Suamiku Yang Cacat

Lucas mengepalkan tangannya menahan amarah atas ucapan adik tirinya, sialan jika dirinya bisa sehat dalam sekejap dia bersumpah akan langsung membantai seluruh keluarga kerajaan detik itu juga.

“Aku turut berduka atas penyakitmu yang tidak kunjung sembuh kakakku yang malang!” desis seseorang tersenyum culas akan penderitaan kakaknya.

“Ya jika bukan berkat kemalangan ku mungkin adikku yang bodoh itu tidak akan bisa naik jabatan!” jawab Lucas menekan rasa marahnya, percuma marah, dia tidak bisa apa-apa! Kaki sialan.

Ansellio melotot tidak suka. “Dan yah aku datang ke sini untuk mengundangmu datang ke pernikahan ku bersama Violetta, ku harap kakak pertama datang, jika tidak datang aku akan sangat sedih!” ucap Ansellio tersenyum mengejek.

Melihat keterdiaman Lucas sang kakak, Ansellio tersenyum mengejek lalu tertawa merendahkan, pergi dari depan gubuk tua nan kumuh itu, demi apapun dia sangat amat senang melihat kehidupan menyedihkan dari kakak pertamanya itu.

Setelah Lucas mengalami kelumpuhan, Ansellio langsung diangkat menjadi seorang Duke, melengserkan kursi Lucas dari kepemimpinan. Dan ya, dirinya berhasil, semua milik Lucas sudah berada di genggamannya, begitu juga dengan kepercayaan sang raja yakni ayahnya sendiri.

“Ayo makan, kamu jangan bengong saja, nanti kesambet Wewe gombel tau rasa kamu!” celetuk Keisha yang melihat Lucas melamun tidak jelas.

“Berhentilah berbicara tidak jelas!” sahut Lucas merebut piring dari tangan Keisha, dia lalu memakannya, masakan gadis ini memang tidak buruk, bahkan rumput saja bisa diolah dengan rasa seenak ini.

“Selain menjadi tabib kamu juga bisa memasak rumput menjadi seenak ini!” sambungnya Lucas menyiapkan sayur hijau tersebut ke dalam mulut.

Keisha menggeleng maklum. “Itu bukan rumput tapi bayam, ingat bayam,” tekannya. “Dan bayam ini memiliki kalsium yang tinggi, apalagi untuk tulang, cocok deh buat kamu!” sambung Keisha tersenyum lalu makan.

Lucas yang mendengar itu memandangi salah satu kakinya yang sudah dua tahun lebih ini tidak bisa digerakkan. “Apakah aku bisa sembuh?” gumam Lucas sangat kecil.

Keisha melirik ke arah Lucas yang bergumam sangat jelas di pendengarannya. “Jika kita optimis dan mau berusaha apa yang tidak bisa, tetapi jika hanya berusaha setengah-setengah itu sama saja kamu tidak niat! Dan tidak mau sembuh.” Keisha menatap rumit Lucas yang kini juga tengah menatapnya.

“Hah!” Lucas menghela nafas lelah. “Kamu tidak akan mengerti,” jawab Lucas menekan. “Semua cara sudah kulakukan demi bisa berjalan dan sehat kembali, tetapi semua tabib yang pernah ku temui mereka selalu bilang bahwa aku tidak ada harapan!” lanjutnya, entah ini Lucas atau bukan, tetapi dia hanya mau mengutarakan isi hatinya yang sangat menumpuk.

Keisha mengangguk menaruh piringnya. “Tapi di aku tidak seperti itu, kakimu bisa sembuh asalkan kamu mau diperiksa saja!” sanggah Keisha. “Lucas, semuanya tidak ada yang tidak mungkin, aku menjamin bahwa kakimu bisa sembuh, mungkin tabib itu salah mengecek kaki mungkin!”

“Ck, tidak mungkin, mereka tabib agung, tidak mungkin mereka salah periksa!” sanggah Lucas mendelik sinis pada Keisha yang nyengir tidak jelas.

“Ya siapa tahu ada orang yang tidak suka dan memberimu informasi palsu!” sela Keisha tidak mau disalahkan.

Lucas yang mendengar kata ‘informasi palsu' langsung terdiam, benar juga, tapi apa mungkin? Argh …, kenapa dirinya jadi sebodoh ini sih, setelah dua tahun kenapa baru sadar sekarang sih, di istana kan begitu banyak orang yang tidak menyukainya setelah musibah yang menimpanya apalagi Ansellio adik keduanya yang perlahan-lahan mulai menunjukkan taringnya sehingga sampai seperti ini.

