Terlahir Kembali Mengubah Takdir!
TKMT-1
Halooo... Ohayou...
O(〃^▽^〃)o
⚠ Disclaimer ⚠
Ini cerita the series Naluna Maharani... Dulu, pernah bikin tapi karena alasan tertentu juga gak serame ituh, jadi Othor hapus...
Sekarang, kita remake lagi yuk... Jangan lupa ramaikan ya...
FYI ᵕ̈
Luna punya dua CS yang udah End ya... Silahkan mampir yang penasaran, othor jamin gak rugi baca disana hehe
☑︎ S1 Jodoh Satu Malam
☑︎ S2 Skandal Hasrat Terlarang
Di sebuah kamar sewa petak yang ukurannya hanya muat untuk dihidupi satu orang. Terdengar bunyi nyaring ponsel si pemilik kamar membuat si empunya tersadar.
Naluna Maharanni
Uugh... *mencari ponsel
Naluna Maharanni
Halo... *malas
Adira Renald
Lama banget angkat telepon doang! 💢
Sang gadis terbelalak dan terjaga sempurna saat mendengar suara seorang pria yang sangat dikenalinya.
Adira Renald
Buruan ke bawah!
Aku udah nunggu ampe lima belas menit!
Gadis yang di panggil Luna oleh pria dibalik sambungan kini terperanjat dan duduk sempurna di kasur mininya.
Dia mengerjapkan kedua matanya berulang kali seolah tengah terjangkit penyakit mata.
Antara sadar dan tidak, antara syok dan tidak. Pikiran Luna berkecamuk hebat mencoba mencocokannya dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya.
Naluna Maharanni
M-mas, Mas kenapa? *gagap
Mendengar kalimat dingin bercampur kesal dari mulut si penelpon jelas membuat Luna menelan ludahnya sendiri.
Adira Renald
Aku sudah bilang, aku sudah ada di bawah kosan... Kita harus berangkat sekarang!
Adira Renald
Kalau tidaaak... ❄❄❄
Adira Renald
Kita telat, Naluna Maharanni! 💢
Naluna Maharanni
Eh? Nani?
Luna masih terdiam bego, dia bahkan sudah terlihat tidak bisa mempercayai apa yang terjadi dengannya saat ini.
Terbangun dari tidur malam yang melelahkan, dia justru disuruh berpikir keras dengan keadaannya saat ini.
Naluna Maharanni
'Tunggu... What happened? Telat ngantor? Sejak kapan gue dibolehin ngantor ama laki gue?
Adira Renald
Pokoknya aku gak mau tahu, ya...
Adira Renald
Satu menit lagi kamu gak turun, aku tinggal! 💢
Luna terkejut, ponselnya terputus sepihak. Rasa sakit dalam hatinya kembali menyeruak tangki emosinya yang sudah meluap.
Naluna Maharanni
Bisanya cuma marah-marah doang dari semalam!
Luna tersadar, dia tidak terbangun di kamar miliknya saat semalam dia beranjak tidur.
Kamar mewahnya menyusut menjadi kamar petak yang menyedihkan. Hal itu membuat Luna mengernyitkan keningnya.
Naluna Maharanni
Kek kenal?
Luna tersadar, kamar yang ditempatinya saat ini, merupakan kamar kontrakan saat sebelum dia menikah dengan pacarnya barusan.
Naluna Maharanni
What, the, fu-ckk! 💢
Luna kembali melonjak, bunyi ponsel bobanya berubah nada dering menjadi nada sopran yang nyaring seperti drumband.
Naluna Maharanni
Kaget aku! 💢
Saat mendengar seruan dingin juga perlahan-lahan dari pria dibalik sambungan teleponnya, Luna merasa merinding saat ini juga.
Naluna Maharanni
M-maaf, Mas...
Naluna Maharanni
*berpikir keras mencari alasan
Naluna Maharanni
Aku kesiangan!
Naluna Maharanni
Aku kesiangan, Mas!
Naluna Maharanni
Aku gak kerja... Maaf...
Naluna Maharanni
Mas bisa pergi ke kantor sekarang...
Adira Renald
Kok kamu kesiangan, Yang? *gelisah
Naluna Maharanni
'meneketehe!
Bisa balik lagi dengan status pacar aja ini kek lagi mimpi dalam sebuah mimpi, anjiiir lah...
Luna tengah merutuk dalam benaknya semakin membuat Dira sapaan akrab pria dalam sambungan terdengar mengkhawatirkannya.
Adira Renald
Aku ke atas ya, Sayang...
Naluna Maharanni
Gak perlu Mas!! *cepat
Naluna Maharanni
Mas ngantor aja dulu, bye!!
Giliran Luna membalaskan dendam sebelumnya. Dia menutup sepihak sambungan teleponnya.
