Dijodohkan Dengan Crush
pertemuan tak terduga
Hari itu lica pulang sekolah seperti biasa. Matahari mulai tenggelam di balik awan, dan langkahnya terasa ringan karena ulangan matematika tadi cukup lancar. Tapi semua itu berubah saat lica membuka pintu rumah dan melihat ekspresi serius Papa dan Mama di ruang tamu.
putri(mamanya galang dan lica)
Lica, duduk sini. Mama dan Papa mau bicara hal penting.
lica fernando
[heran]
Ada apa, Ma, Pa? Mukanya tegang banget...
fernando (bapanya galang dan lica)
Ini soal masa depan kamu, Nak. Dan... kamu harus siap.
Aku langsung merasa tidak enak. Kata-kata "masa depan" dari mulut orang tua biasanya tidak pernah sederhana.
putri(mamanya galang dan lica)
Kamu tahu kan, Papa dulu punya sahabat dekat. Keluarga Saputra. Nah, kami pernah buat janji—perjanjian antara dua keluarga.
lica fernando
Janji apa, Ma?
fernando (bapanya galang dan lica)
Janji perjodohan, Lica. Kamu akan dijodohkan dengan anak mereka... Grey Saputra.
[narasi]
Grey... saputra?
Cowok paling dingin di sekolah. Yang gak pernah senyum kecuali sama temen-temen dekatnya. Yang selalu duduk paling belakang dan...
Ya, cowok yang udah setahun ini diam-diam aku sukai.
lica fernando
Apa...? Ma, Pa... ini serius?
putri(mamanya galang dan lica)
Serius, Nak. Kami tahu ini mendadak, tapi keluarga Saputra setuju. Grey juga katanya gak menolak.
lica fernando
Tapi... aku bahkan gak dekat sama dia! Kami gak pernah ngobrol!
fernando (bapanya galang dan lica)
Itu bisa dimulai dari sekarang. Justru ini kesempatan buat kalian kenal lebih dalam.
lica fernando
Tapi kenapa aku gak pernah tahu soal ini?
putri(mamanya galang dan lica)
Karena kami ingin kamu fokus sekolah dulu. Tapi sekarang waktunya tepat.
lica berlari ke kamar. Kututup pintu, kubiarkan air mata turun. Bukan karena dijodohkan. Tapi karena dijodohkan dengan orang yang lica suka... tapi grey bahkan gak tahu lica ada.
[narasi]
Banyak cewek yang mungkin bakal iri. Tapi... kalau dijodohkannya sepihak, rasanya malah kayak mimpi buruk.
Keesokan harinya di sekolah...
felicia Abraham
[senyum sinis]
Wah, wah. Lica Fernando. Tunangan Grey Saputra?
lica fernando
Dari mana kamu tahu?
felicia Abraham
Please, kabar kayak gini cepat nyebar, sayang. Apalagi kalau cowoknya itu... calon cowok gue.
ferika Abraham
[menyindir]
Gue rasa perjodohan zaman sekarang udah gak relevan. Kasian banget cowok kayak Grey harus dijodohin.
lica fernando
[datar]
Kalian pikir aku senang? Aku gak pernah minta ini semua.
Grey (muncul tiba-tiba):
Lica. Gue mau ngomong. Sekarang.
lica fernando
Eh, sekarang? Ke mana?
grey saputra
Belakang sekolah. Lima menit aja.
grey saputra
[dingin]
Gue tahu lo pasti kaget. Tapi dengerin gue baik-baik.
lica fernando
Aku dengerin.
grey saputra
Gue setuju sama perjodohan ini... karena orang tua gue.
Gue gak mau mereka kecewa. Tapi itu aja. Gak lebih.
lica fernando
[perlahan]
Aku ngerti, Grey...
grey saputra
Jangan berharap banyak. Gue bukan orang yang mudah terbuka.
Dan gue gak mau lo anggap ini kayak cerita cinta di drama.
lica fernando
[senyum pahit]
Aku gak mikir gitu kok. Aku juga gak minta semua ini terjadi.
[narasi]
Dia bilang itu dengan nada datar. Tapi entah kenapa, aku malah makin jatuh.
