Pelayanku Simpanan Suamiku

Pelayanku Simpanan Suamiku

Author:V a L L

Bab 1 Janji

"Pak! Jangan kaya gini sama saya, Pak!" mohon Asti sembari memundurkan tubuhnya ke belakang.

"Jangan panggil saya bapak dong. Panggil saya Mas aja, ya," sahut Baskoro lembut sembari berjalan mendekat ke arah Asti.

"Pak, saya mohon, nanti ketahuan sama ibu, saya dipecat, Pak!"

"Shuutt...! Kamu nurut ya, Sayang!" Baskoro yang berhasil meraih tangan lembut Asti.

Asti terdiam dengan takutnya. Tubuhnya bergetar hebat saat Baskoro meraih kedua tangannya dan langsung meletakkannya di pinggul.

"Peluk saya, Sayang! Ayo," ujar suara bariton itu perlahan mendekat ke arah telinga Asti.

Asti yang mendengar itu merasakan desiran aneh yang menjalar dari tubuhnya. Ia ingin menolak dengan tidak ingin menuruti perintah tuannya, namun tubuhnya berkata aneh. Asti mulai menggigit bibirnya. Kedua tangan Asti pasrah berada di pinggul lelaki itu.

Baskoro menatap wajah Asti. Melihatnya dengan penuh rasa ingin menyentuh lebih gadis ini. Ia pun tersenyum nakal menginginkan. Diturunkannya salah satu tangannya untuk menggerayangi pangkal paha gadis yang ada di depannya.

Des*ahan kecil mulai keluar dari bibir Asti. Perlahan-lahan dengan lembut, tangan lelaki itu sudah sampai di daerah terlarang. Ia mulai mengusap* dengan lembut barang kesayangannya itu.

"Teruskan Asti! Aku tau kau menginginkannya juga, kan?" tebak lelaki itu yang masih mengusap lembut bagian terlarang Asti.

Asti dengan cepat menggelengkan kepalanya, ikutin dengan de*Sahan demi des*han.

"Enggak, Pak. Eugh. Tolong berhenti, Pak, eugh."

Terdengar lenguh*an lagi dari bibir Asti. Namun tangan Baskoro sudah berpindah. Tangannya sudah tak menyentuh kain pengaman itu lagi. Gelayar aneh mulai menyelimuti tubuh Asti. Perlahan Asti pun menikmati permainan yang dibuat oleh Baskoro.

"Kamu suka kan, Sayang? Teruskan Sayang! Saya akan memenuhi semua yang kamu mau. Saya akan bertanggung jawab penuh atas kamu, Sayang asalkan kamu nurut sama saya."

Ucapan itu bisa didengar nyata oleh telinga Asti. Seolah ia pasrah dengan perbuatan tuannya, sampai-sampai ia tak sadar sudah tak mengenakan sehelai benang pun.

Baskoro yang menatap penuh dengan keinginan pun langsung menanggalkan seluruh pakaiannya. Ia langsung melahap santapan yang ada di depannya ini. Diraihnya kaki jenjang Asti dan dibukanya lebar-lebar. Baskoro langsung memainkan lidahnya di bawah sana.

Asti yang menggeliat seperti ulat pun merasakan kedutan aneh di bagian intimnya. Merasakan seperti kupu-kupu yang berputar-putar mengelilingi perutnya. Entah ia, tak pernah sekalipun merasakan kenikmatan dunia tiada Tara ini. Lidah Baskoro bermain dengan lincah sampai Asti merasakan ingin mengeluarkan cairannya.

"Augh, Pak... Saya ingin. . ." ujar Asti terbata.

"Keluarkan saja, Sayang," jawab Baskoro yang masih bermain di bawah sana.

Asti sudah tak tahan lagi, dan langsung mengeluarkan cairan itu. Langsung saja Baskoro yang melihat itu tersenyum dan bermain dengan benda tumpulnya. Lengu*Han Baskoro pun keluar dari mulutnya.

"Ough, ini sangat nyaman. Kamu masih disegel ya, Sayang? Ini agak sakit, tahan dikit ya."

Dengan satu kali serangan, Baskoro berhasil membobol gawang yang masih tersegel itu. Asti yang awalnya merasa kesakitan saat benda tumpul itu masuk menerobos langsung merasakan kenikmatan surgawi.

