Selama hidupnya Lesya memang selalu licik dan tak terkalahkan hanya demi mempertahankan warisan sang ibu. Tetapi dia mengalami kecelakaan dan terjun ke jurang. Lesya dinyatakan meninggal dan harta warisan miliknya dikuasai oleh pamannya yang serakah.
Siapa sangka dia kembali hidup dan memiliki kesempatan untuk membalas dendam. Tetapi Lesya dibangkitkan pada tubuh seorang gadis lemah bernama Yiesha yang di biarkan terkurung dan kelaparan berhari-hari. Jiwanya yang penuh dendam ingin Lesya bisa membalaskan perbuatan keluarga tiri dan teman-temannya yang jahat kepadanya. Lesya berjanji.
Hingga Lesya bertemu dengan atasan sekaligus orang yang membantunya untuk membalaskan dendam. Kenzo pewaris keluarga Will yang buruk rupa. Ingin membuktikan jika dia pewaris yang sah atas kekayaan milik ayahnya.
Bagaimana cara Lesya membalaskan dendamnya? Yukkk... mari kita simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Dew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Ternyata benar perkataan orang diluar sana yang menyebut jika Kenzo merupakan orang yang sangat dingin dan tegas. Hanya bertatapan dengan kedua bola matanya saja, seperti di hunus sebuah pedang panjang.
Tubuh Brata kaku seketika saat mendengar suara bariton Kenzo, bulu kuduknya berdiri tegak semua, jantungnya berdetak begitu cepat. Meski Kenzo berbicara dengan nada suara yang normal tetapi di telinga Brata itu sangat memekakkan telinga.
Bukan hanya Brata yang terkejut, tetapi Thomas juga. Kenzo yang jarang berbicara dan mencampuri urusan orang lain, tak tahu kenapa ikut berkomentar. Apalagi ucapannya seakan tidak suka jika Yiesha di ganggu oleh Brata.
"Ma-maaf kan saya Tuan Kenzo, Saya tidak bermak---"
"Saya paling tidak suka dengan pria yang tidak bisa menghormati wanita tetapi justru merendahkannya dengan tatapan kurang ajar," ucap Kenzo memotong pembicaraan Brata
Lagi-lagi Thomas di buat tercengang, itu adalah kalimat paling panjang yang di ucapkan oleh Kenzo. Ini perubahan yang sangat luar biasa, Thomas mulai membuat asumsi jika ada hubungan tak biasa diantara Yiesha dan Kenzo.
Tetapi berbeda ditunjukkan oleh Yiesha, dia tak begitu memperdulikan apa yang dilakukan oleh Kenzo, kedua matanya penuh dengan tatapan balas dendam terhadap pria paruh baya yang ada di hadapannya. Ingin rasanya Yiesha mencekik hingga kehabisan napas pria tua bangka itu.
Sudut bibirnya terangkat, sebuah rencana hebat sudah dipikirkan oleh Yiesha. Apalagi saat ini dia bersama seseorang yang memiliki pengaruh kuat dan cukup disegani oleh beberapa orang penting. Mungkin jika dia bisa meminta bantuan Kenzo sekali lagi tentunya semua miliknya dahulu akan kembali padanya. Begitu juga balas dendam kepada sang paman tentu bisa di lakukan, nyawa harus di bayar dengan nyawa.
"Saya tidak bermaksud seperti itu Tuan. Maafkan saya. Nona ini mengingatkan saya dengan keponakan saya yang telah meninggal dalam kecelakaan. Sungguh kehilangan yang sangat tiba-tiba, saya tidak menduga jika keponakan saya akan meninggal diusia yang terbilang masih muda," ujar Brata dengan raut wajah yang sedih. Telapak tangannya mengusap air mata buaya yang dikeluarkannya.
"Ciihhh kebanyakan drama," umpat Yiesha dalam hati.
"Saya turun berduka cita atas meninggalnya keponakan anda. Maaf saya tidak bisa lama -lama, permisi," jawab Kenzo dengan ekspresi yang dingin.
