AKU TITIPKAN DIA
MUTHIA ZAHRA... Adalah namanya, seorang gadis cantik nan menggemaskan yang mempunyai kepribadian yang lemah lembut, baik, sopan dan santun. Sosoknya yang ceria setiap saat, dapat menarik perhatian orang di sekitarnya. Ia merupakan siswi sekolah menengah kejuruan yang berkelas kan XII dengan jurusan Multimedia yang ia pelajari saat ini. Namun, seiring berjalannya waktu MUTHIA mulai mengenal seseorang yang menurutnya masuk dalam kriteria pasangan hidupnya. MUTHIA pun ingin mencari tahu lebih dalam lagi soal seseorang tersebut. Tapi takdir tidak mengizinkan mereka untuk bersatu, lantas bagaimana hubungan mereka baik-baik saja?.
Pertama kali MUTHIA bertemu dengannya, saat ia menghadiri kumpulan rutin organisasi yang ia masuki saat ini. Yaitu organisasi Dewan Ambalan Pramuka yang pastinya bergerak dalam bidang Kepramukaan. Dan seiring berjalannya waktu MUTHIA sering bertemu dengannya, sampai suatu hari MUTHIA tidak bermaksud meminta tethering atau meminta paket data kepadanya. Namanya adalah LEO, dan nama lengkapnya yaitu LEODI SAPUTRATAMA. Ya, dialah orang yang membuat MUTHIA merasakan sesuatu yang berbeda. Saat ia tidak sengaja melihatnya, dalam diri MUTHIA merasa ada yang aneh. Lebih tepatnya di dalam hati MUTHIA yang saat tidak sengaja melihatnya di kantin atau di parkiran pasti merasa hatinya berdebar setelah itu ia menceritakan kepada temannya bahwa ia merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya.
( Saat waktu istirahat ke 2 )
" Nisa..." Kata MUTHIA.
" Ya..., Muthia. Ada apa?." Jawab NISA.
" Aku tadi liat dia di kantin." Kata MUTHIA.
" Terus..., Tapi tunggu..., Biasanya kamu sama dia kan sering bertemu saat kamu kumpul rutin organisasi." Jawab NISA.
" Iya..., Aku tahu. Tapi ada sesuatu yang membuat aku terganggu." Kata MUTHIA.
" Dia gangguin kamu??." Jawab NISA.
" Tidak, bukan begitu maksudku." Kata MUTHIA.
" Lalu??." Tanya NISA.
" Aku merasa terganggu sama diri aku sendiri." Kata MUTHIA.
" Tunggu,tunggu. Ini aku belum ngerti apa yang kamu maksudkan. Jelaskan apa yang membuatmu terganggu?." Tanya NISA.
" Jadi gini..., Tapi jangan dipotong dulu..." Kata MUTHIA.
" Iya..." Jawab NISA.
" Jadi gini, aku tadi nggak sengaja liat dia istirahat di kantin." Kata MUTHIA.
" Terus??." Tanya NISA.
" Nah, pas aku liat dia sama temen-temennya lagi makan di kantin. Di sini ( nunjuk dadanya, lebih tepatnya di dalam perasaan. ) Aku ngerasa ada yang aneh, nggak seperti biasanya..." Kata MUTHIA.
" Memangnya apa yang kamu rasain?." Tanya NISA.
" Aku tuh ngerasa kayak di dalem itu ada yang aneh tapi setelah aku kembali ke kelas tubuhku tuh mendadak jadi lemes." Kata MUTHIA.
" Oh, mungkin itu rasa suka kamu sama dia." Jawab NISA.
" ..... " MUTHIA.
" Muthia, Kamu jujur sama aku." Kata NISA.
" Apa?." Jawab MUTHIA.
" Kamu sebenarnya suka kan sama dia." Kata NISA.
"...." MUTHIA.
" Kamu kenapa diam. Kalau kamu diam berarti jawaban kamu iya. Bener kan." Kata NISA.
"...." MUTHIA.
" Kamu kenapa cuekin aku kaya gini. Kamu tahu kan kalau aku nggak suka dicuekin." Kata NISA.
" Eh, maaf Nisa. Aku tadi nggak bermaksud nyuekin kamu." Kata MUTHIA.
" Lha terus." Jawab NISA.
