Godaan Adik Ipar

Godaan Adik Ipar

Author:Clarissa icha

Bab 1

Sudah 5 tahun Hendry menjalani pernikahan dengan Julia. Wanita yang dulu menjadi kekasihnya selama lebih dari 2 tahun.

Melihat perubahan sikap Julia setelah hamil dan melahirkan, timbul rasa penyesalan dalam diri Hendry karna terlalu buru-buru memutuskan untuk menikahi kekasihnya itu.

Atau mungkin semua ini juga salahnya yang sejak awal tidak berkomitmen tentang anak dengan Julia.

Hendry pikir Julia akan sama dengan kebanyakan wanita di luar sana yang menginginkan anak setelah menikah. Tapi pada kenyataannya Hendry harus menelan kecewa karna Julia terang-terangan mengatakan tidak ingin memiliki anak demi menjaga bentuk tubuhnya tetap ideal.

Hendry mungkin di butakan oleh cinta, hingga selama 3 tahun pernikahan dia tak pernah memaksa Julia untuk hamil. Namun setelah 3 tahun pernikahan, orang tua Hendry mendesak agar dia dan Julia segera memberikan mereka cucu. Farah yang merupakan Ibu Hendry, wanita paruh baya itu sampai mengancam Julia akan mencarikan istri kedua untuk Hendry yang bersedia melahirkan cucu untuknya.

Julia tentu saja ketakutan dengan ancaman Ibu mertuanya. Dia takut posisinya sebagai Nyonya Hendry di geser oleh wanita lain.

Dengan terpaksa, Julia akhirnya bersedia mengandung darah daging Hendry.

Tepat di hari jadi pernikahan mereka yang ke 4, Hendry dan Julia di karunia seorang putri cantik.

Kebahagiaan tak bisa di bendung oleh Hendry dan kedua orang tuanya, begitu juga dengan orang tua Julia. Namun tidak bagi Julia, wanita yang sudah mengandung dan melahirkan malaikat kecil itu sama sekali tidak bahagia dengan kehadiran darah dagingnya.

Karna selama kehamilan, Julia mengalami kenaikan berat badan cukup banyak meski dia sengaja jarang makan berat ketika Hendry tidak di rumah. Kenaikan berat badan hampir 22kg, membuat Julia frustasi. Hampir setiap hari dia mengeluh dan menyalahkan bayi dalam kandungannya. Hendry sampai bosan mendengar keluhan istrinya yang hanya membuat kepalanya terasa pusing.

Kini sudah 1 tahun sejak Julia melahirkan putrinya, tapi Hendry masih mendengar keluhan Julia tentang bentuk tubuhnya yang tidak lagi sempurna setelah melahirkan. Padahal berat badan Julia sudah kembali seperti semula sejak 4 bulan setelah melahirkan.

...****...

Pagi itu seperti biasa Hendry akan mengajak putrinya bermain di taman belakang setiap weekend. Jujur saja, Hendry cukup di sibukkan dengan urusan kantor hingga tidak punya banyak waktu untuk bermain dengan Alessia selain weekend.

Saat tengah asik bercengkrama dengan putrinya yang sudah mulai bisa di ajak bicara, tiba-tiba Julia datang dengan pakaian olahraga yang melekat di tubuh rampingnya.

Sorot mata Hendry yang awalnya teduh, kini berubah tajam karna kedatangan Julia. Hendry sudah paham dengan kebiasaan Julia yang satu itu. Apalagi kalau bukan pergi ke tempat gym dengan genk sosialitanya.

Alih-alih menghabiskan waktu bersama anak dan suami, Julia malah asik memanjakan diri sendiri.

"Sayang aku pergi dulu,," Suara seksi Julia mendarat di telinga Hendry, karna wanita itu langsung memeluk Hendry dari belakang dan mendaratkan kecupan singkat di bibirnya.

Hendry tak bergeming, dia masih tetap dalam posisinya tampa membalas perlakuan manis Julia karna sudah terlalu muak.

Seandainya tidak ingat kalau dia terlahir dari rahim seorang wanita, mungkin sudah sejak lama Hendry melakukan kekerasan fisik pada Julia.

Hendry juga sadar seburuk apapun sikap Julia saat ini, wanita itu tetap Ibu dari anaknya. Hendry tidak sekejam itu untuk melakukan KDRT pada istrinya.

"Hmm, pergilah.!" Sahut Hendry acuh.

