The Cleaning Man

The Cleaning Man

Author:David Purnama

BAB 1

Tidak ada siapa-siapa di sini hanya aku saja seorang diri. Tidak ada narator dan tidak ada pula sudut pandang dari orang lain. Aku sendiri yang akan menceritakan kisah ku ini kepada kalian. Perhatikan baik-baik dan baca dengan teliti jika ada istilah yang belum kalian ketahui maka berusahalah untuk mencari artinya sendiri karena aku tidak akan menerjemahkannya satu per satu. Aku akan berusaha menjelaskan ceritaku ini sesederhana mungkin agar kalian dapat menikmati setiap jengkal perkaranya.

Aku bekerja di sebuah toko obat atau apotek tanpa nama yang buka selama 24 jam. Di tempatku bekerja hanya ada 2 shift jaga. Aku sendiri adalah petugas jaga malam yang bekerja dari waktu malam hingga pagi hari sedangkan di jam pagi hingga malam samapi aku datang supervisi apotek ini yang bertugas. Tempat kami berada di lokasi yang tidak strategis makanya toko kami sepi pembeli. Pengunjung yang datang untuk membeli obat ataupun keperluan perlengkapan kesehatan lainnya bisa dihitung jari dan bisa dihafalkan orang-orangnya itu-itu saja. Ruko apotek kami terletak di deretan paling ujung kawasan komersial yang terbilang sudah lesu dan kalah jual dari tempat-tempat lain. Dahulu Plaza ini memanglah menjadi juara karena sebagai yang pertama tapi dikarenakan lokasinya yang menjadi terpencil lantaran munculnya alternatif pesaing lainnya menjadikan tempat ini sepi dan banyak pedagang yang pindah dan hanya menyisakan sedikit yang bertahan.

Sudah 6 tahun aku bekerja di sini yang membuatku menjadi tenaga kerja ahli yang mahir. Selama rentan waktu itu sudah 4 supervisi berbeda yang bekerja denganku. Aku sama sekali tidak akrab dengan mereka dan sebaliknya mereka juga tidak akrab denganku. Hubungan kami benar-benar hanya sebatas professional tentang pekerjaan saja dan itu akan lebih baik buat masing-masing diantara kami. Supervisi yang terakhir ini menjadi rekan kerjaku dengan durasi terlama dibandingkan 3 pendahulunya yang masing-masing tidak pernah bertahan sampai 1 tahun. Jam kerja kami sepertinya berat jika dihitung dari kasat mata apalagi apotek kami buka selama 24 jam dan tidak ada hari libur. Tapi sejatinya itu bukanlah suatu hal yang berat karena tempat kami sering tutup terlebih apabila ada pekerjaan.

Pekerjaan kami yang sesungguhnya sangatlah tertutup dan teramat rahasia. Bahkan dari sekian pasang mata yang kini sedang mengikuti kisahku ini tidak akan pernah ada yang menyangka jika pekerjaan seperti ini benar-benar ada di dunia nyata. Keberadaan kami memang sengaja disembunyikan untuk mempermudahkan operasinya. Profesiku ini hanya diketahui oleh segelintir orang yang bahkan mereka juga adalah orang-orang berkuasa yang sengaja mengambil tempat di balik layar. Yang perlu di garis bawahi pekerjaan ini adalah legal dan sama sekali tidak merugikan orang lain malah justru sebaliknya.

Pekerjaanku adalah melakukan pembersihan. Menghapus bukti-bukti sebuah tindak kejahatan yang sejatinya adalah sebuah kebenaran. Aku bertugas untuk menghilangkan bukti-bukti itu tanpa tersisa. Tersangka-tersangka kejahatan yang dibuat menjadi korban. Jasad-jasad mereka adalah jaminan akan semakin berkurangnya tindak kecurangan yang telah sekian lama menggerogoti keadilan dan terus mengancam kesejahteraan. Kriminalitas mereka yang dilakukan dengan cara yang halus dan lembut harus berbalas dengan cara yang sama melalui penghakiman yang datang dari arah yang tidak akan pernah mereka sangkakan.

Aku menjadi bagian dari petugas keadilan yang datang dari kegelapan. Aku adalah pekerja kotor yang harus memusnahkan mayat-mayat orang-orang berdosa itu sebelum mereka hidup kembali dan membuat kekacauan yang lebih parah. Supervisi yang bekerja denganku adalah orang yang bertugas memastikan identitas dari tulang dan daging yang dikirimkan ke tempat kami beserta data kekejian-kekejian yang mereka telah sengaja perbuat yang menjadikan manusia-manusia lainnya menderita kehilangan hak-hak dan mendapat beban kesewenang-wenangan dengan tipu-tipu muslihat yang mereka lakukan. Catatan-catatan itu adalah akurat. Supervisi mengenalinya dengan membaca dan memverifikasi profil jenazah-jenazah yang datang. Sedangkan aku mengambil kewajiban peranku tidak peduli dengan siapa mereka ketika aku membersihkannya.