" Aku tuh lagi mikir apakah aku, masih pantas untuknya." Kata MUTHIA.
" Kamu kenapa langsung overthinking, sih." Kata NISA.
" Ya..., Gimana aku nggak overthinking coba. Kamu lihatkan, secara fisik aku gimana." Kata MUTHIA.
" Iya... Aku tahu. Tapi kamu-." Jawab NISA.
( ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR )
" Udah adzan, sebaiknya kita sholat dulu. Daripada kamu overthinking terus. Aku jadi nggak tega liatnya." Kata NISA.
" Kamu bener juga. Ya Udah yuk sholat dulu." Jawab MUTHIA.
Dan mereka berdua pun memutuskan untuk sholat terlebih dahulu. Dalam doa yang MUTHIA panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, MUTHIA berdoa ( Ya Allah, maafkan hamba. Hamba telah menyukai salah satu makhluk ciptaan mu. Maafkan hamba jika hamba melampaui batas, tapi hamba mohon kepadamu Ya Allah jagalah dia untuk hamba, sehatkanlah selalu dia, bahagiakan dia, selamatkan dia dalam keadaan apapun. Dan jika suatu saat nanti dia adalah jodoh hamba, maka hamba mohon kepada mu. Pertemukan kami dalam suatu pertemuan yang engkau ridhoi Ya Allah. Amiin, Amiin ya Robbal Alamiin. ) Dan yang pertama selesai sholat dan berdoa duluan adalah si MUTHIA, tanpa di sadari oleh si NISA. Ternyata si MUTHIA tidak sengaja memperhatikan NISA dalam berdoa. Karena terlihat begitu khusyuk dan tenang serta dalam keadaan mata terpejam. Sambil melepas dan melipat mukenanya.
Sedangkan dalam doa si NISA ( Ya Allah, Ya tuhan ku. Jika engkau berkehendak, hamba memohon padamu. Satukanlah teman hamba dan sosok yang ia cintai. Hamba tidak tahu pasti ia benar-benar mencintainya atau tidak, tapi hamba benar-benar mohon kepadamu mudahkanlah mereka untuk menyatu dalam jalanmu yang engkau ridhoi. Amiin,Amiin Ya Robbal Alamiin.) Dan membuka mata.
" Astaghfirullah, Muthia." kata NISA.
" Kenapa?. Ada apa?." Jawab MUTHIA.
" Kamu kenapa di situ, bikin aku kaget aja." Kata NISA. ( Sambil melepaskan mukenanya. )
" Maaf Nisa, aku nggak bermaksud. Tapi maaf, tadi aku perhatiin kamu doanya khusyuk dan tenang banget." Kata MUTHIA.
" Oh, ya." Jawab NISA. ( Sambil melipat mukenanya ).
" Iya. Memangnya kamu tadi berdoa apa." Kata MUTHIA.
" Ada deh..." Jawab NISA.
" ( Tersenyum ). Yaudah ayo kembali ke kelas. Sebentar lagi guru masuk." Kata MUTHIA.
" Yuk..." Jawab NISA.
Saat mereka sedang berjalan, MUTHIA tidak sengaja hampir, hampir menabrak LEO. Yang di mana ia adalah orang yang membuat MUTHIA kembali merasakan sesuatu yang berbeda di dalam dirinya. Dan ternyata LEO adalah adik kelasnya MUTHIA dan NISA saat ini, walaupun berbeda jurusan. LEO yang tersadar sedang berpapasan dengan kakak kelasnya, ia pun langsung menyapanya….
" Hai kak…" kata LEO yang menyapa MUTHIA.
" Hai…" jawab NISA.
" …." MUTHIA. ( Masih kaget dan bengong. )
" Eh, hai juga Leo." Jawab MUTHIA. ( Yang sudah tersadar. )
" Kak.Muthia habis sholat ya…" kata LEO.
" Iya nih, Kalau kamu??." Kata MUTHIA.
" Aku juga mau sholat, tapi ternyata aku terlambat. " Kata LEO.
" Kamu nggak terlambat, kok." Kata MUTHIA.
" Iya, aku udah terlambat. Terlambat untuk menjadi imam kakak." Kata LEO.
" Kamu bisa aja. Kalau kamu mau bes-." Kata MUTHIA yang terpotong oleh NISA.