Plok

Plok

Plok

Terdengar suara yang saling beradu. Suara permainan dan lengu*Han bercampur menjadi satu. Suara-suara indah bagi orang yang menikmatinya. Begitu juga dengan Asti dan Baskoro yang menikmati permainan itu. Rasa sakit yang dirasakan oleh Asti pertama kalinya, sudah berubah menjadi kenikmatan surga dunia yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Kata "Pak" berubah menjadi kata "Sayang" tanpa sadar. Mereka berdua asyik melakukan hal yang terlarang. Bukan maksud Asti ingin, namun ia juga dipaksa untuk melayani kebutuhan tuannya tersebut.

Setengah jam berlalu, mereka pun menyudahi kegiatan olahraga ranjang tersebut. Asti pun kelelahan dan terlelap dengan tidurnya yang berasa di kamarnya. Benar. Mereka melakukan hal olahraga ranjang itu di kamar Asti. Berkali-kali saat Istri Baskoro, Andini Safira pulang ke rumah.

Flash Back

Baskoro yang masih menyantap makan siangnya di ruangan dapur, tak sengaja melihat Asti, pelayannya itu berlari terbirit masuk ke dalam kamar mandi tepat di samping ruangan dapur. Awalnya Baskoro kebingungan, kenapa Asti berlari terbirit seperti itu dengan hanya mengenakan handuk saja bahkan di dalam kamarnya sudah tersedia kamar mandi. Namun dirinya langsung menepis pikiran-pikiran nakal yang melintas.

Masih melamun dan terngiang oleh tubuh Asti yang sekilas melintas, dirinya dikejutkan olehku yang merupakan istrinya. Andini Safira. Itulah namaku. Aku mendatangi suamiku yang terlihat melamun sendiri di meja makan itu. Sedikit khawatir dengan dirinya yang sudah renta masih mengurusi perusahaan. Aku juga tengah sibuk dengan usaha toko bungaku akhir-akhir ini.

"Sayang, kenapa melamun?" sapaku berdiri tepat di sampingnya.

Baskoro langsung menoleh, menatapku dari bawah hingga ke ujung rambutku. Ia sedikit heran mengapa penampilan istri yang berada didepannya saat ini sangat rapi. "Mau ke mana lagi?"

Aku tersenyum sembari menuangkan air di dalam gelasnya. "Ada meeting dadakan. Beberapa jenis bunga habis stok dan para pekerja pusing mencari pemasok. Kebetulan ada pemasok baru yang datang dan para karyawan langsung memanggilku untuk negosiasi," jelasku panjang lebar.

"Oh. Pulang malam lagi?" tanya Baskoro sedikit kesal.

"Maafkan aku, Sayang. Besok aku pastikan tidak ada jadwal yang mendesak," jawabku sembari tersenyum menatap dirinya. "Aku akan pastikan itu. Baiklah, aku pergi dulu."

Aku lalu mengecup pipinya dan beranjak pergi meninggalkan suamiku yang masih berada di meja makan. Sedangkan Baskoro masih menatap kepergianku dengan sebal.

Tak berapa lama, Asti kembali melintas dengan rambut yang ditutupi handuk menandakan ia habis mandi di kamar mandi dekat ruang dapur. Baskoro pun memilih beranjak dari meja makan, mendatangi Asti yang sudah menuju ke arah kamarnya. Tubuh Asti yang sesik terpampang nyata di depan kamar. Baskoro langsung mempercepat langkahnya untuk menggapai Asti.

"Asti, tunggu!" panggil Baskoro yang adalah tuannya.

Asti pun seketika menoleh ke arah suara yang memintanya berhenti. Ia terperanjat kaget melihat Tuannya berada tepat dibelakangnya. Asti langsung memegang handuk dan melindungi tubuhnya tanda malu.

"Iya, Pak?" jawab Asti menunduk malu.

Baskoro langsung menarik tangan Asti masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu. Saat itu jugalah, tragedi yang tak disengaja itu pun terjadi. Istri Baskoro yang pergi di siang hari itupun tak mengetahui kalau suaminya berbuat seperti itu kepada pelayannya sendiri.

Flash Back end.

"Kau harus menjadi simpananku, Asti. Kita akan saling membutuhkan setelah ini. Saya pastikan kamu aman dari Ibu dan menjamin semua kebutuhan kamu. Cup."

Baskoro meninggalkan Asti yang tertidur dengan nyenyak berselimut tebal namun tanpa sehelai benang pun di dalamnya.

.

.

.

Bersambung. . .

Happy New Year 2024 semua! Selamat membaca.

Jangan lupa like dan commentnya ya. Gift dipersilahkan 🙏.