Mungkin karena... setidaknya dia jujur.
Mungkin karena... aku udah terlalu lama suka dia.
lica menatap cermin. Apa lica cukup baik untuk Grey?
Apa grey bakal pelan-pelan bisa nerima lica?
Atau lica hanya akan jadi pengganggu di hidupnya?
lica fernando
[dalam hati]
Perjodohan ini adalah awal. Tapi... apakah ini juga akan jadi akhir dari perasaanku?
awal tinggal bersama
Hari-hari setelah pengumuman perjodohan itu terasa… aneh.
Tatapan teman-teman sekolah, bisik-bisik di lorong, dan yang paling menyakitkan: ekspresi Grey yang tetap dingin seperti es.
Dia tetap jadi Grey Saputra yang dulu: misterius, pendiam, gak peduli.
Bedanya… sekarang lica adalah tunangannya.
lica fernando
[berjalan di lorong]
Lica, kamu sekarang tunangan Grey ya?”
“Cie… tunangan anak keluarga Saputra.”
lica cuma bisa senyum tipis.
Padahal dalam hati, aku pengen ngilang dari bumi.
felicia Abraham
Lica, kamu duduk sini aja?
Atau takut duduk sama tunangan kamu?
ferika Abraham
Mungkin Grey gak izinin dia duduk sama orang lain selain dirinya. So sweet banget sih.
lica fernando
[berusaha tenang]
Aku duduk di mana aja bisa, kok.
felicia Abraham
[mendekat]
Denger ya, perjodohan itu gak menjamin perasaan.
Kalau Grey sayang sama kamu... baru boleh sombong.
lica fernando
[menatap mata Felicia]
Tenang aja. Aku juga gak mau ngerebut apa yang bukan milikku.
grey saputra
[muncul dari belakang]
Felicia, Ferika. Selesai?
felicia Abraham
Grey? Kita cuma ngobrol santai, kok.
grey saputra
Obrolan yang bikin orang lain gak nyaman bukan 'santai'.
Next time, pikir dulu sebelum ngomong.
lica fernando
[terkejut]
Grey…
grey saputra
[berbisik ke lica]
Jangan biarin mereka nyentuh pikiran lo. Mereka gak penting.
grey... bela lica?
Grey Saputra... bela lica di depan Felicia dan Ferika?
fitri(mamanya grey, aldi, aldo)
Lica, sayang, mulai besok kamu pindah ke rumah kami, ya.
Biar kalian bisa lebih dekat dan terbiasa satu sama lain.
lica fernando
[kaget]
Pindah… ke rumah Grey?
fernando (bapanya galang dan lica)
Tenang, Lica. Ini cuma sementara. Sampai masa pertunangan beres.
grey saputra
[pelan]
Gue gak keberatan.
Dan begitulah... hidup lica berubah lagi.
Dari siswi biasa... jadi tunangan Grey.
Sekarang?
lica akan tinggal serumah dengan crush-ku sendiri.
lica menatap langit-langit kamar. Rasanya masih gak nyata.
Buku-buku sudah di dalam koper, baju sudah rapi dilipat.
Tapi hati ini... berantakan.
lica fernando
[dalam hati]
Grey… bisa gak sih kamu lihat aku bukan cuma karena perjodohan?
Keesokan harinya di rumah keluarga Saputra…
Rumah besar, modern, dingin. Tapi ada aura tegas dan teratur.
Fitri menyambutku ramah, tapi aku bisa lihat tatapan Aldi dan Aldo—dua adik Grey—yang heran dan penasaran.
fitri(mamanya grey, aldi, aldo)
lica tidur di kamar sebelah Grey, ya.
Tapi tenang, kami tetap jaga batas.
grey saputra
[muncul dengan hoodie hitam]
Gue titip kamar gue. Jangan masuk seenaknya.
lica fernando
Santai aja. Gue juga gak tertarik lihat dunia lo.
grey saputra
[menatap tajam]
Good.
Dan begitu... dimulailah hari-hari lica sebagai 'tunangan' Grey Saputra.
