About Last Night

About Last Night

Author:Caesa Aprilia

Pesta Patah Hati

Hari ini adalah hari paling bahagia untuk Damian, tapi sayangnya tidak melibatkan Alora kekasihnya mungkin lebih tepatnya mantan kekasih. Tentu saja kenyataan ini menyakitkan buat Alora, bagaimana bisa hubungannya dengan Damian yang sudah berjalan selama tujuh tahun berakhir seperti ini.

Bulan lalu sepulang kerja Damian mengajak Alora dinner di salah satu restoran di kawasan Kuningan Jakarta dekat kantor mereka. Alora pikir akan menjadi malam yang romantis tapi malah berakhir dramatis dengan patah hati sepatah-patahnya.

"Ra , bulan depan aku akan menikah", begitu kata Damian memecah keheningan. Bahkan sebelum Alora sempat menikmati makanannya.

"Maksud kamu?" Alora berusaha menahan emosi dalam suaranya. Alora meyakini kemarahan tidak akan mengubah apapun. Malah membuatnya terlihat menyedihkan.

"Papa menjodohkanku, Ra. Aku gak punya pilihan lain selain menikahi wanita itu." Damian berusaha menjelaskan.

"Baiklah, apa aku sudah bisa menikmati makan malamku?" berusaha tetap tenang menjadi jalan yang dipilih Alora.

Setelah selesai menghabiskan makanannya Alora kembali bersuara, "apa masih ada lagi yang ingin kamu sampaikan D ?"

Damian hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan Alora. Kemudian Alora melenggang ke meja kasir untuk membayar dan tidak kembali lagi ke meja mereka. Jangankan kembali, menoleh saja tidak.

Walaupun tampak tenang, Damian tahu ada kemarahan yang menyelimuti hati Alora. Mendapatkan makian atau tamparan dari Alora tentu lebih baik dibandingkan diperlakukan seperti tidak terjadi apa-apa.

Bekerja di perusahaan yang sama tentu membuat undangan pernikahan Damian berakhir di meja Alora juga. Sejak kejadian malam itu Alora berusaha keras untuk tetap tegar dan terlihat baik-baik saja. Pernikahan Damian tentu saja menjadi desas-desus di kantor, tidak ada yang berani bertanya langsung pada Alora. Hanya tatapan kasihan yang bisa dilihatnya dari teman-teman sekantor. Apa memang semenyedihkan itu nasibnya?

Tentu saja satu kantor ini tahu Damian dan Alora berpacaran, tapi malah menikahi gadis lain. "Sialan!" maki Alora dalam hati.

Tapi demi harga diri dan kebesaran hati akhirnya Alora mendatangi pesta mantan kekasihnya itu di salah satu hotel mewah kawasan SCBD.

Damian bukan karyawan biasa di kantor, walaupun hanya menjabat sebagai manager operational ayahnya adalah pemilik perusahaan Adhiyaksa Group tempat Alora bekerja.

Kesenjangan sosial tentu tidak tepat untuk dikatakan sebagai masalah dalam hubungan Alora dan Damian, tapi tentu itu yang menjadi asumsi teman-temannya dan Ayahnya Damian.

Damian menikahi Tiara Maxxel, anak dari pemilik perusahaan property Maxxel Group. Tentu saja Tiara mengenal Alora, Damian sangat terkejut dengan fakta itu ketika Alora memutuskan untuk naik ke atas pelaminan menyalami pasangan pengantin.

"Nona Bradley, long time not see", sapa Tiara.

"Congratulation both of you", Alora menyalami Damian dan Tiara dengan senyuman tentunya.

Setelah Alora meninggalkan plaminan, Damian tidak bisa menahan rasa penasarannya untuk menanyakan hal tersebut pada wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya, "Kamu mengenal Alora?"

"Tentu saja aku mengenal Nona Bradley" jawab Tiara santai.

"Bradley?"

"Kamu tidak tahu dia anak pemilik Bradley Company ?" Tiara cukup heran karena dia pikir Damian tahu, Alora tidak ada di daftar tamu Tiara. Jadi bisa dipastikan dia tamu Damian.

Damian menggeleng untuk menyatakan ketidakhauannya, "Dia bekerja di perusahaan Papaku".

"Ya, begitulah Nona Bradley, selalu bersembunyi dari kemewahan. Kedua kakaknya tidak jauh berbeda. Belum ada satu pun dari mereka yang berniat meneruskan perusahaan ayahnya." jawab Tiara santai seolah sangat mengenal keluarga Bradley.

"Sepertinya kamu begitu mengenal keluarga Bradley", kata Damian.

