Setelah 15 Tahun Menikah Denganmu

Setelah 15 Tahun Menikah Denganmu

Author:Lunoxs

S15MD BAB 1 - Banyak Pikiran Buruk

Elma melihat jam di dinding di ruang tengah rumah nya, saat itu waktu menunjukkan pukul 10 malam.

Tapi hingga kini sang suami belum juga pulang, bahkan Danu pun tidak memberikan kabar apapun.

Sementara di luar sana hujan gerimis belum juga reda, hawa dinginnya masuk sampai ke relung hati Elma, wanita berusia 34 tahun yang kini duduk sendirian termenung di ruang tengah berukuran kecil itu.

Di sepinya malam, Elma membuang nafasnya dengan kasar. Tiap hari hanya ini yang selalu dia lakukan, selalu menunggu Danu pulang denga banyak pikiran buruk di dalam kepalanya.

Kemana mas Danu pergi? sementara jam kerja nya hanya sampai jam 5 sore?

Lembur? tapi ini bukan hanya sekali. Seminggu bisa sampai 5 kali kamu pulang tengah malam.

Lagi, Elma membuang nafasnya ke udara. Merasakan sesak yang berkesudahan setiap hari.

Sesak yang tanpa ujung karena tiap kali Elma bertanya menuntut penjelasan, Danu selalu berkilah dan mengalihkan pembicaraan.

"Ma, papa belum pulang?"

Sebuah suara membuyarkan lamunan Elma, dia menoleh dan melihat sang anak datang menghampiri. Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun, anak satu-satunya Danu san Elma yang kini tengah sibuk mempersiapkan diri untuk ujian kelulusan Sekolah Menengah Pertama.

"Belum Ar," jawab Elma pada Arkan.

"Kamu tidurlah dulu, besok harus berangkat lebih pagi kan?" timpal Elma lagi, kembali memerintahkan sang anak untuk masuk ke dalam kamar dan tidur.

Arkan mengangguk. Meski tak sepenuhnya menuruti perintah sang ibu. Karena meski masuk ke dalam kamar, dia tetap terjaga dan ikit menunggu ayahnya pulang.

Jujur saja, Arkan tidak tega melihat sang ibu yang selalu menunggu sendirian seperti itu. Belum lagi nanti saat ayahnya pulang, pasti akan ada cek cok mulut.

30 menit menunggu dan akhirnya terdengar suara motor memasuki area rumah.

Elma buru-buru bangkit dan membuka pintu, dia tahu itu adalah suara motor suaminya.

Dan benar saja, saat pintu sudah terbuka dia melihat Danu mulai melepaskan jas hujan.

Elma mendekat, membantu sang suami membawa tas kerja. Namun seketika dadanya kembali sesak saat mencium aroma wangi yang menyengat dari tubuh sang suami.

Nyaris tengah malam begini namun tak ada sedikitpun bau keringat yang menempel di tubuh suaminya.

"Kamu dari mana Mas?" Tanya Elma, dadanya yang sesak membuat suara itu terdengar begitu dingin. Mengalahkan dinginnya hembusan angin malam ini.

"Bisa tidak tanya nya di dalam saja, aku capek El. Pulang kerja dan langsunh di cerca pertanyaan tidak masuk akal mu itu," jawab Danu dengan suara yang tak kalah dingin.

Ada event di tempat kerjanya yang membuat dia pulang larut malam, tapi tiap kali sampai di rumah dia selalu mendapati tatapan curiga dari sang istri.

Dan setelah jas hujan nya terlepas, Danu lebih dulu melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah. Tidak peduli dengan Elma yang masih tergugu di samping motornya.

Seolah tak peduli pada Elma yang sedari tadi menunggu dia pulang.

Tes! Air mata Elma lagi-lagi jatuh malam ini. Bagaimana pikirannya tak pernah buruk, jika sekalipun Danu tidak pernah menjelaskannya dengan baik.

Tapi malam ini Elma tidak ingin hanya diam, dia sudah lelah, sudah sangat menyerah dengan rumah tangga yang mereka jalani.

15 tahun bukanlah waktu yang sebentar, dia tidak ingin pernikahan ini semakin membelenggunya tanpa kejelasan.

Malam ini juga Elma akan menuntut penjelasan itu. Dia menghapus air mata dan menyusul sang suami ke dalam rumah.

"Mas Danu!" pekik Elma, suara teriakan yang juga mampu di dengar sampai ke dalam kamar Arkan.