Naluna Maharanni
*berdebar
Naluna Maharanni
Sumpah, demi apapun juga...
Naluna Maharanni
Siapa yang bisa jelasin apa yang sedang aku alami sekarang...
Naluna Maharanni
Huaaaa... *menjerit dalam bantalnya
Adira Renald
Si ratu gila kerja bilang absen kerja?
Adira Renald
Sepertinya, hari ini bakalan ada badai!
Adira Renald
*menatap ke arah jendela kamar kekasihnya
Adira Renald
Dia cuti, berarti bisa minta jatah nganu lagi! Hehe
Adira Renald
*Menyeringai penuh makna
Dira, sapaan akrab dari Adira Renald itu adalah pacar Luna. Dia gegas memacu motor biasanya menuju pujasera.
Dia paling tahu, pacarnya selain gila kerja, gadis itu juga hantu yang seolah tidak butuh asupan makanan. Jika, bukan karena dia merangkap menjadi petugas puskesmas, mungkin Luna lebih sering menginap di UGD di banding kamar kosannya.
Gak mau tahu, kalian harus ramaikan!!
TKMT-2
Luna masih mencoba menenangkan dirinya. Dia juga terus memaksa otaknya berpikir kemungkinan yang sedang terjadi dengannya.
Naluna Maharanni
Demi apa? *menatap ponsel judulnya
Ponsel bobanya menyusut jadi ponsel sungsang lipatnya. Dia kembali membukanya perlahan. Debar jantung yang semakin cepat membuat Luna takut untuk menyadari kenyataan.
Luna terus mengumpat kasar, dia tidak percaya. Dia kembali menatap ponsel dan kalendernya.
Naluna Maharanni
Aku yakin ini hanya mimpi!
Naluna Maharanni
Mana ada di hidupkan, kem─ bali...
Luna mendadak sendu, masih jelas di ingatannya. Semalam dia bertengkar hebat dengan suami yang saat ini masih berstatuskan pacar.
Naluna Maharanni
Ah, bodo lah!
Naluna Maharanni
Gue mandi aja, siapa tahu lagi mandi gue bangun karena ngompol!! 💢
Luna bergegas menuju kamar mandi dalam kamar sempitnya. Dia sungguh bersyukur, bisa mendapatkan kamar sewa yang mumpuni dengan kamar mandi di dalam juga menjungjung privacy layaknya sebuah apartemen, namun, ini dengan kearifan lokal.
Bunyi keras tamparan barusan membuat sang wanita terdiam merasakan perih di pipinya.
Mr. Dira
Aku baru pulang kerja Naluna Maharanni!! 💢
Mr. Dira
Bukannya sambut suami malah ngajak ribut aja bisanya!! 💢
Rasa perih di pipi kini tak seberapa nyeri dengan hatinya. Suaminya dengan sadar melakukan kekerasan fisik untuk pertama kalinya. Tidak hanya itu, Dira yang merupakan suami Luna selama hampir sebelas tahun itu juga terus melukai secara verbal.
Luna terjerembab di lantai, prianya benar-benar berubah 180 derajat, Dira melewati Luna begitu saja dan membanting vas bunga keramik besar hingga berserak.
Ny. Luna
*menahan diri untuk tidak menangis
Ny. Luna
'Hahaha... Inikah sifat aslimu Adira Renald... Aku sungguh menyesal bertahan sampai sejauh ini... Huhu
Ny. Luna
*menyeka sudut matanya
Terdengar bantingan pintu kamar kedua buah hatinya membuat Luna tersadar dan bangkit segera.
Luna gegas menghampiri kedua buah hatinya yang tengah terlelap. Dia berharap, Dira tidak sampai hati menyakiti mereka.
Siapa menyangka, Luna justru mendengarkan percakapan yang semakin menyayat hatinya. Suaminya tengah terisak mengadu pada anak-anaknya.
Kedua anaknya terbangun dan sama terisak. Mereka meminta maaf atas kelakuan ibunya dan berharap keduanya bisa kembali berbaikan.
Luna menekan dadanya kuat, sesakit ini rasanya. Namun, dia kembali teguh akan pendiriannya.
Ny. Luna
Tidak ada jalan lain, kita memang harus bercerai, Mas!
Luna menuju kamar dan bersiap untuk mengemasi barang-barangnya. Dia mantap akan mengajukan gugatan perceraiannya besok.
Kepala Luna terasa seperti tertusuk ribuan jarum. Wanita itu memekik tertahan dan memegangi erat kepalanya.
Ny. Luna
Ya, Tuhaaan... Apa ini akhir hidupku?
Ny. Luna
Aku mohooon... Izinkan aku memperbaiki kehidupanku... Aku mohooon... Aaarrgh!
CENTRAL PARK, 2013. 10.00 PM.
