Istri Hasil Rampasan

" Sakit ya? Makanya jangan macem-macem sama saya.Anda tidak berhak menyentuh saya,karna saya terpaksa menikah dengan anda!"

Sentak Mesty sembari berlari menuju kekamar mandi.

" Tenang saja sayang,aku takan memaksamu melakukannya bersamaku.Aku akan sabar menunggu sampai kamu benar-benar siap menerimaku dan mencintaiku sepenuh hatimu."

Gumam Arya lirih, sembari menatap punggung Mesty yang sudah menghilang dibalik pintu kamar mandi .

" Ssssttttt,nyeri juga.Tenadngan Mesty begitu kuat,apa kamu baik-baik saja hum." Arya mengusap usap miliknya yang masih terasa nyeri karna tendangan Mesty.

Sementara dibelahan bumi yang lain kini Abas dan Anita baru saja sampai kerumahnya.

Mereka perang dingin dan saling mendiamkan sepanjang jalan.Hati Anita begitu sakit dengan sikap suaminya namun rasanya untuk berbicara dengannya hanya akan sia-sia saja.

" Buatkan aku kopi mah!" Seru abaz pada istrinya.Padahal mereka baru saja sampai kerumah.

Anita gegas masuk ke dapur dan membuatkan secangkir kopi untuk suaminya,setelah siap Anita menyajikannya dimeja tempat dimana suaminya duduk.Tak ada sepatah katapun yang Anita ucapkan selain meletakan cangkir kopi dengan sedikit menghentakannya saat meletekannya diatas meja.

Setelahnya Anita lari kekamarnya,air matanya langsung luruh kala ia sudah sendirian.Anita mengunci pintu kamar dan menutup semua horden jendelanya.

Bayangan masa kecil Mesty dan suara manjanya terngiang-ngiang ditelinga.Wajah Mesty seakan menari-nari dipelupuk mata.

" Hiks,putriku semarah itukah kamu dengan mamah nak.Mamah tau mamah salah,tapi mamah tidak berdaya membebaskanmu dari Arya.Sayang,maafkan mamah hiks hiks."

Anita begitu terpukul,sesekali Anita menatap foto putrinya dalam bingkai yang ia pajang didalam kamar.

Ditengah kemelut hatinya ia teringat ucapan Arya yang mengatakan bahwa dia Takan membiarkan orang lain menyakiti hati wanita yang dia cintai.

" Kenapa Arya mengatakan hal itu,apa Arya memang sudah mencintai Mesty? Secepat itu?Kenapa aku merasa Arya seprti sudah lama menaruh rasa pada Mesty,tapi kapan bukankah Arya itu baru beberapa bulan dikota ini? " Seribu pertanyaan langsung memenuhi fikiran Anita .

...****************...

Sanjaya berencana mempertemukan Bagas dan Arini namun sebelum itu Sanjaya ingin mengatakan dulu tentang rencana perjodohan itu pada Bagas.

" Mah panggil Bagas kesini,papah tunggu ditaman samping rumah ."

" Pah apa tidak sebaiknya papah yang kekamar Bagas saja?"

" Tidak mah,jika kita berbicara didalam kamar Bagas tidak akan fokus karna dikamar Bagas itu banyak sekali terpajang foto Pramesti.Papah minta tolong sama mamah,nanti saat papah bicara sama Bagas mamah minta mba Ijah buat bersih semua foto-foto Pramesti dan semua barang yang akan mengingatkan Bagas pada paramesti."

" Baik pah,kenapa ya mamah gak kepikiran hal itu dari tadi.Ya sudah papah ketaman dulu nanti biar Bagas menyusul ."

Setelah mengatakan itu Ajeng lantas pergi kekamar putranya sementara Sanjaya menuju ketaman .Namun sebelum itu Sanjaya meminta mba Ijah untuk menyiapkan teh hangat dan camilan untuk dia dan Bagas ditaman.

" Nanti jangan lupa dibawa ketaman aja ya mba Ijah,teh untuk Bagas jangan terlalu manis.Kalau untuk saya sedang saja ya mba Ijah."

" Baik tuan,apa ada lagi yang harus saya siapkan tuan?"

" Tidak cukup itu saja,terimakasih."

