Kisah Kisah Misteri 2

Kisah Kisah Misteri 2

Author:Bow AR

Kerinduan Malam

Jessica memberengut kesal. Kak Hammam betul-betul mengacuhkannya. Dengan berat hati ia menempuh perjalanan jauh hanya untuk menemui suaminya itu, eh, sedari tadi nyata ia acuhkan. Tangannya yang memegangi batang besi ayunan di taman depan rumah mereka sampai pegal terasa.

Pandangan perempuan berwajah cantik dengan rambut pirang panjang kembali diarahkan di teras rumah. Di sana terlihat suaminya masih asyik mengobrol dengan kawannya yang berkunjung sedari pukul delapan tadi, hanya sesekali ia tampak memandang ke arah tempat Jessica berada, itupun dengan dahi berkerut.

Tiap kali arah pandang Kak Hammam tertuju padanya, wajahnya sengaja di tundukkan berpura malu, namun nyatanya, tak lama kemudian suaminya kembali berbincang dengan temannya. Huhh! Harapan sang suami bakal memanggilnya sepertinya takkan terwujud.

Perempuan itu tahu, semua itu memanglah kesalahannya sendiri. Sebulan yang lalu tepatnya, sang suami pulang larut malam, tanpa menanyakan alasan ia langsung mengumbar emosi dengan caci maki tak keruan, bahkan melontarkan kata-kata tuduhan si suami telah memiliki wanita pujaan lain.

Suaminya seorang yang sabar, sekalipun ia marah, tak nanti ia balas dengan marah, bahkan berkali-kali cuma berucap, "Tenang Yang, nanti abang jelaskan."

Tapi entah mengapa, malam itu ia tak mampu membendung emosinya, setelah puas memukuli dada suaminya, ia ambil kunci mobil, dan keluar rumah sambil membanting pintu sekerasnya.

Ahh.. Ia malu bila mengingat semua itu, fikirnya satu dua hari pastilah sang suami bakal menjemputnya, huhh.. nyatanya setelah hampir sebulan tak kunjung ia di bawa pulang. Keterlaluan!

Namun bagaimanapun perasaan sayang dan cinta tak bisa dipungkiri. Ia masih ingin selalu dekat dengan Kak Hammam, itulah mengapa malam ini ia bulatkan hati kembali kerumah.

Sedianya ingin ia memberi kejutan ke sang suami, tapi siapa duga, begitu ia masuk ke halaman, disaat bersamaan kawan karib suaminya datang, dan tanpa basa basi langsung mengetuk pintu dan memberi salam. Sial! Rutuk Jessica dalam hati. Pada akhirnya ia hanya manyun sendirian di taman memainkan ayunan.

Hampir tengah malam akhirnya kawan Kak Hammam terlihat berdiri hendak pamit, sebelum pulang, sahabatnya itu beberapa kali tepuk-tepuk bahu suaminya, yang di respon hanya dengan anggukan.

Jessica berteriak riang dalam hati, ini kesempatannya untuk bertemu sang suami fikirnya, apalagi suaminya terlihat kembali mengarahkan pandangannya ke tempat ia duduk. Lantas saja perempuan itu bangkit dari ayunan, siap menyambut orang yang dikasihinya.

Ahhh..

Harapannya kembali pupus. Sang suami kembali tak mengacuhkannya, membalik badan dan masuk kedalam rumah dengan langkah terlihat lemas.

Tak terasa air mata menetes di pipi Jessica. Sudah tak berhargakah ia kini di mata sang suami? Tidak ingatkah Kak Hammam waktu-waktu indah dimasa dulu saat mereka memadu kasih?

Yah, perempuan muda nan cantik itu bertemu pertama kali dengan suaminya di bangku kuliah, sama-sama menempuh studi di Fakultas Ekonomi. Karena tempat kostan mereka yang tak berjauhan, sering mereka bertemu saat hendak menuju tempat kuliah. Itulah saat dimana benih-benih cinta bersemi dihatinya. Maka saat lelaki itu mengungkapkan perasaannya, Jessica langsung menjawab, Ya! Tanpa ragu.

Suara burung malam mengagetkan lamunannya. Ah, baiknya ia masuk kerumah. Mengingat betapa lemahnya langkah Kak Hammam saat masuk rumah tadi, ia yakin masih ada perasaan sayang yang mendalam di hati sang suami padanya. Bagaimanapun caranya ia ingin kembali bersama dengan suaminya, biarlah nanti ia akan meminta maaf setulusnya pada sang suami bila perlu.

Sampai di dalam rumah tak ditemuinya Kak Hammam di ruang tamu ataupun ruang tengah. Mungkinkah si suami menunggunya di dalam kamar? Sebaris senyuman melintas di wajah Jessica, bergegas ia segera menuju kamar.

Di dalam kamar, dilihatnya sang suami telah rebah di kasur, tertidur lelap. Jessica menghampiri, duduk di samping ranjang, tangannya membelai wajah tampan suaminya, kembali air mata menetes di pipi, "Kak Hammam, maafkan Jessica..." Ucapnya lirih.

Sang suami tetap dalam lenanya. Ohh... pilu hati perempuan cantik itu, ia bangkit, kini ia mulai sadar, tak guna membujuk suaminya, tak ada lagi perasaan kasih sang suami pada dirinya, nyata kehadirannya tak membuat Kak Hammam peduli dan menanti untuk berjumpa.

Sekali lagi di pandangi wajah sang suami, kejap lain ia berbalik, dengan berat ia tinggalkan ruang kamar yang penuh memori di masa lalu dengan sang suami terkasih.

***

Beberapa saat sepeninggal Jessica, lelaki muda yang semula terlelap bangkit dari tidurnya, ia duduk termenung, disapunya segenap ruang dengan pandang matanya. Ahh.. rupanya ia bermimpi barusan, seakan mendengar suara istrinya memanggil. Dengan perlahan Hammam bangkit, didekatinya satu meja kecil. Sebuah photo wajah wanita cantik ada di dalam pigura. Jessica. Wanita cantik yang selama ini sangat di cintainya. Ia kembali terkenang percekcokan sebulan yang lalu, bagaimana isterinya marah hebat saat ia pulang terlalu larut, bahkan ia tak sempat menjelaskan kalau ia lembur untuk pekerjaan yang harus di laporkan esok hari pada bossnya. Hingga puncaknya sang isteri pergi meninggalkan rumah dengan mobil mereka.

Hammam menyentuh photo wajah isterinya. Kesedihan hebat melanda, karena di malam yang sama, betapa kabar buruk ia terima, bahwa sang isteri meninggal dalam kecelakaan tragis karena mengendarai mobil dengan laju yang sangat tinggi.

Kembali lelaki muda itu membelai photo Jessica dengan mata berkaca-kaca. "Berbahagialah di alammu sana Sayang..." Hammam sadar, bukan tanpa sebab ia saat di depan teras tadi beberapa kali melihat ayunan di depan rumah bergoyang-goyang sendiri tanpa ada yang menduduki. Itulah tempat kesukaan Jessica di masa mereka masih bersatu....

Sekian.