Menjadi Orang Terkaya Mulai Hari Ini

Menjadi Orang Terkaya Mulai Hari Ini

Author:3112

Episode 1

Adaptasi komik. Judul menjadi orang kaya mulai hari ini. Karya : Xiaomingtaiji

Tik tak!

Jam di ruang kelas berbunyi.

Pukul sebelas kurang sepuluh.

Terasa sangat keras. Pada suasana yang tengah hening mencekam. Suasana yang begitu miris. Dan sangat dramatis. Semua akibat sunyi nya suasana. Pada kebingungan menghadapi soal yang demikian sulit.

Pak! Pak!

“Masih ada waktu sepuluh menit lagi sebelum ujian habis!” ujar Bu Dosen Gendut. Dia sangat disiplin akan hal ini. Tak ada yang terlewat dari pengawasannya. Jangankan geliat anak-anak, nyamuk terbang pun akan langsung di cekal pakai sumpit kalau berani melintas.

“Periksa nama masing - masing siapkan kartu ujian dan kertas ujian!” ujarnya lagi terus memberi instruksi. Agar semuanya paham dan selalu disiplin kala mengerjakan ujian. Ini tidak main-main. Tak sembarangan saja untuk berbuat seenaknya dalam sekolah ini.

“Gawat... gawat, habis kali ini,”

Anak-anak terus panik. Mulai dari awal sampai akhir. Yang terpikirkan adalah kegagalan. Sebab kalau gagal, maka akan menjadi beban dikemudian waktu. Baik dapat nilai kurang atau mesti mendapat hukuman dari guru tersebut. Belum lagi akan dikasih stigma tolol oleh pembimbing tersebut. Mana orangnya galak lagi. Kata-katanya itu sangat pedas. Melebihi cabai sepuluh biji.

”Mana jawaban soal pilihan ganda nya? Lin tian seharusnya sejak awal sudah memberiku. ”

Bertambah panik temannya. Sekali-kali melihat ke arah Lin tian. Dia diam saja.

”Waktunya sudah mau habis tapi dia malah.... ”

”Grok grok ...”

Lin Tian tertidur. Santai saja dia. Entah mengapa. Mungkin kecapekan, atau habis begadang semalaman, atau tengah kekenyangan dengan soal yang mengenyangkan itu. Yang terang memang semenjak awal sangat sunyi. Rasanya seperti di kuburan saja. Itu juga barangkali yang membuat dia dengan mudah terlelap.

Tap tap!

Langkah kaki sandal jepit bu dosen demikian mantap. Seperti kayu saja. Namun tidak buat Lin tian. Dia dengan angkuhnya tetap pada pendirian, bahwa tidur lebih baik untuk saat yang hening sunyi itu.

Brak!

Meja di gebrak. Suaranya keras. Seluruh kelas tentu terkejut. Lin Tian juga. Dia paling dekat. Dan arah suara memang sengaja untuk dia. Mesti terkejut. Juga terbangun. Itu harapan sang menggebrak meja.

#

Lin Tian adalah seorang mahasiswa Universitas WW. Tas plastik warna merah dan hanya memakai sandal jepit. Rambut gondrong.

”Hidupku sangat bahagia setiap hari bisa makan dan minum sampai puas. ” ujar Lin Tian.

”Tambah satu mangkuk lagi” kata Lin Tian.

”Ini... ini sudah mangkuk ke lima, nasi putih. Kamu benar-benar tidak mau beli lauk?” ujar penjual dengan heran.

”Tidak perlu aku tidak punya uang.”

Lin tian berbalik.

”Lihat dia bahkan tidak bisa beli makanan untuk diri sendiri, selain itu dia juga membawa tas plastik sebagai tas sekolahnya. ”

”Kasihan sekali. Wajahnya tidak begitu jelek, kenapa bisa sampai begitu miskin?” ujar temannya merasa sangat kasihan. Rupanya anak begitu tampan tapi nasib nya kurang mujur. Lebih baik dirinya yang meskipun tak pandai, namun juga tak bodoh serta terlahir dari orang tua dengan rejeki yang baik. Serta mapan. Dimana pada pandangan orang-orang selalu terpandang.

”Lihat apa kalian?” ujar Lin Tian. ”Tidak pernah melihat orang se fashionable aku ya?”

Katanya lagi, ”Walaupun dulu aku sangat miskin tapi aku yang hari ini... Tidak sama. ”

Kembali ke Lokasi ujian ulang dimana Lin tian tertidur.

