Menunggu, adalah satu kata yang paling aku musuhi. Lebih baik merangkul sepi di antara riuhnya lautan manusia, daripada harus menunggu seseorang yang tak bisa kupastikan kehadirannya.
menunggu sesuatunyang tak pasti adalah sia-sia semata. Tapi menunggunya, lelaki halalku yang sedang berjuang mendapat sepucuk ridlo sang ibu untuk se-hidup se-syurga denganku adalah hal terindah yang pernah kulakukan.
Aku bahkam rela memupuk rindu agar tak layu karena mulai patah arang menunggunya datang.
Wahai lelaki bergelar suami, mampukah aku menunggumu lebih lama?, tanpa pasti kapan hadirnya?, atau justru memilih menepi?, menghampiri sepi yang melambai tangan memintaku merangkulnya kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ulin Nikmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Menunggumu Komentar