Namaku lisa aku sekarang duduk di kelas 12 SMK jurusan Perkantoran. Aku mempunyai sahabat bernama maria dia jurusan Pemasaran. Maria adalah orang yang jahil, tapi dia orang yang paling pengertian. Suatu hari ada seorang murid pindahan dari sekolah lain. Namanya Rio, tampan sih, tapi mukanya enggak ada ekspresi. Selalu datar(dingin). Pada saat itu banyak murid yang tergila-gila melihat ketampanannya. Sampai kemanapun ada Rio pasti banyak murid perempuan yang mengerumunin dia.
Suatu hari waktu gue disuruh beli minyak goreng sama mama. Gue ketemu dia, tapi dia nabrak gue. Setelah nabrak gue malah dia marah-marah enggak jelas. Dari situ gue benci banget melihatnya. Kalau lewat depan mata gue, gue langsung pergi(menghindar) padahal dia yang salah.
Tapi suatu hari guru menyuruh membuat kelompok untuk pelajaran bahasa indonesia tentang debat. Awalnya disuruh para murid yang buat sendiri, tapi karena para cewek pengen satu kelompok dengan Rio sehingga terjadi keributan di kelas. Sehingga mau tidak mau guru yang menentukan. Yang sialnya malah gue satu kelompok dengan Rio.
Setelah pulang sekolah kami berencana mengerjakan tugas yang diberikan. Awalnya gue menolak karena ada acara keluarga (sebenarnya masih sebal sama Rio) tapi dipaksa dia bilang “kalau lo gak bisa datang gue aduin lo sama guru, biar nilai lo menurun!!!”. Gue kan takut kalau nilai gue turun, karena uang saku gue enggak dikasih lagi sampai nilai gue bagus.
Setelah selesai mengerjakan tugas gue langsung pamit pulang. Gue pulang sendiri soalnya si Ratna pulang dijemput sama pacarnya (maklum gue jomblo). Terus tiba ditengah jalan dia nongol macam jelangkung datang enggak diundang. Dia nawarin tumpangan. Awalnya pengen ditolak tapi kaki gue udah sakit karena jarak rumahnya ke rumah gue jauh dan gue enggak bawa ponsel, biar orang rumah menjemput gue. Jadi mau gak mau gue setuju. Tapi dia berhenti di tengah jalan. Gue bingung liat dia ngapain berhenti ditengah jalan (mau nanya tapi segan) terus dia pergi gitu aja ninggalin gue sendirian beserta keretanya. Gue bingung, gue pergi lanjutin pulang dengan jalan kaki atau nungguin dia sampai balik. Tapi karena kelamaan gue tinggalin.
Esoknya di sekolah dia nanyain gue kenapa ditinggalin pergi dan dia pun menjelaskan dia sebenarnya membeli sesuatu sebentar tapi karena rame jadi kelamaan. Gue jawab ada yang jemput. Padahal gue jalan kaki dan kesel banget liat tingkah dia yang sok misterius. Yah jadi gak jadi marah.
Dari kejadian itu kami mulai akrab dan gue mulai melupakan kejadian saat dia nabrak gue terus gak minta maaf. Dan gue lama kelamaan mulai menyukai dia lagi.
Tapi suatu hari Maria sahabat gue curhat ada cowok yang suka sama dia. Tapi dia bingung dia terima atau enggak. Gue bilang jalanin aja dulu kalau jodoh kan gak kemana. Akhirnya dia terima.
Suatu hari sewaktu di sore hari gue lagi joging bareng sama maria. Disaat kami ingin beristirahat kami bertemu dengan Rio. Dan akhirnya kami barengan istirahat sambil minum di caffe. Gue cemburu banget ngeliat mereka akrab. Terus gue teringat waktu Maria curhat sama gue dia ditembak sama cowok dan gue kira jangan-jangan Rio adalah cowok yang menembak maria. Gue jadi sedih dari pada nanti ketahuan gue sedih dan ditanyain yang aneh-aneh karena wajah gue yang murung gue mutusin untuk pulang. Tapi Maria malah menyuruh gue tunggu bentar lagi biar pulang bareng. Tapi gue mau pulang sekarang karena jika enggak air mata yang gue tahan dari tadi jatuh.
Akibat gue ditahan agar tidak pergi jadi air mata yang gue tahan dari tadi jatuh. Melihat hal itu mereka terkejut. Dan karena khawatir Maria menanyai gue kenapa, kok nangis tapi gue hanya diam akhirnya Rio juga ikut nanyak lo sakit gue hanya diam. Akhirnya mereka memumutuskan mengantar gue pulang. Untung orangtua gue gak di rumah. Kalau mereka di rumah meliat keadaan gue mereka pasti nanya, gue kan gak mungkin bilang patah hati.