Thomas dan Yiesha mengekor dibelakang Kenzo meninggal Brata yang kehadirannya sama sekali tidak dianggap. Menyedihkan.
Mereka bertiga masuk kedalam mobil dan hendak kembali ke perusahaan.
"Sebutkan nomor rekeningmu," tanya Kenzo tiba-tiba
"Sa-saya Ken---- maaf maksud saya tuan Kenzo," jawab Yiesha dengan gugup sambil menunjuk ke dirinya sendiri.
"Tentu, kau kira satpam tetangga," dengus Kenzo.
"Maaf Tuan, saya tidak tau. Saya tidak punya rekening," jawabnya lagi sambil menundukkan kepala.
"Ciihhh hari gini masih ada orang yang ga punya rekening??? Memangnya ini jaman batu? Heloow tinggal buka rekening via daftar online juga gampang. Dasar betina hanya bisa cari muka. Ciih," cibir Thomas.
"Thoooommm!!!!" seru Kenzo
"Ma-maaf Tuan," ujar Thomas kapok.
"Kau tidak tahu saja ikan Buntal dahulu jumlah uangku lebih banyak dari yang bisa kau bayangkan. Sekarang aja Aku jatuh miskin. Tapi tenang saja besok saat uangku sudah banyak akan kubeli harga dirimu. Dasar ikan Buntal bau!!!" Umpat Yiesha dalam hati
Thomas menyadari tatapan wanita itu dari kaca spion depan, dia sadar Yiesha sedang memaki-maki dirinya dalam hati.
"Awas saja kau Betina, akan aku buat kehidupanmu menderita setiap tarikan napasmu. Hingga kau selalu menyesal pernah muncul di depan Tuan Kenzo!!!" Thomas ikut mengumpat.
Tiba di depan lobby perusahaan Will Group, Kenzo dan Thomas turun dan segera masuk kedalam gedung, sedangkan Yiesha karena merasa sudah tidak memiliki urusan dia memutuskan untuk berjalan ke luar. Rasa lelah yang mendera membuatnya ingin pulang dan rebahan di kasur yang sederhana.
"Kau akan pergi kemana???" tanya Kenzo, meski tidak terlalu keras tetapi terdengar hingga ke telinga Yiesha.
Thomas mengereyitkan dahinya, sekali lagi keanehan terjadi didepan matanya. Bukan hanya Thomas, mbak-mbak resepsionis dan bapak-bapak security yang berjaga menajamkan telinga guna memastikan yang mereka dengar.
Yiesha menghentikan langkahnya kemudian membalikkan tubuhnya.
"Pu-pulang Tuan Ken," jawab Yiesha dengan gugup.
Ahhh entah mengapa terdengar lembut sekali suara Yiesha, Thomas pun mengakui hal itu. Tapi bukan Thomas namanya jika dia terlena begitu saja.
"Heh, betina enak saja kamu main pulang. Baju yang kamu pakai itu kembalikan, itu milik kantor," ucap Thomas dengan angkuh.
"Thoomm."
Thomas merinding seketika, sepertinya dia sudah membuat kesalahan.
"Ahhhh, baju ini hendak saya cuci terlebih dahulu Tuan, baru saya kembalikan. Sekali lagi saya minta maaf," sahut Yiesha sambil membungkuk tubuhnya.
"Untukmu saja."
"Tuan, itu properti milik perusahaan. Tidak bisa diberikan begitu saja," spontan Thomas berkata demikian.
"Apa perusahaan kita kekurangan uang!!!" Kesel Kenzo.
Entah mengapa hati ini Thomas sangat banyak sekali menentangnya, biasanya Thomas selalu menuruti dan tidak banyak protes apapun yang diinginkan oleh Kenzo
Skakmat
Thomas tak bisa lagi berkata apa-apa, masih terkejut dengan beberapa hal aneh yang terjadi kali ini dia dibuat tak bisa lagi melawan.
