Aku menatap dirinya dalam kedukaan yang tak berangsur mereda. Sebuah kebahagiaan yang hilang dalam sekejap mata membawanya pada hari-hari penuh awan hitam.
Dimana pendar mentari yang selama ini menghiasi paras manisnya, berganti hujan yang tak pernah selesai.
Ayudia... gadis itu meraung-raung di atas pusaran suaminya yang pergi untuk selama-lamanya. Meninggalkan benih dalam kandungan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon picisan imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seikhlas Awan Menemani Hujan Komentar