Keesok harinya hingga beberapa hari gue menghindar dari mereka berdua. Awalnya sih berdua, tapi karena Maria adalah sahabat gue jadi hanya sama Rio soalnya gue enggak mau karena satu orang persahabatan gue dan Maria putus.
Suatu hari Rio enggak tahan melihat kelakuan gue yang aneh dan terus menghindar dari dia. Dia merasa bersalah karena gue menghindar darinya mungkin dia merasa berbuat salah akhirnya dia mengajak gue ketemuan tapi gue nolak setiap ajakannya dan terus menghindarinnya.
Singkat cerita, Suatu hari maria mengajak ketemuan di caffe biasa kami ketemu. Sewaktu disana gue terkejut ada Rio di sana. Jadi gue mutusin pergi, tapi malah ketahuan kalau gue udah disana dan Rio manggil gue yang hendak pergi. Jadi gue gak jadi pergi dan mendekat kearahnya. Gue nanya kok ada lo disini. Dia malah senyum, dan kami diam dalam pikiran kami sendiri.
Tanpa sepengetahuan Rio gue ngesms Maria, gue tanya lo dimana dan kenapa ada Rio disini. Maria mengatakan bahwa dia enggak jadi datang karena dia ada janjian sama pacarnya. Gue kaget bukannya pacarnya itu si Rio. Gue gengsi bertanya jadi karena bosan dan dia gak bicara dan gue pun sama gak bersuara jadi gue mutusin untuk pulang tapi dia malah memegang tangan gue. Gue terkejut dan bertanya “ada apa?”. Dia berkata “jangan pergi, soalnya ada yang mau gue omongin”. karena enggak tega dan penasaran jadi gue duduk kembali dan bertanya “apa yang ingin kamu bicarakan?”. Karena dia terus diam dan belum bicara akhirnya gue mutusin untuk pulang. Tapi dia menahan tangan gue karena kesal gue membentak dia “ada apa sih?!! Kamu enggak mau bicara dari tadi dan lagian Maria enggak akan datang soalnya dia ada urusan, jadi jika kamu enggak ngomong gue tinggalin soalnya sekarang udah sore”.
Akhirnya dia bicara “lo menghindari gue?”. “enggak” jawab gue singkat. “kenapa lo menghindari gue, apa gue melakukan kesalahan, jika gue melakukan kesalahan gue minta maaf”. katanya “gue enggak menghindari lo, dan lo gak melakukan kesalahan” jawab gue lembut. “lo bohong, kenapa lo menghindari gue” katanya lagi.
Akhirnya gue mengatakan sebenarnya karena kesal melihat dia. “ya’gue memang menghindarin lo, gue menghindarin lo karena gue kira lo pacarnya sahabat gue, gue suka sama kamu pada pandangan pertama tapi karena lo menabrak gue jadi gue marah dan benci sama kamu, tapi karena lebih besar rasa cintaku padamu aku pun melupakan hal itu tapi suatu hari sahabat gue mengatakan dia ditembak oleh seseorang dan gue mengira bahwa kamu adalah orang itu dan gue gak mau putus hubungan karena satu cowok jadi gue menghindarin lo”. Kata gue sambil terisak-isak.
Melihat hal itu ia memeluk gue dan berkata “gadis bodoh”. Gue mendengar itu langsung menatap dia dengan arti kenapa. Lalu dia berkata “sebenarnya aku juga menyukaimu tapi aku takut kamu tidak menerima aku karena kejadian itu, sehingga aku tidak berani mengatakannya dan sahabat kamu maria berpacaran dengan teman satu sekolah aku yang kebetulan adalah sahabatku sewaktu disana” katanya. Gue yang dari tadi terbengong mendengar penjelasannya, dibuat terkejut oleh dia yang tiba-tiba melepas pelukannya dan berlutut dan mengatakan “maukah kamu menjadi pacarku?”. Aku pun menerimanya karena aku juga mencintainya dan tiba-tiba Maria datang bersama pacarnya dan dia mengatakan “cieee…” gue hanya tersenyum akhirnya gue enggak jomblo lagi dan yang terpenting cinta gue terbalaskan.
Cerpen Karangan: Lina Sahida br Sinaga Alamat: jln. Pelita 3 ujung TTL: Rantauprapat, 25 April 2004 Fcebook: lina sahida sinaga
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 29 Juli 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com