Hello D

Hello D

Author:Kymo_moon

Eps 1

Tampak seorang wanita tengah melamun dengan pandangan kosong dan terus menatap lurus. Berkali-kali ia menghembuskan nafasnya dengan berat.

“kenapa kamu jahat banget sama aku sih ? apa kamu enggak merindukan aku sama sekali?” gumamnya lirih dengan mengusap air matanya yang jatuh.

Ia adalah Irassya Diana Putri Julian, wanita 26 tahun itu tengah mengeluarkan kekesalannya dengan menatap foto seorang pria yang menggantungkan hubungan mereka.

Diana dan pria itu sudah menjalin hubungan selama 4 tahun lamanya. Namun, tiba-tiba pria nya itu menghilang entah kemana. Ia adalah Fino, sosok kekasih sekaligus kakak tingkat Diana saat berkuliah dulu.

“Jahat banget sih jadi orang, kamu sendiri yang janji enggak bakal ninggalin aku. Tapi kamu sendiri juga yang hilang ninggalin aku tanpa kabar,” isaknya sambil meminum susu kemasan Strawberry kesukaannya.

Dering ponsel mengejutkan Diana yang masih terus menggerutu. Panggilan dari sang mama membuatnya kembali menghembuskan nafasnya kasar.

"Halo mam ?" jawabnya setelah mengatur nada bicaranya agar sang mama tidak curiga.

"Kamu itu dimana, kakak kamu baru dateng udah ngomel -ngomel ga jelas ini karna kamu ga ada di kantor. Kalian udah janji ketemu katanya ?" ucap mama Sandra.

"Ya ampun, aku lupa minta jemput kak Rafa mam. Bilangin dia deh, jangan marah-marah ntar seret rezeki. Apalagi jodoh loh.." jawab Diana dengan menepuk keningnya.

"Husshhh kamu ini, sembarangan aja kalo ngomong. Udah cepetan pulang, daripada kakak kamu mencak-mencak ga jelas ini. Mama pusing liat dia," sewot mama Sandra pada sang putri.

"Iyaa .. "

Sambungan telepon pun terputus, Diana memasukkan ponselnya setelah ia memesan dan mendapatkan ojol.

Namun, ia mengerutkan dahinya melihat beberapa kotak susu strawberry berjajar rapi di sebelahnya.

Ya, dia sudah menghabiskan sekitar 5 buah susu kotak itu untuk menemaninya menggalau sore itu.

"Ya ampun, aku ini doyan apa rakus sih. Pantesan kebelet pipis gini jadinya.." gumam Diana sambil terkekeh dengan memasukkan sampahnya ke dalam plastik.

***

"Kebiasaan deh anak mama yang bontot, heran deh. Ga bisa apa kasih kabar kalo enggak jadi minta di jemput. Aku sampe ninggalin rapat sama papa karena dia mam." Adu Rafael pada sang ibu bagaimana kelakuan ajaib sang adik.

Mama Sandra hanya menghembuskan nafasnya mendengar keluhan sang putra. Ia begitu paham bagaimana sikap Rafael, Bram dan Kaisar saat menjaga Diana, karena merupakan anak paling terakhir dan perempuan sendiri.

"Untung tadi bang Bram yang gantiin Rafa menemani Papa. Eh, enggak tau nya yang dibela-bela in udah ngacir ilang.."keluh Rafa lagi-lagi pada sang ibu.

"Udah Rafa, adik kamu kan memang begitu. Sebentar punya janji, nantinya dia lupa sendiri. Kamu harus maklumi, biar begitu dia adik kamu," jawab mama Sandra dengan menepuk pelan punggung sang Putra.

"Rafa enggak habis pikir, kelakuan ajaib dia muncul lagi mam. Tapi Rafa seneng liat nya, dengan begitu dia bisa melupakan si brengsek itu," ucap Rafael kala mengingat sosok pria brengsek yang meninggalkan sang adik.

"Kamu benar, mama dan papa sudah berkali-kali membujuk adik kamu itu untuk melupakan dia. Tapi hasilnya nihil, adik kamu kelewat Bucin. Untung Kaisar tidak tahu dengan keadaan adiknya. Kalau sampai Kaisar tau, mama enggak tahu lagi bagaimana, cukup kamu dan Bram yang mengetahui situasi saat itu" kenang mama Sandra dengan mata berkaca-kaca.

" Iya, mama benar. Untung bang Kai enggak tau keadaan adik kesayangannya. Kalau sampai dia tau, bagaimana adik ajaibnya itu sempat drop. Pasti si brengsek itu akan dihajar habis-habis an sama bang Kai. Untung hanya Rafa dan bang Bram yang mengatasinya mam." Ucap Rafael sambil memeluk mama Sandra.

***

"Dengan kak Dinda yaa?"

Diana hanya menengok sekilas dengan tatapan datarnya. Lalu memperhatikan nopol kendaraan yang ada di depannya.

"Kakk ???" ulang sang ojol.

"Mas, nama saya bukan Dinda." ketus Diana.

"Oh maaf kak, saya kira kak Dinda. Karna ada yang order dan titik penjemputan disini atas nama Kak Dinda, hehe.." ucap sang ojol salah tingkah karena ditatap datar dengan intens oleh Diana.

"Hmmm, coba mas nya lihat sekali lagi deh. Bener enggak nama yang mas ucapin," jawab Diana masih dengan raut datar.

Si tukang ojol mengerutkan dahinya dan menuruti perkataan Diana, ia pun membacanya dan ternyata bukan Dinda melainkan Diana.

"Ehh. .. maaf kak Diana bukan kak Dinda. Hehe.." ujar sang ojol lagi dengan meringis malu.

"Hmm, klo baca itu harus teliti mas. Ntar salah orang gimana?" tutur Diana mulai santai.

"Hehe, maaf kak. Tapi kakak namanya Diana bukan ya ?" tanya sang ojol lagi.

" Bukan ?!! .. kenalin nih nama aku Aura Kasih," sewot Diana dengan mengadakan tangan meminta helm pada sang ojol.

"Ehhh... Hehe maaf kak. Ini kak helm nya." membuat si ojol kembali salah tingkah karena pelototan Diana yang sewot.

"Hmm...."

Diana pun naik di boncengan sang ojol yang kata dia kurang teliti dan sedikit menyebalkan itu. Mereka pun siap untuk melaju membelah jalanan yang kebetulan sore itu sepertinya terlihat lancar.

"Sesuai map ya kak," tanya mas ojol memastikan kembali.

"Iyaaaaaa....jangan sampai masnya nyuruh aku bacain map juga. Karena aku enggak bisa akur sama map. Jadi baca aja sendiri," ketus Diana

"Ehhh... Siappp kak. Tenang aja kak, saya ahli dalam membaca map kok " jawabnya dengan menahan tawa.

"Ya udah buruan, ntar aku dimarahin kakak aku karna belum sampe rumah." pinta Diana pada sang ojol yang belum melajukan motornya.

" Siapppp kak.. "

Tanpa Diana sadari sepasang mata tengah memperhatikannya dari belakang.

"Kamu bisa terlihat tegar diluar, tapi aku bisa melihat kamu serapuh itu," ia bergumam dengan mengepalkan tangannya pada kemudi dan melajukan kendaraannya meninggalkan taman.

***