"Dan kamu ikut saya ke ruangan kerja. Thomas, siapkan berkas pengangkatan karyawan baru kepihak HRD. Saya mau secepat, saya tidak suka menunggu."
"Ba-baik Tuan, akan segera saya siapkan," ucap Thomas masih dalam keterkejutannya.
Yiesha berjalan di belakang Kenzo yang memasuki lift khusus petinggi perusahaan. Design kantor yang sangat megah dengan 22 lantai membuat Yiesha begitu terkagum-kagum. Selama ini dia hanya mengetahui jika perusahaan Will Group merupakan the big Five, ternyata perusahaan nya lebih besar dari yang dia duga.
"Tuan Ken," panggil Yiesha.
"Saat kita sedang berdua, panggil saja Ken. Saya rasa itu lebih terdengar akrab. Terima kasih atas bantuanmu hari ini," ungkap Kenzo dengan suara yang jauh lebih ramah.
Kembali terlihat sosok Kenzo yang pertama kali Yiesha temui. Meskipun cuek dan dingin, tetapi tidak sekaku saat mereka bekerja.
"Saya tidak menyangka kamu memiliki kemampuan diatas rata-rata. Sebelumnya saya sudah meremehkanmu. Sekali lagi terima kasih," ucap Kenzo dengan perkataan yang hangat.
"Aku hanya ingin membantu Ken karena sebelumnya kamu sudah mau membantu saat aku kesusahan. Bukankah yang baru saja aku lakukan juga kamu beri upah yang cukup lumayan," balas Yiesha.
"Ya, tapi ingatlah. Hutang adalah hutang, tetap harus kau bayar. Nanti bonus yang akan saya berikan dipotong hutang kamu kepada saya."
"Ya Ken. Aku paham bisnis adalah bisnis bukan," jawab Yiesha dengan malas.
Setelahnya Yiesha menggerutu dalam hatinya, bibirnya komat kamit tidak jelas. Tanpa Yiesha sadari Kenzo bisa melihatnya dari pantulan dinding lift yang berwarna silver, wanita itu sungguh unik dan menarik, terutama tak pernah bersikap munafik dihadapan siapapun.
Mereka sampai di lantai delapan belas, tempat dimana ruangan kerja Kenzo berada. Lantai delapan belas begitu kosong, hanya ada beberapa ruangan saja. Salah satunya ruangan kerja Kenzo dan disebelahnya adalah ruangan kerja Thomas, meja sekertaris tak jauh dari pintu masuk lantai delapan belas.
Yiesha membayangkan betapa sepinya lantai delapan belas ini, hanya terisi oleh tiga orang saja. Sedikitnya Yiesha paham, Kenzo tak begitu suka bersosialisasi dan berinteraksi dengan banyak orang.
Begitu masuk ke ruangan kerja Kenzo, Yiesha tambah takjub. Ruangan nya mirip seperti kamar hotel bertipe presiden suite, sangat mewah, didalamnya ada fasilitas lengkap seperti pantry mini dan ruang bersantai. Pemandangan yang dilihat dari ruangan kerja Kenzo begitu mengagumkan, hampir seluruh pemandangan ibu kota terlihat.
Tak berselang lama, Thomas datang membawa berkas peneriman karyawan baru. Didalamnya sudah terdapat kontrak kerja khusus yang tingga di isi sesuai keinginan Kenzo. Thomas tidak berani memprediksi jabatan apa yang akan diberikan oleh Kenzo.
"Namamu Yiesha Denita Eletha, umur dua puluh empat tahun pendidikan terakhir SMA, pengala--"
"APA PENDIDIKAN KAMU HANYA LULUSAN SMA?? Are you kidding me??" Ucap Thomas dengan nada yang cukup tinggi.
Thomas merebut kertas CV milik Yiesha yang dititipkan ke resepsionis saat hendak melamar tadi pagi. Padahal Kenzo sedang membaca kertas CV tersebut.