”Lin Tian!”

Bu guru berteriak. Marah sekali dia. Masih ada anak seperti itu di ruang kelas mahasiswa yang semuanya serba tertib. Hanya dia seorang yang kacau kalau begini.

”Masih bisa tidur? Ingin berhenti seolah ya? Kamu tidak mengisi semua soal pilihan ganda?” ujar bu guru dengan kemarahannya yang melebihi banteng melihat kain merah.

”Masih ada sepuluh menit kan?” kata Lin tian sembari mengusap mata dan mulut menguap berkali-kali.

”Huh! Sepuluh menit. Apa yang bisa kamu lakukan dalam sepuluh menit?”

Bu dosen mengernyit. Jangankan sepuluh menit. Semenjak tadi juga belum dikerjakan. Dan itu karena ditinggal tidur. Sudah pasti hasilnya kacau kalau begini. Memang sepertinya tak mesti membawa buku buat anak seperti itu. Bantal lebih tepat, agar bisa dia melanjutkan mimpi bertemu dengan bidadari pencabut nyawa.

”Aku sudah melihat banyak orang ujian ulang. Semuanya adalah siswa bodoh dan miskin. Sudah tidak pintar, tidak punya uang untuk donasi pada sekolah lagi. kamu semua ini adalah cacing sekolah!” kata bu guru.

Lanjutnya, “Aku peringatkan! kamu yang tidak punya kekuasaan dan tidak punya otak ini ya, jangan mimpi terus. Apanya yang sepuluh menit? Apa yang bisa terjadi dalam waktu sepuluh menit? Kamu tidak menjawab soal dengan baik. Hanya terus menatap jendela. Kamu kira jawaban akan jatuh dari langit?”

Lin tian hanya tersenyum. ”Kalau aku bilang jawabannya akan jatuh dari langit bagaimana?”

Wus...

Tiba-tiba angin berhembus dengan kencang.

Sedetik berikutnya terdengar suara keras.

Ngiung...

!

Tiba - tiba helikopter merah datang. Menuju ke kampus itu. Bahkan langsung mendekati ruang ujian Lin Tian.

Hah!

Bu Dosen tercengang. Ada apa ini. Sehingga pesawat yang begitu mewah datang ke tempat tersebut. Bahkan langsung mengarah ke lokasi ujian.

DBDACC DBAAD CCDC

Nampak tulisan besar-besar yang dibawa oleh pesawat helikopter itu.

”Teman teman kalau tidak menyalin sekarang kapan lagi?”

Mendengar kata Lin tian, maka mereka semua segera pada menulis.

”Lin Tian hebat!”

Teman-temannya pada berteriak kegirangan. Dan dengan sekejap ujian yang tinggal sepuluh menit itu, langsung terselesaikan semuanya.

”Kumpulkan kertas ujian! ” ujar dosen pengawas itu.

”Teman teman aku pergi dulu. ” kata Lin Tian dengan santainya. Bukankan sudah selesai. Segalanya sudah mereka rampungkan dalam waktu yang tepat. Tak ada persoalan lagi.

”Semuanya hentikan!” kata Dosen masih geram. ”Mencontek dalam ujian semuanya dapat nilai 0.”

”Hai....” Teriak orang dalam helikopter.

”Iya,” ujar Lin Tian seraya membawa kain merah dan sandalnya menginjak jendela kelas untuk memberi tanda.

Lin tian lalu keluar dan berenang melewati kolam kampus yang dalam sembari memegang kain merah.

Lalu disebar apa yang ada dalam buntalan kain merah itu. Ternyata isinya uang.

Teman - teman pada bergembira.

”Uang itu uang...”

Teman-teman senang. Seraya memunguti uang yang berserak itu. Saling berebut. Siapa dapat banyak, dia nanti yang bakalan jajan paling enak.

Bu dosen tambah terkejut.

”Sampai jumpa bu. Aku mau mengejar bus. Kalau tidak buru-buru nanti tak ada tempat.”

Lin Tian melambaikan tangan pada ibu dosen itu. Juga pada rekan-rekannya. Kemudian mengejar-ngejar bus yang menuju ke arah yang dimaksud. Dan akhirnya terkejar juga bus itu, ”Akhirnya sempat juga.”

Sratt...

Dia membuka catatan akan tugas yang mesti di kerjakan kala itu.

Misi rookie : habiskan uang 150000 Yuan dengan cara apapun selama waktu ujian ulang. Misi rookie berhasil.

#