" Eh,eh. Bu.guru,Bu.guru." kata NISA sambil bergegas lari.
" Eh,eh. Leo aku duluan ya. Maaf…" Kata MUTHIA yang juga ikut lari menyusul NISA.
" Iya kak…, hati-hati." Jawab LEO.
[ Sesampainya di dalam kelas ]
" Lah, gurunya mana?." Kata MUTHIA.
" Belum masuk…" Jawab NISA.
" Tapi…, tadi kamu bilang…" kata MUTHIA.
" Hehehe, ternyata aku salah liat." Jawab NISA.
" Huh, bikin Sport jantung aja kamu…" kata MUTHIA.
" Hehehe maaf…" jawab NISA.
" Lain kali jangan gitu lagi." Kata MUTHIA.
" Siap Boss.." Jawab NISA sambil hormat.
[ Skip 8 tahun kemudian. ]
Hari-hari telah berlalu, kini tahun juga silih berganti. Tepat di tahun 2030 dia pun menikah dan akan memiliki satu orang pasangan untuk seumur hidupnya. Dihari yang berbahagia ini, hanya ada satu orang yang harus benar-benar mengikhlaskan dia dimiliki oleh orang lain tetapi lebih tepatnya di miliki oleh temannya sendiri.
" Selamat ya.. Atas pernikahan kalian. Aku doa kan semoga kalian berdua langgeng sampai maut memisahkan dan juga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Amiin" Kata MUTHIA.
" Amiin. Makasih doanya." Kata NISA.
" Makasih… kak.." kata LEO.
" Sama-sama. Semoga cepat dapat momongan juga yah. Amiin." Kata MUTHIA.
" Amiin… Tapi ngomong-ngomong nih, kakak kapan nyusul." Kata LEO.
" Nyusul apa?." Tanya MUTHIA.
" Masa kamu nggak tahu,sih…" Kata NISA.
" Nyusul kayak aku sama Nisa." Kata LEO.
" Oh, ternyata itu. Aku kira apa. Ya…doakan saja. Tapi untuk waktu dekat ini, aku fokus dulu sama kesembuhan aku." Jawab MUTHIA.
" Kakak sakit??." Tanya LEO.
" Iya, tapi nggak parah juga." Jawab MUTHIA.
" Memangnya kakak sakit apa?." Tanya LEO lagi.
" Nggak apa-apa. Yaudah, ih nggak usah dibahas. Khusus hari ini kita happy-happy aja. Setuju?." Kata MUTHIA.
" Setuju." Jawab NISA dan LEO.
Mereka bertiga pun tertawa sambil bersenang-senang ria. Sejujurnya dalam hati MUTHIA, ini sangat menyakitkan baginya. Namun, ia tutupi dengan tawa candaan yang membuatnya ia bisa melupakan sakit hatinya saat ini walaupun hanya sesaat. Untung saja, saat 8 tahun yang lalu MUTHIA tidak menuruti ego untuk memilikinya, jika MUTHIA melakukan apa yang egonya minta pasti hubungannya dengan teman dan orang yang ia sukai pasti akan hancur. kemudian MUTHIA mengikuti bisikan hati kecilnya yang ternyata itu sebuah pertanda dari Tuhan untuk merelakan dirinya. 8 tahun adalah waktu yang tidak singkat bagi seorang MUTHIA, karena ada waktu-waktu tertentu yang dimana membuat ia dan dirinya merasakan hal-hal suka maupun duka. Namun, apalah daya jika Tuhan sudah tidak menghendaki maka sebuah hubungan yang dulunya berjalan baik-baik saja kini bisa berakhir dengan berantakan.
Setelah mereka bertiga puas dengan kesenangan yang mereka perbuat. Kini waktunya untuk mengistirahatkan tubuh mereka, karena hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi pasangan suami istri. Dan bagi seorang MUTHIA hari ini adalah hari yang berbahagia sekaligus hari menyakitkan bagi hati dan dirinya. Karena harus melihat serta merelakan dirinya bersanding dengan temannya. MUTHIA pun hanya bisa pasrah dan berdoa, semoga dia mendapatkan jodoh yang bisa ngertiin dia dan perasaannya. Sebelum MUTHIA pergi, kini MUTHIA sedang berpamitan kepada Nisa karena hari sudah menjelang malam dan jam pun sudah menunjukkan pukul 9 malam.
