam melihatku, tanpa kutahan lagi, air mataku akhirnya jatuh karena tak tahan. “Seno ayo” ucap deni. seno langsung pergi. Aku berdiri sambil mengusap air mataku dan langsung menuju kelas.
Bel sudah berbunyi, waktunya pelajaran dimulai tapi guru tak kunjung datang, jadi kami hanya bermain kecuali aku, duduk diam sambil menulis nulis, 2 jam pun berlalu, bel istirahat pun berbunyi semua murid pun keluar, saat aku keluar, ada yang menarikku “Heh, aku minta uang dong” ucap nita dan temannya memalakku “aku gak ada” ucapku “Dia bohong itu.” ucap deni dan temannya kecuali seno hanya diam “Ah… jawab lah” ucap nita sambil mendorongku ke tembok, air matakku jatuh kembali “Cenggeng banget kamu” ucap deni.
Tiba tiba ada yang menarikku ke lantai paling atas dan tidak ada orang yang melihat siapa yang menarik lala. “Njir. dia kabur kemana” bingung deni “Lepaskan aku” ucapku sambil mencoba melepas tanganku, orang itu melepaskan tanganku. “Kamu aman kok” ucap orang itu. aku melihat mukanya, rupanya itu adalah seno “Seno” ucapku. “kamu ingin marah?, pukullah aku. kamu ingin nanggis?, bersenderlah di bahuku. kamu ingin curhat?, bicara denganku hingga kamu lega, cepat… lakukan” ucap seno “Kenapa aku diciptakan lemah… kenapa aku harus dibuli… aku gak bisa hidup kembali jika seperti ini. hiks.. hiks..” ucapku sambil memukul dada bidangnya hingga seno merintih
“Sudahlah lala, aku akan menjadi temanmu” ucap seno. Aku berfikir “Kenapa, kenapa kamu baik denganku?” tanyaku “Karena aku sayang denganmu, aku sangat kasihan lihat kamu seperti ini” ucap seno “Makasih, kamu emang baik” ucapku, seno tersenyum. “Tapi aku sudah tak tahan lagi hidup, aku ingin mati” ucapku sambil berlari menuju ujung sekolah. raut muka seno berubah, ia lansung mengejarku. aku sudah berada di ujung sekolah “Maaf kan aku ayah, ibu. aku harus pergi. Maafkan aku seno, aku gak bisa bersamamu lagi” batinku, air mataku mengalir deras, nafasku acak acakkan, pikiranku tak tahu lagi. aku menatap ke bawah yang tinggi sekolah ini 4 lantai. satu langkah lagi aku tak di lantai, tapi jatuh. “Lala, jangan” ucap seno mendekatiku. “Maaf seno” ucapku. aku menarik nafas panjang, aku langsung melompat “Lala!!!” ucap seno berteriak “Selamat tinggal dunia” batinku sambil menutup mataku.
Tiba tiba ada yang memelukku “Lala, aku rela mati bersamamu” ucap seno sambil menutup matanya, aku tesenyum “Kamu memang teman terbaikku, makasih” batinku
Cerpen Karangan: Nazwaqika Blog / Facebook: Nazwaqika