Bukan Sekedar Murid Biasa

Malam ini, sesuai rencana Indah, Ethan berangkat ke rumah Indah.

Wangi maskulin semerbak di dalam mobil, menciptakan perasaan semangat dan percaya diri pada diri Ethan.

"Yess! Wangi banget gue, sang calon istri sudah siap nyaman di mobil nih. Duhh Neng Indah buat Mas Ethan selalu semangat tiap detik!"

"LETS GOOOO!!"

Ethan menyalakan mobil, lalu mulai melajukan mobilnya menuju rumah Indah. Wajahnya yang sangat sumringah dan nyanyiannya yang semangat, menunjukkan bahwa dirinya saat ini sedang sangat kasmaran.

***

Setelah sampai, Ethan dipersilahkan masuk oleh Indah. Ya, lewat bel yang bisa merekam suara tentunya.

Indah masih bersiap di kamarnya, di lantai atas.

Saat Ethan sedang asyik melihat-lihat, sang empunya kini telah hadir dan berhasil membuyarkan lamunannya.

"Yuk! Gak ada yang ketinggalan kan?" Indah tersenyum sembari mengedipkan sebelah matanya. Ahh! Sangat menggelitik hati Ethan!

Dressnya yang simpel, dandanan yang seadanya, tata rambut yang sempurna, membuat Indah Pembayun Lanjarati, terlihat sangat elegan saat menuruni tangga.

Ah, tidak terlalu rapi, tapi tetap cantik!

"Ethan?!" Saking terpesonanya dengan Indah, Ethan sampai tak sadar dari tadi Indah memanggilnya.

"Aku cantik banget kan? Hahah! Udah ah ayo berangkat. Kayak gak pernah lihat cewek yang lebih cantik aja." Indah berlalu mendahului sang pria, tapi perkataan Ethan seketika menghentikan langkahnya.

"Kalau aku bilang aku cinta kamu, dan ingin hidup bersamamu, gimana?" Ethan berhenti berjalan, dan berharap Indah menjawab pertanyaannya.

Eh kalau bisa sekalian jawab perasaan Ethan juga dong!

"Ethann!! Kita udah mau telat ini, ayo ah!" Indah akui dirinya saat ini sedang merasakan panas di pipinya. Dan ya, Ethan melihat pipi Bu Dosennya sekarang sangat merah seperti tomat.

Ethan tersenyum, yang jelas tidak terlihat oleh Indah. Dia memahami jika Indah masih perlu beradaptasi dengan kedekatan mereka saat ini.

***

Kini mereka telah sampai di sebuah Hotel bintang tujuh terbaik di negara ini.

Ethan tau tujuan mereka kesini untuk reuni kuliah. Dan setiap alumni boleh membawa siapa saja asal tak mengganggu atau merusuh di Hotel.

Sekelas Indah Pembayun Lanjarati, tentu memilih teman tak sembarangan.

Semua temannya ber–etika tinggi. Tidak ada yang saling iri, menggosip, dan tidak membeda-bedakan setiap individual.

"Indah? Astaga, Kau membuat aku pangling sekali hari ini! Dan, ngomong–ngomong kalian sangat serasi!" Tiara, partner kating nya dulu. Namun mereka sudah lost contact karna kesibukan mereka masing-masing.

"Tiara kan? Ya ampunnn.. Makin glow up deh! Hahah, makasih btw pujian buat aku dan kekasihku. " Indah menggandeng lengan Ethan dengan lembut.

Dan.. Sedikit pakai perasaan?

"Ethanas." Ethan menjabat tangan Tiara dengan ramah.

"Tiara! Aku dan kekasihmu dulu satu jurusan, dan sempat jadi kating bareng. Dulu Indah pernah naksir sama maba yang udah punya istri lho!" Tiara sedikit berbisik di akhir kalimatnya.

"Tiara! Udah lah jangan dibahas lagi, malu tau!" Indah mengerucutkan bibirnya. Sifatnya yang clingy tidak berubah sedari dulu.

"Hhaha! Iya iya. Yuk, makan di sebelah aku, dan suamiku. Mau?" Tiara mengajak Ethan dan Indah bergabung dengan yang lain.

***

Tidak ada alkohol, party, karaoke, pulang larut malam, ataupun judi.

Hanya ada sharing kehidupan dan mengambil pelajaran dari kisah yang saling mereka tukar.

Tidak ada yang iri sesama mereka. Indahnya jika semua manusia seperti ini.

Perlahan, semua saling berpamitan dan berpelukan. Indah rasanya bisa berkumpul kembali dengan versi terbaru mereka masing–masing.

Indah menyadari Ethan yang tampak murung sejak keluar dari hotel.

"Ethan? Capek kah?" Indah memegang lengan Ethan, namun Ethan justru mempercepat langkahnya menuju mobil.

Indah yang heran dengan sikap Ethan, kemudian berlari mengikutinya.

Sedangkan, di sudut parkiran, terlihat seorang wanita ber–jas hitam. Lengkap dengan kacamata dan topi.

Tampak sangat jelas, wanita itu mengepalkan tangannya perlahan. Dan mengepal keras secara berkala.

"Mereka beneran menjalin hubungan ternyata. Ethanas Johnson, kau hanya boleh menjadi milikku seorang."

...****************...

...Eh eh? Ada apa ni?...