“Biadab kalian!” desisnya.

. . .

Besok paginya Keisha menyerahkan bekal untuk Chris yang beberapa hari ini dia akan pergi keluar desa untuk melakukan urusan penting, jadi beberapa hari ini dia yang akan mengurus Lucas, seperti sekarang, Keisha mengajak Lucas jalan-jalan pagi, dengan dirinya yang sebagai tongkat cadangan agar tubuh jangkung ini tidak roboh.

“Menikmati udara pagi dan berolahraga seperti ini bisa membuat tulang sehat, nanti kalo kamu sudah sembuh jangan lupa rajin-rajin olahraga biar tubuh kamu sehat!” ucap Keisha menjelaskan sambil lari bolak-balik.

Lucas dia hanya diam menatap gadis itu yang berlari seperti orang aneh. “Sepertinya kamu tahu banyak tentang kesehatan!” sahut Lucas melempar buah yang jatuh dari pohon di sampingnya.

“Tentu saja, aku ini kan seorang tabib, lebih dari segala tabib!” jawab Keisha menghampiri Lucas.

Keisha duduk di samping Lucas dia melihat Lucas melempar sesuatu, Keisha yang penasaran ikut mencoba, tetapi dia menyerngit bingung, dia sepertinya mengenali buah tersebut, Keisha pergi mengambil batu lalu menumbuknya untuk melepaskan kulitnya. “Kacang kenari?” gumamnya.

Hap.

“Jangan di buang!” seru Keisha menghentikan Lucas yang menyerngit bingung.

“Kenapa?” tanya Lucas penasaran.

“Ini tuh bisa dimakan, ayo bantu aku mengumpulkannya!” jawabnya senang.

Lucas jadi spelesass, hidup bersama gadis ini merupakan hal baru, bagaimana tidak buah bercanda ini bisa dimakan. “Jangan aneh-aneh kamu, aku tahu kita kekurangan makanan tapi tidak begitu caranya!” imbuhnya.

“Ya ampun Lucas, ini tuh kacang kenari, bisa dimakan kok beneran, dan ya buah ini juga bisa meningkatkan fungsi otak, kacang kenari atau bisa kita sebut walnut ini mengandung vitamin B6, folat, vitamin E, yang berperan penting untuk otak, selain itu juga walnut mempunyai magnesium yang tinggi, yang berperan penting untuk kesehatan tulang, dan khasiatnya juga masih banyak, aku harap kamu ngerti sih sama apa yang aku bilang!” ucap Keisha asik memungut kacang kenari atau walnut.

“Benarkah, sepertinya mustahil!” sanggah Lucas.

“Ingat di dunia ini tidak ada yang tidak mustahil, kamu saja yang belum mengerti, aku hargai pikiranmu, tapi ini beneran bisa dimakan, apalagi kalau di buat campuran kue kering, akan sangat enak!”

Lucas terdiam menatap Keisha gadis ini semakin menarik, dia memang tidak mengerti ucapan Keisha secara keseluruhan, tapi dia hargai penjelasan gadis itu, apalagi semangatnya yang ingin dia bisa cepat sembuh. Jujur Lucas tersentuh akan kebaikan gadis ini, meskipun sikapnya sedikit menyebalkan, tapi dia tidak masalah, karena Keisha orang kedua yang begitu baik tanpa memandang dirinya sebelah mata seperti orang lain.

“Ayo pulang, segini saja sudah cukup!” ucap Keisha membantu Lucas berdiri. “Nanti kalau ada bahan yang memadai aku janji bakal buatin kamu kue kering yang enak!” sambungnya

“Awas saja jika kamu berbohong!” balas Lucas.

“Tidak akan! Aku ini orang yang tidak suka mengingkari janji!” sungut Keisha menggebu-gebu.

“Baiklah aku percaya!” sela Lucas.

Kedua orang itu berjalan beriringan pergi dari tepi danau menyusuri jalan pulang, para warga desa yang hendak pergi berkebun menyapa Keisha sungkan karena adanya Lucas, yah manusia memang seperti itu.

“Tidak semua orang menyukaimu, tetapi itu bukan urusanmu!” Sahut Keisha menatap sekilas para warga yang menyerngit tidak suka pada Lucas.

“Kamu memang pandai berkata-kata!”

“Memang!”

.......

.......

.......

...ฉันชอบแบบนี้มาก อย่าลืมกดไลค์นะคุณผู้ชม(⁠☉⁠｡⁠☉⁠)⁠!⁠→...