" Baik tuan,ditunggu saja ditaman ."

Tak ada percakapan apapun lagi,Sanjaya langsung menuju taman dan tak selang beberapa lama Bagas turun dan menyusul Sanjaya ditaman.

" Hai pah,sepenting apa sampai papah meminta Bagas kesini?" Tanya Bagas to the point,selama ini Bagas dan Sanjaya memang jarang ngobrol ataupun duduk bersama.Mereka hanya akan duduk bersama dan berbicara saat ada hal penting yang memang perlu dibicarakan .Itupun terkadang hanya tentang pekerjaan atau bisnis,tak pernah yang lain .

" Duduk dulu nak,apa harus ada yang penting jika seorang ayah ingin duduk berdua dan menikmati secangkir teh disore hari bersama putranya?" Kekeh Sanjaya.

Bagas tertawa tanpa humor,dia begitu faham watak Sanjaya.

Tak mau mendebat,Bagas duduk disamping sanjaya.Tak selang beberapa lama mba Ijah datang dengan baik berisi dua cangkir teh dan beberapa camilan.

" Terimakasih mba Ijah." Ucap Bagas.

" Sama-sama mas,teh sebelah kanan yang tidak terlalu manis untuk mas Bagas dan sebelah kiri yang manisnya sedang buat tuan." Mba Ijah menjelaskan karna tak mau mereka tertukar saat meminum tehnya.

" Iya mba Ijah,terimakasih." Kini giliran Sanjaya yang mengatakan itu.

Mba Ijah pergi setelah meletakan cangkir teh dan camilan.

Sanjaya berdiri dan berjalan sedikit maju,dengan gaya khasnya dia memasukan kedua tangannya disaku celana.

" Gas,papah tau kamu sangat mencintai Pramesti.Tapi kalian tidak mungkin bisa bersatu.Kamu tentu sudah tau apa alasannya.Selain itu Pramesti juga tidak ada tindakan,jika memang dia mencintai kamu dia tidak akan mungkin diam begitu saja.Dia pasti akan menemui kamu dan meminta kalian memperjuangan hubungan itu.Tapi nyatanya apa,dia sama sekali tidak datang atau menghubungi kamu bukan?"

" Pah! Dia seprti itu karna kita salah pah,kita mempermalukan dia didepan semua orang .Tak seharusnya aku meninggalkan dia dipelaminan hanya karna masalah tuan abaz."

Sejauh ini keluarga Sanjaya memang belum mengerti kabar tentang pernikahan Mesty karna saat Mesty dan Arya menikah hanya ada penghulu,orangtua Mesty dan juga orang-orangnya Arya hingga baik tetangga ataupun kerabat tidak ada yang tau tentang pernikahan Mesty dan Arya.

Yang mereka tau Mesty dijadikan jaminan hutang-hutang Abas terhadap perusahaan Arya.

" Tidak seprti itu nak,jika memang dia mencintai kamu dia akan melakukan segala cara agar pernikahan kalian tidak jadi dibatalkan.Sudahlah Bagas,papah sudah banyak menelan asam garam percintaan.Wanita seprti dia tidak bisa diperjuangkan."

" Lalu untuk apa papah mengajakmu berbicara disni,apa ada hal lain yang papah rencanakan? Katakan saja jangan berbasa basi denganku pah!"

" Hahaha,kamu memang putraku.Begini nak,apa kamu ingat Arini putrinya Tante indah?Dia gadis yang cantik,lebih cantik dari Pramesti."

Bagas hanya diam saja menyimak apa yang akan Sanjaya katakan .

Didalam kamar Ajeng dibantu mba Ijah sedang membereskan kamar Bagas dari foto-foto dan barang-barang yang berhubungan dengan pramesti dan juga berkemungkinan mengingatkan Bagas akan kisah cintanya bersama Pramesti.

" Nyah apa nanti mas Bagas gakan marah kalau semuanya dibuang?" Tanya mba Ijah dengan hati-hati.

"'Tidak akan mba,saya akan rombak kamar ini untuk mendapatkan suasana baru .Warna kamar ini adalah warna kesukaan Pramesti,mba cari orang untuk cat ulang kamar ini dan ganti semua interiornya.Sementara Bagas biar tidur diruang tamu .

" Baik nyah!"