Naluna Maharanni
Aaarrghhh... Aaarrghh...
Naluna Maharanni
Maaas... *merintih
Adira Renald
Uuugh, Sayaaang... *menikmati
Naluna Maharanni
Kamu bi-lang kita pu-tu-s, aaarrghh! *tersenggal
Adira Renald
Ti-dak, mau!!
Adira Renald
Aku tidak mau putus!!
Adira Renald
Selamanya kamu milikku, Naluna Maharanni... Cintaku, calon nyonya Renald berikutnya... *menyesap celah leher Luna
Naluna Maharanni
Aaarrrgh!
Keduanya tengah berolahraga malam seperti biasanya. Dira yang merupakan pacar Luna, selalu minta jatah nganu setiap malamnya.
Luna tidak sadar, bahwa saat ini dia sudah berada kembali di masa lalunya.
TKMT-3
Luna telah selesai membersihkan dirinya, dia merasa otaknya cukup segar setelah menerima guyuran air dari shower kamar mandinya.
Naluna Maharanni
Aku pikir akan terbangun...
Naluna Maharanni
Ternyata ini nyata... *sendu
Luna terbelalak, senyumnya mengembang dia bahkan tengah berjingkrak riang.
Naluna Maharanni
Aaarrrkkk!
Naluna Maharanni
Berarti──
Naluna Maharanni
Doaku terkabuuul!
Naluna Maharanni
Ya Tuhaaaan... Aaarrgh, senangnya a──
Luna menghentikan tingkah bahkan kalimatnya, saat dia merasa pintu kamarnya diketuk seseorang.
Naluna Maharanni
Kek ada yang datang? *melotot menajamkan pendengaran
Naluna Maharanni
Kan bener!!
Naluna Maharanni
Aduuh, siapaaa itu?
Naluna Maharanni
Apakah dia penagih pinjol?
Luna menggigit kuku jarinya sendiri, dia tampak gelisah. Namun, bunyi ketukannya benar-benar seperti seorang penagih hutang, tidak sabaran!
Luna bergegas keluar melupakan outfit dirinya yang hanya berbalutkan handuk menutupi bagian sensitifnya.
Naluna Maharanni
Mas Dira? *kaget
Adira Renald
Angkat telpon lama!
Adira Renald
Buka pintu aja lama!
Adira Renald
Kamu kenapa, Yang? *kesal teramat kesal
Naluna Maharanni
Cih, *membuang wajah sama kesalnya
Luna menyembunyikan tubuhnya, hanya ada kepala yang terlihat di balik pintunya.
Adira Renald
Masuk gak nih?!! 💢
Naluna Maharanni
Marah mulu, PMS ya!! 💢
Dengan separuh hati Luna membuka lebar pintu kamar sewanya.
Adira Renald
Kamu kali yang PMS!
Dira masuk tanpa segan, dia membawa tentengan yang membuat atensi Luna teralihkan.
Naluna Maharanni
Mas ngapain?
Naluna Maharanni
Kok gak kerja...
Adira mengernyit kebingungan, kekasihnya masih berada di balik pintu belum kembali menutup pintunya.
Adira Renald
Sayaaang... *lembut
Dira gegas mendatangi Luna dan menutup pintu kamar, tak lupa pria itu menguncinya seperti biasa.
Naluna Maharanni
M-mas, mau ngapain? *beringsut mundur menghindari kedatangan kekasihnya
Adira Renald
Ngapain? *bingung
Adira Renald
Nutup pintu lah! 💢
Adira Renald
Kamu yang ngapain disitu, bengong aja!
Adira Renald
*menatap lekat
Adira Renald
Kamu abis mandi ya, Yang? *mendekat
Naluna Maharanni
M-maas...
Dira semakin memojokkan tubuh Luna hingga batas tembok kamarnya. Pria itu juga mengusap lembut wajah Luna membuat gadis itu frustasi akan sentuhan liar kekasihnya yang paling dikenalnya.
Adira Renald
Kamu godain aku ya? *berbisik di ceruk leher Luna
Naluna Maharanni
Ssshh... *mendesis
Naluna Maharanni
Maaas, jangaaan...
Dira semakin menjadi, dia merengkuh tubuh seksi Luna dalam dekapannya. Pria itu mencium lekat celah leher kekasihnya. Luna sedikit berontak, membuat Dira terdiam.
Naluna Maharanni
Aku pake baju dulu! *menghindar
Adira Renald
Aku suka kamu gak pake baju, Yang...
Naluna Maharanni
Ndaaas muuuu!
Naluna Maharanni
*mendorong tubuh Dira sekuat tenaga
Adira Renald
Hihi... Ayok yang, aku pengen nganu...
Naluna Maharanni
Gundulmu minta nganu jam segini!
Adira Renald
Jadi jam berapa? *wajah tanpa dosa
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!