Seolah tidak peka dengan kekesalan suaminya, Julia malah tersenyum lebar dan berterimakasih karna di ijinkan pergi.

"Haii anak Mommy,," Julia berjongkok di depan Alessia, tangannya mencubit gemas pipi Ale yang chubby. Tak ada reaksi apapun dari Alessia, dia seolah tidak mengenali wanita yang sudah melahirkannya namun tidak pernah mengurus ataupun mengajaknya bermain.

Julia terlalu sibuk dengan dunianya sendiri, padahal memliki suami kaya yang tampan dan putri yang cantik.

"Mommy pergi dulu, jangan menyusahkan Daddy ya." Beberapa kali Julia mendaratkan kecupan di kedua pipi Alessia serta kening dan bibir mungilnya. Alessia tampak menepis beberapa kali, seolah tidak mau dicium Ibunya sendiri.

"Sayang,, aku mungkin akan pulang terlambat." Ujar Julia dengan suara manjanya. Jurus andalan setiap kali ingin membujuk Hendry.

"Ada acara makan siang bersama dengan teman-temanku. Kamu tidak keberatan kan aku pulang terlambat.?" Masih dengan nada manjanya, Julia bergelayut di lengan besar Hendry.

"Terserah kamu saja." Lagi-lagi Hendry menjawab acuh, dia memang sudah tidak peduli apapun yang di lakukan Julia di luar sana. Daripada pusing dan stress memikirkan tingkah Julia, lebih baik masa bodo dan tidak mencampuri urusannya.

Julia kembali tersenyum lebar, dia mendaratkan kecupan di wajah Hendry berulang kali. Jelas-jelas nada bicara dan ekspresi wajah Hendry terlihat kesal, tapi Julia tidak peka kalau sebenarnya Hendry tidak suka melihatnya menghabiskan waktu dengan orang lain di banding keluarganya sendiri.

Hendry menghela nafas berat, dia menatap lelah ke arah Julia yang pergi buru-buru dari taman.

"Kapan kamu akan berubah,," Lirih Hendry. Mulutnya sudah lelah menasehati istrinya sejak 2 tahun yang lalu. Kali ini dia memilih diam dan menunggu keajaiban, berharap Julia lebih peka dengan keluarganya.

...*****...

"Bella,,!!! Bella.!!" Suara teriakan Julia menggema begitu meninggalkan taman belakang dan masuk ke dalam rumah. Wajahnya tampak memerah dan tangannya berkacak pinggang di depan pintu kamar Bella.

"Iya Kak,, kenapa.?" Bella keluar buru-buru menghampiri Julia.

"Kenapa kamu bilang.?! Dasar anak ja-lang tidak tau diri.!!" Maki Julia yang hampir setiap hari di lontarkan pada Bella, adik tirinya dari ibu yang berbeda.

"Harusnya kamu yang menjaga Ale. Kamu ingin di pecat, hah.?!" Bentaknya.

"Kenapa membiarkan suamiku mengurus Ale sendiri, dia sampai belum mandi.!" Hardiknya tanpa tau kejadian yang sebenarnya.

Bella menarik nafas dalam, diam-diam menyembunyikan kepalan tangan di balik badan. Kalau saja tidak butuh uang, dia juga tidak akan mau menerima tawaran Kakak tirinya untuk mengasuh Alessia.

"Maaf Kak." Lirih Bella yang memilih mengalah tanpa berniat mengatakan yang sebenarnya. Karna bisa jadi Julia akan semakin memakinya kalau tau Hendry yang meminta gantian menjaga Alessia dan menyuruhnya untuk mandi lebih dulu.

"Maaf.!! Maaf.!!" Sentak Julia geram.

"Cepat temani Ale main dan biarkan suamiku mandi.!" Ujarnya kemudian berlalu dari hadapan Bella.

Bella tersenyum kecut. Entah berapa kali Julia menghinanya dengan sebutan anak ja-lang. Padahal mendiang Ibunya sama sekali tidak bersalah, dia hanya menjadi korban pemerkosaan dari Ayah mereka yang saat itu sedang dipengaruhi obat perangsang karna di jebak oleh seorang.

Lalu bagaimana bisa Julia menyalahkan Ibu Bella atas kejadian yang diluar kehendaknya. Dia menjadi korban pemer-ko-saan, tapi di salahkan dan mendapatkan predikat wanita penggoda.