"Kalau iya memang kenapa? Masalah buat anda hah???" Jawab Yiesha menantang, kedua tangannya disimpan di pinggang.
"Ciihhhh katakan siapa dirimu hah?? Apa kamu merupakan mata-mata dan ingin merusak reputasi Tuan Kenzo," tuduh Thomas tanpa dasar.
Thomas berjalan mendekati Yiesha dengan tatapan penuh intimidasi, tanpa sadar Yiesha pun berjalan mundur hingga pada akhirnya tubuhnya menabrak tembok dibelakang.
"Thomas hentikan!!!!" Bentak Kenzo, habis sudah kesabarannya.
"Tapi betina ini.. dia sangat mencurigakan,"jawab Thomas tak mau kalah.
"Hentikan semua omong kosongmu Thom. Tindakan sudah melampaui batas. Sekali lagi bertindak seenaknya gajimu akan saya potong," seru Kenzo kesal.
Thomas hanya diam dan menunduk lalu meninggalkan Yiesha yang masih dalam mode ketakutan. Sisi lain Thomas begitu membuat takut Yiesha, tatapannya menang tak main-main. Yiesha akui Thomas sangat waspada dan berhati -hati.
Setelah semuanya kembali tenang dan terkendali, Kenzo melanjutkan apa yang hendak dia katakan, semuanya sudah terencana didalam pikirannya.
"Thom, karena Yiesha tidak memiliki rekening pribadi tolong urus di Will Bank siang ini. Siapkan juga fasilitas karyawan seperti rumah dinas, mobil dan kebutuhan wardrobe sesuai yang sudah saya catat di perjanjian kontrak kerja ini," terang Kenzo membuat Thomas menganga.
Bagaimana tidak, fasilitas yang didapatkan oleh Yiesha setara dengan yang didapatkan oleh Thomas. Hanya masalah gaji saja yang belum disebutkan oleh Kenzo. Jangan sampai Yiesha mendapatkan gaji melebihi Thomas, dia pasti akan muntab dan protes keras.
"Jabatannya sebagai sekretaris sekaligus assisten pribadi saya."
Sebelum Thomas bertanya, Kenzo sudah memberitahukannya terlebih dahulu.
"Thom jabatanmu masih sama, tidak saya naikkan atau ganti. Tetapi Yiesha akan menangani dan bertanggung jawab kepada proyek Kemenkes secara langsung. Kamu fokus mengerjakan pekerjaan internal perusahaan," lanjut Kenzo.
Sekali lagi Kenzo menjawab semua pertanyaan didalam otak Thomas. Assisten nya itu sama sekali tidak diberi kesempatan untuk berkata apa-apa.
"Bagaimana kamu setuju Sha?" tanya Kenzo memastikan.
"Sha??" batin Yiesha bergumam.
Ahhh serasa manis sekali mendapatkan panggilan seperti itu, apalagi dari seorang Kenzo sang pewaris. Berkali-kali Yiesha mengedipkan matanya berusaha mencerna yang terjadi ini bukan rekayasa, imajinasi atau mimpi semata.
"Aaawwww sakit. Ini beneran nyata loohhhh," gumam Yiesha dalam hati, dia mencoba memastikan dengan mencubit dirinya sendiri.
"Se-se-setuju Tuan Ken. Tap---"
"Gaji lima belas juta cukup???" sahut Kenzo memotong perkataan Yiesha
"Hah???" Yiesha melongo.
"Dua puluh juta??"
"Hah???"
"Kurang ya. Dua puluh lima juga masih kurang??"
"Tu-tuan Ken----"
Ucapan Thomas terhenti saat kedua mata Kenzo mengarah padanya dengan kedua mata melotot maksimal. Fix, Thomas dalam masalah.
"Tuan Ken, maaf sebelumnya menurut saya itu sangat---"
"Penawaran terakhir dari saya gaji kamu tiga puluh juta sebulan. Itu belum termasuk bonus dan tunjangan lainnya jika performa kerja kamu bagus."