"James Bradley adalah pacarku. Sebelum ayahku memaksaku untuk menikah denganmu", jawab Tiara tanpa basa-basi. Pernikahan tanpa cinta ini entah akan berakhir di mana.

***

Kurang gila apa hidupnya, mantan pacarnya menikahi mantan pacar kakaknya dan setelah malam ini Damian akan tahu dia adalah bagian dari keluarga Bradley.

Menjadi bagian dari keluarga Bradley bukan tidak menyenangkan, tapi melenyapkan ketulusan. Akan ada banyak manusia munafik yang menempel jika nama Bradley disematkan pada namanya. Papa tidak pernah mempermasalahkannya dan tidak pernah memaksa James, Jaden, dan Alora untuk bekerja di Bradley Company.

Selama 7 tahun ini Damian tidak pernah tahu tentang latar belakang keluarga Alora. Dia tidak bertanya dan Alora merasa tidak perlu menceritakannya.

Setelah melewati kegilaan ini, sepertinya Alora perlu merayakan pesta patah hati. Buat Alora patah hati tidak perlu dirayakan dengan menangis tersedu-sedu, tapi dirayakan dengan berpesta numpung berada di kawasan SCBD.

Jika di siang hari SCBD dikenal sebagai pusat bisnis utama ibu kota, maka ketika matahari terbenam, kawasan ini berubah menjadi salah satu pusat hiburan malam terkemuka di Jakarta.

Ada cukup banyak bar dan kelab bertebaran di area ini, yang masing-masing menawarkan suasana khasnya sebagai tempat nongkrong seru untuk menghabiskan malam.

Alora melangkahkan kakinya pada salah satu bar yang langsung disambutan dentuman musik dari sang DJ. Berdiri di samping meja bar, Alora langsung memesan 1 gelas Classic Cokctails yang katanya tidak lekang dimakan waktu untuk mengawali pestanya.

Setelah menikmati bergelas-gelas ragam cocktails Alora mulai kehilangan kesadarannya. Mulutnya mulai merancau tentang hari yang gila ini. Sudah banyak lelaki hidung belang yang bersiap-siap untuk memangsanya.

Lelaki di sudut bar yang dari tadi memperhatikan Alora akhirnya memutuskan untuk menghampirinya sebelum ada lelaki hidung belang mengangkutnya pulang tanpa kesadaran.

"Lihatlah seorang Aleandro Heatton menghampiriku", Alora merancau.

"Apa kamu mengenalku?" Aleandro cukup terkejut gadis itu mengenalinya.

"Siapa yang tidak mengenal CEO Heatton group? Kamu terlalu sering berseliweran di media yang sangat hobi menyorotmu Tuan Heatton." Gadis itu tertawa meledek.

"Lantas apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Aleandro

"Berpesta merayakan patah hatiku", jawab Alora.

"Separah itu, sampai harus kehilangan kesadaran di bar seperti ini?" tanya Aleandro dingin.

Alora tertawa, "Kamu tahu Tuan Heatton aku baru saja ditinggal menikah sama kekasihku yang sudah kupacari tujuh tahun. Ayahnya tidak merestui hubunganku karena aku tidak menyematkan nama Bradley di belakang namaku. Patah hati ini karena kenaifanku untuk menikah tanpa embel-embel bisnis keluarga. Aku yakin ayahku tidak melakukannya tapi keluarga lelaki itu akan dengan senang hati menikahkanku demi kelangsungan bisnis. Aku membencinya. Tapi aku tidak bisa menyangkal diri sebagai bagian dari keluarga Bradley. "

Saat Alora hendak meminum gelas berikutnya Aleandro menghalanginya mengambil gelas dari tangan Alora dan meminumnya hingga tandas "Cukup", ujarnya.

Rendahya toleransi alkohol pada Alora mengantarnya cepat terbang ke awang-awang alias mabuk. "Ayo kita pulang", kata lelaki tampan itu mengajaknya pulang. Kesadarannya yang menghilang ini bisa membuat Alora rela menghabiskan malam yang panjang di ranjang Aleandro Heatton.

"Kemana? Hotel? Apartement? Rumahmu? Apa kau sedang menawariku bersenang-senang di atas ranjangmu Tuan Heatton ?" Gadis ini benar-benar kehilangan kesadarannya.

"Jika menurutmu begitu kita bisa mencobanya", kata Aleandro. Sambil menarik Alora menuju mobilnya. Lelaki mana yang bisa menolak wanita cantik untuk menghiburnya di ranjang.

"Baiklah, aku akan merayakan pesta patah hati di ranjangmu tuan Heatton." jawab Alora lalu tenggelam dalam mabuknya.

***