" Nggak terasa ya…, hari udah malam. Dan waktunya aku untuk pamit pulang." Kata MUTHIA.
" Yah…, aku kira kamu bakal nginep disini." Jawab NISA.
" Hehe, mana mungkin aku bisa menginap. Aku nggak mau mengganggu malam pertama kalian." Kata MUTHIA.
" Ih…, kamu kenapa seneng banget godain aku sih. Kan aku jadi malu." Jawab NISA.
" Yah, sejak kapan rasa malu kamu muncul lagi. Seingatku tuh rasa malu mu udah ilang deh." Kata MUTHIA.
" Yak, jangan diingetin. Aku tambah malu nih." Jawab NISA.
" Hahaha, kamu lucu banget. Ingin ku cubit pipimu nih." Kata MUTHIA.
" Udah ah…, Oh ya by the way makasih ya." Kata NISA.
" Makasih apa?." Tanya MUTHIA.
( Grep, Nisa memeluk Muthia )
" Makasih, karena kamu merelakan dia untuk menjadi pasanganku." Kata NISA.
"...." MUTHIA.
" Aku tahu. Kamu pasti sakit hati, karena dia adalah orang yang kamu sukai, kini harus menjadi orang yang setiap saat berada di sampingku." Kata NISA.
"...." MUTHIA.
" Jika kamu tidak kuat, aku siap untuk berbagi dia dengan mu." Kata NISA sambil masih memeluk dan mulai menangis di bahu MUTHIA.
" APA…, ( melepaskan pelukannya dengan si NISA )." Kata MUTHIA.
" Aku siap, berbagi dia denganmu." Kata NISA yang membuat MUTHIA diam membeku.
" Kamu nggak perlu ngelakuin hal seperti itu, Nis. Untuk saat ini aku memang sakit hati tapi tidak denganmu ataupun dengan si Leo, melainkan dengan diri aku sendiri. Dan jangan pernah kamu menyalahkan diri kamu sendiri atas rasa sakit hatiku ini. Aku nggak suka jika kamu sampai ngelakuin hal yang kamu bicarain tadi. Aku akan belajar ikhlas demi kebahagiaan teman aku ini. Jadi aku minta tolong jaga dia, sayangi dia, cintailah dia dan jangan pernah kamu sakiti hatinya karena dia sosok laki-laki yang lemah lembut. Paham??." Kata MUTHIA yang juga sambil menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipinya.
" Paham, aku paham. Sekali Terima kasih." Jawab NISA.
" Dan satu hal lagi, aku titipkan dia untukmu. Karena dia adalah sosok laki-laki pertama yang mampu membuat hatiku bergetar. Jadi jangan sakiti dia." Kata MUTHIA.
"( Mengangguk.)" Nisa.
" Udah,udah jangan menangis kasihan nih mata kamu jadi merah gini gara-gara aku." Kata MUTHIA sambil menghapus air mata temannya.
" Kamu beneran mau ke luar negeri??." Tanya NISA.
" Iya.., Memangnya kenapa?." Jawab MUTHIA.
" Enggak apa-apa. Jika itu demi kebaikanmu aku rela." Kata NISA.
"..., Terima kasih telah menjadi temanku dan sekarang aku pamit. Doakan aku semoga baik-baik saja." Kata MUTHIA.
" Tentu." Jawab NISA.
( Skip perjalanan ke bandara. )
Akhirnya MUTHIA sampai di bandara dengan selamat dan kini saatnya untuk ia pergi meninggalkan negara kelahirannya serta meninggalkan kenangan-kenangan indah saat bersamanya. Ia berharap semoga, ia bisa sembuh dari luka hati dan kembali ke negara kelahirannya dengan keadaan yang lebih baik. Dan MUTHIA pun juga sudah berada di dalam pesawat, duduk sambil memandangi pemandangan luar melalui jendela pesawat tersebut.
[ MUTHIA ZAHRA SAID ]
" Aku bukannya tidak tahu diri melainkan sadar diri, bahwa engkau tak pernah memiliki rasa sama sekali…"
" Tolong katakan benci bila kau tak suka, jangan bertahan seolah-olah baik-baik saja…"
" Bukannya tidak bisa mengatakan, aku lebih nyaman mencintainya dalam diam…"
SEKIAN DAN TERIMA KASIH.