Di rumah orang lain.
Di dunia yang terasa dingin.
Tapi entah kenapa... lica ingin tetap di sini.
lica fernando
[dalam hati]
Karena hatiku... sudah sejak lama milik cowok dingin itu.
rasa yang tumbuh diam diam
Pagi pertama lica di rumah Grey.
Jam 6 pagi, rumah sudah ramai. lica turun ke dapur sambil mengikat rambut, mencoba terlihat tenang walau jantungnya lari maraton.
fitri(mamanya grey, aldi, aldo)
[ramah]
Pagi, Lica. Tidurmu nyenyak?
lica fernando
[tersenyum kecil]
Nyenyak, Tante. Terima kasih.
aldi saputra
[mengunyah roti]
Kak Lica kayaknya tegang banget.
aldo saputra
[ikut menggoda]
Mungkin mimpi buruk tidur di rumah tunangannya.
grey saputra
[muncul tiba tiba]
Jangan ganggu dia.
aldo saputra
Iya deh, kak Grey!
aldi saputra
Iya deh, kak Grey!
Grey tetap sama. Dingin. Cuekin semua orang. Tapi dia selalu tahu kapan harus melindungi. Dan itu bikin lica makin sulit berpaling.
Suasana makin aneh.
Sekarang bukan cuma kabar perjodohan yang tersebar… tapi juga kabar lica tinggal serumah dengan Grey.
felicia Abraham
[sinis]
Tinggal serumah, ya? Wah, cepat juga deketnya.
ferika Abraham
Pasti semua karena uang. Keluarga lo numpang pamor dari Saputra, kan?
lica fernando
Kalau kalian udah selesai bikin cerita, aku mau ke kelas.
felicia Abraham
Dasar cewek nggak tahu diri.
grey saputra
[muncul di belakang]
Kalian yang gak tahu batas.
felicia Abraham
[kaget]
Grey… kita cuma bercanda.
grey saputra
Bercanda yang nginjek harga diri orang?
Lain kali, pikir sebelum buka mulut.
Grey... lagi-lagi grey belain lica. Tapi kenapa tetap terlihat jauh?
Di ruang musik sekolah...
Hari itu ada pelajaran seni. lica pilih piano, tempat pelarianku.
Jari-jariku menari di atas tuts, mengalunkan melodi yang menggambarkan hatiku.
Tanpa sadar, Grey masuk dan berdiri diam di dekat pintu.
grey saputra
Lagu lo… sedih.
lica fernando
[kaget]
Kamu nguping?
grey saputra
[Menyandarkan tubuh di dinding]
Enggak. Gue dengerin.
lica fernando
Memangnya kamu suka musik?
grey saputra
Kadang. Tapi gue lebih suka diam.
lica fernando
[menatapnya]
Kamu emang suka diam, tapi kamu tahu caranya nunjukin perhatian…
Tanpa harus banyak ngomong.
grey saputra
[Menunduk sedikit]
Lo juga… terlalu peka.
lica fernando
[]senyum tipis]
Itu berarti aku berhasil baca kamu?
Saat itu… ada senyum kecil di wajah Grey.
Singkat. Tapi nyata.
lica duduk di balkon, memandangi bintang. Lalu Grey datang, duduk di kursi sebelah.
grey saputra
Lo kangen rumah?
lica fernando
Dikit. Tapi tempat ini juga mulai nyaman.
grey saputra
[Menatap langit]
Gue juga kadang pengen lari dari rumah ini.
lica fernando
[pelan]
Karena lo ngerasa semua udah diatur?
grey saputra
[Diam lama, lalu mengangguk]
Tepat.
lica fernando
Kita sama, Grey.
grey saputra
Beda. Lo masih bisa senyum. Gue? Udah lupa rasanya.
lica fernando
Kalau gitu... biar gue yang ingetin lagi gimana rasanya senyum.
Dan untuk pertama kalinya, lica lihat... senyum yang gak dipaksakan dari Grey.
lica fernando
[dalam hati]
Mungkin… perjodohan ini bukan kutukan.
Mungkin ini awal dari takdir yang pelan-pelan indah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!