DIKEJAR CINTA OM DUDA

DIKEJAR CINTA OM DUDA

Author:Lautan Biru

Casandra Yohana

"Casandra..!!"

Brak

Sebuah penghapus melayang menabrak dinding kelas saat guru Matematika melemparkannya.

Sedangkan nama yang diteriaki masih asik menelungkup kan wajahnya diatas meja.

"Sandra, Bagun." Greta menggoyangkan lengan Casandra tapi malah di tepis gadis itu.

"Ish, diam Gret." Kesal Cassandra tanpa bergerak dari tempatnya.

Guru yang memiliki tubuh berisi dengan memakai kaca mata tebal dan rambut si sanggul ke atas mulai mendekat dengan wajah garang.

"Duh, badak bercula bakalan ngamuk." Gumam Greta bergidik melihat guru paling galak di kelasnya.

"Casandra Yohana..!! Bangun dan keluar..!!"

Semua yang ada di dalam kelas sudah menutup telinga mereka masing-masing, tidak sanggup jika harus mendengarkan suara melengking sang guru killer.

"Casan-"

"Apa sih, berisik kayak keleng rombeng aja." Gerutu Casandra yang mengangkat kepalanya.

"Ck, apalagi?" Casandra menatap guru itu malas.

"Keluar...!!'

"Ok, fine." Cassandra malah tersenyum senang.

Greta hanya geleng kepala melihat kelakuan teman sebangkunya itu, apalagi teman Casandra didalam kelas. Mereka menyayangkan sifat urakan Casandra, tapi secara bersamaan mereka juga memuji kepintaran Casandra yang memiliki otak brilian.

Cassandra Yohana, gadis cantik yang memiliki karakter bebas. Cassandra suka berbuat semaunya jika dirinya tidak suka. Contohnya dengan guru matematika tadi.

Casandra berjalan menuju kantin di jam 9 pagi, yang ada hanya beberapa murid yang sedang melakukan kegiatan olahraga di lapangan.

Casandra berjalan santai sambil bersiul, seperti biasa jika mendapat hukuman Casandra memilih pergi ke kantin dari pada harus berdiri di bawah tiang bendera.

"Mbah Mar..!! minuman dingin dong!!" Teriaknya ketika sampai di meja yang biasa dia tempati dengan Greta.

"Duh, pasti mbak Sandra kena hukuman lagi." Wanita yang di panggil mbak Mar itu datang dengan membawa gelas minuman dingin.

"Hm, habis kangen sama minumannya mbak Mar jadi ya-"

"Mending di hukum dari pada pusing." Lanjut mbak Mar yang membuat keduanya tertawa.

"Duh mbak Sandra apa ngak capek di hukum terus." Kata mbak Mar lagi yang sudah sering dan hafal sejak satu tahun lebih melihat Casandra yang suka di hukum.

"Ngak lah mbak, habis enak dihukum bisa makan dan minum sepuasnya." Kelakar Casandra sambil tersenyum.

"Lah kok malah bercanda mbak ini, yasudah habiskan. Mbak mau siapin dagangan." Mbak Mar pun pergi meninggalkan Casandra.

Tak lama beberapa siswa masuk, sepertinya mereka selesai melakukan olahraga.

"Dev, gebetan lu." Rega menyenggol lengan Devan ketua tim basket dan OSIS.

Devan tersenyum melihat Casandra sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

Devan dan temanya berjalan menghampiri Casandra. "Hay San, sendirian aja." Devan langsung duduk di samping Casandra dan merentangkan tangannya di belakang tubuh Casandra, bertumpu pada bahu kursi.

"Gak liat mata Lo, kalau gue sendiri." Ketus Cassandra.

Devan malah tertawa. "You are an extraordinary girl." (Kamu memang gadis luar biasa).

Casandra memutar kedua matanya malas. "Basi kek nasi tau ngak."

"Ck, galak." Devan malah mengelus kepala Casandra.

"Tar malem gue ada pesta, lu datang ya." Ucap Devan.

"Yoi, lu harus dateng San. Kalau Ngak bos Devan bakalan galau." Ucap Rega sambil tertawa.

Casandra tidak menanggapi ucapan Rega, tapi kata-kata Casandra cukup membuat tangan Devan mengepal.

"Sorry gue ngak minat pesta bareng cowok Player kayak kalian."

Casandra langung pergi meninggalkan Devan yang menahan marah mendengar ucapan Casandra.

Sialan...

.

.

Haloo kesayangan jangan lupa tinggalkan jejak kalian selalu di karya author yaa,😘😘😘